Porositas dan Distribusi Ukuran Pori

air Kemper dan Rosenau, 1986. Kemantapan agregat dinyatakan ke dalam indeks stabilitas agregat yang merupakan selisih antara rata-rata bobot diameter agregat tanah pada pengayakan kering dengan rata-rata bobot diameter pada pengayakan basah Sitorus et al., 1983. Semakin besar indeks stabilitas agregat maka tanah semakin stabil, demikian sebaiknya. Sitorus et al. 1983 mengklasifikasikan indeks stabilitas agregat seperti yang disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Klasifikasi Indeks Stabilitas Agregat Sitorus et al., 1983 Kelas Indeks Stabilitas Agregat ISA Sangat Stabil Sekali 200 Sangat Stabil 80-200 Stabil 66-80 Agak Stabil 50-66 Kurang Stabil 40-50 Tidak Stabil 40

2.2.3. Porositas dan Distribusi Ukuran Pori

Menurut Soepardi 1983 porositas merupakan bagian tanah yang ditempati air dan udara. Jumlah ruang pori ditentukan oleh cara tersusunnya zarah tanah. Bila mereka berhimpitan seperti halnya lapisan bawah yang padat atau pasir, maka jumlah ruang pori akan sedikit. Tetapi bila zarah tersusun secara sarang, seperti halnya dengan tanah bertekstur sedang, maka dalam setiap satuan isi akan banyak dijumpai ruang pori. Distribusi ukuran pori menunjukkan persentase sebaran ukuran pori tanah yang didasarkan pada persen volume udara pada berbagai nilai kurva pF, sedangkan porositas dihitung berdasarkan penetapan bobot isi dan bobot jenis partikel tanah Hillel, 1971. Hardjowigeno 2003 membedakan pori tanah menjadi pori-pori kasar makropori dan pori-pori halus mikropori. Pori-pori kasar berisi udara atau air gravitasi air yang mudah hilang karean gaya gravitasi, sedangkan pori-pori halus berisi air kapiler dan udara. Tanah dengan banyak pori-pori kasar sulit menahan air sehingga tanah mudah kekeringan. Tanah-tanah dengan struktur granular atau remah mempunyai porositas yang lebih tinggi daripada tanah-tanah berstruktur masif. Sedangkan Soedarmo dan Djojoprawiro 1984 membagi ukuran pori dengan batas ukuran pori dan tegangan atas dasar kemampuan tanaman menghisap air, kemampuan tanah menahan air dan melalukan air. Kelompok ukuran tersebut adalah pori berguna dengan diameter 0.2 m, dan pori-pori tak berguna yaitu pori dengan diameter 0.2 m. Pori-pori berguna meliputi: 1. Pori drainase dengan diameter 8.6 m yang dibagi atas: Pori drainase cepat, berdiameter ≥ 28.8 m dengan asumsi bahwa 28.8 m adalah diameter pori pada tegangan 100 cm H 2 O atau tekanan 110 bar. Pori drainase lambat, berdiameter antara 8.6-28.8 m, dimana pori ≤ 8.6 m merupakan batas atas pori-pori terisi air pada kapasitas lapang atau tekanan 0.337 bar. 2. Pori pemegang air, berdiameter antara 0.2-8.6 m, dimana pori ≤ 0.2 m merupakan batas atas kemampuan akar tanaman menghisap air atau setara dengan tegangan 15 atm. Porositas dan distribusi ukuran pori mempunyai hubungan yang erat dengan hantaran hidrolik jenuh tanah. Hantaran hidrolik jenuh yang tinggi bergantung pada ukuran pori dan kesinambungan pori. Tanah yang mempunyai porositas tinggi tidak selalu memiliki hantaran hidrolik jenuh yang tinggi, terutama jika tanah didominasi pori-pori mikro. Rata-rata porositas total pada beberapa jenis tanah kurang lebih 50. Tanah pasir memiliki porositas lebih kecil dibandingkan dengan liat dan tanah organik. Pori tanah bervariasi dengan bergantung pada ukuran partikel dan keadaan agregat tanah Baver et al., 1972.

2.2.3. Bobot Isi