hasil yang diperoleh adalah positif. Oleh karena itu, usaha WWKM layak untuk dijalankan.
2. Benefit Cost Ratio BCR Berdasarkan hasil perhitungan yang tertera Lampiran 1, jumlah biaya yang
didiskonto 12 adalah Rp 1.906.365.691 dan jumlah pendapatan yang didiskonto 12 adalah Rp 2.129.763.665. Oleh karena itu, pembagian jumlah
pendapatan yang telah didiskonto 12 dengan jumlah pengeluaran yang telah didiskonto 12 akan menghasilkan nilai yang lebih dari satu, yaitu 1,117
sehingga usaha WWKM layak untuk dijalankan. 3. Internal Rate of Return IRR
Hasil perhitungan yang tertera di Lampiran 1, nilai IRR yang diperoleh adalah 16,985 . Nilai IRR lebih besar daripada suku bunga yang ditetapkan, yaitu
12 sehingga WWKM mampu mengembalikan biaya-biaya yang telah dikeluarkan pada tingkat suku bunga modal 16,985. Oleh karena itu, usaha
WWKM layak untuk dijalankan.
5.5.2 Analisis Kelayakan Setelah Dikelola KBM JLPL
Dalam analisis kelayakan setelah dikelola oleh KBM JLPL, biaya-biaya investasi yang diperhitungkan adalah hanya pada saat WWKM dikelola oleh
KBM JLPL, seperti seluncur air waterboom dan permainan rekreasi alam outbound. Kemudian pendapatan yang diperhitungkan adalah mulai tahun 2007
setelah dikelola oleh KBM JLPL. Jumlah biaya yang dikeluarkan adalah Rp 2.182.811.000 atau 34,286 dan jumlah pendapatan yang diperoleh dari
WWKM adalah Rp 4.183.535.300 atau 65,713. Tersedianya data pengeluaran dan pendapatan dapat menghitung suatu kelayakan dengan berbagai kriteria, yaitu
NPV, BCR, dan IRR. Perhitungan analisis kelayakan setelah dikelola KBM JLPL tertera di Lampiran 2. Berikut adalah penjelasan kriteria-kriteria untuk
mengetahui kelayakan suatu usaha. 1. Net Present Value NPV
Berdasakan hasil perhitungan yang tertera di Lampiran 2, jumlah pengeluaran yang sudah didiskonto 12 adalah Rp 1.355.035.763, sedangkan jumlah
pendapatan setelah dikelola WWKM yang sudah didiskonto 12 adalah Rp 2.129.763.665. Oleh karena itu, biaya-biaya yang dikeluarkan oleh KBM
JLPL untuk WWKM lebih kecil dibandingkan pendapatan yang diperoleh sejak WWKM dikelola oleh KBM JLPL. Pengurangan pendapatan dan pengeluaran
yang telah didiskonto 12 akan menghasilkan nilai positif. Hasil nilai NPV yang dihasilkan dari perhitungan adalah Rp 774.737.902. Karena nilai NPV
lebih besar dari nol, maka usaha WWKM layak untuk dijalankan. 2. Benefit Cost Ratio BCR
Perbandingan pendapatan dengan biaya akan menghasilkan nilai positif. Jumlah pengeluaran yang sudah didiskonto 12 adalah Rp 1.355.035.763,
sedangkan jumlah pendapatan setelah dikelola WWKM yang sudah didiskonto 12 adalah Rp 2.129.763.665. Dari hasil perhitungan, nilai BCR lebih dari
satu. Nilai BCR yang diperoleh adalah 1,572. Oleh karena itu, usaha WWKM layak untuk dijalankan.
