Pengaruh Kebijakan Pendanaan, Risk Based Capital dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan Asuransi dengan Laba Perusahaan sebagai Variabel Moderating

(1)

PENGARUH KEBIJAKAN PENDANAAN,

RISK BASED

CAPITAL

DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI

PERUSAHAAN ASURANSI DENGAN

LABA PERUSAHAAN SEBAGAI

VARIABEL MODERATING

TESIS

Oleh :

TENG SAUH HWEE 127017018/Akt

MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2015

PENGARUH KEBIJAKAN PENDANAAN,

RISK BASED

CAPITAL

DAN UKURAN PERUSAHAN TERHADAP NILAI

PERUSAHAAN ASURANSI DENGAN


(2)

LABA PERUSAHAAN SEBAGAI

VARIABEL MODERATING

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains dalam Program Studi Magister Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara

OLEH :

TENG SAUH HWEE 127017018/Akt

MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2015


(3)

Judul Penelitian : PENGARUH KEBIJAKAN PENDANAAN, RISK BASED CAPITAL DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN ASURANSI DENGAN LABA PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING Nama Mahasiswa : TENG SAUH HWEE

Nomor Pokok : 127017018 Program Studi : Akuntansi

Menyetujui Komisi Pembimbing,

Tanggal Lulus : 2 Februari 2015

Telah Diuji Pada

Tanggal : 2 Februari 2015

(Dr. Ir. Tavi Supriana, M.Si) (Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si,Ak) Ketua Anggota

Ketua Program Studi

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA)

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis


(4)

PANITIA PENGUJI TESIS :

Ketua : Dr. Ir. Tavi Supriana, M.Si

Anggota : 1. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si,Ak

2. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA 3. Prof. Dr. Ramli, MS


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan berkah, nikmat dan kemudahanNya, kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengaruh Kebijakan Pendanaan, Risk Based Capital dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan Asuransi dengan Laba Perusahaan sebagai Variabel Moderating.”

Selama proses penyusunan tesis ini, penulis telah banyak mendapatkan bimbingan, pengarahan, bantuan, dukungan serta doa dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak pihak yang telah banyak memberikan bantuan, terutama kepada :

1. Bapak Prof.Dr.dr. Syahril Pasaribu, DTM & H,M.Sc (CTM), Sp.A (K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof.Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, selaku dosen pembanding yang telah memberikan kritikan, saran dan masukan kepada penulis dalam penyempurnaan tesis ini.

4. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak.CA selaku sekretaris Program Studi Magister Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara sekaligus dosen pembanding yang telah memberikan kritikan, saran dan masukan kepada penulis dalam penyempurnaan tesis ini.

5. Ibu Dr.Ir. Tavi Supriana, M.Si, dosen pembimbing pertama yang telah banyak memberikan motivasi, bimbingan serta perhatiannya dengan ketulusan dan penuh kesabaran sehingga penulis mampu menyelesaikan tesis ini.


(6)

6. Bapak Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si,Ak, selaku dosen pembimbing kedua yang telah banyak memberikan motivasi, bimbingan serta perhatiannya dengan ketulusan dan penuh kesabaran sehingga penulis mampu menyelesaikan tesis ini.

7. Bapak Prof. Dr. Ramli,MS, selaku dosen pembanding yang telah memberikan kritikan, saran dan masukan kepada penulis dalam penyempurnaan tesis ini.

8. Seluruh Dosen dan Staf pada Program Magister Ilmu Akuntansi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan, dukungan dan perhatian kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.

9. Teristimewa untuk suami, adik dan putra-putri yang sangat penulis cintai Terimakasih untuk semua kasih sayang, do’a, pengorbanan dan dukungan yang sangat berarti. Semoga penulis dapat memberikan yang terbaik untuk kehidupan ini.

10.Rekan-rekan seperjuangan di Program Magister Akuntansi USU angkatan 2012 khususnya Arthur Simanjuntak, Mahmuddin, Junarso Lie, Dede Setiawati, Munawarah, Aslan Anwar Daulay, Imelda Novita, Wenny Anggresia Ginting, Melina dan lain-lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah mendukung dan memberikan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan ini.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kata sempurna karena keterbatasan kemampuan penulis, karenanya penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca. Akhir kata, penulis berharap agar penelitian ini bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Januari 2015 Penulis,


(7)

PERNYATAAN Judul Tesis

PENGARUH KEBIJAKAN PENDANAAN, RISK BASED CAPITAL, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN ASURANSI

DENGAN LABA PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING

Dengan ini peneliti menyatakan bahwa tesis ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains dalam Program Studi Magister Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara adalah benar hasil karya peneliti sendiri. Pengutipan-pengutipan yang dilakukan peneliti telah peneliti cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian tesis ini bukan hasil karya peneliti sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, peneliti bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Medan, 02 Februari 2015 Yang membuat pernyataan,


(8)

RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Teng Sauh Hwee

2. Tempat/Tgl Lahir : Medan, 26 Agustus 1966 3. Alamat : Jl Tilak No. 127-D Medan 4. No. Telepon : 085270123519

5. Agama : Buddha

6. Jenis Kelamin : Perempuan

7. Orang Tua : 1. Alm. Lim Chien Yean 2. Alm. Teng Siaw Mei 8. Pendidikan :

1. SD Jend. Sudirman Medan, Lulus Tahun 1977 2. SMP Jend. Sudirman Medan, Lulus Tahun 1981 3. SMA Jend. Sudirman Medan, Lulus Tahun 1984


(9)

PENGARUH KEBIJAKAN PENDANAAN, RISK BASED CAPITAL, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN ASURANSI

DENGAN LABA PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh kebijakan pendanaan, risk based capital, ukuran perusahaan dan laba perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Populasi dalam penelitian ini berjumlah 11 perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2007 – 2013. Tehnik yang digunakan adalah metode purposive sampling. Data diolah dengan menggunakan regresi liniear berganda. Hasil penelitian membuktikan bahwa secara simultan kebijakan pendanaan,

risk based capital, ukuran perusahaan dan laba perusahaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara parsial risk basedcapital, ukuran perusahaan dan laba perusahaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan kebijakan pendanaan berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Dan dari hasil uji interaksi menunjukkan bahwa laba perusahaan tidak dapat memoderasi pengaruh kebijakan pendanaan, risk based capital dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan.

Kata Kunci: Nilai Perusahaan, kebijakan pendanaan, risk based capital, ukuran perusahaan dan laba perusahaan.


(10)

THE INFLUENCE OF FINANCING POLICY, RISK BASED CAPITAL, AND COMPANY SIZE ON THE VALUE OF INSURANCE

COMPANY WITH COMPANY PROFIT AS MODERATING VARIABLE

ABSTRACT

The objective of the study was to examine and to analyze the influence of financing policy, risk based capital, company size, and company profile on the value in insurance companies listed in the Indonesia Stock Exchange. The study used secondary data. The population was 11 insurance companies listed in the Indonesia Stock Exchange in period of 2007 – 2013. The samples were taken by using purposive sampling technique. The data were processed by using multiple linear regression analysis. The result of the research showed that, simultaneously, financing policy, risk based capital, company size, and company profit had significant influence on the company value. Partially, risk based capital, company size, and company profit had significant influence on company value, while financing policy did not have any significant influence on company value. The result of interaction test showed that company profit did not moderate financing policy, risk based capital, company size on company value.

Keywords: Company Value, Financing Policy, Risk Based Capital, Company Size, Company Profit.


