Aktivitas dan perilaku pengunjung Permasalahan

9. Rekreasi AirPeragaan satwa air, telepon umum, kantin, ruang terbuka taman pancing. 10. Rekreasi Spesial : - Children Zoo - Open Zoo - Taman Buah Children play ground, halte pos bagian loket, ruang P3K, telepon umum, kios-kios, kantin, taman dan ruang terbuka hewan jinak. Halte pos bagian loket, ruang peragaan satwa terbukasatwa khusus, taman bermain ruang terbuka hewan jinak, mushola, ruang P3K, telepon umum, ruang pompa air dan kantin. Pos keamanan, loket, ruang p3K, rumah pompa air dan kebun buah- buahan. 11. Service Area Ruang karantina hewantumbuhan, klinik hewan tumbuhan, ruang laboratorium, menara tinjau, gudang bengkel khusus, ruang pompa air, kandang binatang surplus, genzet. 12. Camping Ground Fokus apresiasi Taman, ruang terbuka perkemahan, ruang P3K, ruang pompa air, pemandian alam, dll. Sarana dan prasarana yang terdapat di Kebun Binatang Ragunan Jakarta cukup memadai. Kebutuhan mengenai sarana dan prasana yang bersifat mendesak atau tidak tercukupi dengan baik. Keberadaan MCK, mushola, rumah makan cukup mudah didapatkan di dalam lokasi kebun binatang. Selain itu terdapat taman yang tersedia tempa untuk beristirahat sejenak.

3.2.6 Aktivitas dan perilaku pengunjung

Kebun Binatang Ragunan sebagai tempat rekreasi banyak dikunjungi oleh masyarakat dari berbagai daerah, baik dari daerah sekitar Jakarta maupun dari luar Jakarta dan dari berbagai kalangan. Selain itu dari berbagai negara seperti wisatawan-wisatawan yang sedang berlibur di Indonesia. Klasifikasi pengunjung Kebun Binatang Ragunan Jakarta dapat dilihat dari tujuan kunjungan ke tempat ini seperti kunjungan hanya untuk berekreasi atau ada kegiatan penelitian. Sifat kunjungan lebih banyak secara massal tetapi dapat juga secara personal Noprianto, 2004

3.2.7 Permasalahan

Permasalahan yang terjadi pada Taman Margasatwa Ragunan Jakarta merupakan masalah umum yang juga dialami oleh kebun binatang yang ada di Indonesia pada umumnya. Beberapa permasalahan yang sering menjadi kendala dalam pengelolaan satwaliar secara eks-situ di Taman Margasatwa Ragunan Jakarta : 1. Pengunjung membludak Booming Salah satu indikator keberhasilan suatu kebun binatang dalam mempromosikan satwa dapat dilihat dari animo masyarakat yang datang berkunjung. Akan tetapi, ketika kunjungan tersebut melebihi ambang batas, maka akan berpengaruh terhadap satwa tersebut. Beberapa satwa mampu dengan cepat beradaptasi oleh kehadiran manusia, tetapi ada juga yang membutuhkan waktu lama dan dapat menyebabkan satwa tersebut stres bahkan mati. Berdasarkan keterangan dari beberapa jagawana setempat, pada saat lebaran, atau liburan sekolah tempat ini menjadi sangat ramai. Pengunjung bahkan ada yang membawa rombongan hingga menggunakan transportasi bus pariwisata hingga 5 unit. 2. Masalah sampah Sampah merupakan masalah lama yang telah turun temurun menjadi permasalahan utama lingkungan tertentu. Terlebih pada suatu lokasi yang menjadi pusat keramaian seperti Taman Margasatwa Ragunan. Hal ini bisa dilihat dengan banyaknya sampah-sampah bergelatakan diatas tanah dan jalan aspal. Ketika hujan maka sampah tersebut akan menempel dan terlihat sangat kotor. Hal ini merusak pemandangan dan dampak ekologi yang ditimbulkan adalah jenis vegetasi tumbuhan bawah akan tertutupi oleh sampah –sampah yang sebagian besar terbuat dari plastik. Sampah- sampah tersebut berasal dari pengunjung yang membuang sampah sembarangan. 3. Pencurian satwa Berdasarkan keterangan jagawana, pencurian terhadap satwa yang ada dalam penangkaran walaupun tidak signifikan akan tetapi merupakan ancaman serius terhadap keberadaan satwa. 4. Gangguan pengunjung Karakter beberapa pengunjung berbeda antara satu dan lainnya. Beberapa pengunjung hanya melihat, mengamati, atau sekadar memotret saja. Akan tetapi yang menjadi masalah apabila pengunjung berusaha untuk menggganngu satwa yang dapat berupa pengusiran, pelemparan, pemberian makanan tanpa seijin jagawana, dan sebagainya. Hal ini menjadi masalah karena apabila tidak terkontrol dengan baik maka akan berdampak buruk pada satwa tersebut. 5. Dana Keberlansungan suatu proses pengelolaan satwaliar secara eks-situ tidak terlepas dari permasalahan dana. Dana yang dikeluarkan untuk kegiatan pengelolaan ini amatlah tidak sedikit. Misalnya saja pakan satwa, kebersihan, medis, gaji karyawan dan sebagainya. Namun, proses pemandirian terhadap hasil yang diperoleh belum mampu untuk memenuhi biaya yang dikeluarkan. Untuk itu, dana internasional yang bergerak dalam upaya pelestarian terhadap keanekaragaman hayati khususnya satwaliar yang peduli terhadap kegiatan ini sangat diperlukan. 6. Introduksi satwa Proses introduksi satwa yang baru diterima baik dari masyarakat, PPS, ataupun lembaga lainnya untuk proses adaptasi terlebih dahulu membutuhkan waktu yang lama. Proses habituasi satwa akan membutuhkan tenaga, biaya yang mahal sehingga untuk jenis-jenis satwa yang mudah beradaptasi akan semakin sedikit biaya yang akan dikeluarkan. 7. Sumberdaya Manusia Berdasarkan data karyawan Kebun Binatang Ragunan per Oktober 2002 diketahui bahwa karyawan yang ada sebagian besar berpendidikan tingkat SLTA. Pengetahuan mengenai dasar ilmu konservasi, ekologi satwa, pengelolaan satwa pada dasarnya masih rendah. Sehingga dalam aktivitas hariannya banyak yang masih belum mengerti mengenai spesies, habitat, ekologi. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kinerja dilapangan baik dalam menentukan habitat, ekologi, penempatan spesies yang berbeda pada satu tempat yang berbeda habitat dan laiinya amatlah beresiko tinggi untuk tingkat kesuksesan dari pengelolaan satwa secara eks-situ ini.

BAB 4 METODA PENELITIAN