Tabel 12 Nilai analisis uji korelasi Rank Spearmanuji Chi-Square antara
karakteristik migran dengan tingkat pengiriman remitan di Desa Gelogor tahun 2013
No Variabel
Rank Spearman Chi-Square
Sig. 2-tailed Correlation coefficient Asyimp. Sig.
2-sided
1. Usia
0.830 -0.035
-
2. Jenis
kelamin -
- 0.000
3. Tingkat
pendidikan 0.849
-0.031 -
4. Status
pernikahan -
- 0.082
5. Jumlah
tanggungan 0.000
0.825 -
6. Posisi dalam
keluarga -
- 0.001
Hasil analisis hubungan antar masing-masing variabel dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 12 di atas. Tabel tersebut memuat nilai yang diperoleh dari
uji korelasi dengan menggunakan Rank Spearman untuk variabel dengan data ordinal dan Chi-Square untuk variabel dengan data nominal.
Hubungan Karakteristik Migrasi dengan Tingkat Pengiriman Remitan Hubungan Negara Tujuan Migrasi dengan Tingkat Pengiriman Remitan
Berbagai hasil penelitian sebelumnya menyimpulkan bahwa karakteristik migrasi berupa negara tujuan migrasi memiliki hubungan dengan jumlah atau
tingkat remitan yang dikirimkan oleh seorang buruh migran internasional. Hasil analisis dengan menggunakan metode tabulasi silang, terlihat dengan jelas bahwa
tingkat pengiriman remitan dari negara-negara di kawasan Timur Tengah memiliki kecenderungan yang jauh lebih tinggibesar dibandingkan negara
Malaysia. Sebesar 100 persen tingkat pengiriman remitan yang tergolong rendah berada pada negara Malaysia, sedangkan 80 persen dan 100 persen tingkat
pengiriman remitan yang tergolong sedang dan tinggi berada pada negara-negara di kawasan Timur Tengah. Hubungan antara negara tujuan migrasi dengan tingkat
pengiriman remitan juga diuji dengan menggunakan uji Chi-Square pada program SPSS for Windows versi 20
. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel negara tujuan migrasi dengan tingkat remitan.
Hasil analisis juga menunjukkan bahwa Pearson Chi-Square dari kedua variabel sama dengan 0.000 yang artinya lebih kecil dari standar kesalahan yang
ditetapkan oleh peneliti 0.000 0.005, sehingga hipotesis untuk hubungan antara variabel negara tujuan dengan tingkat remitan diterima.
Menurut para responden dan informan penelitian, gaji atau upah bekerja di negara-negara yang berada di kawasan Timur Tengah lebih tinggi dari pada di gaji
atau upah bekerja di negara Malaysia. Buruh migran yang bekerja di negara- negara Timur Tengah mendapatkan gaji berkisar antara tiga juta Rupiah hingga
empat juta Rupiah per bulan, sedangkan di negara Malaysia gaji bekerja yang didapatkan adalah sekitar dua juta Rupiah hingga tiga juta Rupiah per bulan.
Mengacu pada jumlah gaji atau upah bekerja pada masing-masing negara, para buruh migran yang bekerja di negara-negara kawasan Timur Tengah menerima
gaji yang lebih tinggi dibandingkan para buruh migran yang bekerja di negara Malaysia, sehingga mereka dapat mengirimkan remitan kepada keluarganya yang
berada di daerah asal dalam jumlah yang besartinggi pula. Oleh sebab itu, hasil analisis hubungan pada tabulasi silang menunjukkan bahwa jumlah dan persentase
buruh migran yang bekerja di negara-negara kawasan Timur Tengah memiliki kecenderungan pada tingkat remitan yang tergolong tinggi, sedangkan sebaliknya
jumlah dan persentase buruh migran yang bekerja di negara Malaysia memiliki kecenderungan pada tingkatan remitan yang tergolong rendah.
“Ya di sini rata-rata yang kerja di Arab gajinya lebih banyak. Biasanya ngirim ke keluarga juga lebih besar dari pada yang
berangkat ke Malaysia. Di Arab, majikannya kadang suka ngasih uang tambahan, jadi lebih banyak lah”.
