Faktor kondisi HASIL DAN PEMBAHASAN

4.5. Faktor kondisi

Faktor kondisi merupakan keadaan atau kemontokkan ikan yang dinyatakan dalam angka-angka berdasarkan pada data panjang dan berat Lagler, 1977 in Effendie, 1979. Nilai faktor kondisi rata-rata ikan senggiringan jantan setiap kelas ukuran berkisar antara 0,9361-1,2773 dengan nilai tertinggi berada pada kelas ukuran 71-80 mm, sedangkan untuk ikan senggiringan betina berkisar antara 1,1693-1,5168 dengan nilai tertinggi berada pada kelas ukuran 81-90 mm. Faktor kondisi ikan jantan dan betina cenderung stabil karena hanya mengalami sedikit perubahan faktor kondisi pada setiap kelas ukuran Gambar 9. Gambar 9. Faktor kondisi ikan senggiringan P. johorensis jantan dan betina setiap selang kelas di Sungai Musi, Sumatera Selatan pada bulan Juli 2006. Betina 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4 1.6 1.8 41 -5 51 -6 61 -7 71 -8 81 -9 91 -1 00 101 -1 10 111 -1 20 Kelas ukuran mm Fa k tor k on di s i Jantan 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4 1.6 1.8 41- 50 51 -6 61- 70 71- 80 81- 90 91- 100 101- 11 111- 12 Kelas ukuran mm F akt o r k o n d is i Berdasarkan Effendie 1979 bahwa besarnya faktor kondisi tergantung pada banyak hal antara lain jumlah organisme yang ada, kondisi organisme, ketersediaan makanan, dan kondisi lingkungan perairan. Semakin tinggi nilai faktor kondisi menunjukkan adanya kecocokan antara ikan dengan lingkungannya. Berdasarkan Gambar 9, bahwa faktor kondisi ikan senggiringan jantan dan betina senantiasa berbeda berubah untuk setiap selang kelasnya. Menurut Effendie 1997, Peningkatan nilai faktor kondisi ikan terjadi pada saat ikan mengisi gonadnya dengan sel kelamin dan akan mencapai puncaknya sebelum terjadi pemijahan. Selain itu, perubahan faktor kondisi yang terjadi juga diduga karena adanya pertambahan panjang dan bobot tubuh ikan, perbedaan umur dan perubahan pola makan selama proses pertumbuhan. Pada Gambar 9, terlihat bahwa nilai faktor kondisi ikan senggiringan betina lebih besar dibandingkan ikan senggiringan jantan. Hal ini disebabkan karena pada ikan betina terdapat gonad yang matang pada ukuran 81-90 mm, yang mana pada gonad yang matang komposisi telur pada ovarium banyak dan besar yang membuat ikan ini terlihat montok. Berbeda dengan ikan jantan, pada ukuran dimana nilai faktor kondisi maksimum ikan ini hanya memiliki testes yang matang dengan berat yang tidak melebihi berat ovarium ikan betina. Effendie 1979 menyatakan bahwa nilai faktor kondisi suatu jenis ikan dipengaruhi oleh umur, makanan, jenis kelamin, dan tingkat kematangan gonad TKG. Oleh karena itu, berdasarkan data-data diatas dapat dikatakan bahwa tingkat survival ikan senggiringan betina lebih besar dibandingkan ikan senggiringan jantan dan hal ini akan berdampak pada tingkat reproduksi ikan senggiringan yang tinggi. 4.6. Aspek reproduksi 4.6.1. Nisbah kelamin