Gambaran asupan karbohidrat dan status gizi anak usia 13-15 tahun di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta tahun 2015

(1)

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

Oleh

Fajr Muzzammil

NIM : 1112103000099

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015 M


(2)

(3)

(4)

(5)

iv

Kata Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan begitu banyak nikmat dengan izin, rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan penelitian ini

dengan judul “Gambaran asupan karbohidrat dan status gizi anak usia 13-15

tahun”.

Shalawat dan salam tak lupa untuk selalu penulis panjatkan kepada Rasulullah SAW yang telah membawa umat islam dari episode kegelapan menuju zaman terang benderang seperti saat ini.

Selama proses penelitian ini dilaksanakan mulai dari tahapan persiapan hingga pengolahan data, penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan, motivasi dan pengarahan yang luar biasa dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan kata terimakasih, syukur, dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes selaku Dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan saya kesempatan untuk menempuh pendidikan dalam Program Studi Pendidikan Dokter di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. dr Achmad Zaki, M.Epid, Sp.OT selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta seluruh dosen PSPD yang selalu membimbing serta memberikan ilmu kepada saya selama saya menjalani masa pendidikan di Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Yanti Susianti, Sp.A (K) dan dr. Achmad Luthfi, Sp.B, KBD selaku Pembimbing 1 dan Pembimbing 2 yang telah memberikan segalanya yang peneliti butuhkan mulai dari motivasi yang luar biasa, perhatian yang mendalam, waktu, pikiran, pengalaman, dan kesabaran dalam membimbing saya hingga Alhamdulillah peneliti mampu menyelesaikan penelitian ini.


(6)

v

3. dr. Riva Auda, Sp.A M.Kes dan dr. Zulhafdy, Sp.M yang telah bersedia memberikan masukan yang membangun dan perbaikan terhadap penelitian saya selaku penguji dalam sidang akhir

4. dr. Nauval Sahab, Sp.U. Ph.D, FICS, FACS dan dr.Flori Ratna Sari, Ph.D selaku penanggungj awab Modul Riset yang selalu mengingatkan dan memotivasi peneliti untuk segera menyelesaikan penelitian.

5. Ayah saya dr. Ayat rahayu Sp.Rad. M. Kes dan ibu saya Dr. Elpawati, Ir. MP. yang pastinya telah banyak memberikan motivasi, dukungan dan yang paling

berharga untuk saya adalah do’a yang tiada henti-hentinya sehingga alhamdulillah saya mendapatkan banyak kemudahan dalam menyusun penelitian ini.

6. Adik saya Sakinah M.R. yang telah bersedia menjadi tutor dan teman berbagi keluh kesah selama proses penyusunan penelitian ini.

7. Ibu Pipit dan Bapak Ajib selaku pegawai administrasi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu dalam proses pembuatan surat perizinan penelitian dan persetujuan komisi etik.

8. Teman-teman kelompok riset, Nuraisah Septiarini, Safira Indriakasia, Muhammad Zikri dan Lulu Zakiah yang telah memberikan saya banyak nasihat dan semangat ketika saya sering merasa jenuh dalam proses pembuatan penelitian ini.

9. Teman-teman PSPD 2012.Terima kasih banyak atas kebersamaannya selama ini.

Akhir kata, peneliti bersedia menerima saran dan kritik yang membangun untuk penyempurnaan penulisan hasil penelitian ini.


(7)

vi Fajr Muzzammi

ABSTRAK

Fajr Muzzammil. Program Studi Pendidikan Dokter. Gambaran asupan karbohidrat dan status gizi anak usia 13-15 tahun di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta tahun 2015.

Keadaan status gizi dan kemampuan dalam menerima pelajaran merupakan gambaran apa yang dikonsumsi anak sekolah dasar dalam jangka waktu yang lama, dapat berupa gizi kurang maupun gizi lebih. Peranan zat-zat gizi seperti energi, protein, maupun zat gizi lainnya dalam metabolisme tubuh berperan dalam proses berpikir atau proses penalaran serta daya kosentrasi dan sangat berkaitan erat dengan efisiensi belajar. Perlu disadari keadaan ini sangat dipengaruhi oleh perilaku makan anak sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran asupan karbohidrat dan status gizi anak 13-15 tahun di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta tahun 2015. Pengumpulan data menggunakan food frequency questionare (FFQ) dan gm-td150. Hasil penelitian ini menunjukkan prevalensi status gizi normal berdasarkan persen BB/U, TB/U dan IMT/U yaitu secara berurutan 38,9%, 92,6% dan 75,9%. Prevalensi asupan karbohidrat per hari anak sekolah tergolong kurang yaitu 51,9%. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan gambaran status gizi yang baik dan gambaran asupan kabohidrat yang kurang.

Kata Kunci : status gizi, asupan karbohidrat, anak usia 13-15 tahun.

ABSTRACT

Fajr Muzzammil, Medical Education Program, Prevanlence of carbohydrate intake and nutritional status of children aged 13-15 years in Madrasah Pembangunan UIN Jakarta.

The state of nutritional status and the ability to receive lessons is a picture of what is consumed by primary school children in the long term, can be malnutrition and over nutrition. The role of nutrients such as energy, protein, and other nutrients in the body's metabolism play a role in the thinking process or the process of reasoning and concentration power and is very closely related to learning efficiency. We need to realize this situation is strongly influenced by the eating behavior of school children. This study aims to determine the prevalence of carbohydrate intake and nutritional status of children 13-15 years in Madrasah Pembangunan UIN Jakarta in 2015. The data was collected using a food frequency questionare (FFQ) and gm-td150. The results showed the prevalence of normal nutritional status based on percent W/A, H/A and BMI/A are respectively


(8)

vii

38.9%, 92.6% and 75.9%. The prevalence of daily carbohydrate intake of school children classified as less is 51.9%. Conclusion of this study shows that the prevalance of nutritional status is good and prevalence of intake carbohidrat is deficient.


(9)

viii

KATA PENGANTAR………... v

ABSTRAK ………... vii

ABSTRACT………...... vii

DAFTAR ISI ……… viii

DAFTAR TABEL ……… x

DAFTAR GAMBAR……… xi

DAFTAR LAMPIRAN……… xii

DAFTAR SINGKATAN……….. xiii

BAB I………. 1

PENDAHULUAN ………. 1

1.1 Latar Belakang ……… 1

1.2 Rumusan masalah ……….. 2

1.3 Tujuan ……….. 3

1.3.1 Tujuan Umum ……….. 3

1.3.2 Tujuan Khusus ………. 3

1.4 Manfaat ………... 3

1.4.1 Bagi Masyarakat ……….. 3

1.4.2 Bagi Institusi ……… 3

1.4.3 Bagi Peneliti ……… 4

BAB II ……… 5

TINJAUAN PUSTAKA ……… 5

2.1 Status Gizi ………... 5

2.1.1 Pengertian status gizi ………... 5

2.1.2 Cara penentuan status gizi ………... 5

2.1.3 Indikator Berat Badan menurut Umur (BB/U) ……… 6

2.1.4 Indikator Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) ………... 6

2.1.5 Indikator Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB ) …………. 7

2.1.6 Indikator Indeks Massa Tubuh menurut umur (IMT/U) ………….. 7

2.1.7 Klasifikasi Status Gizi ………. 8

2.1.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi ………. 9

2.2 Metode penilaian Konsumsi Makanan ……… 10

2.2.1 Metode Food Recall 24 jam ……… 10

2.2.2 Metode Food Frequency Questionare ……….. 11

2.3 Asupan Karbohidrat ……….... 12

2.3.1 Karbohidrat ………. 12

2.3.2 Sumber Karbohidrat ………. 13

2.3.3 Fungsi dan peranan karbohidrat ……….. 14

2.4 Kerangka Teori ....……… 16


(10)

ix

2.6 Defisini operasional ……… 18

BAB III ………. 20

METODE PENELITIAN ………. 20

3.1 Desain Penelitian ……… 20

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ……… 20

3.2.1 Waktu penelitian ……….. 20

3.2.2 Tempat penelitian ………. 20

3.3 Sumber data ………. 20

3.4 Populasi ……….. 20

3.4.1 Populasi target ………. 20

3.4.2 Populasi terjangkau ………. 20

3.5 Sampel dan cara pemilihan sampel ………. 20

3.6 Estimasi besar sample ………. 21

3.7 Kriteria inklusi dan ekslusi ………. 21

3.5.1 Kriteria Inklusi ……… 21

3.5.2 Kriteria Eksklusi ……… 21

3.8 Cara Kerja ………... 22

3.8.1 Pengumpulan Data ………... 22

3.8.1.1 Data umum ………... 22

3.8.1.2 Data antropometri ………. 22

3.8.1.3 Data wawancara konsumsi makanan ……… 22

3.8.2 Pengolahan data ………... 23

3.8.2.1 Pengolahan data antropometri ……….. 23

3.8.2.2 Pengolahan data wawancara konsumsi makanan ………. 23

3.8.2.3 Analisis statistik ……… 24

3.8.3 Penyajian data ……… 24

3.8.4 Pelaporan data ……… 24

3.9 Identifikasi variabel ……… 24

3.10 Etika penelitian ……… 25

BAB IV …...……… 26

HASIL DAN DISKUSI ……… 26

4.1 Sebaran karakteristik sosio demografik subyek ………. 26

4.2 Status gizi ………... 27

4.3 Asupan karbohidrat……….. 28

4.4 Keterbatasan penelitian ……….. 29

BAB V ………. 31

KESIMPULAN DAN SARAN ……… 31

5.1 Kesimpulan ……… 31

5.2 Saran ……… 31

DAFTAR PUSTAKA………... 32


(11)