M, 43 tahun Akan tetapi, jumlah remitan yang dikirimkan oleh buruh migran kepada
keluarganya yang berada di daerah asal tidak sepenuhnya ditentukan oleh negara tujuan migrasi. Meskipun dalam penelitian ini kecenderungan remitan dari buruh
migran yang bekerja di negara-negara kawasan Timur Tengah jauh lebih besar dibandingkan buruh migran di negara Malaysia, terdapat faktor lain yang juga
turut menentukan besar kecilnya remitan yang akan dikirimkan oleh buruh migran. Hubungan antara negara tujuan migrasi dengan jumlah kiriman remitan
didasarkan hanya pada jumlah gaji atau upah bekerja buruh migran di negara tersebut.
Tabel 13 Hubungan karakteristik migrasi dengan tingkat pengiriman remitan
di Desa Gelogor tahun 2013
No Variabel
Tingkat pengiriman remitan Total
Rendah Sedang
Tinggi n
n n
n 1.
Negara
Malaysia 18
100 1
20
19 48
TimTeng 4
80 17
100 21
52 TOTAL
18 100
5 100
17 100
40 100
2. Lama
5 tahun 12
71
12 30
5-7 tahun 6
33 4
80 5
29
15 38
7 tahun 12
67 1
20
13 32
TOTAL 18
100 5
100 17
100 40
100
Hubungan Lama Migrasi dengan Tingkat Pengiriman Remitan
Hubungan antara variabel lama migrasi dengan tingkat pengiriman remitan dilihat dari pengujian hubungan dengan menggunakan metode tabulasi silang.
Hasil analisis tabulasi silang menunjukkan bahwa tingkat pengiriman remitan yang tergolong rendah berada pada lama migrasi yang lebih dari tujuh tahun 67
, tingkat pengiriman remitan yang tergolong sedang berada pada lama migrasi lima hingga tujuh tahun 80 , dan tingkat pengiriman remitan yang tergolong
tinggi berada pada lama migrasi yang kurang dari lima tahun 71 . Hal ini bermakna bahwa semakin lama migrasi yang dilakukan oleh buruh migran, maka
akan semakin kecil jumlah remitan yang dikirimkan ke daerah asal, sedangkan semakin sebentar atau pendek waktu migrasi maka jumlah remitan yang
dikirimkan akan semakin besar. Adanya hubungan antara lama migrasi dengan tingkat remitan juga terbukti dari hasil analisis hubungan dengan menggunakan
korelasi Rank Spearman pada program SPSS for Windows versi 20. Hasil analisis menunjukkan bahwa correlation coefficient antar dua variabel yang diuji adalah
sebesar -0.810, artinya terdapat hubungan yang negatif antara lama migrasi dengan tingkat remitan, yang mana semakin tinggipanjang rentang waktu migrasi
buruh migran maka remitan yang dikirimkan akan semakin rendah, sedangkan semakin rendahpendek rentang waktu migrasi buruh migran maka remitan yang
dikirimkan akan semakin tinggi. Selain itu, hasil analisis juga menunjukkan bahwa sig. 2-tailed pada kedua variabel ini sama dengan 0.000 yang artinya
lebih kecil dari standar kesalahan yang ditetapkan oleh peneliti 0.000 0.05, sehingga hipotesis untuk hubungan antara variabel lama migrasi dengan tingkat
remitan diterima.
Buruh migran yang baru melakukan migrasi internasional kurang dari lima tahun pada umumnya mengirimkan remitan kepada keluarganya dalam
jumlah yang lebih besar dengan intensitas yang lebih sering. Hal ini disebabkan oleh adanya tanggungan untuk membayar pinjamanhutang yang digunakan oleh
keluarga sebagai biaya administrasi dan keberangkatan buruh migran ke luar negeri. Kewajiban untuk melunasi hutang inilah yang menyebabkan gaji yang
diterima oleh buruh migran pada tahun-tahun awal bekerja di luar negeri dikirim secara rutin dalam jumlah yang cukup besar. Buruh migran yang telah bermigrasi
lebih dari tujuh tahun mengirimkan remitan dengan jumlah atau tingkatan yang tergolong rendah disebabkan oleh tidak adanya lagi kewajiban untuk membayar
hutang atau keperluan mendesak yang harus segera diselesaikan, sehingga remitan pun dapat dikirim dalam jumlah yang lebih rendah dari tahun-tahun awal. Selain
itu, kecilnya jumlah remitan yang dikirimkan oleh buruh migran yang telah bermigrasi lama lebih dari tujuh tahun disebabkan oleh adanya uang remitan
yang disimpan atau ditabung oleh buruh migran tersebut, sehingga remitan yang dikirimkan ke keluarganya yang berada di daerah asal tidak terlalu besar
jumlahnya. Buruh migran yang telah lama migrasi sengaja menabung uangnya secara pribadi untuk keperluan setelah buruh migran tersebut berhenti bekerja dan
kembali ke daerah asal.
