sebelumnya, Kabupaten Tanjung Barat mempunyai volume tujuan peredaran kayu bulat sebesar 85.0. Peta volume tujuan peredaran kayu bulat tahun 2004
disajikan pada Gambar 14.
500000 1000000
1500000 2000000
2500000
Kerinci M erangin Sarolangun Batanghari
M uaro Jambi
Tanjung Jabung
Timur Tanjung
Jabung Barat
Tebo Bungo
Kota Jambi
Luar Prov Jambi
KabupatenKotaProvinsi Tujuan Vo
lu m
e m
3
Gambar 13 Volume tujuan peredaran kayu bulat Provinsi Jambi tahun 2004.
6.3.1 Sebaran Lokasi IPHHK
Provinsi Jambi pada tahun 2004 jumlah IPHHK berkapasitas 6 .
000 m
3
tahun sebanyak 147 buah dengan lokasi terbanyak di Kabupaten Tebo sebesar 51 buah. IPHHK berkapasitas 6
. 000 m
3
tahun sebanyak 39 buah dengan lokasi terbanyak di Kabupaten Muaro Jambi sebesar 17 buah. Total IPHHK terbanyak
berlokasi di Kabupaten Tebo sebanyak 54 buah 29.0 dan Kabupaten Muaro Jambi sebanyak 42 buah 22.6, sedangkan lokasi IPHHK yang paling sedikit
berada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebanyak 3 buah Tabel 14.
49
Gambar 14 Peta volume tujuan peredaran kayu bulat Provinsi Jambi tahun 2004.
50 Tabel 14 Jumlah IPHHK di Provinsi Jambi dirinci per kabupatenkota
tahun 2004
No KabupatenKota
Kap 6 000 m
3
tahun Kap 6 000 m
3
tahun Total 1 Kerinci
2 Merangin 9
2 11
3 Sarolangun 11
1 12
4 Batanghari 17
5 22
5 Muaro Jambi
25 17
42 6
Tanjung Jabung Timur 1
2 3
7 Tanjung Jabung Barat
7 4
11 8 Tebo
51 3
54 9 Bungo
19 19
10 Kota Jambi
7 5
12 Jumlah
147 39
186 Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Jambi 2005.
Berdasarkan proses pembaharuan izin IPHHK berkapasitas 6 .
000 m
3
tahun yang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Jambi selama tahun 2004 terdapat 74
buah yang mendapat pembaharuan izin industri, sedangkan 73 buah tidak mendapatkan pembaharuan izin berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jambi
Lampiran 3 dan 4. Pembaharuan izin IPHHK berkapasitas 6 .
000 m
3
tahun menjadi kewenangan oleh Menteri Kehutanan sampai tahun 2005 masih dalam
proses penilaian di Departemen Kehutanan. Jumlah IPHHK aktif berdasarkan pembaharuan izin industri disajikan pada Tabel 15.
Tabel 15 Jumlah IPHHK aktif di Provinsi Jambi dirinci per kabupatenkota tahun 2004
Kabupaten Jenis
Industri IPHHK
Kap 6 000 m
3
Th
1
Kap 6 000 m
3
Th
2
Total No Kota
Jumlah Kap m
3
th Jumlah Kap
m
3
th Jumlah Kap
m
3
th 1
Kerinci 0 0
0 0 0 0
2 Merangin
3 15
000 0 0 3 15
000 3
Sarolangun 10 38
700 1 30
000 11 68 700
4 Batanghari
14 40 600
3 184 200
17 224 800
5 Muaro Jambi
11 36 340
12 1 479 250
23 1 515 590
6 Tanjabtim
1 5 000
1 155 492
2 160 492
7 Tanjabbar
7 31 800
4 462 200
11 494 000
8 Tebo
12 55 650
2 183 000
14 238 650
9 Bungo
9 33
000 0 0 9 33
000 10
Kota Jambi 7
12 600 3
347 200 10
359 800 Jumlah
74 268 690
26 2 841 342
100 3 110 032
Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Jambi 2005 dan Direktorat Jenderal BPK 2005. Keterangan :
1
Berdasarkan hasil pembaharuan izin oleh Gubernur Jambi tanggal 10 Mei 2004, 21 Juni 2004, dan 25 Nopember 2004.
2
Berdasarkan data IPHHK yang mengajukan pembaharuan izin ke Menteri Kehutanan tahun 2005 proses di Direktorat Jenderal BPK.
51 Kabupaten Tanjung Jabung Barat terdapat IPHHK aktif berkapasitas 6
. 000
m
3
tahun sebanyak 7 buah dengan total kapasitas sebesar 31 .
800 m
3
tahun dan berkapasitas 6
. 000 m
3
tahun sebanyak 4 buah dengan total kapasitas izin sebesar 494
. 000 m
3
tahun 15.9 dari total kapasitas izin sebesar 3 .
114 .
032 m
3
tahun Tabel 15. Keberadaan industri ini menggambarkan bahwa Kabupaten Tanjung
Jabung Barat sebagai salah satu sentra industri kayu di Provinsi Jambi selain Kabupaten Muaro Jambi yang mempunyai jumlah industri sebanyak 23 buah
dengan kapasitas izin sebesar 1 .
515 .
590 m
3
tahun 48.7, sehingga memerlukan bahan baku kayu bulat yang cukup besar.
Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebagai tujuan peredaran kayu bulat dengan volume yang paling kecil, karena kabupaten ini hanya terdapat IPHHK
yang aktif berkapasitas 6 .
000 m
3
tahun sebanyak 1 buah dan berkapasitas 6 .
000 m
3
tahun sebanyak 1 buah dengan total kapasitas sebesar 160 .
492 m
3
tahun 5.2 dari total kapasitas izin sebesar 3
. 114
. 032 m
3
tahun Tabel 15. Keberadaan industri ini menggambarkan bahwa Kabupaten Tanjung Jabung
Timur sebagai kabupaten dengan jumlah industri kayu yang paling kecil dengan jumlah 2 buah, walaupun dari total kapasitas izin lebih besar dari Kabupaten
Merangin, Sarolangun, dan Bungo, sehingga kebutuhan kayu bulat cukup kecil.
6.3.2 Hubungan Keadaan Penduduk dengan Keberadaan IPHHK