x

Tabel 2 Derajat kemanisan ……… 13

Tabel 3 Bahan makanan sumber kabohidrat ……… 13

Tabel 4 Sumber karbohidrat yang berasal dari hewani dan nabati ………... 13

Tabel 5 Definisi operasional ……… 18

Tabel 6 Sebaran karakteristik subyek berdasarkan jenis kelamin dan usia……... 26

Tabel 7 Sebaran status gizi subyek berdasarkan BB dan TB ……… 26

Tabel 8 Sebaran subyek berdasarkan klasifikasi indikator status gizi ………….. 28


(12)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Konsep ……… 16


(13)

xii


(14)

xiii

DAFTAR SINGKATAN

FFQ : Food Frequency Questionare

AKG : Angka Kebutuhan Gizi

BB : Berat Badan

TB : Tinggi Badan

IMT : Indeks Massa Tubuh

U : Umur

RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar CO2 : Carbon Dioksida

H2O : Dihidrogen Oksida

SD : Sekolah Dasar

KEP : Kekurangan Energi dan Protein MAN : Madrasah Aliyah Negeri


(15)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Visi Indonesia sehat 2010 bertujuan untuk pembangunan kesehatan yang pada dasarnya lebih meengutamakan upaya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan tanpa mengabaikan pelayanan penyembuhan dan rehabilitasi. Meningkatkan pemberdayaan sumber daya kesehatan dalam menentukan kualitas hidup dan produktivitas kerja yang berakibat langsung maupun tidak langsung dari kekurangan gizi.1

Hasil Riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2007, diketahui Prevalensi Nasional anak usia sekolah (usia 6-14 tahun) yang status gizi kurus (laki-laki) adalah 13,3%, sedangkan prevalensi nasional status gizi anak usia sekolah kurus (perempuan) adalah 10,9%. Prevalensi Nasional Anak usia sekolah gemuk laki-laki adalah 9,5%, sedangkan prevalensi nasional Anak Usia Sekolah gemuk perempuan adalah 6,4%.2 Menurut penelitian Dangkua AI dkk, rata-rata asupan karbohidrat siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia Gorontalo tergolong kurang dari yang dianjurkan dalam AKG yaitu untuk usia 13-15 tahun yaitu laki-laki 340 gram dan perempuan 292 gram.3

Salah satu upaya kesehatan adalah perbaikan gizi terutama di usia sekolah khususnya pada usia 7-12 tahun. Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja, dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin.4

Berbagai masalah kesehatan banyak dijumpai di kalangan anak sekolah di antaranya adalah kurangnya pertumbuhan fisik secara optimal. Salah satu faktor yang menentukan adalah faktor gizi. Asupan gizi anak-anak sekolah dasar (SD) di beberapa wilayah Indonesia sangat memperihatinkan. Padahal, asupan gizi yang baik setiap harinya dibutuhkan supaya anak-anak ini memiliki pertumbuhan, kesehatan, dan kemampuan intelektual yang baik sehingga menjadi generasi penerus bangsa yang unggul.5


(16)

2

Keadaan status gizi dan kemampuan dalam menerima pelajaran (indeks prestasi) merupakan gambaran apa yang dikonsumsi anak sekolah dasar dalam jangka waktu yang lama, dapat berupa gizi kurang maupun gizi lebih. Peranan zat-zat gizi seperti energi, protein, maupun zat gizi lainnya khususnya zat besi, dalam metabolisme tubuh berperan dalam proses berpikir atau proses penalaran serta daya kosentrasi dan sangat berkaitan erat dengan efisiensi belajar. Perlu disadari keadaan ini sangat dipengaruhi oleh perilaku makan anak sekolah dasar khususnya kebiasaan tidak sarapan pagi.6

Faktor yang secara langsung mempengaruhi status gizi adalah asupan makan dan penyakit infeksi. Berbagai faktor yang melatarbelakangi kedua faktor tersebut misalnya faktor ekonomi, keluarga, produktivitas, dan pengetahuan tentang gizi anak tersebut.7

Manusia membutuhkan karbohidrat dalam jumlah tertentu setiap harinya. Walaupun tubuh tidak membutuhkan dalam jumlah yang khusus, kekurangan karbohidrat yang sangat parah akan menimbulkan masalah. Diperlukan sekitar 2 gram karbohidrat per kg berat badan sehari untuk mencegah terjadinya ketosis. Asupan karbohidrat yang adekuat, penting untuk mempertahankan cadangan glikogen yang dibutuhkan pada aktifitas fisik jangka panjang. Peningkatan glikogen otot dengan adanya proses penumpukan karbohidrat akan menambah stamina 30-60 menit lebih lama.8

Berdasarkan uraian di atas, peneliti perlu mengetahui gambaran status gizi anak sekolah usia 13-15 tahun dan asupan kabohidrat di Madrasah Pembangunan, Ciputat tahun 2014. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu upaya dalam pencegahan dan penanganan masalah gizi.

1.2 Rumusan Masalah

Uraian ringkas dalam latar belakang masalah di atas memberikan dasar bagi peneliti untuk merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana status gizi anak sekolah usia 13-15 tahun di Madrasah Pembangunan, Ciputat tahun 2015?

2. Bagaimana asupan kabohidrat dari makanan yang diperoleh anak sekolah usia 13-15 tahun di Madrasah Pembangunan, Ciputat tahun 2015?


(17)

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan peneliti adalah: 1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui gambaran status gizi dan asupan karbohidrat anak usia 13-15 tahun di Madrasah Pembangunan dan asupan kabohidrat.

1.3.2 Tujuan khusus penelitian

1. Mengetahui sebaran karakteristik anak sekolah usia 13-15 tahun berdasarkan usia dan jenis kelamin di Madrasah Pembangunan, Ciputat tahun 2015.

2. Mengetahui sebaran status gizi anak sekolah usia 13-15 tahun berdasarkan indikator BB/U, TB/U dan IMT/U di Madrasah Pembangunan, Ciputat tahun 2015.

3. Mengetahui sebaran asupan kabohidrat dari makanan pada anak sekolah usia 13-15 tahun di Madrasah Pembangunan, Ciputat tahun 2015.

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, antara lain: 1.4.1 Manfaat bagi masyarakat

1. Menghasilkan data mengenai status gizi dan asupan kabohidrat yang membantu dalam memahami masalah gizi pada anak sekolah usia 13-15 tahun.

2. Memberi masukan dalam bidang pelayanan kesehatan mengenai status gizi dan asupan kabohidrat anak sekolah usia 13-15 tahun.

3. Memberi gambaran bagi pihak di Madrasah Pembangunan, Ciputat tahun 2014 dalam status gizi dan asupan kabohidrat anak sekolah usia 13-15 tahun

1.4.2 Manfaat bagi institusi pendidikan

1. Sebagai perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

2. Mewujudkan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah sebagai salah satu universitas riset.

3. Menjadikan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah sebagai 80 fakultas terbaik pada


(18)

4

tahun 2015 dengan melakukan publikasi penelitian dan penambahan data penelitian.

4. Sarana dalam menjalin kerjasama antara staf pengajar, mahasiswa, pimpinan fakultas, dan universitas.

1.4.3 Manfaat bagi peneliti

1. Sebagai pemenuhan tugas kuliah di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

2. Sebagai sarana pelatihan dan pembelajaran melakukan suatu penelitian dalam bidang kesehatan.

3. Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu gizi, ilmu kesehatan anak dan ilmu kedokteran komunitas untuk mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat.

