Hutan Bambu Tumbuhan Bambu Gigantochloa, sp

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan merupakan perihal mengelola tanah dengan tujuan menanam tanaman yang dapat memberi keuntungan dan memelihara tanah agar dapat digunakan untuk jangka waktu panjang. Penggunaan lahan yang baik adalah memperhatikan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air, sehingga fungsi tanah sebagai salah satu faktor peningkatan produksi dapat dipertahankan Soepardi, 1983. Penggunaan lahan sebaiknya tidak selalu bertujuan untuk kebutuhan ekonomi manusia saja, tetapi juga untuk memelihara kelestarian lahan itu sendiri. Penggunaan lahan yang bijaksana tidak hanya memperuntukkan lahan bagi pertanian tetapi juga untuk daerah resapan air, lokasi konservasi, hutan lindung dan sebagainya. Untuk itu pengunaan lahan perlu diawasi untuk mencegah terjadinya penggunaan lahan di luar batas kemampuannya yang dapat menyebabkan kondisi lingkungan tidak seimbang.

2.1.1. Hutan Bambu Tumbuhan Bambu Gigantochloa, sp

Bambu, secara umum tumbuh sebagai rumpun bambu, masuk ke dalam kelompok Graminae, famili Bambuseae dan sub-famili Bambusoideae. Bambu memiliki batang dan karakteristiknya seperti kayu, memiliki tunas rebung, sistem perakaran rhizome dan bercabang-cabang, daun berbentuk pisau, dan memiliki organ pembungkus batang. Bambu dapat tumbuh di daerah tropik, sub-tropik, dan daerah dengan suhu kontinental kecuali Eropa dan Asia Barat, dari ketinggian 0-4000 m dpl Anonim, 1995. Di dunia terdapat sekitar 1250 – 1500 jenis bambu, sedangkan Indonesia memiliki hanya 10 sekitar 154 jenis bambu Widjaja., 2008. Menurut Arsyad 2006, beberapa jenis bambu yang secara ekonomi penting dapat ditanam di jurang-jurang atau di daerah-daerah yang rusak, seperti: Gigantochloa apus Kurz bambu apus, G. verticillata Munro bambu ater, Dendrocalamus asper buluh betung dan Bambusa bambos awur duri. Bambu dapat menyediakan perlindungan ekologis seperti tanaman penutup tanah. Bambu menyediakan manfaat yang tidak bisa diberikan tumbuhan lain. Keistimewaan bambu yang tidak bisa dibandingkan tumbuhan lain adalah: pertumbuhan yang rapat, dapat melindungi dari angin, sistem perakaran rhizome yang dapat menahan bahaya erosi pada daerah miring, dan dapat memproduksi 35 oksigen lebih banyak daripada pepohonan pada kondisi yang sama. Tanaman bambu mempunyai sistem perakaran rimpang rhizome dengan cabang-cabang serabut yang sangat kuat. Akar bambu tumbuh menyebar secara lateral dan vertikal dalam tanah. Akar-akar tersebut saling menjalin dan membentuk semacam lapisan akar yang tipis di permukaan tanah. Wahyuddin 2008 mengatakan akar bambu akan saling terkait dan mengikat antar rumpun sehingga terbentuk semacam lapisan akar di permukaan tanah. Akar dan serasah di bawahnya juga akan menahan top soil lapisan tanah permukaan yang subur sehingga tidak hanyut tergerus air hujan. Tanah di bawah tegakan pepohonan rata-rata menyerap 35-40 air hujan sedangkan tanah di bawah tegakan bambu bisa menyerap sampai 90. Widjaja 2008 mengatakan bambu memiliki manfaat besar dalam menahan terjadinya erosi di Daerah Aliran Sungai DAS. Tanaman bambu memiliki akar tunjang dan akar serabut yang menutupi tanah dan mengikat tanah sehingga dapat mencegah terjadinya erosi di pinggiran sungai.

2.1.2. Tegalan