Diameter telur Fekunditas Aspek reproduksi 1. Nisbah kelamin

Adakalanya IKG dihubungkan dengan tingkat kematangan gonad TKG yang pengamatannya berdasarkan ciri-ciri morfologi kematangan gonad, sehingga akan tampak hubungan antara perkembangan di dalam dengan di luar gonad. Indeks kematangan gonad ikan senggiringan P. johorensis jantan dan betina pada bulan pengambilan ikan contoh Juli 2006 diperlihatkan pada Gambar 17. Pada setiap kelas ukuran panjang, ikan jantan memiliki rata-rata nilai indeks kematangan gonad berkisar antara 0,89-5,17, sedangkan ikan betina berkisar antara 0,72-7,36 Gambar 17. Kisaran rata-rata IKG ikan betina lebih besar dibandingkan ikan jantan, hal ini dikarenakan ikan betina yang tertangkap pada bulan penangkapan ikan contoh Juli 2006 lebih memacu pertumbuhan pada perkembangan gonad akibatnya berat gonad ikan betina lebih besar dibandingkan dengan berat gonad ikan jantan. Dengan kata lain pengaruh perkembangan gonad terhadap berat gonad pada ikan betina lebih signifikan dibanding ikan jantan. Indeks kematangan gonad akan semakin meningkat seiring dengan peningkatan berat gonad ikan tersebut. Berat gonad akan mencapai maksimum pada saat ikan akan memijah, dan menurun dengan cepat selama pemijahan berlangsung sampai pemijahan selesai Effendie, 1997.

4.6.4. Diameter telur

Jumlah gonad yang masak ikan senggiringan P. johorensis betina seluruhnya berjumlah 16 gonad, terdiri dari dua belas TKG III dan empat TKG IV. Jumlah telur yang diamati pada ikan betina TKG III dan IV yaitu 1.907 butir. Sebaran diameter telur ikan senggiringan yang diamati bervariasi antara 0,31-0,96 mm, terdiri dari 11 selang kelas. Ikan ber-TKG III yang diamati berjumlah 12 ekor dengan diameter telur berkisar antara 0,31-0,90 mm, diameter telur TKG IV yang diamati dari 4 ekor ikan berkisar antara 0,37-0,96 mm. Berdasarkan sebaran diameter telur Gambar 18, bahwa tipe pemijahan dari ikan senggiringan adalah total spawner. Artinya pemijahan ikan senggiringan dilakukan dengan mengeluarkan telur masak secara keseluruhan pada satu waktu pemijahan siklus reproduksi dan akan melakukan pemijahan kembali pada musim pemijahan berikutnya. Hal ini terlihat dari sebaran diameter telur TKG III dan TKG IV membentuk satu puncak. Namun hal ini masih dalam dugaan karena data yang diperoleh kurang mewakili disebabkan jumlah ikan contoh yang sedikit. Dan diduga ikan senggiringan ini dapat memijah sepanjang tahun. Hal ini sesuai dengan pernyataan Pulungan dkk 1994 in Yustina dan Arnentis 2002 bahwa umumnya ikan yang hidup di perairan tropis dapat memijah sepanjang tahun dengan nilai IKG yang lebih kecil pada saat ikan tersebut matang gonad. Gambar 18. Sebaran diameter telur TKG III dan IV ikan senggiringan P. johorensis di Sungai Musi, Sumatera Selatan.

4.6.5. Fekunditas

Fekunditas merupakan kemampuan reproduksi ikan yang ditunjukkan dengan jumlah telur yang ada dalam ovarium ikan betina. Fekunditas ikan senggiringan diperoleh 16 sampel gonad yang sudah masak, TKG III 12 gonad dan TKG IV 4 gonad. Jumlah telur yang diperoleh setelah dilakukan n = 907 TKG III 50 100 150 200 250 300 0,3 1-0 ,3 6 0, 37 -0 ,4 2 0, 43 -0 ,4 8 0,4 9-0 ,5 4 0, 55 -0 ,6 0, 61 -0 ,6 6 0,6 7-0 ,7 2 0,7 3- 0, 78 0, 79 -0 ,84 0,8 5-0 ,9 0,9 1- 0, 96 Kelas ukuran diameter telur mm F re k ue ns i b u ti r n = 1000 TKG IV 50 100 150 200 250 300 350 0, 31- 0, 36 0, 37- 0, 42 0, 43- 0, 48 0, 49 -0, 54 0, 55- 0, 60 0, 61 -0, 66 0, 67- 0, 72 0, 73- 0,7 8 0, 79- 0, 84 0, 85- 0,9 0, 91- 0, 96 Kelas ukuran diameter telur mm F re k ue ns i b uti r pengamatan berkisar antara 100-2.275 butir telur. Jumlah telur ikan senggiringan dengan frekuensi terendah ditemukan pada ikan dengan panjang tubuh total 51 mm sebanyak 100 butir telur TKG III, sedangkan jumlah telur dengan frekuensi tertinggi ditemukan pada ikan dengan panjang tubuh total 98 mm sebanyak 2.275 butir telur TKG IV. Fekunditas dari suatu spesies ikan akan berubah bila keadaan lingkungan berubah. Effendie 1997 menjelaskan bahwa fekunditas suatu jenis ikan berkaitan erat dengan lingkungannya diantaranya suhu air, kedalaman perairan dan oksigen terlarut. Berdasarkan hasil regresi fekunditas dengan panjang tubuh Gambar 19 diperoleh koefisien determinasi R 2 sebesar 0,479, nilai ini menunjukan bahwa hanya 47,9 dari keragaman nilai fekunditas ikan senggiringan dapat dijelaskan oleh panjang tubuh total, dan didapat nilai koefisien korelasi r sebesar 0,692, yang menunjukkan bahwa hubungan antara fekunditas dengan panjang total adalah kurang erat. Gambar 19. Hubungan fekunditas dengan panjang total ikan senggiringan P. johorensis di Sungai Musi, Sumatera Selatan pada bulan Juli 2006. Menurut Effendie 1997, fekunditas lebih sering dihubungkan dengan panjang daripada berat, karena panjang penyusutannya lebih kecil dibandingkan dengan berat, berat dapat dengan mudah berkurang apabila terjadi perubahan lingkungan dan kondisi fisiologis pada ikan. y = 2,3191x - 1,4896 R 2 = 0,479 r = 0,692 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 Log panjang Log f e k undi ta s

4.7. Pengelolaan sumberdaya ikan senggiringan