Konsistensi Dimensi Tegakan METODE PENELITIAN

Tabel 8 Hubungan matrik korelasi antar peubah pada lokasi BKPH Dagangan Peubah Vbc-Lap Cc Dc Nc C-Lap D-Lap Cc 0,655 0,000 Dc 0,494 0,222 0,002 0,181tn Nc 0,786 0,615 -0,022 0,000 0,000 0,895tn C-Lap 0,334 0,69 -0,091 0,388 0,041 0,000 0,588tn 0,016 D-Lap 0,180 0,125 0,777 -0,317 0,009 0,280tn 0,454tn 0,000 0,052 0,959tn N-Lap 0,773 0,644 0,027 0,942 0,52 -0,295 0,000 0,000 0,871tn 0,000 0,001 0,073tn Keterangan: Angka yang diatas menunjukkan nilai koefisien korelasi Angka dalam kurung adalah nilai P-valuenya. Nilai- p { = sangat nyata α = 0,01; = nyata α = 0,05; tn = tidak nyata } Korelasi tertinggi pada BKPH Dagangan adalah antara Vbc-Lap dengan N-lap dengan nilai korelasi sebesar 0,773 ρ = 0,000. Ini berarti bahwa semakin besar pohon maka semakin besar pula volumenya. Hubungan terendah adalah antara diameter tajuk lapangan D-Lap dengan Vbc-lap sebesar 0,180 ρ = 0,280. Hal itu disebabkan pada saat dilakukannya penelitian ini pada saat musim kemarau yang menyebabkan tegakan jati meranggas yang mempengaruhi interpretasi visual di lapangan terganggu dan hasilnya menjadi kecil. Korelasi antara volume lapangan Vbc-lap dengan jumlah pohon citra Nc memiliki korelasi yang sangat tinggi yaitu sebesar 0,786 ρ = 0,000 sehingga memiliki hubungan yang positif dan erat. Sedangkan untuk hubungan terendahnya yaitu hubungan antara Vbc-lap dengan Dc diameter tajuk citra yaitu sebesar 0,494 ρ = 0,002 sangat nyata.

4.2 Konsistensi Dimensi Tegakan

Hasil pengukuran dimensi tegakan di lapangan dan di citra didapatkan beberapa peubah, diantaranya persentase penutupan tajuk crown coverC, diameter tajuk D, dan jumlah pohon N. Masing-masing peubah dibandingkan antara di citra dan dilapangan yang selanjutnya dikaji korelasi antara hasil pengukuran antara dilapangan dan dicitra guna mengetahui konsistensinya. Pada Tabel 9 dijelaskan tentang nilai kisaran rata-rata antara peubah berdasarkan data hasil pengamatan pada citra dan lapangan yang dilampirkan pada Lampiran 3 dan 4. Tabel 9 Kisaran dan rata-rata hasil pengukuran BKPH Peubah Kisaran Dungus C Persentase penutupan tajuk crown cover citra 45 - 87 C Persentase penutupan tajuk crown cover lapang 29 - 86 D Diameter tajuk citra 3,57 m- 8,5 m D Diameter tajuk lapang 4,48 m – 11,57 m N Jumlah pohon citra 5 - 22 N Jumlah pohon lapang 6 - 25 Dagangan C Persentase penutupan tajuk crown cover citra 62 - 94 C Persentase penutupan tajuk crown cover lapang 40 - 85 D Diameter tajuk citra 6 m - 10,49 m D Diameter tajuk lapang 7,49 m – 12,21m N Jumlah pohon citra 5 – 17 N Jumlah pohon lapang 4 - 17 Berdasarkan rata-rata konsistensi tersebut, maka dapat digambarkan pada diagram pencar dari hasil pengamatan di citra dijital non-metrik dengan hasil pengukuran dilapangan Gambar 15 sampai dengan Gambar 17 untuk BKPH Dungus. Sedangkan data hasil lapangan dan citra dapat dilihat pada Lampiran 3 dan 4. Gambar 15 Diagram pencar hubungan antara diameter tajuk pada citra dijital non- metrik dan di lapangan BKPH Dungus. y = 1,203x + 0,416 R² = 66,1 2 4 6 8 10 12 14 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 D iam e te r l ap an g m Diameter citra m Diameter tajuk citra lapangan D Gambar 16 Diagram pencar hubungan antara persentase penutupan tajuk crown cover pada citra dijital non-metrik dan di lapangan BKPH Dungus. Gambar 17 Diagram pencar hubungan antara jumlah pohon pada citra dijital non- metrik dan di lapangan BKPH Dungus. Berdasarkan hasil diagram pencar tersebut diketahui bahwa ada konsistensi yang tinggi antara hasil pengukuran peubah tegakan pada citra dan lapangan. Nilai koefisien determinasi jumlah pohon, diameter tajuk dan persentase penutupan tajuk crown cover, adalah sebesar 78; 66,1; dan 51,8. Hal ini menunjukkan bahwa pengukuran jumlah pohon memiliki keberagaman yang tinggi. y = 0,938x - 7,565 R² = 51,8 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 50 100 C l ap an gan C citra Persentase penutupan tajuk citra lapangan C y = 1,079x - 1,148 R² = 78 5 10 15 20 25 30 5 10 15 20 25 N Lap an gan N citra Jumlah pohon citra lapangan N Diagram pencar pada BKPH Dagangan disajikan pada Gambar 18 sampai dengan Gambar 20. Gambar 18 Diagram pencar hubungan antara diameter tajuk pada citra dijital non- metrik dan di lapangan BKPH Dagangan. Gambar 19 Diagram pencar hubungan antara persentase penutupan tajuk crown cover pada citra dijital non-metrik dan di lapangan BKPH Dagangan. y = 4,537e 0,086x R² = 59,8 2 4 6 8 10 12 14 5 10 15 D l ap an gan m D Citra m Diameter tajuk citra lapangan D y = 16,80e 0,015x R² = 52,7 10 20 30 40 50 60 70 80 90 50 100 C La p an ga n C Citra Persentase penutupan tajuk citra lapangan C Gambar 20 Diagram pencar hubungan antara jumlah pohon pada citra dijital non- metrik dan di lapangan BKPH Dagangan. Diagram pencar pada BKPH Dagangan yang memiliki koefisien determinasi yang tinggi yaitu antara jumlah pohon adalah sebesar 88,7. Sedangkan persentase penutupan tajuk crown cover memiliki hasil koefisien determinasi yang relatif kecil yaitu 52,7. Berdasarkan hasil perbandingan tersebut diketahui bahwa konsistensi yang tinggi yaitu perbandingan antara jumlah pohon citra dan jumlah pohon lapangan untuk di kedua BKPH. Sedangkan konsistensi yang rendah baik di BKPH Dungus maupun di BKPH Dagangan yaitu antara persentase penutupan tajuk citra dengan persentase penutupan tajuk lapangan. Hal tersebut disebabkan oleh pengamatan persen penutupan tajuk yang sangat subyektif, yaitu tergantung kepada keahlian dan ketrampilan interpreter. Sehingga menyebabkan hasil yang berbeda antara interpreter satu dengan yang lain.Salah satu sifat jati yang meranggas pada musim kemarau juga menjadi salah satu penyebab nilai konsistensi antara penutupan tajuk citra dengan lapangan kecil. Sebab adanya perbedaan musim saat pengambilan sampel dengan pemotretan foto udara yang dapat menyebabkan nilai konsistensinya kecil.

4.3 Pemilihan Model Persamaan Regresi Antar Peubah