4. Meningkatkan kemampuan berpikir analitis dan sistematis dalam mengidentifikasi masalah kesehatan di masyarakat.


(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1Status Gizi

2.1.1 Pengertian status gizi

Status gizi adalah keadaan tubuh yang merupakan refleksi dari apa yang kita makan sehari-hari. Status gizi dikatakan baik bila pola makan kita seimbang. Artinya, banyak dan jenis makanan yang kita makan harus sesuai dengan kebutuhan tubuh. Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang diukur dari berat badan dan tinggi badan dengan perhitungan IMT.4,9

2.1.2 Cara Penentuan Status Gizi

Penilaian status gizi dapat dilakukan melalui empat carayaitu : 1. Secara Klinis

Penilaian status gizi secara klinis sangat penting sebagai langkah pertama untuk mengetahui keadaan gizi penduduk. Karena hasil penilaian dapat memberikan gambaran masalah gizi yang nyata. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral.10

2. Secara Biokimia

Penilaian status gizi secara biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain : darah, urin, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot. Salah satu ukuran yang sangat sederhana dan sering digunakan adalah pemeriksaan haemoglobin sebagai indeks dari anemia.10

3. Secara Biofisik

Penilaian status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk melihat tanda dan gejala kurang gizi. Pemeriksaan dengan memperhatikan rambut, mata, lidah, tegangan otot, dan bagian tubuh lainnya.10


(20)

6

4. Secara antropometri

Secara umum, antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Penilaian secara antropometri adalah suatu pengukuran dimensi tubuh dan komposisi dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi.10,11

a. Kelebihan antropometri

Kelebihan antropometri gizi antara lain relatif murah, cepat, dapat dilakukan pada populasi yang besar, objektif, tidak menimbulkan rasa sakit pada responden, dan dapat dikategorikan menjadi ringan, sedang, atau berat.12

b. Kekurangan antropometri

Beberapa keterbatasan antropometri antara lain adalah membutuhkan data referensi yang relevan. Dalam pengukuran antropometri bisa terjadi beberapa kesalahan seperti kesalahan pada peralatan yang belum dikalibrasi, kesalahan pada pengukur seperti kesalahan pengukuran, pembacaan, pencatatan, tidak dapat memperoleh informasi karena defisiensi zat gizi mikro, dan hanya mendapatkan data pertumbuhan, obesitas, malnutrisi karena kurang energi dan protein.12

Beberapa indeks antropometri yang sering digunakan yaitu Berat Badan menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), dan Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB).11

2.1.3 Indikator Berat Badan menurut Umur (BB/U)

Salah satu parameter yang memberikan gambaran massa tubuh adalah berat badan. Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan yang mendadak, misalnya karena terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi.11 Dalam keadaan normal yaitu kesehatan baik dan keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, maka berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya dalam keadaan abnormal terdapat dua kemungkinan yaitu dapat berkembang cepat atau lebih lambat dari keadaan normal. Indeks BB/U lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini.13


(21)

2.1.4 Indikator Tinggi Badan menurut Umur (TB/U)

Antropometri yang menggambarkan pertumbuhan skeletal adalah tinggi badan. Tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan umur. Bila dalam keadaan normal dan dalam jangka waktu yang pendek kurang sensitif terhadap kekurangan zat gizi sehingga apabila terjadi defisiensi zat gizi akan nampak dalam waktu yang relatif lama. Kelebihan indeks TB/U adalah baik untuk menilai status gizi masa lampau dan ukuran panjang dapat dibuat sendiri, murah dan mudah dibawa, sedangkan kelemahan indeks TB/U adalah pengukuran relatif lebih sulit dilakukan karena anak harus berdiri tegak sehingga diperlukan dua orang untuk melakukannya dan ketepatan umur sulit didapat.11

2.1.5 Indikator Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB )

Berat badan mempunyai hubungan linear dengan tinggi badan. Perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan tertentu. Indikator yang baik untuk menilai status gizi saat ini dan indeks ini tidak tergantung kepada umur.12 Kelebihan indeks BB/TB yaitu tidak memerlukan data umur dan dapat membedakan proporsi badan (gemuk, normal, dan kurus), sedangkan kelemahan indeks BB/TB adalah membutuhkan dua macam alat ukur, pengukuran relatif lebih lama, membutuhkan dua orang untuk melakukannya, sering terjadi kesalahan dalam pembacaan hasil pengukuran terutama bila dilakukan oleh kelompok non professional, dan tidak dapat memberikan gambaran anak pendek, cukup tinggi badan atau kelebihan tinggi badan menurut umur karena faktor umur tidak diperhitungkan, serta sering mengalami kesulitan dalam melakukan pengukuran panjang badan maupun tinggi badan pada kelompok balita.11

2.1.6 Indikator Berat Badan menurut Tinggi Badan (IMT/U )

Indeks massa tubuh (IMT) adalah berat badan dalam kilogram (kg) dibagi tinggi dalam meter kuadrat (m2).14 IMT merupakan indikator yang paling sering digunakan dan praktis untuk mengukur tingkat populasi berat badan lebih dan obes pada orang dewasa. IMT dapat memperkirakan


(22)

8

jumlah lemak tubuh yang dapat dinilai dengan menimbang di bawah air dengan kemudian melakukan koreksi terhadap umur dan jenis kelamin.14

IMT juga dapat diterapkan untuk anak dan remaja, dengan cara yang sama menghitung nilai IMT seperti pada orang dewasa, kemudian nilai tersebut di-plot-kan ke grafik CDC IMT-berdasarkan umur.15 Dalam grafik tersebut akan terlihat persentil IMT-berdasarkan umur si anak, dari nilai persentil inilah dapat ditentukan apakah anak kurus, normal atau obes.15

2.1.7 Klasifikasi Status Gizi

Dari hasil pengukuran berat badan, tinggi badan, dan umur yang diolah menggunakan kurva CDC 2000 usia 2-20 tahun dapat diperoleh data persen berat badan terhadap umur (BB/U), tinggi badan terhadap umur (TB/U), dan indeks masa tubuh terhadap umur (IMT/U) dan diklasifikasikan sebagai berikut.16,17

Tabel. 1. Penentuan status gizi menurut kriteria Waterlow, WHO 2006, dan CDC 2000.16,17,18

Status gizi BB/TB (% median)

BB/TB WHO 2006 IMT CDC 2000

Obesitas >120 > +3 > P 95

Overweight >110 > +2 hingga +3 SD P 85– P 95 Normal >90 +2 SD hingga -2 SD P 5 – P 85 Gizi kurang 70-90 < -2 SD hingga -3 SD < P 5 Gizi buruk <70 < -3 SD

Pada bayi baru lahir hingga umur 2 tahun, tinggi berat terhadap panjang terlentang di tentukan berdasarkan BB/TB pada persentil 95 keatas berdasarkan kurva pertumbuhan CDC sesuai jenis kelamin. Pada anak-anak dan remaja umur 2 sampai 19 tahun, obesitas ditentukan berdasarkan IMT pada persentil 95 ke atas berdasarkan kurva pertumbuhan IMT CDC sesuai jenis kelamin dan umur.19,20

Bila pada hasil pengukuran didapatkan, terdapat potensi gizi lebih (>+1 SD ) atau BB/TB>110%, maka grafik IMT sesuai usia dan jenis


(23)

kelamin menurut Asuhan nutrisi Pediatrik digunakan untuk menentukan adanya obesitas. Untuk anak <2 tahun, menggunakan grafik IMT WHO 2006 dengan kriteria overweight Z score > + 2, obesitas > +3, sedangkan untuk anak usia 2-18 tahun menggunakan grafik IMT CDC 2000. Ambang batas yang digunakan untuk overweight ialah diatas P85 hingga P95 sedangkan untuk obesitas ialah lebih dari P95 grafik CDC 2000.16,17

2.1.8 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi

Status gizi dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, meskipun sering berkaitan dengan masalah kekurangan pangan, pemecahannya tidak selalu berupa peningkatan produksi dan pengadaan pangan. Pada kasus tertentu, seperti dalam keadaan krisis (bencana alam, perang, kekacauan sosial, krisis ekonomi), masalah gizi muncul akibat masalah ketahanan pangan di tingkat rumah tangga, yaitu kemampuan rumah tangga memperoleh makanan untuk semua anggotanya. Karenanya, peningkatan status gizi masyarakat memerlukan kebijakan yang menjamin setiap anggota masyarakat untuk memproleh makanan yang cukup jumlah dan mutunya, dalam konteks itu masalah gizi tidak lagi semata-mata masalah kesehatan tapi juga masalah kemiskinan, pemerataan, dan masalah kesempatan kerja.21

Pada masa remaja kebiasaan makan buruk mulai berkembang. Masalah utama yang dijumpai adalah melewatkan waktu makan (terutama sarapan), makan berlebih baik bersama teman mauupun sendiri, diet, dan konsumsi makanan padat kalori namun bernutrisi rendah. Konsumsi gula berlebih dari soda, minuman buah, kopi dan teh dapat menjadi penyebab peningkatan besar berat badan berlebih dan karies serta menggeser asupan nutrien lain yang dibutuhkan. Asupan kalsium yang tidak adekuat selama masa remaja merupakan akibat predisposisi mengalami fraktur osteoporosis di kemudian hari. Semakin banyak kasus osteopenia dikarenakan kekurangan asupan kalsium dan vitamin di masa remaja. Asupan besi yang tidak adekuat dapat menyebabkan anemia defisiensi besi dan mudah lelah.22


(24)

10

Salah satu metode yang digunakan dalam penentuan status gizi perseorangan atau kelompok adalah survey konsumsi makanan. Penilaian konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Tujuan penilaian konsumsi makanan adalah untuk mengetahui kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi pada tingkat individu, kelompok, dan rumah tangga serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi makanan tersebut.11

Berdasarkan jenis data yang diperoleh maka pengukuran konsumsi makanan terdiri dari dua jenis yaitu:

1. Metode kualitatif yang diantaranya adalah frekuensi makan, dietary history, metode telepon, dan pendaftaran makanan (food list).

