1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah pada uraian sebelumnya, maka penelitian ini bertujuan untuk :
1 Mengidentifikasi asal dan tujuan peredaran kayu bulat, jenis kayu bulat, volume kayu bulat, dan alat angkut yang digunakan dalam peredaran kayu
bulat tiap kabupatenkota di Provinsi Jambi. 2 Memetakan peredaran kayu bulat tiap kabupatenkota di Provinsi Jambi.
3 Mengkaji kebutuhan bahan baku kayu bulat tiap kabupatenkota untuk mengetahui kemampuan Provinsi Jambi dalam supply bahan baku kayu bulat
untuk industri di Provinsi Jambi.
1.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, dan tujuan penelitian, maka ditetapkan hipotesis dalam penelitian ini, yaitu : kemampuan Provinsi Jambi
dalam supply bahan baku kayu bulat lebih kecil daripada demand dari industri kayu.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan harapan dapat memberikan manfaat, antara lain :
1 Memberikan data yang akurat kepada instansi kehutanan yang terkait dengan peredaran hasil hutan di Provinsi Jambi.
2 Sebagai informasi penunjang bagi penerapan kebijakan kehutanan pada umumnya dan kebijakan peredaran hasil hutan pada khususnya di Provinsi
Jambi . 3 Sebagai informasi penunjang bagi pengembangan sumberdaya hutan,
khususnya kayu bulat di Provinsi Jambi. 5
II KERANGKA PEMIKIRAN
Penelitian tentang pemantauan peredaran hasil hutan di Provinsi Jambi ini didasari atas beberapa hal yang tertuang dalam kerangka ini, yaitu :
1 Permasalahan
Provinsi Jambi mengalami penurunan produksi riil yang cukup besar, terkait dengan salah satu permasalahan yang sedang dihadapi Departemen Kehutanan,
yaitu semakin menurunnya potensi hasil hutan kayu bulat. Hal ini disikapi pemerintah dengan mengeluarkan kebijakan soft landing. Penerapan kebijakan
soft landing atau pengurangan secara bertahap produksi kayu yang berasal dari hutan alam dan hutan produksi, telah menyebabkan kesenjangan antara supply dan
demand bahan baku kayu untuk industri. Provinsi Jambi selama 3 tahun terakhir mendapatkan jatah produksi dari hutan alam yang terus menurun, yaitu : pada
tahun 2003 jatah tebangan produksi kayu dari hutan produksi dan hutan alam sebesar 153
. 000 m
3
, tahun 2004 diturunkan menjadi 127 .
000 m
3
, dan tahun 2005 diturunkan menjadi 120
. 650 m
3
Dephut, Ditjen Bina Produksi Kehutanan 2005. Permasalahan industri kehutanan dalam hal pemenuhan bahan baku kayu
bulat menjadi salah satu prioritas dalam kebijakan bidang kehutanan, disamping pencurian kayu di Hutan Negara illegal logging. Terkait dengan kebijakan
revitalisasi sektor kehutanan, khususnya industri kehutanan, pada penelitian ini dilakukan pendekatan untuk mengetahui adanya kesenjangan supply kayu bulat
dari Provinsi Jambi dan demand kayu bulat oleh industri kayu di Provinsi Jambi. Dengan menghitung jumlah kebutuhan kayu bulat berdasarkan kapasitas izin
industri dan peredaran kayu bulat dari database hasil hutan, maka dapat diketahui kemampuan Provinsi Jambi dalam pemenuhan bahan baku kayu bulat untuk
industri di Provinsi Jambi. Data peredaran hasil hutan kayu olahan dijadikan dasar dalam menentukan kebutuhan riil kayu bulat oleh industri dan dibandingkan
dengan jumlah peredaran kayu bulat dari database hasil hutan, jika terjadi kekurangan maka dapat diketahui kemampuan riil Provinsi Jambi pada tahun
2004 dalam memenuhi kebutuhan bahan baku kayu bulat untuk industri. Kondisi di atas yang menyebabkan semakin kecilnya kemampuan Provinsi
Jambi dalam memenuhi kebutuhan bahan baku kayu bulat, sehingga melalui
penelitian ini dapat diketahui berapa besar supply bahan baku kayu bulat oleh Provinsi Jambi untuk memenuhi demand bahan baku kayu bulat oleh industri.
2 Aliran Peredaran Hasil Hutan
Aliran peredaran hasil hutan ini terdiri dari : a Informasi Peredaran Hasil Hutan
Informasi peredaran hasil hutan tersusun dari database hasil hutan dan data peredaran kayu bulat dan kayu olahan. Informasi peredaran hasil hutan
memberikan data tentang supply kayu bulat. Data supply ini digunakan untuk mengetahui kemampuan Provinsi Jambi dalam memenuhi kebutuhan bahan baku
kayu bulat berdasarkan perhitungan kapasitas izin dan peredaran kayu olahan. Bagian-bagian tersebut secara hirarki membentuk informasi peredaran hasil hutan.
b Informasi Spasial
Informasi spasial tersebut tersusun dari peta digital Provinsi Jambi, yang terdiri dari beberapa tema, yaitu : administrasi Provinsi Jambi, kawasan hutan
hutan produksi, dan jalur transportasi darat dan sungai. Integrasi informasi peredaran hasil hutan dan informasi spasial tersebut
dapat memberikan gambaran tentang aliran peredaran kayu bulat secara spasial di Provinsi Jambi untuk mendukung pengambilan keputusan dalam pemecahan
masalah-masalah peredaran hasil hutan yang ada.
3 Keputusan
Bagian keputusan ini merupakan penentuan kebijakan atas pertimbangan pemahaman terhadap permasalahan pemenuhan bahan baku kayu bulat untuk
industri. Pertimbangan tersebut didasari atas data peredaran hasil hutan dengan memperhatikan orientasi pembangunan kehutanan yang ada.
4 Rekomendasi Peredaran Hasil Hutan
Rekomendasi peredaran hasil hutan merupakan hasil dari pengkajian masalah peredaran kayu bulat dan kebutuhan bahan baku kayu bulat untuk
industri dengan memanfaatkan hasil analisis yang telah dilakukan. Hasil analisis di atas dijadikan dasar dalam memberikan rekomendasi yang dapat mendukung
dalam penentuan kebijakan peredaran hasil hutan di Provinsi Jambi atau Departemen Kehutanan.
Secara sistematis kerangka pemikiran penelitian disajikan pada Gambar 1. 7
Gambar 1 Bagan alir dasar pemikiran penelitian.
Keterangan : 1 Bagian Permasalahan
2 Bagian Aliran Peredaran Hasil Hutan a. Informasi Peredaran Kayu Bulat dan b. Informasi Spasial Data Peredaran
Hasil Hutan PROVINSI JAMBI
Database Hasil Hutan
Jalur Transportasi
Darat Sungai
a b
2 1
Kawasan Hutan
Hutan Produksi
Informasi Administrasi
Keputusan Rekomendasi Peredaran
Hasil Hutan Informasi
Peredaran KB Peta Digital
Provinsi Jambi
Batas Administrasi Keadaan Penduduk
Informasi Spasial
Aliran Peredaran Hasil Hutan Masalah Industri
Kehutanan
Kekurangan Supply Bahan Baku
Kesenjangan Supply dan Demand
Kebijakan Industri Kehutanan
IPHHK Kapasitas
Izin Peredaran
Kayu Olahan Kebutuhan
KB Kebutuhan
Riil KB
Supply KB Kemampuan
Pemenuhan Kebijakan
Terkait Industri
8
III TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Data 3.1.1 Pengertian Data