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUDAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

1.5 Originalitas Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 11

2.1.1 Nilai Perusahaan ... 11

2.1.2 Kebijakan Pendanaan... 13

2.1.3 Risk Based Capital ... 17

2.1.4 Ukuran Perusahaan ... 19

2.1.5 Laba Perusahaan ... 20

2.2 Review Penelitian Terdahulu ... 22

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konsep ... 25

3.2 Hipotesis Penelitian ... 28

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian ... 29

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 30

4.4 Metode Pengumpulan Data ... 31

4.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 32

4.5.1 Variabel Dependen ... 32

4.5.2 Variabel Independen ... 32

4.5.3 Variabel Moderating ... 33

4.6 Metode Analisis Data ... 34

4.6.1 PengujianAsumsi Klasik ... 34

a. Uji Normalitas ... 34

b. Uji Multikolinieritas ... 35

c. Uji Heteroskedastisitas... 35

d. Uji Autokorelasi... 36

4.6.2 Pengujian Hipotesis ... 37

1. Hipotesis Pertama ... 37


(12)

b. Uji Parsial (Uji t) ... 38

c. Koefisien Determinasi ... 39

2. Hipotesis Kedua ... 39

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Deskriptif Data Penelitian ... 41

5.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 42

5.2.1 Uji Normalitas ... 43

5.2.2 Uji Multikolinieritas ... 47

5.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 49

5.2.4 Uji Autokorelasi... 51

5.3 Pengujian Hipotesis ... 52

5.3.1 Hasil Pengujian Hipotesis Pertama ... 52

a. Uji Simultan (Uji F) ... 57

b. Uji Parsial (Uji t) ... 58

c. Koefisien Determinasi ... 62

5.3.2 Hasil Pengujian Hipotesis Kedua ... 63

5.4 Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis ... 69

5.4.1 Pembahasan Hipotesis Pertama ... 69

5.4.2 Pembahasan Hipotesis Kedua ... 73

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 74

6.2 Keterbatasan Penelitian ... 74

6.3 Saran ... 75


(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Review Penelitian Terdahulu ... 25

4.1 Jumlah Populasi dan Sampel ... 31

4.2 Definisi Operasional Variabel ... 33

4.3 Kriteria Uji Durbin Watson ... 36

5.1 Deskriptif Data Penelitian... 41

5.2 Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov Smirnov Test ... 45

5.3 Data One-Sample Kolmogorov Smirnov Test Setelah Transform . 48 5.4 Hasil Uji Multikolonieritas Setelah Transform ... 48

5.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Setelah Transform ... 50

5.6 Hasil Uji Autokorelasi Setelah Transform ... 51

5.7 Hasil Analisis Regresi Hipotesis Pertama ... 52

5.8 Uji Statistik F Hipotesis Pertama ... 54

5.9 Uji Statistik t Hipotesis Pertama ... 55

5.10 Koefisien Determinasi ... 56

5.11 Hasil Analisis Regresi Hipotesis Pertama Setelah Transform ... 57

5.12 Uji Statistik F Hipotesis Pertama Setelah Transform ... 59

5.13 Uji Statistik t Hipotesis Pertama Setelah Transform ... 60

5.14 Koefisien Determinasi Setelah Transform... 62

5.15 Hasil Analisis Regresi Hipotesis Kedua ... 63


(14)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1.1 Grafik PER Perusahaan Asuransi ... 6

3.1 Kerangka Konseptual ... 25

5.1 Normal P-P Plot ... 43

5.2 Grafik Histogram... 45

5.3 Normal P-P Plot Setelah Transform ... 45

5.4 Grafik Histogram Setelah Transform ... 47


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1 Proses Penentuan Sampel ... 81 2 Daftar Sampel Perusahaan Asuransi Tahun 2007-2013 ... 82 3 Daftar Kebijakan pendanan (DER), RBC dan Total Aset (TA),

pada perusahaan asuransi tahun 2007-2013 ... 83 4 Daftar Laba perusahaan asuransi

Tahun 2007-2013 ... 85 5 Daftar Nilai perusahaan asuransi

Tahun 2007-2013 ... 87 6 Tabel Jadwal Kegiatan Penelitian ... 89 7 Hasil Uji SPSS ... 90


(16)

PENGARUH KEBIJAKAN PENDANAAN, RISK BASED CAPITAL, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN ASURANSI

DENGAN LABA PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh kebijakan pendanaan, risk based capital, ukuran perusahaan dan laba perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Populasi dalam penelitian ini berjumlah 11 perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2007 – 2013. Tehnik yang digunakan adalah metode purposive sampling. Data diolah dengan menggunakan regresi liniear berganda. Hasil penelitian membuktikan bahwa secara simultan kebijakan pendanaan,

risk based capital, ukuran perusahaan dan laba perusahaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara parsial risk basedcapital, ukuran perusahaan dan laba perusahaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan kebijakan pendanaan berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Dan dari hasil uji interaksi menunjukkan bahwa laba perusahaan tidak dapat memoderasi pengaruh kebijakan pendanaan, risk based capital dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan.

Kata Kunci: Nilai Perusahaan, kebijakan pendanaan, risk based capital, ukuran perusahaan dan laba perusahaan.


(17)

THE INFLUENCE OF FINANCING POLICY, RISK BASED CAPITAL, AND COMPANY SIZE ON THE VALUE OF INSURANCE

COMPANY WITH COMPANY PROFIT AS MODERATING VARIABLE

ABSTRACT

The objective of the study was to examine and to analyze the influence of financing policy, risk based capital, company size, and company profile on the value in insurance companies listed in the Indonesia Stock Exchange. The study used secondary data. The population was 11 insurance companies listed in the Indonesia Stock Exchange in period of 2007 – 2013. The samples were taken by using purposive sampling technique. The data were processed by using multiple linear regression analysis. The result of the research showed that, simultaneously, financing policy, risk based capital, company size, and company profit had significant influence on the company value. Partially, risk based capital, company size, and company profit had significant influence on company value, while financing policy did not have any significant influence on company value. The result of interaction test showed that company profit did not moderate financing policy, risk based capital, company size on company value.

Keywords: Company Value, Financing Policy, Risk Based Capital, Company Size, Company Profit.


(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Seiring dengan perkembangan pasar modal yang demikian pesat, terutama negara Indonesia, menyebabkan banyak orang yang bersedia menginvestasikan uangnya di pasar modal dan perusahaan - perusahaan dapat dengan mudah memperoleh modal kerja. Pada umumnya investor menginvestasikan uang di perusahaan yang memiliki nilai perusahaan yang dapat berkembang dengan cepat agar para investor dapat memperoleh return yang tinggi. Sedangkan perusahaan merupakan kesatuan bisnis dengan tujuan utama untuk mencapai keuntungan. Dalam mengelola kegiatan usaha, sebuah perusahaan akan mempercayakannya kepada manajer untuk menentukan keputusan apa yang dilakukan berkaitan dengan peningkatan keuntungan perusahaan. Bagi perseroan terbatas, tujuan manajemen adalah memaksimalkan kekayaan pemegang saham, yang artinya memaksimalkan nilai perusahaan.

Suatu perusahaan akan dikatakan memiliki nilai jika mampu menghasilkan laba yang terus menerus meningkat. Perusahaan dengan laba yang tinggi akan mudah dalam menentukan keputusan penting yang berkaitan dengan keberlangsungan hidup perusahaan diantaranya keputusan investasi, keputusan pendanaan dan pembayaran dividen. Investasi meningkat dapat dilihat dari meningkatnya aset perusahaan. Semakin besar perusahaan semakin tinggi pula biaya operasionalnya sehingga dibutuhkan kebijakan pendanaan yang tepat untuk membiayainya. Semakin tinggi pembayaran deviden kepada para pemegang saham tentu akan menambah keyakinan tersendiri bagi pemegang saham untuk tetap berinvestasi diperusahaan tersebut, yang pada akhirnya akan meningkatkan harga saham perusahaan.


