Pendapatan setahun terakhir Peran Remitan Buruh Migran Internasional bagi Rumah Tangga di Pedesaan

Alasan lainnya yang dikemukakan oleh para responden mengenai pemilihan negara tujuan migrasi salah satu anggota keluarga mereka adalah karena gaji besar 12 , mayoritas penduduk beragama Islam 12 , prosedur keberangkatan mudah 8 , dan memiliki kerabat di negara tujuan 8 . Buruh migran asal Desa Gelogor yang bekerja di luar negeri pada umumnya memiliki jenis pekerjaan yang seragam. Sebesar 47 persen responden mengemukakan bahwa anggota keluarganya yang merupakan buruh migran di negara-negara kawasan Timur Tengah bekerja sebagai pembantu rumah tangga PRT. Pekerjaan ini memang paling banyak dilakukan oleh para buruh migran yang bekerja di negara-negara kawasan Timur Tengah, karena besarnya permintaan dari negara-negara tersebut untuk pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga. Sementara itu, sebesar 37 persen buruh migran bekerja sebagai buruh perkebunan dan 7 lainnya sebagai buruh bangunan di Malaysia. Sebanyak tiga orang atau sebesar 1 persen buruh migran bekerja masing-masing sebagai buruh bangunan, pelayan di pusat perbelanjaan mall, dan petugas kebersihan gedung. Ketiga buruh migran ini berangkat ke luar negeri tidak melalui perantara agen PJTKI setempat, karena memiliki kerabat yang tinggal di negara tujuan, sehingga dapat memilih jenis pekerjaan secara bebas. Lama Migrasi Rentang waktu migrasi yang dilakukan oleh buruh migran asal Desa Gelogor bervariasi mulai dari waktu empat tahun hingga sembilan tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 60 persen buruh migran laki-laki bermigrasi lebih dari tujuh tahun, sedangkan 40 persen sisanya sekitar lima hingga tujuh tahun. Berbanding terbalik dengan buruh migran laki-laki, mayoritas buruh migran perempuan berada pada rentang waktu migrasi kurang dari lima tahun, sebesar 35 persen lainnya sekitar lima hingga tujuh tahun, dan hanya 5 persen yang bermigrasi lebih dari tujuh tahun. Perbandingan lama migrasi antara laki-laki dan perempuan ini dapat dijelaskan karena pada umumnya buruh migran laki-laki akan terus melakukan perpanjangan kontrak kerja dibandingkan perempuan. Mayoritas laki-laki di desa ini memiliki waktu migrasi yang akan sedikit lebih lama karena adanya kewajiban utama untuk menafkahi ataupun membantu perekonomian keluarga yang membuat mereka bertahan di luar negeri. Kontrak kerja yang diterapkan di berbagai negara tujuan migrasi yakni minimal selama dua tahun. Umumnya, setelah kontrak kerja berakhir buruh migran jarang pulang atau kembali ke daerah asal. Setelah berakhirnya kontrak, buruh migran langsung melakukan perpanjangan kontrak kerja di tempat yang sama atau melakukan perpindahan ke tempat lainnya. “Jarang ada TKI yang pulang, Dek. Kalaupun ada, pasti cuma beberapa tahan beberapa bulan di sini, terus berangkat lagi sampai beberapa tahun. Malah ada yang sudah puluhan tahun engga pulang-pulang ke desa ini”. LS, informan. Sebesar 90 persen buruh migran tidak pernah pulang atau mengambil cuti pulang ke desa selama kurun waktu migrasi. Sebesar 4 persen lainnya pernah pulang hanya pada waktu tertentu, seperti saat bulan Ramadhan dan menjelang hari raya Idul Fitri serta pada saat perayaan hari besar keagamaan lainnya. Ikhtisar Mayoritas buruh migran di Desa Gelogor memiliki karakteristik sebagai berikut: usia penduduk yang menjadi buruh migran berkisar antara 25 hingga 50 tahun, jenjang pendidikan formal terakhir adalah kurang dari SMP ke bawah, status pernikahan pada umumnya adalah menikah dan beberapa orang juga berstatus belum menikah dan janda, mayoritas tanggungan masih tergolong rendahsedikit yakni kurang dari tiga orang tanggungan, mayoritas buruh migran laki-laki yang berangkat ke luar negeri adalah suami, sedangkan buruh migran perempuan adalah anak perempuan dalam keluarga dan juga istri. Sementara itu, karakteristik dari migrasi di Desa Gelogor adalah penduduk laki-laki melakukan migrasi internasional ke negara Malaysia dengan lama lebih dari lima hingga tujuh tahun. Mayoritas buruh migran perempuan melakukan migrasi internasional ke negara-negara di kawasan Timur Tengah dengan lama kurang dari tujuh tahun. Sebelum adanya sumbangan remitan, pendapatan rumah tangga diperoleh dari anggota rumah tangga yang bekerja di dalam negeri yakni mengelola warung, buruh, pedagang, dan pegawai negeri sipil. Setelah adanya remitan, nilai-rata pendapatan rumah tangga meningkat dengan sumbangan remitan sebesar 62.9 persen dari nilai total pendapatan rumah tangga. Tidak hanya pendapatan, nilai pengeluaran dan kekayaan yang dimiliki oleh rumah tangga juga mengalami peningkatan.