Kandungan Zat Kimia Makanan Jajanan

commit to user 13 beberapa tahap reaksi metabolisme energi, pertumbuhan, dan pemeliharaan tubuh dan pada umumnya sebagai koenzim atau sebagai bagian dari enzim. Vitamin dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu vitamin larut lemak vitamin A, D, E, dan K dan vitamin larut air yaitu vitamin C dan vitamin B thiamin, riboflavin, niacin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6, Kobalamin, dan folat Almatsier, 2004. 3 Mineral Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Disamping itu mineral berperan dalam berbagai tahap metabolisme, terutama sebagai kofaktor dalam aktivitas enzim-enzim. Mineral digolongkan ke dalam mineral makro natrium, klorida, kalium, kalsium, fosfor, magnesium dan sulfur dan mineral mikro besi, seng, iodium, selenium, tembaga, mangan, fluor, khrom, molibden, arsen, nikel, silikon, dan boron Almatsier, 2004.

d. Kandungan Zat Kimia Makanan Jajanan

Menurut Intisari 1996 yang dikutip dalam Khomsan 2004, menyebutkan jajanan khususnya yang dijual di pinggir jalan rentan terhadap polusi debu maupun asap knalpot. Sering kali makanan tersebut tidak disiapkan secara higienis atau juga mempergunakan bahan-bahan yang berbahaya seperti zat pewarna karena alasan murah. commit to user 14 Sedangkan menurut Environment Nutrition dalam Sitorus 2009, bahan makanan tambahan pada makanan adalah setiap substansi, selain dari makanan itu sendiri sebagai pokok yang menjadi bagian dari makanan itu sebagai hasil proses olahan, pembungkusan atau penyimpanan. Sitorus 2009, mengemukakan tujuan pemakaian bahan tambahan food additives adalah : 1 Mengawetkan makanan itu sehingga tidak cepat rusak 2 Meningkatkan kadar gizinya 3 Membantu dalam mengolah dan menyiapkannya, antara lain : Mengontrol kadar keasamannya, menjaga kelembaban, mencegah agar tidak terjadi terlalu encer atau terlalu kentaldan menstabilkan makanan. 4 Untuk maksud-maksud kosmetik atau penampilan makanan tersebut, seperti : warnanya, aromanya, dan peningkatan rasanya. Penelitian menunjukkan bahwa apabila warna dari sesuatu makanan sudah berubah dari yang sebenarnya, maka makanan itu sudah berkurang mutunya atau bahkan sudah rusak. Berdasarkan kenyataan inilah sering penjual bahan makanan, yang tidak bertanggung jawab melakukan tindakan untuk menyiasati pembeli dengan cara membubuhi zat tertentu pada makanan yang dijualnya agar kelihatan segar dan bagus, yang sebenarnya tidak demikian Sitorus, 2009. Keamanan jajanan tersebut baik dari segi mikrobiologis maupun kimiawi masih dipertanyakan. Pada penelitian jajanan sekolah yang commit to user 15 dilakukan dibeberapa sekolah ternyata tercemar mikrobiologis dan kimiawi, yang umum ditemukan adalah penggunaan bahan tambahan pangan BTP ilegal seperti borax pengempal yang mengandung logam berat, formalin pengawet yang digunakan untuk mayat, methanil yellow pewarna kuning pada tekstil, rhodamin B pewarna merah pada tekstil dan lain-lain Februhartanty dan Iswarawanti, 2004.

e. Syarat Makanan Jajanan Yang Baik

Dokumen yang terkait

Pemenuhan Kebutuhan Energi Dan Protein Yang Bersumber Dari Makanan Jajanan Dihubungkan Dengan Status Gizi Anak Sekolah Dasar (SD) Negeri No. 060923 Simpang Marindal Medan Tahun 2005

5 45 79

Pemenuhan Kebutuhan Energi Dan Protein Yang Bersumber Dari Makanan jajanan Dihubungkan Dengan Status gizi Anak sekolah dasar (SD)Negeri No. 060923 Simpang Marindal Medan Tahun 2005

4 46 78

HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI MAKANAN JAJANAN DENGAN STATUS GIZI ANAK SEKOLAH DASAR DI SDN WIROLEGI 1 KABUPATEN JEMBER

3 65 24

Gambaran asupan karbohidrat dan status gizi anak usia 13-15 tahun di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta tahun 2015

1 18 58

HUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN JAJANAN DENGAN MORBIDITAS DAN STATUS GIZI ANAK SEKOLAH DASAR DI WILAYAH KARTASURA

1 6 9

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PROTEIN DAN KARBOHIDRAT DENGAN STATUS GIZI PADA REMAJA Hubungan Antara Asupan Protein Dan Karbohidrat Dengan Status Gizi Pada Remaja Putri Di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta.

0 3 17

HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO (ENERGI, PROTEIN, LEMAK, KARBOHIDRAT) TERHADAP STATUS GIZI PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK RAWAT JALAN DENGAN Hubungan Asupan Zat Gizi Makro (Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat) terhadap Status Gizi Pasien Gagal Ginjal Kronik R

1 12 18

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI PONDOK MADRASAH Hubungan Antara Asupan Karbohidrat, Protein Dan Status Gizi Dengan Prestasi Belajar Siswa Di Pondok Madrasah Aliyah Al Manshur Popongan, Tegalgon

0 1 20

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI PONDOK MADRASAH Hubungan Antara Asupan Karbohidrat, Protein Dan Status Gizi Dengan Prestasi Belajar Siswa Di Pondok Madrasah Aliyah Al Manshur Popongan, Tegalgon

0 0 11

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI, PROTEIN, LEMAK DAN KARBOHIDRAT DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI KELURAHAN Hubungan Asupan Energi, Protein, Lemak Dan Karbohidrat Dengan Status Gizi Pada Anak Usia Prasekolah Di Kelurahan Sangkrah Dan Semanggi Kecama

0 1 16