(19)

masalah pendanaan, kebijakan pendanaan yang tidak tepat dapat menimbulkan penurunan nilai saham perusahaan, sehingga pihak manajemen perusahaan harus berhati-hati dalam menetapkan kebijakan pendanaan. Penelitian terdahulu masih menunjukkan ketidakpastian hubungan antara kebijakan pendanaan dengan nilai perusahaan. Menurut Rizqia et. al..(2013) dalam Gayatri dan Mustanda, kebijakan pendanaan memiliki hubungan positif dengan nilai perusahaan. Sedangkan menurut Artini dan Anik(2011) dalam Gayatri dan Mustanda, dimana kebijakan pendanaan berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.

Perusahaan yang diteliti dalam penelitian ini adalah perusahaan asuransi, dan umumnya khusus untuk perusahaan asuransi ada ketetapan dari pemerintah mengenai rasio resiko dengan modal dari perusahaan asuransi yaitu Risk Based Capital (RBC).

Risk Based Capital (RBC) adalah merupakan rasio antara resiko yang ditanggung dengan modal dari perusahaan asuransi. RBC merupakan rasio yang ditetapkan oleh pemerintah dan harus dipatuhi oleh perusahaan asuransi karena usaha asuransi adalah usaha pengalihan resiko dari pihak lain sehingga perusahaan asuransi menjadi padat resiko jika tidak dikelola dengan baik. Asuransi di ibaratkan seperti sebuah payung yang bisa memberi perlindungan keuangan atas resiko yang mungkin terjadi dalam kehidupan ini. Industri asuransi juga merupakan lembaga keuangan karena memiliki beberapa fungsi yaitu menarik uang dari dan menyalurkan kepada masyarakat (Wijaya 2003 dalam Fitriani,2009).

Asuransi dalam UU No. 2 Th 1992 adalah perjanjian antara kedua belah pihak atau lebih, dengan nama pihak penanggung mengikatkan diri kepada pihak tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian,kerusakan atau kehilangan keuntungan yang di harapkan atau tanggung jawab hukum pihak ke tiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari


(20)

suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasrkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

Hasil penelitian Neny (2004) menunjukkan pentingnya pengawasan kinerja terhadap perusahaan-perusahaan dalam industri asuransi. Alasan utama pengawasan tersebut adalah adanya fakta bahwa seluruh nilai (value) dari janji (promise) yang di jual kepada masyarakat oleh perusahaan asuransi adalah terletak pada kondisi perusahaan di masa yang akan datang, sehingga perlu kinerja dan peningkatan nilai perusahaan dalam industri asuransi agar dapat memberikan rasa aman kepada masyarakat. Nilai perusahaan merupakan persepsi atau gambaran kepercayaan investor terhadap perusahaan, dan merupakan indikator pasar menilai perusahaan secara keseluruhan(Nurlela dan Ishaluddin, 2008 dalam Kusumadilaga, 2010). Nilai Perusahaan merupakan cerminan dari harga saham perusahaan, semakin tinggi harga saham sebuah perusahaan, maka semakin tinggi Nilai Perusahaan tersebut.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan akan berpengaruh terhadap kemudahan perusahaan dalam memperoleh pendanaan, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati, et.al (2007) ukuran perusahaan dinyatakan berhubungan positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun ukuran perusahaan mempunyai nilai negatif dan signifikan oleh Siallagan dan Mas’ud (2006).

Laba merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan melalui semua kegiatan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal dan jumlah karyawan. Semua perusahaan akan berusaha meningkatkan laba karena kondisi roda perekonomian selalu mengalami perubahan sehingga akan mendorong persaingan bisnis yang semakin kompetitif. Laba dapat dijadikan sebagai suatu alat pengendalian bagi manajemen, juga dapat dimanfaatkan oleh pihak intern untuk menyusun target,


(21)

budget, koordinasi, serta evaluasi hasil pelaksanaan operasional perusahaan dan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.

Manajer harus berupaya meningkatkan laba perusahaannya dengan melakukan ekspansi besar-besaran terhadap usahanya. Perusahaan harus tetap tumbuh agar senantiasa dapat memberikan kemakmuran yang lebih tinggi bagi para pemilik saham. Oleh karena itu perusahaan akan senantiasa membutuhkan dana dengan jumlah yang sangat besar untuk mendorong meningkatnya laba di perusahaan tersebut.Kebutuhan dana dapat berasal dari sumber internal maupun eksternal perusahaan.

Pada umumnya perusahaan lebih memilih menggunakan sumber pendanaan ektsernalnya melalui utang. Hal ini disebabkan karena dengan menggunakan utang maka akan timbul bunga yang berfungsi sebagai tax deductible (pengurang pajak). Sehingga laba yang diperoleh perusahaan akan tergerus akibat pengaruh bunga, dan pajak yang dikenakan atas laba perusahaan akan menjadi lebih kecil dibandingkan dengan menggunakan ekuitas (saham). Namun yang menjadi perhatian adalah bagaimana manajemen mampu mengelola utang sehingga memberikan keuntungan bagi perusahaan, sebaliknya jika penggunaan dana tidak optimal akan terjadi resiko kebangkrutan karena perusahaan tidak mampu membayar utang-utang tersebut.

Berdasarkan studi literatur diatas, masih banyak terdapat ketidak konsistenan hasil penelitian. Hal ini mendorong peneliti untuk menguji kembali utang sebagai salah satu keputusan pendanaan dapat mempengaruhi pencapaian profitabilitas perusahaan. Berdasarkan penelitian terdahulu ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi Nilai Perusahaan, antara lain : Kebijakan Pendanaan, Kebijakan Dividen, Kebijakan Investasi, Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan, Kinerja Perusahaan dan Ukuran Perusahaan. Perusahaan asuransi adalah lembaga keuangan non-bank yang berperan menghimpun dana dari masyarakat melalui pengumpulan premi asuransi dan memberikan perlindungan kepada masyarakat pemakai jasa asuransi terhadap


(22)

kemungkinan timbulnya kerugian karena suatu peristiwa uang tidak pasti atau terhadap hidup atau meninggalnya seseorang, sehingga dalam hal ini penelitian terhadap keputusan pendanaan, ukuran perusahaan dan Risk Based Capital (RBC) terhadap dana yang terhimpun adalah sangat penting, mengingat dana tersebut adalah dana yang dapat memberikan perlindungan kepada masyarakat pemakai jasa asuransi.

Beberapa faktor tersebut memilki pengaruh dan hubungan yang tidak konsisten terhadap Nilai Perusahaan, seperti :

1. Kebijakan pendanaan berhubungan dengan alternatif pendanaan yang dilakukan oleh perusahaan. Sudana (2011) menyatakan bahwa,”Kebijakan pendanaan berkaitan dengan proses pemilihan sumber dana yang dipakai untuk membelanjai investasi yang direncanakan dengan berbagai alternatif sumber dana yang tersedia, sehingga diperoleh suatu kombinasi pembelanjaan yang paling efektif.” Alternatif pendanaan yang dilakukan oleh perusahaan dapat berasal dari beberapa sumber, seperti yang dijelaskan Keown et al.(2011) pembiayaan datang dari dua sumber utama: hutang (kewajiban-kewajiban) dan ekuitas. Hutang adalah uang yang telah dipinjam dan harus dibayar kembali pada tanggal yang telah ditentukan.” Hal ini menjadi bahan pertimbangan nilai perusahaan, karena dengan keputusan pendanaan yang baik dan benar, maka akan menghasilkan nilai perusahaan yang baik.