3. Internal Rate of Return IRR Dalam penelitian ini, suku bunga modal usaha yang digunakan untuk
pembangunan WWKM ini adalah 12. Kemudian hasil perhitungan IRR yang diperoleh adalah 47,697. Nilai IRR lebih besar daripada suku bunga yang
ditetapkan, yaitu 12 sehingga KBM JLPL mampu membayar suku bunga pinjaman 12 dan biaya-biaya yang dikeluarkan. Oleh karena itu, usaha
WWKM layak untuk dijalankan. 5.6 Perbandingan Analisis Kelayakan Sebelum dan Sesudah WWKM
Dikelola Oleh KBM JLPL
Dari hasil perhitungan, analisis kelayakan sesudah WWKM dikelola oleh KBM JLPL lebih layak daripada analisis kelayakan sebelum WWKM dikelola
oleh KBM JLPL. Hal ini disebabkan oleh perhitungan analisis kelayakan sebelum WWKM memperhitungkan seluruh biaya investasi yang sudah dikeluarkan untuk
WWKM diperhitungkan, yaitu biaya investasi WWKM yang masih dikelola oleh KPH Mantingan sebelum dikelola oleh KBM JLPL dan biaya investasi WWKM
yang sudah dikelola oleh KBM JLPL. Bangunan yang menjadi investasi sebelum dikelola oleh KBM JLPL, antara lain pesanggerahan, kolam renang, pagar, jalan
aspal, tembok kandang rusa, musolah, gerbang dan rumah penjaga. Kemudian bangunan yang dibangun saat dikelola oleh KBM JLPL adalah seluncur air
waterboom dan permainan rekreasi alam outbound. Jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan adalah Rp 2.800.311.719 atau 40,096, sedangkan pendapatan yang
diperoleh adalah Rp 4.183.535.300 atau 59,543 . Oleh karena itu, jumlah pendapatan lebih besar dibandingkan dengan jumlah biaya sehingga nilai NPV
menjadi positif, yaitu Rp 223.397.974. Kemudian perbandingan biaya dan pendapatan untuk mendapatkan nilai BCR mencapai satu, yaitu 1,117. Selain itu,
pendapatan yang telah diperoleh mampu membayar biaya investasi WWKM secara keseluruhan karena nilai IRR adalah 16,985
Pada kenyataannya, KBM JLPL hanya memperhitungkan biaya investasi yang hanya dikeluarkan pada saat WWKM dikelola oleh KBM JLPL. Bangunan
yang menjadi perhitungan untuk analisis kelayakan sesudah dikelola oleh KBM JLPL adalah seluncur air waterboom dan permainan rekreasi alam terbuka
outbound. Jumlah pendapatan yang telah diperoleh adalah Rp 4.183.535.300 atau 65,713, sedangkan jumlah biaya yang telah dikeluarkan oleh KBM JLPL
adalah Rp 2.182.811.000 atau 34,286. Nilai NPV setelah WWKM dikelola oleh KBM JLPL adalah Rp 774.737.902, nilai BCR mencapai satu, yaitu 1,572 dan
usaha WWKM ini mampu membayar suku bunga modal sebesar 12 karena IRR yang didapat 47,697.
Meskipun KBM JLPL hanya menghitung biaya investasi yang dikeluarkan pada saat WWKM dikelola oleh KBM JLPL, biaya investasi WWKM sebelum
dikelola oleh KBM JLPL memberikan kontribusi terhadap pendapatan. Pembangunan jalan aspal yang dibangun tahun 1990 memberi pendapatan dengan
diadakan biaya karcis kendaraan roda dua dan empat sebesar Rp 1000 dan Rp 2000, pesanggerahan yang telah dibangun tahun 1928 berkontribusi dari
penyewaan pesanggerahan seharga Rp 50.000hari. Kemudian fasilitas seluncur air waterboom, pengunjung dapat menikmatinya dengan membeli karcis kolam
renang dengan harga Rp 5000orang. Jika seluncur air waterboom dihitung untuk mengetahui kontribusi pendapatannya, seluncur air waterboom
memberikan kontribusi sebesar Rp 950orang dari harga karcis kolam renang dan kolam renang berkontribusi Rp. 4.050orang.
5.7 Periode Waktu Pengembalian Modal Pay Back Period