2.7.2. Tingkat kematangan gonad TKG
Tingkat kematangan gonad TKG adalah tahap-tahap tertentu perkembangan gonad sebelum dan sesudah ikan memijah. Penentuan tingkat
kematangan gonad antara lain dengan mengamati perkembangan gonad Effendie, 1997. Menurut Lagler et al. 1977 secara garis besar perkembangan gonad
dibagi atas dua tahap, yaitu tahap pertumbuhan gonad hingga mencapai dewasa kelamin dan tahap pematangan gonad. Tahap pertama dimulai sejak ikan menetas
hingga mencapai dewasa kelamin. Tahap kedua merupakan tahap pematangan seksual dan terus berlangsung selama fungsi reproduksi berjalan dengan baik.
Dalam proses reproduksi, perkembangan gonad yang semakin matang merupakan bagian dari proses produksi ikan sebelum terjadi pemijahan. Selama
itu sebagian besar hasil metabolisme tertuju pada perkembangan gonad Effendie, 1997. Berat gonad akan maksimal pada waktu ikan akan memijah, kemudian
akan menurun secara cepat dengan berlangsungnya musim pemijahan hingga selesai Effendie, 1979.
Perkembangan gonad tersebut dipengaruhi oleh faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam meliputi perbedaan spesies, umur dan ukuran ikan serta sifat-
sifat fisiologis masing-masing individu. Sedangkan faktor luar adalah suhu, makanan, dan arus perairan Lagler et al., 1977.
Effendie 1997 menyatakan dalam biologi perikanan, pencatatan perubahan atau tahap-tahap kematangan gonad diperlukan untuk mengetahui
perbandingan ikan-ikan yang akan melakukan reproduksi dan yang tidak. Dari pengetahuan tahap kematangan gonad ini juga akan didapatkan keterangan kapan
ikan itu memijah, baru memijah, atau sudah selesai memijah.
2.7.3. Indeks kematangan gonad IKG
Perubahan yang terjadi dalam gonad secara kuantitatif dapat dinyatakan dalam suatu indeks yang disebut indeks kematangan gonad IKG. Indeks ini
menunjukkan perbandingan berat gonad dengan berat tubuh ikan termasuk gonad yang dinyatakan dalam persen Effendie, 1997.
Perubahan nilai IKG erat hubungannya dengan tahap perkembangan telur. Umumnya gonad akan semakin bertambah berat dengan semakin bertambahnya
ukuran gonad dan diameter telur. Menurut Effendie 1997 indeks ini akan meningkat nilainya dan akan mancapai batas maksimum pada waktu akan terjadi
pemijahan. Pada ikan betina nilai IKG lebih besar dibandingkan dengan ikan jantan.
2.7.4. Fekunditas
Fekunditas merupakan ukuran yang paling umum dipakai untuk mengukur potensi produksi pada ikan, karena relatif lebih mudah dihitung, yaitu jumlah telur
didalam ovari ikan betina Sjafei et al., 1992. Menurut Effendie 1979 fekunditas yaitu telur masak sebelum dikeluarkan pada waktu ikan memijah.
Fekunditas lebih sering dihubungkan dengan panjang daripada dengan berat, karena panjang penyusutannya relatif kecil tidak seperti berat yang dapat
berkurang dangan mudah Effendie, 1997. Peningkatan fekunditas berhubungan dengan peningkatan berat tubuh dan
berat gonad. Fekunditas berbeda-beda tiap spesies dan kondisi lingkungan berbeda. Spesies ikan yang mempunyai fekunditas besar, pada umumnya memijah
di daerah permukaan perairan sedangkan spesies yang mempunyai fekunditas kecil biasanya melindungi telurnya pada tanaman atau subsrat lainnya Nikolsky,
1963.
2.7.5. Diameter telur dan pola pemijahan
Diameter telur merupakan garis tengah atau ukuran panjang dari suatu telur yang diukur dengan mikrometer berskala yang sudah ditera. Ukuran
diameter telur dipakai untuk menentukan kualitas kuning telur Effendie, 1997. Telur yang berukuran besar akan menghasilkan larva yang berukuran lebih besar
dari pada telur yang berukuran kecil. Perkembangan diameter telur semakin meningkat dengan meningkatnya tingkat kematangan gonad.
Masa pemijahan setiap spesies ikan berbeda-beda, ada pemijahan yang berlangsung singkat total spawner, tetapi banyak pula dalam waktu yang
panjang partial spawner ada pada ikan yang berlangsung sampai beberapa hari. Semakin meningkat tingkat kematangan, garis tengah telur yang ada dalam
ovarium semakin besar pula Effendie, 1979. Ovarium yang mengandung telur
masak berukuran sama, menunjukkan waktu pemijahan yang pendek, sebaliknya waktu pemijahan yang panjang dan terus menerus ditandai dengan banyaknya
ukuran telur yang berbeda di dalam ovarium.
III. METODE PENELITIAN