2. Dalam Keputusan Menteri Keuangan No. 424/kmk,06/2003 tanggal 30 September 2003 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi yang merupakan pengganti Keputusan Menteri Keuangan No. 481/KMK.017.1999. Tujuan utama penerapan peraturan tersebut adalah dalam rangka menghadapi dan mengantisipasi perkembangan yang terjadi dalam industri perasuransian agar dapat diandalkan dan kompetitif dalam perekonomian nasional serta melindungi pemegang polis agar setiap klaim yang diajukan akan selalu dapat dibayar sepanjang klaim tersebut memang sesuai dengan kondisi polis. Dengan tingkat Risk based Capital


(23)

(RBC) yang semakin tinggi dapat diartikan bahwa kemampuan perusahaan asuransi dalam memenuhi klaim menjadi lebih tinggi dan konsumen lebih terlindungi.

3. Ukuran perusahaan mampu mempengaruhi nilai perusahaan. Karena semakin besar ukuran atau skala perusahaan maka akan semakin mudah pula perusahaan memperoleh sumber pendanaan baik yang bersifat internal maupun eksternal. Penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati,dkk (2007) ukuran perusahaan dinyatakan berhubungan positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun ukuran perusahaan mempunyai nilai negatif dan signifikan oleh Siallagan dan Mas’ud (2006).

4. Penelitian yang dilakukan oleh Siallagan (2009), menyatakan bahwa laba perusahan berpengaruh secara positif terhadap nilai perusahaan, hal ini menunjukkan bahwa pelaporan laba perusahaan dapat merefleksikan nilai perusahaan, jika perusahaan mengalami kerugian akan dapat menurunkan nilai perusahaan.

Gambar 1,1 Grafik PER perusahaan asuransi

Terlihat perbedaan nilai perusahaan yang cukup signifikan baik antar perusahaan tersebut, maupun antar industri asuransi, seperti pada PT.Asuransi Bina Dana Arta Tbk

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

ABDA AHAP AMAG ASBI ASDM ASJT ASRM PNIN LPGI MREI

2013

2012

2011

2010

2009

2008


(24)

ratio kebijakan pendanaan (DER), ukuran perusahaan (TA), laba perusahaan (PR) pada tahun 2008 mengalami peningkatan. Sedangkan nilai saham perusahaan (PER) dan risk based capital (RBC) mengalami penurunan dan nilai perusahaan mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2013 dengan penurunan pada DER dan peningkatan pada ukuran perusahaan, RBC perusahaan dan laba perusahaan.

PT.Asuransi Harta Aman Pratama Tbk dapat dilihat ukuran perusahaan (TA) dan nilai perusahaan (PER) dan laba perusahaan (PR) tahun 2011 mengalami peningkatan, akan tetapi kebijakan pendanaan (DER) dan risk based capital (RBC) mengalami penurunan dan nilai perusahaan mengalami penurunan yang signikan dari tahun 2007 ke tahun - tahun berikutnya akan tetapi tidak diikuti dengan penurunan DER, RBC yang signifikan.

PT. Paninvest Tbk dapat di lihat bahwa ukuran perusahaan (TA), laba perusahaan(PR) dan nilai perusahaan (PER) di tahun 2013 mengalami peningkatan, akan tetapi debt to equity ratio (DER), risk based capital (RBC) mengalami penurunan, nilai perusahaan hanya mengalami penurunan yang relatif tidak berbeda jauh disertai dengan penurunan DER, RBC.

Berdasarkan fenomena tersebut diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh kebijakan pendanaan, risk based capital (RBC) dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan laba perusahaan sebagai variable moderating.


(25)

1.2. Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah kebijakan pendanaan, risk based capital (RBC), ukuran perusahaan, dan laba perusahan berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap nilai perusahaan pada

perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah laba perusahaan dapat memoderasi hubungan antara kebijakan pendanaan,

risk based capital (RBC), ukuran perusahaan, dengan nilai perusahaan baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan:

1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kebijakan pendanaan, risk based capital

(RBC), ukuran perusahaan, dan laba perusahaan secara simultan dan secara parsial terhadap nilai Perusahaan pada perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Untuk menguji dan menganalisis laba perusahaan dapat memoderasi hubungan antara kebijakan pendanaan, risk based capital (RBC), ukuran perusahaan, dengan nilai perusahaan pada perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(26)

1.4. Manfaat penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Bagi emiten perusahaan asuransi, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai alat bagi perusahaan asuransi untuk meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan asuransi.

2. Bagi investor, hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan gambaran yang jelas bagi masyarakat terhadap perusahaan asuransi, sehingga masyarakat dapat lebih mengerti dan memahami dalam investasi diperusahaan asuransi.

3. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan ataupun

referensi bagi peneliti selanjutnya tentang pengaruh kebijakan pendanaan, risk based capital (RBC), dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan dengan laba perusahaan sebagai variable moderating.

4. Bagi peneliti, menambah wawasan pengetahuan tentang kebijakan pendanaan, risk based capital (RBC), dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan dengan laba perusahaan sebagai variable moderating.

1.5. Originalitas Penelitian

Penelitian ini dikembangkan dari penelitian Indri Fany Lestari, Taufeni Taufik dan Yusralaini (2012) yang berjudul “ Pengaruh kebijakan dividen, kebijakan hutang, keputusan investasi dan kepemilikan insider terhadap nilai perusahaan”. Peneliti dalam hal ini lebih menfokuskan penelitian terhadap perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, mengingat sedemikian berkembangnya perusahaan asuransi di Indonsesia sehingga masyarakat perlu lebih memahami dan mengerti dalam berinvestasi ataupun melimpahkan resiko kepada perusahaan asuransi yang benar-benar dapat


(27)

melindungi masyarakat agar tidak dirugikan. Perbedaan penelitian ini dengan peneliti sebelumnya adalah :

1. Jenis Perusahaan, peneliti Indri Fany Lestari, Taufeni Taufik dan Yuralaini (2012) meneliti seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sedangkan peneliti menfokuskan penelitian terhadap perusahaan asuransi yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1. Tahun penelitian, peneliti Indri Fany Lestari, Taufeni Taufik dan Yusralaini (2012) melakukan penelitian dari tahun 2008-2011, sedangkan peneliti dalam penelitian ini meneliti dari tahun 2007-2013.

2. Variabel independen, peneliti Indri Fany Lestari, Taufeni Taufik dan Yusralaini (2012) menggunakan variabel kebijakan dividen, kebijakan hutang, keputusan investasi dan kepemilikan insider, sedangkan peneliti dalam penelitian ini menggunakan variabel kebijakan pendanaan, ukuran perusahaan dan risk based capital sebagai variabel independen dan laba perusahaan sebagai variable moderating, karena kebijakan pendanaan, ukuran perusahaan dan risk based Capital

(RBC), dan laba perusahaan dalam perusahaan asuransi adalah merupakan kebijakan yang penting mengingat perusahaan asuransi adalah perusahaan yang menghimpun dana dan memberikan perlindungan kepada masyarakat pemegang polis sehingga kebijakan pendanaan atas penggunaan sumber dana perlu diperhatikan, ukuran sebuah perusahaan asuransi juga menjadi patokan bagi masyarakat untuk membeli polis asuransi, risk based capital (RBC) merupakan peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah yang harus ditaati perusahaan asuransi. Perusahaan asuransi yang dapat memperoleh laba dari tahun ke tahun akan memberikan nilai lebih bagi investor.