2. Metode kuantitatif diantaranya adalah metode recall 24 jam, perkiraan makanan, penimbangan makanan metode food account, metode inventaris (inventory method), dan pencatatan (household food records). 11

Sedangkan metode pengukuran konsumsi makanan untuk individu antara lain11 :

1. Metode recall 24 jam. 2. Estimated food records.

3. Metode penimbangan makanan (food weighing). 4. Metode dietary history.

5. Metode frekuensi makanan (food frekuensi) 2.2.1 Metode Food Recall 24 Jam

Dalam metode ini, responden, ibu atau pengasuh (bila anak masih kecil) diminta menceritakan semua yang dimakan dan diminum selama 24 jam yang lalu (kemarin). Biasanya dimulai sejak dia bangun pagi kemarin sampai dia istirahat tidur malam harinya, atau dapat juga dimulai dari waktu saat dilakukan wawancara mundur ke belakang sampai 24 jam penuh. Misalnya, petugas datang pada pukul 07.00 ke rumah responden, maka konsumsi yang ditanyakan adalah mulai pukul 07.00 (saat itu) dan mundur ke belakang sampai pukul 07.00, pagi hari sebelum-nya.


(25)

Wawancara dilakukan oleh petugas yang sudah terlatih dengan menggunakan kuesioner terstruktur.23

Untuk mendapatkan data kuantitatif, maka jumlah konsumsi makanan individu ditanyakan secara teliti dengan menggunakan alat ukuran rumah tangga (sendok, gelas, piring dan lain-lain) atau ukuran lainnya yang biasa dipergunakan sehari-hari. Apabila pengukuran hanya dilakukan 1 kali maka data yang diperoleh kurang representatif untuk menggambarkan kebiasaan makanan individu. Oleh karena itu, recall 24 jam sebaiknya dilakukan berulang-ulang dan harinya tidak berturut-turut. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa minimal 2 kali recall 24 jam tanpa berturut-turut, dapat menghasilkan gambaran asupan zat gizi lebih optimal dan memberikan variasi yang lebih besar tentang asupan harian individu.23

2.2.2 Food Frequency Questionnaire (FFQ)

Food Frequency Questionnaire adalah metode untuk memperoleh data tentang frekuensi konsumsi sejumlah bahan makanan atau makanan jadi selama periode tertentu seperti hari, minggu, bulan, atau tahun. Dengan food frequency dapat diperoleh gambaran pola konsumsi bahan makanan secara kualitatif, tapi karena periode pengamatan lebih lama dan dapat membedakan individu berdasarkan rangking tingkat konsumsi zat gizi, maka cara ini paling sering digunakan dalam penelitian epidemiologi gizi.11

Untuk memperoleh asupan gizi secara relatif atau mutlak, kebanyakan FFQ sering dilengkapi dengan ukuran khas setiap porsi dan jenis makanan. Karena itu FFQ tidak jarang ditulis sebagai riwayat pangan semikuantitatif (semiquantitative food history). Asupan zat gizi secara keseluruhan diperoleh dengan jalan menjumlahkan kandungan zat gizi masing-masing pangan. Sebagian FFQ justru memasukkan pertanyaan tentang bagaimana makanan biasanya diolah, penggunaan makanan suplemen, serta makanan bermerek lain.24


(26)

12

2.3 Asupan Kabohidrat 2.3.1 Kabohidrat

Karbohidrat merupakan sumber utama bagi manusia. Rakyat Indonesia mengkonsumsi karbohidrat dalam jumlah besar. Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan oleh Biro Pusat Statistik dalam Neraca Bahan Makanan 1990 yang menyatakan bahwa di Indonesia energi berasal dari karbohidrat merupakan 72% jumlah energi rata-rata sehari yang dikonsumsi oleh penduduk. Sedangkan di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa Barat, angka konsumsi karbohidrat lebih rendah yaitu rata-rata 50%.4 Semua karbohidrat berasal dari tumbuh-tumbuhan. Melalui fotosintesis, klorofil tanaman dengan bantuan matahari membentuk karbohidrat dari karbon dioksida (CO2) yang berasal dari udara dan air (H2O) dari tanah. Karbohidrat dalam ilmu gizi dibagi dalam dua golongan, yaitu:

a. Karbohidrat sederhana. Terdiri atas monosakarida, disakarida, gula alkohol, dan oligosakarida.

b. Karbohidrat kompleks. Terdiri atas polisakarida dan serat.

Fungsi dari karbohidrat yaitu sebagai sumber energi, pemberi rasa manis pada manusia, penghemat protein, pengatur metabolisme lemak,dan membantu pengeluaran feses. Adapun sumber karbohidrat adalah padi-padian, umbi-umbian, kacang-kacang kering, dan gula. Hasil olahan bahan-bahan ini seperti nasi, mie, bihun, roti, tepung, selai, sirup, dan sebagainya.4

2.3.2 Sumber Karbohidrat

Sumbangan yang berasal dari karbohidrat pada berbagai makanan dapat dilihat pada tabel. 2 dan 3. Sumber utama karbohidrat yang dapat dicerna berasal dari nabati. Makanan yang berasal dari tanaman ini juga merupakan satu-satunya sumber serat.


(27)

Tabel.2 Derajat kemanisan8 Sebagai standar glukosa = 100

Fruktosa 173

Sukrosa 100

Glukosa 74

Glalaktosa 32

Maltosa 32

Laktosa 16

Hutalung, Halomoan. 2004. Karbohidrat. Bagian Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara.

Tabel. 3 Bahan makanan sumber kabohidrat8 Bahan makanan KH gr/100 bahan

Beras 76-80

Singkong 35

Gaplek 81

Ubi rambat 28

Jagung 64-74

Kentang 19

Gandum 77

Sagu 85

Hutalung, Halomoan. 2004. Karbohidrat. Bagian Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara.

Tabel.4 sumber kabohidrat yang berasal dari hewani dan nabati8

Bahan pangan KH terutama dalam bentuk

Persen energi berasal dari KH

Hewani

Ikan - Dapat diabaikan

Kerang-kerangan

Tiram Glikogen 20-25

Kepiting


(28)

14

Bahan pangan KH terutama dalam bentuk

Persen energi berasal dari KH

Daging - Dapat diabaikan

Hati (berbagai hewan) Glikogen 10

Susu

Sapi Laktosa 30-50

ASI Laktosa 50

Nabati

Biji-bijian Pati 65-90

Kentang Pati 80

Buah-buahan Glukosa, fruktosa, sukrosa

80-95

Sayuran Sukrosa, amilum 60-90

Jamur Amilum 40-50

Hutalung, Halomoan. 2004. Karbohidrat. Bagian Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara.

Makanan yang berasal dari hewan yang mengandung karbohidrat dalam jumlah cukup banyak adalah susu, tiram, dan hati.8

2.3.3 Fungsi dan Peranan kabohidrat Fungsi utama karbohidrat adalah:

1. Sebagai sumber energi (1 gram karbohidrat menghasilkan 4 kalori) bagi kebutuhan sel-sel jaringan tubuh. Sebagian dari karbohidrat diubah langsung menjadi energi untuk aktivitas tubuh dan sebagian lagi disimpan dalam bentuk glikogen di hati dan di otot. Ada beberapa jaringan tubuh seperti sistem saraf dan eritrosit, hanya dapat menggunakan energi yang berasal dari karbohidrat saja.8

2. Melindungi protein agar tidak dibakar sebagai penghasil energi. Kebutuhan tubuh akan energi merupakan prioritas pertama; bila karbohidrat yang di konsumsi tidak mencukupi untuk kebutuhan energi tubuh dan jika tidak cukup terdapat lemak di dalam makanan atau cadangan lemak yang disimpan di dalam tubuh, maka protein akan


(29)

menggantikan fungsi karbohidrat sebagai penghasil energi. Dengan demikian protein akan meninggalkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun. Apabila keadaan ini berlangsung terus menerus, maka keadaan kekurangan energi dan protein (KEP) tidak dapat dihindari lagi.8

3. Membantu metabolisme lemak dan protein dengan demikian dapat mencegah terjadinya ketosis dan pemecahan protein yang berlebihan.8 4. Di dalam hepar berfungsi untuk detoksifikasi zat-zat toksik tertentu.8 5. Beberapa jenis karbohidrat mempunyai fungsi khusus di dalam tubuh.

