3.3 Kondisi Sosial Ekonomi
1. Pengembangan Desa Hutan
Tingkat kemampuan suatu desa dalam penyelenggaraan pemerintahan yang berkaitan dengan sosial ekonomi, dinyatakan pengembangan desanya dengan
status swakarya, swadaya dan swasembada. Desa-desa dilingkungan kawasan hutan KPH Madiun pada urnumnya mempunyai kategori Desa Swasembada.
2. Kependudukan
Jumlah penduduk dalarn kecamatan yang masuk dalam wilayah kerja KPH Madiun adalah ; 804.789 orang, terdiri dan ; 393.121 laki-laki dan 411.667
perempuan. 3.
Mata Pencaharian Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa mata pencaharian
masyarakat sekitar bervariasi yaitu petani, pedagang, buruh, pegawai negeriABRI, dan lain-lain, seperti yang terlihat pada Tabel 6 berikut:
Tabel 6 Mata pencaharian penduduk di kecamatan sekitar hutan tahun 1998 di wilayah KPH Madiun
Mata pencaharian
orang Kabupaten
Jumlah Madiun
Magetan Ponorogo
Petani 324.041
219.333 108.463
651.463 Pedagang
47.809 93.491
5.912 1.928
Pensiunan 534
45 1.349
1.928 Buruh
37.185 81.779
85.147 204.111
PegTNI 58.443
63.772 8.884
131.099 Lain-lain
10.624 52.009
49.043 111.676
Jumlah 478.636
510.429 258.424
1.247.489
Sumber data : RPKH madiun 2001-2010
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Korelasi antar peubah
Besarnya kekuatan hubungan antar peubah dapat dilihat dari nilai koefisien korelasinya r. Nilai koefisien korelasi memberikan pengertian seberapa
saling berhubungannya bila secara positif atau negatif. Nilai koefisien korelasi ini tidak dapat menggambarkan hubungan kausal atau sebab akibat antara nilai dua
peubah tersebut. Matrik hubungan korelasi antar peubah bebas C persentase penutupan tajuk crown cover, D diameter tajuk, dan N jumlah pohon yang
diukur di lapangan dan hasil pengamatan pada citra dijital resolusi tinggi dengan volume bebas cabang Vbc di lapangan. Hubungan keeratan tersebut dapat dilihat
pada Tabel 7. Tabel 7 Matrik korelasi antara peubah pada lokasi BKPH Dungus
Peubah Vbc-Lap
Cc Dc
Nc C-Lap
D-Lap Cc
0,784 0,000
Dc 0,585
0,301 0,000
0,066tn Nc
-0,115 0,097
-0,647 0,491tn
0,562tn 0,000
C-Lap 0,500
0,72 -0,169
0,59 0,001
0,000 0,310tn
0,000 D-Lap
0,830 0,577
0,813 -0,547
0,114 0,000
0,000 0,000 0,000
0,496tn N-Lap
-0,303 -0,075
-0,786 0,883
0,494 -0,747
0,064tn 0,656tn
0,000 0,000 0,002
0,000
Keterangan: Angka yang diatas menunjukkan nilai koefisien korelasi Angka dalam kurung adalah nilai P-valuenya.