(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori

2.1.1. Nilai Perusahaan

Suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai yang baik jika kinerja perusahaan juga baik. Dengan kinerja yang baik akan dapat menghasilkan laba yang lebih tinggi, dan dapat meningkatkan kemakmuran pemilik dan pemegang saham sehingga akan dapat meningkatkan nilai perusahaan. Nilai Perusahaan merupakan suatu variabel yang sangat penting , karena semakin tinggi nilai perusahaan semakin tinggi kemakmuran pemegang saham (Gapens, 1996)

Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan dan sering sekali dikaitkan dengan harga saham. Harga saham tinggi, nilai perusahaan juga tinggi. Menurut Fama(1978) dalam Untung Wahyudi et al. Nilai perusahaan akan tercermin dari harga sahamnnya. Harga pasar dari saham perusahaan yang terbentuk antara pembeli dan penjual disaat terjadi transaksi disebut nilai pasar perusahaan karena harga pasar saham dianggap cerminan dari nilai perusahaan sesungguhnya. Nilai saham yang di bentuk dari indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Bagi perusahaan yang telah mempunyai saham (go public), nilai perusahaan dapat dinilai dari nilai sahamnya. Jogiyanto (2010) menjelaskan bahwa “Terdapat beberapa nilai yang berhubungan dengan saham, yaitu nilai buku (book value), nilai pasar (market value), dan nilai intrinsik (intrinsic value).”

Menurut Husnan (2006) Pengertian Nilai perusahaan adalah sebagai berikut : “Nilai Perusahaan merupakan nilai yang di butuhkan investor untuk mengambil keputusan investasi yang tercermin dari harga pasar perusahaan.”


(29)

barSaham LabaPerlem

Saham aPerlembar Harg

=

Penilaian prestasi suatu perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya juga merupakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang.

Nilai perusahaan pada umumnya di tentukan oleh tiga faktor utama , yakni : 1.Faktor internal perusahaan

2.Faktor eksternal perusahaan 3.Faktor teknikal

Banyak penelitian yang memeriksa pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan di antaranya yang di lakukan oleh Ulupui (2007), Makaryawati (2002), Carlson dan Bathala (1997). Teori yang mendasari penelitian-penelitian tersebut adalah semakin tinggi kinerja keuangan yang biasanya di proksikan dengan rasio keuangan, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan. Melalui rasio-rasio keuangan tersebut dapat di lihat seberapa berhasilnya manajemen perusahaan mengelola aset dan modal yang dimiliknya untuk memaksimalkan nilai perusahaan.

Pengukuran terhadap nilai perusahaan diantaranya adalah :

1. Price Earning Ratio (PER) yaitu rasio yang mengukur seberapa besar perbandingan antara harga saham perusahaan dengan keuntungan yang diperoleh para pemegang saham. Mohammad Usman, (2001) dalam Malla Bahagia, (2008). Rumus yang digunakan adalah :

PER


(30)

Faktor-faktor yang mempengaruhi PER adalah : * Tingkat pertumbuhan laba

* Dividend Payout Ratio

* Tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemodal.

Menurut Basuki Yusuf, (2005 dalam Malla Bahagia, 2008), hubungan factor - faktor tersebut terhadap PER dapat dijelaskan sebagai berikut : Semakin tinggi Pertumbuhan laba semakin tinggi PER nya, dengan kata lain hubungan antara pertumbuhan laba dengan PER nya bersifat positif. Hal ini dikarenakan bahwa prospek perusahaan dimasa yang akan datang dilihat dari pertumbuhan laba, dengan laba perusahaan yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola biaya yang dikeluarkan secara efisien. Laba bersih yang tinggi menunjukkan earning per share yang tinggi yang berarti perusahaan mempunyai tingkat profitabilitas yang baik, dengan tingkat profitabilitas yang tinggi dapat meningkatkan kepercayaan pemodal untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut, sehingga saham-saham dari perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas dan pertumbuhan laba yang tinggi akan memiliki PER yang tinggi pula, karena saham-saham akan lebih diminati di bursa sehingga kecenderungan harganya meningkat lebih besar. Semakin tinggi required rate of return (r) semakin rendah PER, r merupakan tingkat keuntungan yang dianggap layak bagi investasi saham, atau disebut juga investasi tersebut ternyata lebih kecil dari tingkat keuntungan yang disyaratkan, berarti hal ini menunjukkan investasi tersebut kurang menarik, sehingga dapat menyebabkan turunnya harga saham tersebut dan sebaliknya. Dengan begitu r memiliki hubungan yang negatif dengan PER, semakin tinggi tingkat keuntungan yang diisyaratkan semakin rendah nilai PER nya. PER adalah fungsi dari perubahan kemampuan laba yang diharapkan di masa yang akan datang. Semakin besar PER, maka semakin besar pula kemungkinan perusahaan untuk tumbuh sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.


(31)

aSaham H

NilaiPasar arg

=

2. Price Book Value ( PBV )

Rasio ini mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen danorganisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh (Brigham, 1996)., yang diproksikan dengan :

PBV

Menurut Aris (2006) Tujuan Utama Perusahaan adalah sebagai berikut : “Tujuan Perusahaan adalah untuk meningkatkan Nilai Perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham.”

Dalam penelitian ini, nilai perusahaan dipandang dari sudut pandang investor, dimana investor akan menilai suatu perusahaan dengan melihat pada harga saham atau harga pasar (market price) perusahaan tersebut. Hal ini diperkuat dengan pendapat Sudana (2011) yang menyatakan bahwa “bagi perusahaan yang sudah go public, memaksimalkan nilai pasar perusahaan sama dengan memaksimalkan harga pasar saham”. Nilai perusahaan dalam penelitian ini diwakili oleh variabel PER (Price Earning Ratio).

2.1.2. Kebijakan Pendanaan

Setiap emiten akan berusaha untuk memaksimumkan nilai perusahaan agar dapat memakmurkan investornya. cara yang diterapkan adalah dengan menetapkan berbagai kebijakan, kebijakan perusahaan adalah merupakan keputusan - keputusan ataupun pilihan - pilihan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Menurut Moeljadi (2006) “Agar tujuan perusahaan untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham dapat tercapai, maka perlu diambil berbagai kebijakan (financial decision) yang relevan dan mempunyai pengaruh bagi peningkatan nilai perusahaan. Kebijakan-kebijakan keuangan itu (Weston dan Copeland, 1992) yakni :


(32)

(1)Kebijakan investasi (investment decision); (2) Kebijakan pendanaan (financing decision); dan (3) Kebijakan dividen (dividend decision)”.

Pengambilan keputusan atau kebijakan dalam perusahaan merupakan salah satu tugas dari manajer keuangan perusahaan. Menurut Hanafi (2008), “ Tugas manajer keuangan adalah mengambil keputusan investasi, pendanaan, dan likuiditas dengan tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham (nilai saham)”. Jadi, keputusan pendanaan termasuk faktor penting bagi manajer perusahaan dalam memaksimumkan nilai perusahaan. Keputusan pendanaan berhubungan dengan alternatif pendanaan yang dilakukan oleh perusahaan. Sudana (2011) menyatakan bahwa, “Keputusan pendanaan berkaitan dengan proses pemilihan sumber dana yang dipakai untuk membelanjai investasi yang direncanakan dengan berbagai alternatif sumber dana yang tersedia, sehingga diperoleh suatu kombinasi pembelanjaan yang paling efektif.” Alternatif pendanaan yang dilakukan oleh perusahaan dapat berasal dari beberapa sumber, seperti yang dijelaskan oleh Keown et al. (2011) “Pembiayaan datang dari dua sumber utama : hutang (kewajiban - kewajiban) dan ekuitas. Hutang adalah uang yang telah dipinjam dan harus dibayar kembali pada tanggal yang telah ditentukan. Ekuitas, disisi lain, menunjukkan investasi pemegang saham dalam perusahaan.” Hal ini yang menjadi bahan pertimbangan nilai perusahaan, karena dengan keputusan pendanaan yang baik dan benar, maka akan menghasilkan nilai perusahaan yang baik.