Laktosa misalnya berfungsi membantu penyerapan kalsium. Ribosa merupakan merupakan komponen yang penting dalam asam nukleat.8 6. Selain itu beberapa golongan karbohidrat yang tidak dapat dicerna,

mengandung serat (dietary fiber) berguna untuk pencernaan, memperlancar defekasi.8


(30)

16

2.4 Kerangka Teori

Keterangan:

Variabel yang diteliti

Variabel yang tidak diteliti

Gambar 1 Kerangka teori Status Gizi Status ekonomi

keluarga dan pekerjaan

Gaya hidup

Pengetahuan

Kultur budaya dan agama

Asupan karbohidrat


(31)

2.5 Kerangka Konsep

Gambar 2 Kerangka konsep

lemak protein karbohidrat

Asupan kalori

Kemiskinan dan tidak ada

pekerjaan

Pemerataan pangan

Kebiasaan dan larangan makanan minuman

Pola makan 4 sehat 5 sempurna

ekonomi Kultur budaya

dan agama

pengetahuan geografi

penyakit

Remaja Kebiasaan makan buruk Konsumsi gula

berlebih anoreksia

Status gizi

klinis biokimia biofisik antropometri

pengukuran

BB/U, TB/U, IMT/U, BB/TB


(32)

18

2.6Definisi Operasional

Dalam penelitian ini digunakan beberapa istilah yang memiliki batasan sebagai berikut:

Tabel 5 Definisi operasional

no Variable Definisi operasional Alat ukur Hasil ukur

1 Status gizi Status gizi adalah ukuran kecukupan asupan gizi seseorang yang diukur berdasarkan persentil berat badan terhadap umur (BB/U), tinggi badan terhadap umur (TB/U), dan indeks masa tubuh terhadap umur (IMT/U)

CDC 2000. Dan waterlow

Obesitas >P95, overweight P85-P95, normal P5-P85, kurang <P5.

Obesitas, >120%, Gizi lebih, 110%-120%, Gizi baik, 90-110%, Gizi kurang, 70-90%, Gizi buruk, <70%

2 Tinggi badan

Tinggi badan merupakan rata-rata hasil dua kali pengukuran dari panjang badan subyek yang diukur dari puncak kepala sampai mata kaki pada saat dilakukan pengumpulan data.

Pengukuran tinggi badan menggunakan alat ukur gm-td150

hasilnya dinyatakan dalam centimeter (cm)

3 Berat badan

Berat badan merupakan rata-rata hasil dua kali pengukuran dari massa tubuh subyek yang

ditimbang saat

pengumpulan data.

Berat badan diukur dengan alat gm-td150

Hasilnya dinyatakan dalam kilogram (kg)

4 Usia Usia merupakan selisih dari tanggal pengambilan

kalkulator Anak-anak berusia 13-15 tahun dan sedang


(33)

data primer dengan tanggal lahir

menempuh pendidikan formal di sekolah

5 Asupan Banyaknya kandungan karbohidrat pada pangan yang dikonsumsi

Angka

kecukupan gizi (AKG)

50-60% dari total kalori perhari25


(34)

20

BAB 3

METODE PENELITIAN 3.1Desain Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah potong lintang karena pada penelitian proses pengambilan data hanya satu kali.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Waktu Penelitian

Pengambilan data dilaksanakan selama 4 hari pada tanggal 13-16 April 2015 pada saat jam pembelajaran di kelas berlangsung.

3.2.2 Tempat Penelitian

Pengambilan data dilakukan di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengolahan data dilakukan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Syarif Hidayatullah, Jl. Kertamukti no. 05, Pisangan Ciputat 15419, Tangerang Selatan.

3.3Sumber Data

Data yang digunakan adalah data primer dari hasil pengukuran antropometri dan wawancara konsumsi makanan dengan menggunakan metode Food Frequency Questioner (FFQ) pada subyek.

3.4Populasi

3.4.1 Populasi Target

Populasi target dari penelitian ini adalah anak sekolah usia 13 – 15 tahun. 3.4.2 Populasi Terjangkau

Populasi terjangkau dari penelitian ini adalah anak sekolah usia 13 – 15 tahun yang bersekolah di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah Ciputat, Tangerang Selatan.

3.5Sampel dan Cara Pemilihan Sampel

Cara pemilihan sampel dengan menggunakan metode random sampling yakni secara acak dipilih anak yang berusia 13 – 15 tahun yang bersekolah di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah Ciputat, Tangerang Selatan pada tahun 2015 yang memenuhi kriteria penelitian.


(35)

3.6Estimasi Besar Sampel

Estimasi besar sampel ditentukan berdasarkan rumus deskriptif sebagai berikut:

(Zα)2 x P Q n= ____________________

d2

Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang terdapat dalam rumus di atas ditetapkan sebagai berikut:

n = besar sampel

P = proporsi subyek yang memiliki status gizi kurang bernilai 11,1% Q = 1 – P

d = tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki bernilai 0,085

α = tingkat kemaknaan bernilai 0,05

Zα = telah ditetapkan bahwa α adalah 0,05 sehingga Zα bernilai 1,96

Apabila seluruh nilai-nilai di atas dimasukkan ke dalam rumus akan diperoleh sebagai berikut:

(1,96)2 x 11,1 % x (1-11,1%) n= ___________________________

(0,085)2 n = 52

3.7Kriteria Inklusi dan Eksklusi 3.7.1 Kriteria Inklusi

Kriteria subyek yang diikutsertakan dalam penelitian ini adalah: 1. Anak berusia 13 – 15 tahun laki - laki dan perempuan

2. Bersekolah di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah Ciputat, Tangerang Selatan tahun 2015

3. Bersedia mengikuti penelitian

4. Masuk sekolah pada saat penelitian berlangsung 3.7.2 Kriteria Eksklusi


(36)

22

1. Sedang menjalani ujian pada saat pengambilan data 2. Tidak mendapat izin dari orang tua

3. Sedang sakit berat walaupun masuk sekolah 3.8 Cara Kerja

3.8.1 Pengumpulan Data 3.8.1.1 Data Umum

Pengumpulan data umum didapatkan dari data yang dimiliki oleh sekolah yaitu meliputi usia, jenis kelamin dan tingkatan kelas anak sekolah usia 13 – 15 tahun di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah Ciputat, Tangerang Selatan tahun 2015. Data tersebut diperoleh saat dilakukan wawancara FFQdilakukan.

3.8.1.2Data Antropometri

a. Pengukuran Tinggi Badan

Pengukuran tinggi badan dilakukan sebanyak dua kali dengan alat

gm-td150 yang ditempatkan di dinding yang rata. Data tinggi badan yang dimasukkan adalah rata-rata dari hasil dua kali pengukuran. Anak diminta melepas sepatu dan berdiri di atas alat. Punggung, pantat, dan tumit menempel pada alat dengan kepala dan pandangan lurus kedepan. Alat ditarik ke atas hingga menempel ubun-ubun anak. Membaca hasil pengukuran pada alat.

b. Pengukuran Berat Badan

Pengukuran berat badan dilakukan sebanyak dua kali dengan alat

gm-td150. Data berat badan yang dimasukkan adalah rata-rata dari hasil dua kali pengukuran. Anak diminta melepas sepatu, berdiri di atas timbangan dan pandangan lurus ke depan. Anak naik ke atas timbangan lalu membaca angka yang muncul pada alat untuk beberapa saat kemudian turun dari tambangan lalu membaca angka yang muncul pada alat.

3.8.1.3 Data Wawancara Konsumsi Makanan

Wawancara konsumsi makanan dilakukan dengan metode Food Frequency Questioner (FFQ). Dari metode tersebut didapatkan data mengenai pola dan jumlah asupan makanan selama periode harian,


(37)

mingguan, dan bulanan. Wawancara ini dibantu dengan food model

untuk memudahkan subyek memberikan gambaran mengenai besar asupan makanannya. Wawancara berlangsung sekitar 20 – 40 menit untuk setiap anak.

3.8.2 Pengolahan Data

3.8.2.1 Pengolahan Data Antropometri

Data yang didapatkan diolah dengan cara yang terpisah: 1. Penghitungan umur subyek

Data umum berupa jenis kelamin, tanggal lahir, dan tanggal dilakukannya penelitian dihitung manual dengan kalkulator. Selisih dari tanggal lahir dan tanggal penelitian akan didapatkan data usia subyek dalam hitungan bulan.