Nilai- p { = sangat nyata α = 0,01; = nyata α = 0,05; tn = tidak nyata }
Pada Tabel 7 dijelaskan tentang besarnya korelasi antar peubah-peubah C persentase penutupan tajuk crown cover, D diameter tajuk dan N jumlah
tajuk baik pada citra dijital non-metrik ataupun pada pengukuran di lapangan. Pada lokasi BKPH Dungus, nilai korelasi yang tinggi ditunjukkan pada hubungan
antara diameter tajuk lapangan D-Lap dengan nilai volume bebas cabang di lapangan Vbc-Lap. Korelasi antara Vbc-lap dengan D-lap adalah sebesar 0,830
dengan ρ = 0,000 pada taraf nyata 1. Nilai korelasi positif dan p-value yang
sangat nyata memiliki arti bahwa antara dua peubah apabila terjadi kenaikan satu satuan diameter tajuk maka akan diikuti dengan kenaikan volume pohon sebesar
0,830 satuan dan sebaliknya. Selanjutnya nilai koefisien korelasi antara Vbc-lap dengan N-lap adalah sebesar -0,303
ρ = 0,064 tidak nyata. Nilai negatif dari koefisien korelasi tersebut memiliki arti bahwa jika jumlah pohonnya banyak
maka volume perpohon akan bernilai kecil dan sebaliknya. Hal tersebut disebabkan karena pertumbuhannya yang tidak normal dan juga belum
dilakukannya penjarangan pada kelas umur kecil sehingga mengakibatkan hubungannya negatif. Untuk hubungan korelasi antara Vbc-lap dengan C-lap
memiliki nilai sebesar 0,500 ρ = 0,001 sangat nyata. Nilai ini menunjukkan
bahwa apabila nilai C-lap meningkat maka akan selalu diikuti oleh nilai Vbc-lap nya.
Hubungan antara peubah citra dengan sediaan tegakan di lapangan yang memiliki korelasi tinggi adalah antara Vbc-lap dengan Cc persentase penutupan
tajuk crown cover citra. Nilai koefisien korelasinya sebesar 0,784 ρ = 0,000
sangat nyata. Demikian pula hubungan antara Vbc-lap dengan Dc diameter tajuk citra. Nilai korelasinya sebesar 0,585
ρ = 0,000 sangat nyata. Hal tersebut memiliki arti bahwa apabila terjadi kenaikan satu satuan pada persentase
penutupan tajuk crown cover dan diameter tajuknya maka diikuti pula kenaikan pada satu satuan volumenya. Lain halnya dengan jumlah pohon yang memiliki
nilai korelasi yang negatif. Korelasi antara Vbc-lap dengan Nc jumlah pohon citra bernilai sebesar -0,115
ρ = 0,491 seperti yang sudah dijelaskan pada paragraf sebelumnya.
Untuk lokasi BKPH Dagangan hubungan matrik korelasi dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 Hubungan matrik korelasi antar peubah pada lokasi BKPH Dagangan
Peubah Vbc-Lap
Cc Dc
Nc C-Lap
D-Lap Cc
0,655 0,000
Dc 0,494
0,222 0,002
0,181tn Nc
0,786 0,615
-0,022 0,000
0,000 0,895tn
C-Lap 0,334
0,69 -0,091
0,388 0,041
0,000 0,588tn
0,016 D-Lap
0,180 0,125
0,777 -0,317
0,009 0,280tn
0,454tn 0,000
0,052 0,959tn
N-Lap 0,773
0,644 0,027
0,942 0,52
-0,295 0,000
0,000 0,871tn
0,000 0,001
0,073tn
Keterangan: Angka yang diatas menunjukkan nilai koefisien korelasi Angka dalam kurung adalah nilai P-valuenya.
Nilai- p { = sangat nyata α = 0,01; = nyata α = 0,05; tn = tidak nyata }
Korelasi tertinggi pada BKPH Dagangan adalah antara Vbc-Lap dengan N-lap dengan nilai korelasi sebesar 0,773
ρ = 0,000. Ini berarti bahwa semakin besar pohon maka semakin besar pula volumenya. Hubungan terendah adalah
antara diameter tajuk lapangan D-Lap dengan Vbc-lap sebesar 0,180 ρ =
0,280. Hal itu disebabkan pada saat dilakukannya penelitian ini pada saat musim kemarau yang menyebabkan tegakan jati meranggas yang mempengaruhi
interpretasi visual di lapangan terganggu dan hasilnya menjadi kecil. Korelasi antara volume lapangan Vbc-lap dengan jumlah pohon citra Nc memiliki
korelasi yang sangat tinggi yaitu sebesar 0,786 ρ = 0,000 sehingga memiliki
hubungan yang positif dan erat. Sedangkan untuk hubungan terendahnya yaitu hubungan antara Vbc-lap dengan Dc diameter tajuk citra yaitu sebesar 0,494
ρ = 0,002 sangat nyata.
4.2 Konsistensi Dimensi Tegakan