“Keputusan pendanaan adalah keputusan keuangan tentang asal dana untuk membeli aktiva. Ada dua macam sumber dana :

1. Dana pinjaman, seperti utang bank dan obligasi.


(33)

Dana pinjaman dan saham, merupakan sumber dana yang berasal dari luar perusahaan, sedangkan laba ditahan merupakan sumber dana yang berasal dari dalam perusahaan.” (Sudana, 2011) Menurut Modigliani dan Miller (1963) dalam Haruman (2007) menyatakan bahwa pendanaan dapat meningkatkan nilai perusahaan.Apabila pendanaan didanai melalui hutang, peningkatan tersebut terjadi akibat dari efek tax deductible. Artinya, perusahaan yang memiliki hutang akan membayar bunga pinjaman yang dapat mengurangi penghasilan kena pajak, yang dapat memberi manfaat bagi pemegang saham. Selain iru, penggunaan dana eksternal akan menambah pendapatan perusahaan yang nantinya akan digunakan untuk kegiatan investasi yang menguntungkan bagi perusahaan, sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan.

Menurut Myers dalam Kartika (2009) perusahaan lebih menyukai penggunaan pendanaan dari modal internal, yaitu dana yang berasal dari aliran kas dan laba ditahan. Urutan penggunaan sumber pendanaan menurut pecking order theory adalah: internal fund (dana internal, debt (hutang), dan equity (modal sendiri) (Kaaro, 2003 dalam Kartika, 2009).


(34)

as TotalEkuit

g TotalHutan

=

Dana internal lebih disukai karena memungkinkan perusahaan untuk tidak memperoleh sorotan dari publik akibat penerbitan saham baru (Kartika, 2009).Dana eksternal lebih disukai dalam bentuk hutang daripada modal sendiri karena dua alasan yaitu pertimbangan biaya emisi, dimana biaya emisi obligasi lebih murah dibandingkan biaya emisi saham baru. Hal ini disebabkan karena penerbitan saham baru akan menurunkan harga saham lama. Alasan kedua adalah adanya kekhawatiran manajer bahwa penerbitan saham baru dapat ditafsirkan sebagai kabar buruk oleh pemodal. Pemilihan sumber pendanaan yang telah dilakukan oleh manajer keuangan perusahaan, baik menggunakan utang ataupun menggunakan modal sendiri akan tercermin dalam kolom neraca keuangan. “Hasil dari keputusan pembelanjaan tampak pada neraca sisi pasiva, yaitu berupa utang lancar, utang jangka panjang, dan modal” (Sudana, 2011). Berdasarkan penjelasan diatas, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan variabel Debt to Equity Ratio (DER) untuk menilai keputusan atau kebijakan pendanaan yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007 – 2013.

Kebijakan pendanaan didefinisikan sebagai keputusan yang menyangkut komposisi pendanaan yang dipilih oleh perusahaan (Hasnawati,2005). Kebijakan pedanaan dalam penelitian ini diproksi,

Debt to equity ratio (DER). Rasio ini menunjukkan perbandingan antara pembiayaan dan pendanaan melalui hutang dengan pendanaan melalui ekuitas (Brigham dan Houston, 2011).

DER

Menurut Horne dan Wachoviz (1998) “Debt to equity is computed by simply dividing the total debt of the firm ( including current liabilities ) by its shareholders

equity.Debt to equity ratio merupakan perhitungan sederhana yang membandingkan total hutang perusahaan dari modal pemegang saham. Sedangkan menurut Sawir (2001)


(35)

menjelaskan bahwa debt to equity ratio adalah “ Rasio yang menggambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya.”

Menurut Robert Ang (1997) DER dapat digunakan untuk melihat struktur modal suatu perusahaan karena DER yang tinggi menandakan struktur permodalan usaha yang lebih banyak memanfaatkan hutang-hutang terhadap ekuitas. Semakin tinggi DER mencerminkan resiko perusahan relatif tinggi karena perusahaan dalam operasi relatif tergantung pada hutang dan perusahaan memiliki kewajiban untuk membayar bunga hutang sehinnga investor cenderung menghindari saham-saham yang memiliki nilai DER yang tinggi.

2.1.3. Risk Based Capital (RBC)

RBC adalah rasio antara Modal berbanding Resiko. Resiko yang dimaksud adalah klaim yang diajukan oleh seluruh nasabah. Menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 424/KMK.06/2003 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi, dalam pasal 2, menyatakan:

(1)Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi setiap saat wajib memenuhi tingkat solvabilitas paling sedikit 120% (seratus dua puluh perseratus) dari resiko kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari deviasi dalam pe- ngelolaan kekayaan dan kewajiban.

(2)Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi yang tidak memenuhi keten- tuan tingkat solvabilitas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), namun memi- ki tingkat solvabilitas paling sedikit 100% (seratus perseratus), diberikan kesempatan melakukan penyesuaian dalam jangka waktu tertentu untuk meme- nuhi ketentuan tingkat solvabilitas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

Kepmenkeu menyatakan bahwa solvabilitas atau RBC sebuah perusahaan asuransi adalah minimal sebesar 120%. Angka ini menunjukkan bahwa apabila 100% nasabah mengajukan klaim, maka perusahaan tersebut minimal masih punya sisa dana sebesar


(36)

20%. Dalam peraturan ini tidak ada pengecualian terhadap perhitungan perkiraan beban klaim, apakah telah terjadi peristiwa yang menyebabkan kerugian yang ekstrim bagi perusahaan atau tidak. Komponen dalam penentuan RBC terdiri atas komponen perhitungan tingkat solvabilitas dan perhitungan Batas Tingkat Solvabilitas Minimum (BTSM). Tingkat solvabilitas adalah melihat pada risiko likuiditas yang ditentukan oleh asset dan kewajiban. Sedangkan BTSM mempertimbangkan risiko klaim, yaitu klaim yang sudah terjadi dan klaim masa depan. Dengan perhitungan atau formula yang sama, tentu hal ini akan mengakibatkan rendahnya RBC perusahaan yang terkena klaim yang ekstrim dibandingkan dengan perusahaan yang tidak kena dampak.

Martin Grace (1993) mengatakan bahwa RBC dapat digunakan sebagai alat untuk mendeteksi kebangkrutan (insolvency). Jika perusahaan asuransi memiliki rasio RBC di bawah ketentuan pemerintah, maka rasio ini menjadi signal yang tidak baik bagi perusahaan asuransi yang bersangkutan .

Ditinjau dari segi hukum, pemerintah telah memberikan payung hukum untuk melindungi kepentingan nasabah perusahaan asuransi dengan menetapkan Risk Based Capital (RBC). Sehingga diharapkan perusahaan asuransi memiliki kekuatan modal yang cukup dan dapat menghindarkan resiko merugikan nasabahnya dalam hal terjadi masalah ataupun kerugian sebagai akibat dalam pengelolaan kekayaan dan kewajiban. Oleh karena itu peneliti dalam penelitian ini menggunakan RBC sebagai salah satu variabel independen dalam meneliti pengaruh variabel RBC terhadap Nilai Perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia .


(37)

2.1.4. Ukuran Perusahaan

Menurut (Ferry dan Jones, 1979 dalam Panjaitan: 2004), ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat di klasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara, antara lain :

1.Total aktiva 2.Penjualan 3.Log size

4.Nilai pasar saham 5.Kapitalisasi pasar

6.Dan lain-lain yang semuanya berkorelasi tinggi .

