BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Rekreasi
Rekreasi secara harfiah berarti re-creation; kembali kreatif. Menurut Douglas 1982, rekreasi adalah aktivitas yang dapat menyegarkan sikap dan
mental individu manusia. Rekreasi dapat menghidupkan spirit, memulihkan vitalitas, inisiatif dan perspektif kehidupan. Menurut Direktorat Perlindungan dan
Pelestarian Alam 1979 dalam Soemarno 2009, rekreasi alam atau wisata alam merupakan salah satu bagian dari kebutuhan hidup manusia yang khas dipenuhi
untuk memberikan keseimbangan, keserasian, ketenangan dan kegairahan hidup, dimana rekreasi alam atau wisata alam adalah salah satu bentuk pemanfaatan
sumberdaya alam yang berlandaskan atas prinsip kelestarian alam. Kegiatan rekreasi akan berpengaruh terhadap psikologis seseorang, yaitu terhadap emosi
dan inspirasinya. Setelah melakukan kegiatan rekreasi, seseorang bisa segar kembali, lebih bergairah serta bersemangat sehingga dapat lebih meningkatkan
produktifitas dan kreatifitasnya Basuni dan Soedargo 1988. Menurut Basuni dan Soedargo 1988, rekreasi alam memerlukan ruang
lepas pandang atau terbuka dan sumberdaya alam yang tidak sedikit untuk memenuhi kesenangan seseorang. Kemudian Douglas 1982 mengatakan rekreasi
alam terbuka adalah rekreasi di alam tanpa dibatasi bangunan tertentu. Pantai, danau, waduk, sungai, hutan, gunung dan panorama indah adalah tempat dimana
dilakukan rekreasi alam terbuka. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan rekreasi di alam terbuka
adalah sebagai berikut: 1.
Masyarakat yang unsur-unsurnya terdiri dari ukuran populasi, tempat tinggal, umur dan tingkat pendidikan.
2. Uang yang unsur-unsurnya terdiri dari tingkat pendapatan dan kemakmuran.
3. Waktu yang unsur-unsurnya terdiri dari kesempatan dan mobilitas.
4. Komunikasi yang unsur-unsurnya terdiri dari antara pribadi.
2.2 Rekreasi Alam Sebagai Komoditi Ekonomi
Menurut Tim Studi Fakultas Kehutanan IPB 1992 menyatakan pengembangan pemanfaatan hutan wisata menyangkut alokasi sumber dana atau
modal yang sifatnya terbatas. Oleh karena itu, modal yang digunakan dalam pengembangan pemanfaatan hutan wisata harus memenuhi kriteria ekonomi, yaitu
diperoleh suatu manfaat yang lebih besar dari korbanan yang dikeluarkan. Berdasarkan perkembangan ekonomi yang membawa penuntun hutan
wisata dapat dimanfaatkan bagi kepentingan pariwisata dan rekreasi. Beberapa permasalahan mendasar dalam pengembangan pemanfaatan hutan wisata adalah
mengenai nilai manfaat hutan wisata, manfaat bagi pengelolaan yang melakukan investasi, dan penetuan pilihan hutan wisata yang layak untuk dikembangkan
Tim Studi Fakultas Kehutanan IPB 1992.
2.3 Pengelolaan Wana Wisata