2. Klasifikasi Waterlow dan CDC 2000

Data berupa berat badan dan tinggi badan dihitung menggunakan rumus:

BB/TB/IMT subyek Persenan BB/TB/IMT= _________________________ X 100%

BB/TB/IMT actual

Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang terdapat dalam rumus di atas ditetapkan sebagai berikut:

BB/TB/IMT subyek = nilai yang berasal dari pemeriksaan subyek BB/TB/IMT actual = nilai normal pada presentil 50 kurva CDC 2000

Setelah semua data diolah selanjutnya data tersebut dimasukkan ke dalam SPSS 23 untuk menentukan status gizi subyek. Status gizi dikategorikan menjadi 5 jenis menurut klasifikasi waterlowuntuk BB/U dan TB/U16 : Gizi buruk: <70%, gizi kurang: 70-90%, gizi baik: 90-110%, gizi lebih: 110-120%, obesitas: >120%. Untuk IMT/U dengan klasifikasi CDC 200018 : underweight <P5, normal P5-P85, overweight P85-P95, obesitas >P95.

3.8.2.2 Pengolahan Data Wawancara Konsumsi Makanan

Data yang didapatkan melalui Food Frequency Questioner (FFQ) dimasukkan dan diolah menggunakan aplikasi Nutrisurvey yang akan


(38)

24

menghasilkan jumlah asupan kabohidrat dari makanan setiap harinya pada subyek. Selanjutnya data asupan kabohidrat dihitung berdasarkan perbandingannya terhadap total asupan kalori subjek dengan rumus:

4 X kabohidrat (gr)

Asupan kalori kabohidrat= _________________________ X 100% Total asupan kalori

Tingkat asupan kalori kabohidrat yg cukup adalah 50-60% dari total asupan kalori.

3.8.2.3 Analisis Statistik

Analisis statistik pada penelitian ini menggunakan SPSS 23.0. Analisis data meliputi:

a. Analisis univariat

Analisis univariat meliputi penghitungan proporsi variabel dalam bentuk persentase dan uji normalitas. Proporsi jenis kelamin, usia, asupan kabohidrat, dan status gizi disajikan dalam bentuk persentase. Uji normalitas menggunakan Kolmogorov Smirnov test dilakukan untuk sebaran BB dan TB berdasarkan jenis kelamin. Apabila p>0,05 maka data memiliki distribusi normal sehingga dituliskan dalam bentuk mean ± SD. Apabila p<0,05 maka data memiliki distribusi tidak normal sehingga dituliskan dalam bentuk median min-max hanya mencerminkan nilai terkecil dan terbesar.

3.8.3 Penyajian Data

Data disajikan dalam bentuk tabel dan disertai dengan penjelasan deskriptif.

3.8.4 Pelaporan Data

Data yang telah diolah dilaporkan dalam bentuk makalah laporan penelitian yang kemudian dipresentasikan di depan penguji skripsi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Hidayatulloh Jakarta.

3.9 Identifikasi Variabel

Variabel pertama : asupan kabohidrat Variabel kedua : status gizi


(39)

3.10 Etika Penelitian

1. Penelitian ini telah mendapat izin etik dari pembimbing etik modul riset. 2. Responden sudah mendapat penjelasan singkat mengenai penelitian yang akan

dilakukan, setelah itu responden dimintai persetujuannya dari orang tua lewat surat perizinan yang telah ditanda tangani orangtua untuk dilakukan pengambilan data. Hasil dari pengambilan data akan dirahasiakan dan hanya akan digunakan untuk tujuan penelitian. Responden berhak menolak mengikuti penelitian ini.


(40)

26

BAB 4

HASIL DAN DISKUSI 4.1 Sebaran Karakteristik Sosio Demografik Subyek

Penelitian ini dilakukan dengan subyek penelitian sebanyak 54 anak yaitu anak usia 13 – 15 tahun yang bersekolah di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah, ciputat pada tahun 2015.

Tabel 6. Sebaran karakteristik subyek berdasarkan jenis kelamin dan usia (n = 54)

Karakteristik Jumlah (n) Persentase (%)

Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan

19 35

35,2 64,8 Usia

13 tahun 14 tahun

36 18

66,7 33,3

Dari tabel di atas, dapat diketahui laki-laki 19 subyek (35,2%) dan perempuan 35 subyek (64,8%). Rata-rata subyek berumur 13-14 tahun, umur terbanyak adalah 14 tahun yaitu 36 orang (66,7%).

Tabel 7. Sebaran BB dan TB subyek

Jenis kelamin BB TB

Laki-laki 52,22 (35,395 - 69,045) 165,05 + 1,9

Perempuan 48,79 +1,9 153,34 + 1,33

Dari tabel di atas, diketahui sebaran BB laki-laki tidak normal sehingga diperoleh nilai median 52,22 dengan interquartile range 33,65. Untuk TB laki-laki, BB perempuan dan TB perempuan normal sehingga diperoleh nilai mean 165,05 (+1,9), 48,79 (+1,9), dan 153,34 (+1,33).


(41)

4.2 Status Gizi

Tabel 8. Sebaran subyek berdasarkan klasifikasi indikator status gizi (n = 54)

Klasifikasi indikator status gizi Jumlah (n) Persentase (%) Status gizi berdasarkan BB/U

Obesitas, >120% Gizi lebih, 110%-120% Gizi baik, 90-110% Gizi kurang, 70-90% Gizi buruk, <70%

Status gizi berdasarkan TB/U Tinggi, 110%-120% Normal, 90-110% Pendek, 70-90%

Status gizi berdasarkan IMT/U Obesitas, >P95

Overweight, P85-P95 Normal, P5-P85 Underweight, <P5

13 8 21 11 1 3 50 1 7 5 41 1 24,1 14, 38,9 20,4 1,9 5,6 92,6 1,9 13 9,3 75,9 1,9

Dari tabel di atas, berdasarkan indikator status gizi menurut BB/U, 21 subyek (38.9% dari total sampel) memiliki status gizi baik. Berdasarkan indikator status gizi menurut TB/U, 50 subyek (92.6% dari total sampel) memiliki tinggi badan normal. Berdasarkan indikator status gizi menurut IMT/U, 41 subyek (75,9% dari total sampel) memiliki status gizi normal.

Pengambilan BB dan TB pasien menggunakan alat antropometri gm-td150. Status gizi BB/U, TB/U, dan IMT/U menunjukan rata-rata status gizi subyek umur 13-14 tahun di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah pada tahun 2015 cukup baik. Walaupun 13% dari IMT/U dan 24,1% dari BB/U mengalami obesitas. Hasil yang sama ditunjukan dari penelitian Erpridawati DD, berdasarkan IMT/U, 87,2% siswa/i SMP Karanganyar memiliki status gizi normal. Hasil yang sama juga ditunjukan dari penelitian Miroslav Pysz, dkk, berdasarkan IMT/U anak-anak usia sekolah di Poland umur 10-12 tahun memiliki status gizi normal 74,9% pada


(42)

laki-28

laki dan 81,2% pada perempuan. Pada underweight terdapat 4,2% dan 3,4%, overweight 15,6% dan 10%, obesitas 5,3% dan 5,4%.26

4.3Asupan Kabohidrat

Tabel 9. Sebaran subyek berdasarkan tingkat asupan kabohidrat (n = 54)

Tingkat asupan kabohidrat Jumlah (n) Persentase (%)

Lebih, >60% 10 18,5

Cukup, 50-60% 16 29,6

Kurang, <50% 28 51,9

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan asupan karbohidrat kurang (51,9%) lebih banyak dibandingkan akumulasi asupan karbohidrat cukup dan asupan karbohidrat lebih (48,1%).

Pada penelitian ini metode untuk mengukur rata-rata asupan kabohidrat perhari subyek adalah dengan FFQ. Asupan karbohidrat yang cukup adalah 50-60%25 total asupan kalori yang dianjurkan yaitu 2475 kkal27, sehingga berkisar 1237,5-1485 kkal atau setara dengan 309,375-371,25 gram karbohidrat per hari. Asupan karbohidrat yang dianjurkan oleh riskesdas 2013 adalah 340 gram per hari.