Menurut Sawir (2001) ukuran perusahaan dinyatakan sebagai determinan dari struktur keuangan dalam hampir setiap studi untuk alasan yang berbeda. Pertama, ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan memperoleh dana dari pasar modal. Perusahaan kecil umumnya kekurangan akses ke pasar modal. Kedua, ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar-menawar dalam kontrak keuangan. Perusahaan besar biasanya dapat memilih pendanaan dari berbagai bentuk hutang. Semakin besar jumlah uang yang digunakan, semakin besar kemungkinan pembuatan kontrak. Ketiga, ada kemungkinan pengaruh skala dalam biaya dan return membuat perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh lebih banyak laba .

Untuk melakukan pengukuran terhadap ukuran perusahaan Prasetyantoko (2008) mengemukakan bahwa: “Aset total dapat menggambarkan ukuran perusahaan, semakin besar aset biasanya perusahaan tersebut semakin besar.” Selanjutnya, Yogiyanto (2010) menyatakan bahwa :“Ukuran aktiva digunakan untuk mengukur besarnya perusahaan, ukuran aktiva tersebut diukur sebagai logaritma dari total aktiva”. Sementara itu, untuk menghitung nilai total asset, Asnawi (2005) mengemukakan bahwa: “Nilai total asset


(38)

biasanya bernilai sangat besar dibandingkan dengan variabel keuangan lainnya, untuk itu variabel asset diperhalus menjadi log asset atau ln asset.”Berdasarkan uraian di atas, maka untuk menentukan ukuran perusahaan digunakan ukuran aktiva. Ukuran aktiva tesebut diukur sebagai logaritma dari total aktiva. Logaritma digunakan untuk memperhalus asset karena nilai dari asset tersebut yang sangat besar dibanding variabel keuangan lainnya.

Penentuan ukuran perusahaan dalam penelitian ini berdasarkan kepada Log Total Aset Perusahaan. Total aktiva dipilih sebagai proksi ukuran perusahaan, dengan mempertimbangkan bahwa nilai aktiva relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai

market capitalized dan penjualan (Wuryatiningsih, 2002 dalam Sudarmadji, 2007). Semakin besar aktiva suatu perusahaan, maka akan semakin besar pula modal yang ditanam, semakin besar total penjualan suatu perusahaan maka akan semakin banyak juga perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula perusahaan di kenal oleh masyarakat (Hilmi dan Ali, 2008).

2.1.5. Laba perusahaan ( PR)

Menurut Harahap (2007) laba merupakan angka yang penting dalam laporan keuangan karena berbagai alasan antara lain laba merupakan dasar dalam perhitungan pajak, pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan, dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya di masa yang akan datang, dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi dalam menjalankan perusahaan, serta sebagai dasar dalam penilaian prestasi atau kinerja perusahaan.

Chariri dan Ghozali (2007) menyebutkan bahwa laba memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut:

a) Laba didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi.

b) Laba didasarkan pada postulat periodisasi, artinya merupakan prestasi perusahaan pada periode tertentu.


(39)

c) Laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan.

d) Laba memerlukan pengukuran tentang biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan tertentu.

e) Laba didasarkan pada prinsip penandingan (matching) antara pendapatan dan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut.

Perbandingan yang tepat atas pendapatan dan biaya tergambar dalam laporan laba rugi. Penyajian laba melalui laporan tersebut merupakan fokus kinerja perusahaan yang penting. Kinerja perusahaan merupakan hasil dari serangkaian proses dengan mengorbankan berbagai sumber daya. Adapun salah satu parameter penilaian kinerja perusahaan tersebut adalah laba. Laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara, dari segi ilmu ekonomi, laba adalah peningkatan kekayaan seorang investor atas hasil penanam modalnya setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut, sedangkan dari segi ilmu akuntansi didefinisikan sebagai selisih antara hasil penjualan dengan biaya produksi. Dalam hal ini, peneliti memproksikan pengukuran laba dari segi ilmu akuntansi dengan konsep laba yang diikuti perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(40)

2.2. Review Peneliti Terdahulu

Sebagai bahan rujukan dalam melakukan penelitian ini, beberapa hasil dari penelitian terdahulu perlu dikemukakan. Hasil penelitian terdahulu adalah sebagai berikut.

Penelitian Lestari, et.al. (2012) dengan judul Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan HUtang, Keputusan Investasi dan Kepemilikan Insider terhadap Nilai perusahaan (2008-2011). Penelitian ini dilakukan terhadap 41 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menunjukkan bahwa Kebijakan Dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, sedangkan kebijakan hutang, keputusan insider berpengauh terhadap nilai perusahaan.

Penelitian Bambang, et.al. (2010) dengan judul Pengaruh Kebijakan Perusahaan terhadap Nilai perusahaan dengan Kinerja Perusahaan sebagai variabel moderating (2004-2006). Penelitian ini terhadap 116 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan kebijakan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Penelitian Dimas, et.al. (2012) dengan judul Pengaruh Keputusan Investasi dan Keputusan Pendanaan terhadap Nilai Perusahaan (2009-2011). Penelitian ini dilakukan terhadap semua perusahaan sector property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh kuat dari kebijakan pendanaan terhadap nilai perusahaan.

Penelitian Elva. (2012) dengan judul Pengaruh Kepemilikan Institusional dan Ukuran Perusahaan terhadap kebijakan Hutang dan Nilai Perusahaan (2006-2008). Penelitian ini dilakukan terhadap semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.. Hasil penelitian menunjukkan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan tidak berpengaruh terhadap kebijakaan hutang (pendanaan).


(41)

Penelitian Wijaya, et.al. (SNA 2010)) dengan judul Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai perusahaan. Penelitian ini dilakukan terhadap 130 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.. Hasil penelitian menunjukkan keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.


(42)

Tabel 2.1

2.3. Review Peneliti Terdahulu

Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

Indri Fany Lestari, Pengaruh Kebijakan Variabel Dependen: Kebijakan Dividen tidak Taufeni Taufik, Dividen,Kebijakan Nilai Perusahaan berpengaruh, sedang- Yusralaini Hutang,Keputusan Kebijakan Hutang,kepu- (2012) Investasi dan Kepe- Variabel Independen : tusan insider berpenga-

milikan Insider ter Kebijakan Dividen ruh terhadap Nilai Hadap Nilai Perusa- Kebijakan Hutang Perusahan.

haan Keputusan Investasi Kepemilikan Insider

Bambang Sudiyatno Pengaruh Kebijakan Variabel Dependen : Kebijakan perusahaan( Elen Puspitasari Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan insentif manajer,leve- ( 2010 ) Nilai Perusahaan Variabel Independen : rage keuangan)berpe- dengan Kinerja perusa- kebijakan perusahaan ngaruh positif terha- haan sebagai variable (insentif,leverage ) dap Kinerja perusaha- intervening Variabel Intervening : an, dan Kinerja perusa Kinerja Perusahaan -haan mempunyai pe- ngaruh langsung dan Positif terhadap Nilai Perusahaan.

Dimas Prasetyo, Pengaruh Keputusan In- Variabel Dependen: Keputusan Investasi Zahroh Z.A. vestasi dan Keputusan Nilai Perusahaan dan Keputusan Penda- Devi Farah Azizah Pendanaan terhadap Variabel Independen: naan berpengaruh se- (2012) Nilai Perusahaan Keputusan Investasi secara signifikan ter- Keputusan Pendanaan hadap Nilai Perusaha- an.

