3.4.4. Aspek biologi reproduksi 3.4.4.1. Nisbah kelamin
Rasio kelamin dihitung dengan cara membandingkan jumlah ikan jantan dan betina yang tertangkap selama penelitian Effendie, 1997 :
Keterangan : X = Rasio kelamin J
= Jumlah ikan jantan ekor B
= Jumlah ikan betina ekor
3.4.4.2. Tingkat kematangan gonad TKG
Tingkat kematangan gonad ditentukan melalui pengamatan visual terhadap morfologis gonad. Selanjutnya ciri-ciri yang teramati disesuaikan dengan ciri-ciri
tingkat kematangan gonad seperti yang disajikan pada Tabel 2.
3.4.4.3. Indeks kematangan gonad IKG
Pengukuran indeks kematangan gonad IKG dihitung dengan cara membandingkan berat gonad terhadap berat tubuh total ikan dengan rumus
menurut Effendie 1997: IKG
= Bg : Bt x 100 Keterangan :
IKG = Indeks kematangan gonad
Bg = Berat gonad gram
Bt = Berat tubuh totalgram
3.4.4.4. Fekunditas
Perhitungan Fekunditas dapat dilakukan dengan menggunakan metode gabungan dan rumus yang dipakai menurut Effendie 1979 adalah sebagai
berikut : B
J X
=
Q X
V G
F ×
× =
Keterangan : F
= fekunditas butir G
= berat gonad gram V
= isi pengenceran ml X
= Jumlah telur tiap ml butir Q
= Berat telur contoh gram Fekunditas sering dihubungkan dengan panjang tubuh dari pada dengan
berat, karena penyusutan panjang relatif kecil sekali, tidak seperti berat yang dapat berkurang dengan mudah Effendie, 1997. Hubungan tersebut :
F =
a
L
b
Keterangan : F
= Fekunditas total butir L
= Panjang total ikan mm a dan b = Konstanta
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Keadaan umum perairan Sungai Musi
Sungai Musi merupakan salah satu sungai terpanjang di Indonesia yang mengaliri sebagian besar wilayah propinsi Sumatera Selatan. Daerah Aliran
Sungai DAS Musi terletak pada koordinat geografis antara 1
o
40’ sampai 5
o
Lintang Selatan LS dan 102
o
7’ sampai 108
o
Bujur Timur BT. Sungai Musi adalah sungai besar dengan luasnya sekitar 59.870 km
2
, yang berada di Propinsi Sumatera Selatan yang mengalir ke arah Timur dan bermuara ke Selat Bangka
Febriani, 2004. Panjang Sungai Musi kurang lebih 750 km dengan debit air bervariasi antara 2.700 m
3
detik pada musim kemarau dan 4000 m
3
detik pada musim penghujan. Curah hujan berkisar antara 1800-2600 mmtahun dan suhu
rata-rata lebih dari 22
o
C Widiastuti, 2001. Sungai ini merupakan muara sembilan anak sungai besar, yaitu Sungai
Komering, Rawas, Batangharileko, Lakitan, Kelingi, Lematang, Semangus, dan Ogan. Sungai-sungai ini merupakan sarana utama transportasi bagi penduduk
yang tinggal di sepanjang DAS Musi Fakhruddin, 1996. Sepanjang Daerah Aliran Sungai DAS Musi dimanfaatkan baik oleh
masyarakat maupun oleh industri. Pemanfaatan oleh masyarakat antara lain untuk keperluan sehari-hari seperti sumber bahan baku air minum warga kota, mencuci,
mandi, memasak, sebagai daerah perikanan, dan sebagai prasarana transportasi sungai yang menghubungkan Palembang dengan daerah terpencil lainnya. Industri
memanfaatkan aliran Sungai Musi untuk keperluan proses produksi dan transportasi Solihatin, 2007. Warna air cokelat, berlumpur, dan mengandung
minyak disertai bau yang tak sedap. Terdapat sedikitnya 386 perusahaan yang berdiri di sepanjang Daerah Aliran Sungai Musi www.dkp.go.id.
Sungai Musi yang memiliki panjang kurang lebih 750 km itu menyimpan kekayaan ikan air tawar yang besar. Menurut penelitian Asyari pada tahun 1990-
an peneliti BRPPU, Sungai Musi memiliki sekitar 120 jenis ikan air tawar. Namun, riset terbaru Dr Husnah Samhudi dan tim dari institusi serupa pada tahun
2007 memperlihatkan bahwa keragaman jenis ikan di Sungai Musi berada sekitar 215 jenis www.trubus-online.co.id.