Dari tabel 9 diatas, lebih dari 50% total sampel memiliki asupan karbohidrat kurang. Penelitian dilakukan di Tsanawiyah Madrasah Pembangunan yang termasuk sekolah swasta untuk pendapatan menengah keatas, sehingga kecil kemungkinan bahwa rata-rata asupan karbohidrat siswa/i tersebut kurang. Namun kesalahan saat pengumpulan data bisa menjadi faktor kesalahan presentasi data. Pengumpulan data FFQ sangat bergantung pada daya ingat responden, kemampuan responden memperkirakan porsi atau berat makanan dan minuman yang di konsumsi, tingkat motivasi responden dan kegigihan pewawancara.28

Berbeda dengan penelitian Aziz S dan Hosain K. asupan karbohidrat anak umur 6-16 tahun di Pakistan cukup tinggi29 (range: 60-74%). Metode yang digunakan adalah potong lintang dengan pengumpulan data menggunakan food recall 24 jam. Semua anak-anak golongan kelas sosio ekonomi di beberapa area Pakistan sering mengkonsumsi makanan dan jajanan dengan jumlah karbohidrat yang tinggi serta rendah protein. Banyaknya asupan karbohidrat tidak hanya


(43)

bergantung oleh kelas sosioekonomi saja tapi juga bergantung oleh sebaran menu makanan di wilayah tersebut.29 Kurangnya pengetahuan orang tua terhadap piramida makanan bisa menjadi faktor penyebab lain.30

Food recall 24 jam yang digunakan sebagai gold standard yang memiliki kelebihan tidak membebani responden, dengan respon yang cukup tinggi selain itu memberikan gambaran nyata yang benar-benar dikonsumsi individu sehingga dapat dihitung intake zat gizi sehari sehingga validitas dari metode ini juga tinggi untuk menggambarkan actual intake zat gizi dibandingkan dengan metode lain.28 Walaupun metode yang saya gunakan menggunakan FFQ namun beberapa penelitian menunjukan FFQ sama baiknya dengan food recall (FR) 24 jam, seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Razif M, dkk (2011) di Malaysia, yang mendapatkan bahwa dalam menilai asupan energy, lemak, protein, karbohidrat, vit.A, vit.C, dan vit.E, dengan menggunakan metode SQ-FFQ dan metode FR 24 Jam memiliki korelasi yang kuat.31 Ini menunjukkan bahwa SQ-FFQ dapat menghasilkan hasil yang sebanding dengan FR 24 jam, hal ini membuktikan bahwa SQ-FFQ sama baiknya digunakan untuk menilai asupan zat gizi makro.28

4.4Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini besar sampel yang digunakan menggunakan presisi 8,5%. Peneliti tidak menggunakan presisi 5% yang membuat besar sampel lebih bermakna. Hal ini dikarenakan kesalahan awal peneliti dalam penentuan presisi, yang mana presisi awal adalah 10% sehingga sampel lebih kecil, berkisar 38 sampel. Dalam pelaksanaan pengambilan data, sampel dilebihkan menjadi 56 sampel dengan harapan dapat memperbesar kebermaknaan sampel. Namun setelah dilakukan revisi ternyata presisi tidak boleh melebihi 5% sehingga jumlah sampel berkisar 151 sampel. Karena keterbatasan waktu maka disimpulkan tidak dilakukan pengambilan data ulang dan besar sampel tetap menjadi 56 dengan presisi diganti menjadi 8,5%.

Setiap subyek sebelum dilakukan wawancara diminta tanda tangan orang tua lewat surat perizinan melakukan penelitian dan diberikan waktu 1 hari untuk meminta izin ke orang tua. Besoknya peneliti mengambil surat izin yang sudah terkumpul di ruang guru BP, namun subyek yang mengumpulkan hanya 20 orang


(44)

30

dari 300 anak. Karena pertimbangan waktu maka pada hari itu juga dipilih secara acak 7 subyek dari setiap kelas yang berjumlah 8 kelas, ditambah dengan subyek yang telah mengumpulkan surat izin maka terkumpul 56 subyek. 2 orang subyek ternyata masuk kriteria eklusi karena berumur 12 tahun sehingga hanya 54 subyek yang diolah datanya.

Data asupan karbohidrat diambil dengan metode food frequency questionare (FFQ). Subyek ditanya frekuensi asupan makanan tertentu dalam beberapa hari, minggu dan bulan terakhir. Untuk menyamakan persepsi takaran makanan dengan peneliti maka digunakan food model. Penggunaan food model yang kami miliki memliki kekurangan yaitu kurangnya keberagaman model makanan yang sesuai dengan food frequency questionare. Untuk mengatasi hal tersebut maka digunakan pendapat ahli gizi agar takaran yang disarankan lebih mendekati dari takaran yang sebenarnya.

Status gizi ditentukan berdasarkan persen BB/U, TB/U, IMT/U dan BB/TB. Tapi penggunaan BB/TB digunakan untuk anak yang baru lahir sampai umur 2 tahun. Sedangkan IMT/U digunakan untuk anak umur 2 tahun sampai 19 tahun, sehingga persen status gizi BB/TB tidak digunakan.16,17,19,20


(45)

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN 5.1Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat ditarik simpulan bahwa: 1. Rata-rata subyek berumur 13 tahun. Subyek perempuan lebih banyak dari

pada subyek laki-laki.

2. Prevalensi status gizi normal berdasarkan persen BB/U, TB/U, dan IMT/U yaitu 38,9%, 92,6% dan 75,9%.

3. Prevalensi asupan karbohidrat per hari anak sekolah tergolong kurang yaitu 51,9%.

4. Prevalensi obesitas berdasarkan BB/U dan IMT/U yaitu 24,1% dan 13% 5.2Saran

1. Perlunya dilakukan edukasi kepada orang tua anak dan anak tentang pola makan yang sehat dan seimbang, pentingnya mengontrol asupan makanan hingga tidak berlebihan, pentingnya berolahraga, pentingnya asupan kabohidrat yang seimbang, terutama di pagi hari saat aktivitas belajar di sekolah baru dimulai.

2. Perlunya peran sekolah untuk memantau dan memberikan pengajaran mengenai pola dan asupan makanan sehat.

3. Perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan antara asupan kabohidrat terhadap status gizi.

4. Perlunya pengambilan data asupan karbohidrat dengan metode food recall 24 jam untuk melihat perbedaan hasil FFQ asupan karbohidrat.


(46)

32

DAFTAR PUSTAKA

1. Hamurwono GB. Public Private Mix dalam Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Kepala Direktorat Pelayanan Medik Dasar Direktorat Jenderal

Pelayanan Medik Depkes; 2001.

2. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar. Republik Indonesia: Departemen Kesehatan; 2007.

3. Dangkua AI, M. Djunaidi MD, Fatimah ST. Gambaran Asupan, Status Gizi dan Tingkat Kepuasan Siswa Man Insan Cendikia Gorontalo.

Universitas Hasanudin.

http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/11049. (accessed august 2015).

4. Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Cramedia Pustaka Utama;. 2001.

5. Santoso S, et al. Kesehatan dan Gizi. 2nd edition. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya; 2004.

6. Karyadi DM. Kecukupan Gizi yag Dianjurkan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 1996.

7. Suhardjo. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta: Bumi Aksara; 1996. 8. Halomoan H. Karbohidrat. Bagian Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatra Utara. http://library.usu.ac.id/download/fk/gizi-halomoan.pdf. (accessed sept 2015).

9. Departemen Kesehatan. Glosarium Data dan Informasi Kesehatan. http://www.depkes.go.id/downloads/publikasi/Glosarium%202006.pdf. (accessed sep 2015).

10.Supariasa, Bachyar B, Ibnu F. Penilaian Status Gizi. 1st edition. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2001.

11.Supariasa, Bachyar B, Ibnu F. Penilaian Status Gizi. 2nd edition. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2002.

12.Jelliffe DB, Jelliffe EFP. Community Nutritional Assesment with Special Reference to Less Technically Developed Countries. Oxford: Oxford Universitas Press; 1989


(47)

Oxford University Press; 1995.

14.Sugondo. Obesitas. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Volume 3. 4th edition. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam: FK UI; 2006.

15.Center for Disease Control. Healthy weight Assesing BMI. http://www.cdc.gov/healthyweight/assessing/bmi/index.html cdc 2011. (accessed sept 2015).

16.Merritt RJ, Suskind RM. Nutritional survey of hospitalized pediatric patients. Am J Clin Nutr. 1979;32:1320-5.

17.World Health Organization. World Health Organizations (WHO) growth standards. http://www.who.int/childgrowth/standards/. (accessed sept 2015).

18.Division of Nutrition, Physical Activity, and Obesity, National Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion. About child and teen BMI.

http://www.cdc.gov/healthyweight/assessing/bmi/childrens_bmi/about_chi ldrens_bmi.html. (Accessed sept 2015).

19.Ogden CL, Flegal KM. Changes in terminology for childhood overweight and obesity. Natl Health Stat Rep. 2010;25:1-5.

20.Kuczmarski RJ, Ogden CL, Guo SS, et al. 2000 CDC growth charts for the United States: methods and development. Vital Health Stat 11. 2002;246:1-190.

21.Bachyar, et al. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Kedokteran EGC; 2002. 22.Marcdante, Karen J, et al. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Essensial. Ed. 6.

Singapore: Elseviers; 2014.

23.Diva S, Maria R. Assessing Food Consumption (Selected Issues in Data Collection and Analysis). Division of Nutritional Sciences, Community Nutrition Program, College of Human Ecology, Comell University. 1997. 24.Arisman. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Kedokteran EGC; 2004. 25.Samour PQ. Pediatric Nutrition. 4th edition. Canada: Jones and Bartlett

Learning; 2013.


(48)

34

and basic nutrients and the BMI values in group of children aged 10-12. Roczniki Panstwowego Zakladu Higieny. 2014;65(4):345-352.

27.Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar. Republik Indonesia: Departemen Kesehatan; 2013.

