Porositas dan distribusi ukuran pori mempunyai hubungan yang erat dengan hantaran hidrolik jenuh tanah. Hantaran hidrolik jenuh yang tinggi bergantung pada
ukuran pori dan kesinambungan pori. Tanah yang mempunyai porositas tinggi tidak selalu memiliki hantaran hidrolik jenuh yang tinggi, terutama jika tanah didominasi
pori-pori mikro. Rata-rata porositas total pada beberapa jenis tanah kurang lebih 50. Tanah
pasir memiliki porositas lebih kecil dibandingkan dengan liat dan tanah organik. Pori tanah bervariasi dengan bergantung pada ukuran partikel dan keadaan agregat tanah
Baver et al., 1972.
2.2.3. Bobot Isi
Bobot isi tanah adalah berat kering tanah pada suatu volume tertentu dan umumnya dinyatakan dalam gram per centimeter kubik. Berat kering tanah ditetapkan
setelah tanah tesebut dikeringkan pada suhu 105 C sampai beratnya konstan,
sedangkan volumenya adalah volume contoh tanah utuh pada saat pengmbilan tanah di lapang Foth dan Turk, 1975. Selanjutnya Foth dan Turk 1975 mengemukakan
bahwa bobot isi tanah dapat bervariasi dari waktu ke waktu atau dari lapisan ke lapisan, sesuai dengan perubahan ruang pori atau struktur tanah. Menurut Thompson
dan Troeh 1975 dan Soepardi 1983 lapisan olah tanah mineral yang sarang biasanya mempunyai bobot isi antara 1.00 gcm
3
sampai 1.60 gcm
3
, sedangkan lapisan bawah yang sangat padat sama atau lebih dari 2.00 gcm
3
.
Menurut Russel 1975 serta Thompson dan Troeh 1975 tekstur tanah secara tidak langsung akan mempengaruhi bobot isi tanah, karena ia menentukan tingkat
agregasi tanah. Secara umum tanah-tanah yang bertekstur halus memiliki bobot isi yang lebih rendah daripada tanah yang bertekstur kasar, karena ruang porinya lebih
banyak.
2.2.4. Bahan Organik
Bahan organik umumnya ditemukan di permukaan tanah atau lapisan atas top soil
. Jumlah bahan organik ini tidak besar, bekisar 3-5 , tetapi memegang peranan penting dalam menentukan sifat fisika dan kimia tanah serta didalam bidang
pertanian, terutama bagi pertumbuhan tanaman. Pengaruh bahan organik terhadap sifat-sifat fisik tanah dan juga pertumbuhan tanaman adalah: 1 sebagai granulator,
yaitu memperbaiki struktur tanah, 2 sumber hara bagi tanaman, 3 menambah kemampuan tanah menahan air, 4 menambah kemampuan tanah untuk menahan
unsur-unsur hara, kapasitas tukar kation menjadi tinggi, dan 5 sumber energi mikro- organisme Suripin, 2001.
Bahan organik dalam tanah terdiri dari bahan organik kasar serasah dan bahan organik halus humus. Dengan bantuan mikroorganisme tanah bahan organik
kasar akan dihancurkan menjadi bahan organik halus. Bahan organik halus humus merupakan senyawa resisten, berwarna hitam atau coklat, dan mempunyai daya
menahan air dan unsur hara yang tinggi.
Menurut Tjawn 1968 peranan bahan organik terhadap sifat fisik tanah adalah menaikkan kemantapan agregat tanah, memperbaiki struktur tanah dan
menaikkan daya tahan air tanah. Selanjutnya Darmawidjaya 1961 dalam Suripin, 2001 menyatakan peranan bahan organik dalam pengendalian tata air tanah antara
lain: 1 memperbaiki peresapan air ke dalam tanah, 2 mengurangi aliran permukaan, dan 3 mengurangi perbedaan kandungan air dalam tanah dan sungai
antara musim hujan dan musim kemarau. Tanaman penutup tanah dan sisa-sisa tanaman berupa dedaunan, ranting,
batang tanaman yang belum hancur yang berfungsi menutupi permukaan tanah, melindungi tanah dari pukulan butir air hujan dan sumber energi bagi organisme
tanah. Bahan organik yang berasal dari guguran vegetasi merupakan sumber makanan yang merangsang kegiatan mikroorganisme tanah dalam menciptakan struktur tanah
yang baik dan terciptanya suatu lapisan khusus pada permukaan tanah.
III. BAHAN DAN METODE
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di tiga lokasi, yaitu Gunung Malang di Kecamatan Tenjolaya, Curug Luhur di Kecamatan Tenjolaya, dan Ciherang di Kecamatan
Dramaga, Kabupaten Bogor. Sedangkan analisis sifat-sifat fisik tanah dilakukan di Laboratorium Fisika dan Konservasi Tanah, Institut Pertanian Bogor. Penelitian
berlangsung mulai bulan Oktober 2008 sampai Februari 2009. Sesuai Peta Tanah Tinjau Mendalam dan Peta Kesesuaian Lahan Kota Bogor
dan Sekitarnya Tahun 2002, ketiga lokasi penelitian Gunung Malang, Curug Luhur dan Ciherang memiliki jenis tanah Latosol.
3.2. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan untuk mengukur hantaran hidrolik jenuh adalah permeameter, bor belgi, stopwatch, ember dan gayung. Alat-alat yang digunakan
untuk mengambil sampel tanah ring sampel, cangkul, pisau dan kertas label. Sedangkan untuk analisis sifat-sifat fisik digunakan ayakan, analisis ruang pori Dan
analisis sifat-sifat fisik tanah menggunakan cawan, oven, timbangan dan peralatan lainnya.
3.4. Metode Penelitian
Penelitian yang meliputi pengukuran hantaran hidrolik jenuh dan pengambilan sampel dilakukan di tiga lokasi dengan memilih dua jenis penggunaan lahan, yaitu
tegalan dan hutan bambu dengan jenis tanah yang sama. Pada setiap penggunaan