Hasil analisis hubungan antar masing-masing variabel dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 14. Tabel tersebut memuat nilai yang diperoleh dari uji
korelasi dengan menggunakan Rank Spearman untuk variabel dengan data ordinal dan Chi-Square untuk variabel dengan data nominal.
Tabel 14 Nilai analisis uji korelasi Rank Spearmanuji Chi-Square antara
karakteristik migrasi dengan tingkat pengiriman remitan di Desa Gelogor tahun 2013
No Variabel
Rank Spearman Chi-Square
Sig. 2-tailed Correlation coefficient
Asyimp. Sig. 2-sided
1. Negara
- -
0.000
2. Lama
0.000 -0.810
-
Ikhtisar
Remitan yang dikirimkan oleh buruh migran kepada keluarga yang berada di daerah asal berhubungan dengan jenis kelamin, jumlah tanggungan keluarga,
posisi dalam keluarga, negara tujuan migrasi, dan lama migrasi. Hubungan antara masing-masing variabel dengan tingkat remitan tergambar dari hasil analisis
melalui metode tabulasi silang dan terbukti dari hasil analisis korelasi Rank Spearman
atau Chi-Square yang menunjukkan bahwa hipotesis antar variabel tersebut diterima. Tingkat pengiriman remitan tidak berhubungan dengan variabel
usia, tingkat pendidikan, dan status pernikahan dari buruh migran. Perbedaan jenis kelamin buruh migran, posisi pelaku buruh migran,
jumlah tanggungan dalam keluarga, negara tujuan migrasi, dan lama migrasi menyebabkan perbedaan jumlah remitan yang dikirimkan oleh buruh migran
tersebut kepada keluarganya. Sementara itu, perbedaan usia, tingkat pendidikan, dan status pernikahan buruh migran tidak terlalu memengaruhi jumlah remitan
yang dikirimkan oleh buruh migran.
PEMANFAATAN REMITAN
Bentuk dan Pola Pemanfaatan Remitan
Remitan yang dikirimkan oleh buruh migran dimanfaatkan keluarga yang berada di daerah asal untuk berbagai keperluan sehari-hari. Hasil penelitian
mengidentifikasi beberapa bentuk pemanfaatan remitan yang dilakukan oleh rumah tangga buruh migran. Adapun bentuk-bentuk pemanfaatan remitan rumah
tangga buruh migran disajikan secara lengkap pada tabel 15 berikut.
Tabel 15 Bentuk pemanfaatan remitan di Desa Gelogor, Maret 2013-Maret
2014
No Bentuk pemanfaatan
Persentase pemanfaatan
1.
Konsumsi
Membeli sembakomakanan 27
Membeli pakaian 5
Membeli perabot rumah 5
Memperbaiki rumah 24
Membeli perhiasan 3
Membeli alat transportasi 7
Membeli alat elektronik 5
TOTAL 76
2. Investasi
Disimpanditabung 7
Biaya pendidikan 5
Biaya kesehatan 1
Membeli ternak 3
Membeli lahan 2
Disumbang 1
TOTAL 19
3. Produksi
Membeli bahan pokok usaha 3
Membeli bibit 2
TOTAL 5
Berdasarkan hasil identifikasi bentuk-bentuk pemanfaatan remitan dari buruh migran, terlihat bagaimana pola pemanfaatan remitan yang dilakukan oleh
rumah tangga buruh migran di Desa Gelogor. Mayoritas rumah tangga memanfaatkan remitan untuk keperluan konsumsi 76 , sedangkan 19 persen
lainnya untuk keperluan investasi, dan 5 persen untuk keperluan produksi.
Bentuk pemanfaatan remitan yang paling besar digunakan untuk kebutuhan konsumsi. Sebesar 76 persen alokasi remitan dimanfaatkan untuk
masing-masing kebutuhan-kebutuhan berupa pembelian sembako 27 persen, pakaian 5 , perabot rumah 5 , perhiasan 3 , alat transportasi 7 , alat
elektronik 5 , dan perbaikan rumah 24 .