28.Makuituin F, Jafar N, Nadjamuddin U. Studi validasi semi-quantitatif food frequency questionare (SQ-FFQ) dengan food recall 24 jam pada asupan zat gizi makro remaja di SMA Islam Athira Makasar. Jurnal MKMI. Makasar: UNHAS; 2013.

29.Aziz S, Hosain K. Carbohydrate (CHO), protein and fat intake of healthy Pakistani school children in a 24 hour period. J Pac Med Assoc. 64 (11): p. 1255-59. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/25831641. (accessed sept 2015).

30.Stettler N, Bhatia J, Parish A, Stallings VA. Feeding Healthy infants, children, and Adolescents. Nutrition. In: Kleigman RM, Stanton BF, Geme JWS, Schor NF and Behrman RE (editors). Nelson Textbook of Pediatrics. 19th ed. United States: Elsevier; 2011;160-70.

31.Razif Moh. Mal J Nutr. Semi-quantitatif food frequency questionare for Assesment of Energy, total fat fatty acids and Vitamin A, C and E intake among malaysia women. Makasar: UNHAS:17 (1): 1-18. http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/6047/JURNAL %20MKMI%20Fatma.%20M.pdf?sequence=1. (accessed sept 2015).


(49)

LAMPIRAN Lampiran 1 Surat izin persetujuan penelitian

Yth

Orangtua / Wali Murid Tsanawiyah di tempat

Ciputat, 6 April 2015

Assalamualaikum wr.wb.

Dalam dunia pendidikan tinggi, penelitian sangat dibutuhkan untuk menghasilkan sebuah karya ilmiah yang baru. Penelitian juga menjadi salah satu syarat untuk lulus dari sebuah universitas.

Kami sebagai mahasiswa/i pendidikan tinggi di UIN akan melakukan penelitian tentang hubungan asupan makanan terhadap status gizi anak.

Atas dasar tersebut, kami mahasiswa dan mahasiswi Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bersama surat ini meminta izin kepada orangtua/wali murid Madrasah Pembangunan Tsanawiyah untuk mengambil data putra/i Bapak/Ibu sebagai bahan untuk penelitian kami. Adapun data yang akan diambil berupa berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar perut, status gizi, serta hasil wawancara tentang asupan makanan. Data dari putra/i Bapak/Ibu tidak akan disebarluaskan ke publik dan nama putra/i Bapak/Ibu akan dirahasiakan. Data tersebut hanya akan dipakai sebagai bahan peneltian.

Demikian surat izin ini dibuat. Atas perizinan dan pengertiannya kami ucapkan terimakasih.

Wass.wr.wb

Muhammad Zikri Safira Indriakasia Nuraisah Septiarini 1112103000050 1112103000058 1112103000059

Lulu Zakiah Fajr Muzzammil


(50)

36

(Lanjutan)

LEMBAR PERIZINAN PERSETUJUAN

Nama Orangtua : ... Nama Murid : ... Kelas : ...

Dengan ini menyetujui putra/i kami untuk diwawancarai dan diambil datanya oleh mahasiswa/i Program Studi Pendidikan Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Data putra/i kami hanya dipakai sebagai bahan penelitian dan nama putra/i kami tetap dirahasiakan.

Orangtua/Wali Murid Madrasah Pembangunan Tsanawiyah ..., .... April 2015


(51)

(Lanjutan)

BIODATA MURID MADRASAH

PEMBANGUNAN TSANAWIYAH

Nama : ... Umur : ... Alamat : ... No.telepon : ... No. HP : ... Kelas : ... Wali Kelas : ... No. Wali Kelas : ... Ekskul : ... Pembimbing Ekskul : ... No. Pembimbing Ekskul : ... Hari Ekskul : ...


(52)

38

LAMPIRAN Lampiran 2 Formulir food frequency questionnaire

FORMULIR

FOOD FREQUENCY QUESTIONNAIRE

Nama peneliti : Tanggal:

Nama Siswa : Kelas :

Jenis Kelamin : L / P

Tanggal lahir : Usia:

ANTROPOMETRI N

NO PEMERIKSAAN I II RATA-RATA

1 BERAT BADAN 2 TINGGI BADAN 3 LINGKAR LENGAN ATAS

4 IMT

Bahan Makanan

Frekuensi Jumlah Kete

rangan Harian Mingguan Bulanan jarang/tdk URT Gram

KARBOHIDRAT Nasi

Mie bihun roti tawar kentang singkong Ubi Talas jagung ketan tepung


(53)

PROTEIN HEWANI daging sapi daging ayam daging kambing Ikan segar ikan asin ikan kalengan udang segar hati sapi hati ayam hati kambing Otak

telur ayam telur bebek telur puyuh

PROTEIN NABATI tempe Tehu

kacang tanah kacang hijau kacang kedelai kacang merah oncom selai kacang

LEMAK margarin mentega santan

minyak kelapa sawit


(54)

40

minyak kelapa minyak jagung minyak zaitun lemak sapi

SUSU DAN PRODUKNYA susu formula Susu kental manis susu pasteurisasi Keju es krim yogurt susu segar Milo dancow

SAYURAN bayam kangkung buncis kacang panjang daun singkong sawi hijau sawi putih caisin touge Kol

kembang kol brokoli labu siam


(55)

wortel tomat seledri daun bawang

BUAH-BUAHAN pisang pepaya jeruk semangka melon Apel mangga Pir jambu air jambu biji rambutan Duku nangka kelengkeng durian anggur manggis buah naga

LAIN- LAIN gula pasir gula merah madu


(56)

42 Selai Teh Kopi Sirup kecap saus tomat saus sambel agar-agar permen biskuit JAJANAN cimol nutrijel makaroni goreng nyam nyam nasi goreng kentang ulir kwetiau tistick keju burger roti manis ayam sabana ayam katsu mie ayam soto betawi makaroni scotel Sosis bakso Es cincau nougat spaghetti Oreo somay batagor martabak telur


(57)

takoyaki dimsum bubur ayam pizza sosis pisang keju kue bolu sate donat burger baso malang nasi bakar ayam

nasi bakar ati ampela nasi bakar tongkol soto lamongan sate lontong gado gado lontong ketoprak ketupat sayur


(58)

44

LAMPIRAN Lampiran 3 Riwayat Hidup Penulis

Nama : Fajr Muzzammil

Tempat/Tanggal Lahir : Bengkulu, 11 Desember 1993 Riwayat Pendidikan :

1. SD IT IQRA Bengkulu 2. SDN Sekelo Bandung

3. SDN Buah Batu Baru Bandung

4. Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

5. SMA Lazuardi GIS Depok

6. Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarief Hidayatullah Jakarta


(1)

PROTEIN HEWANI daging sapi daging ayam daging kambing Ikan segar ikan asin ikan kalengan udang segar hati sapi hati ayam hati kambing Otak

telur ayam telur bebek telur puyuh

PROTEIN NABATI tempe Tehu

kacang tanah kacang hijau kacang kedelai kacang merah oncom selai kacang

LEMAK margarin mentega santan

minyak kelapa sawit


(2)

minyak kelapa minyak jagung minyak zaitun lemak sapi

SUSU DAN PRODUKNYA susu formula Susu kental manis susu pasteurisasi Keju es krim yogurt susu segar Milo dancow

SAYURAN bayam kangkung buncis kacang panjang daun singkong sawi hijau sawi putih caisin touge Kol

kembang kol brokoli labu siam


(3)

wortel tomat seledri daun bawang

BUAH-BUAHAN pisang pepaya jeruk semangka melon Apel mangga Pir jambu air jambu biji rambutan Duku nangka kelengkeng durian anggur manggis buah naga

LAIN- LAIN gula pasir gula merah madu


(4)

Selai Teh Kopi Sirup kecap saus tomat saus sambel agar-agar permen biskuit

JAJANAN cimol nutrijel makaroni goreng nyam nyam nasi goreng kentang ulir kwetiau tistick keju burger roti manis ayam sabana ayam katsu mie ayam soto betawi makaroni scotel Sosis bakso Es cincau nougat spaghetti Oreo somay batagor martabak telur


(5)

takoyaki dimsum bubur ayam pizza sosis pisang keju kue bolu sate donat burger baso malang nasi bakar ayam

nasi bakar ati ampela nasi bakar tongkol soto lamongan sate lontong gado gado lontong ketoprak ketupat sayur


(6)

LAMPIRAN

Lampiran 3

Riwayat Hidup Penulis

Nama

: Fajr Muzzammil

Tempat/Tanggal Lahir

: Bengkulu, 11 Desember 1993

Riwayat Pendidikan

:

1.

SD IT IQRA Bengkulu

2.

SDN Sekelo Bandung

3.

SDN Buah Batu Baru Bandung

4.

Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Syarief Hidayatullah

Jakarta

5.

SMA Lazuardi GIS Depok

6.

Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Syarief Hidayatullah Jakarta