Elva Nuraina Pengaruh Kepemilikan Variabel Dependen : Kepemilikan Institusio- (2012) Institusional dan Ukuran Nilai Perusahaan nal berpengaruh signi- Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang terhadap Nilai Perusa- Kebijakan Hutang dan Variabel Independen: haan dan Kebijakan Nilai Perusahaan Kepemilikan Institusional Hutang, Ukuran Peru- Ukuran Perusahaan sahaan berpengaruh terhadap Nilai Peru- Sahaan dan tidak ber Pengaruh terhadap Kebijakan Hutang Lihan Rini Puspo Pengaruh Keputusan Inves- Variabel Dependen : Keputusan Investasi, Wijaya, Bandi, tasi, Keputusan Pendanaan Nilai Perusahaan Keputusan Pendanaan, Anas Wibawa dan Kebijakan Dividen Variabel Independen: dan Kebijakan Divi- (2010) terhadap Nilai Perusahaan Keputusan Investasi den berpengaruh posi Keputusan Pendanaan -tif terhadap Nilai Kebijakan Dividen Perusahaan.


(43)

Nilaiperusahaan (PER) Y BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

Nilai dari sebuah perusahaan pada umumnya di pengaruhi oleh berbagai faktor diantarnya Kebijakan kebijakan, Ukuran Perusahaan dan Kinerja dari perusahaan tersebut, dalam hal ini peneliti menggunakan Nilai perusahaan sebagai variabel dependen, dan meneliti apakah Kebijakan Pendanaan, Ukuran Perusahaan, Risk Based Capital (RBC) dan laba perusahaan dapat berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan ? Hubungan dan pengaruh dari Kebijakan Pendanaan, ukuran perusahaan, Risk Based Capital dan apakah Laba perusahaan dapat memoderasi hubungan terhadap Nilai perusahaan dapat di gambarkan dalam gambar 3.1 sebagai berikut:

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual

Penelitian ini merupakan suatu kajian ilmiah yang berangkat dari berbagai konsep teori dan kajian penelitian yang mendahuluinya.

Kebijakan Pendanaan (DER) X1

Total Aset (TA) X2

Risk Based Capital (RBC) X3

Laba perusahaan (PR) X4


(44)

Kebijakan Pendanaan adalah kebijakan yang diambil perusahaan untuk tentang asal dana untuk berinvestasi ataupun dalam kegiatan operasional perusahaan. Dan jika perusahaan menggunakan pendanaan dari hutang akan memiliki resiko keuangan yang lebih tinggi karena mengalami kesulitan keuangan akibat hutang yang tinggi dan pembayaran bunga hutang yang tinggi, sehingga akan berdampak buruk terhadap Nilai Perusahaan. Fama dan Fench (1998) menemukan bahwa investasi yang dihasilkan dari pendanaan melalui hutang memiliki informasi yang positif tentang perusahaan di masa yang akan datang, dan berdampak positif terhadap nilai perusahaan. Menurut Mardiyati, et. Al, (2012) Kebijakan hutang berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Akan tetapi berbeda dengan pendapat Jusriani dan Shiddiq (2013) mengatakan bahwa kebijakan hutang yang diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER) diperoleh tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Peneliti menggunakan rasio Kebijakan pendanaan (DER) untuk meneliti pengaruh kebijakan pendanaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Menghasilkan laba merupakan tujuan seluruh perusahaan termasuk juga perusahaan asuransi. Dengan dikeluarkannya penetapan Batas tingkat Solvabilitas (Risk Based Capital) yang harus dimiliki oleh perusahaan asuransi, maka akan mempengaruhi tingkat laba yang dapat dihasilkan perusahaan asuransi tersebut. Risk Based Capital

adalah modal minimum yang harus disediakan oleh setiap asuransi atau perusahaan reasuransi untuk menutup setiap kemungkinan kegagalan pengelolaan asset dan berbagai resiko lainnya. Dan merupakan Keputusan Menteri Keuangan No. 424/KMK.06/2004. Menurut Wulandari (2011) ada pengaruh yang signifikan dari tingkat Risk Based Capital terhadap nilai perusahaan. Sedangkan menurut Kirmizi (2011) tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari tingkat Risk Based Capital terhadap nilai perusahaan.


(45)

Ukuran Perusahaan merupakan salah satu indikator dalam mengukur kinerja suatu perusahaan. Ukuran perusahaan yang besar dapat mencerminkan bahwa perusahaan mempunyai komitmen yang tinggi untuk terus memperbaiki kinerjanya, sehingga pasar akan mau membayar lebih mahal untuk mendapatkan sahamnya dengan demikian Nilai Perusahaan akan meningkat. Sedangkan pada perusahaan kecil akan memiliki kapitasisasi pasar yang kecil, laba yang lebih rendah sehingga nilai perusahaan akan menjadi kecil. Menurut Agnes (2011) ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Sedangkan menurut Analisa (2011), ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap Nilai Perusahaan. Dalam hal ukuran perusahaan dilihat dati total aset yang dimiliki oleh perusahaan, yang dapat dipergunakan untuk kegiatan operasi perusahaan. Jika perusahaan memiliki total aset yang besar, pihak menajemen lebih leluasa dalam menggunakan aset yang ada di perusahaan tersebut. Kebebasan yang dimiliki manajemen ini sebanding dengan kekhawatiran yang dilakukan oleh pemilik atas asetnya. Jumlah aset yang besar akan menurunkan Nilai Perusahaan jika dinilai dari sisi pemilik perusahaan. Akan tetapi jika dilihat dari sisi manajemen, kemudahan yang dimilikinya dalam mengelola perusahaan akan meningkatkan Nilai Perusahaan.

Laba perusahaan (PR) adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dan mengukur tingkat efisiensi operasional dan tingkat efisiensi dalam menggunakan harta yang dimilikinya (Chen,2004). Profitabilitas suatu perusahaan akan mempengaruhi kebijakan para investor atas investasi yang dilakukan. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba akan dapat menarik para investor untuk berinvestasi guna memperluas usahanya, sebaliknya tingkat laba yang rendah akan menyebabkan para investor manarik investasinya. Sedangkan bagi perusahaan sendiri, laba dapat digunakan sebagai evaluasi atas efektivitas pengelolaan harta yang dimilikinya perusahaan tersebut. Laba juga memiliki arti penting bagi sebuah


(46)

perusahaan dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut dalam jangka panjang. Dengan demikian setiap badan usaha akan selalu berusaha meningkatkan laba perusahaannya, karena semakin tinggi laba yang diperoleh, maka semakin tinggi pula nilai perusahan dimata investornya.Ang (1997) mengungkapkan bahwa rasio profitabilitas dan rasio rentabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan. Selain merupakan indikator kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban bagi pemilik saham, laba perusahaan juga merupakan elemen dalam menentukan nilai perusahaan.

Menurut Martikarini (2013) ada pengaruh yang signifikan dari Laba perusahaan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan menurut Hermuningsih (2012) terdapat pengaruh yang tidak langsung dari laba perusahaan (PR) terhadap nilai perusahaan.

3.2. Hipotesis Penelitian

Dari kerangka konseptual dan landasan teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kebijakan pendanaan (DER), Risk Based Capital, Ukuran perusahan, Profit

berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap Nilai perusahaan (DER) pada Perusahaan Asuransi di Bursa Efek Indonesia.

2. Laba perusahaan (PR) sebagai variabel moderating dapat memperkuat hubungan antara Kebijakan pendananan, Risk Based Capital, Ukuran perusahaan dengan Nilai perusahaan(PER) pada Perusahaan Asuransi di Bursa Efek Indonesia.


(47)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kausal komparatif, atau penelitian hubungan sebab akibat. Penelitian bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan cara berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu. Di dalam mengelompokan jenis penelitian ini, adalah termasuk sebagai penelitian deskriptif, karena menggambarkan keadaan yang telah terjadi.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif karena penelitian ini dilakukan dengan menekankan analisisnya pada data numerik (angka) untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh nilai perusahaan dengan kebijakan pendanaan, ukuran perusahaan dan RBC perusahaan. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan suatu fenomena dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah yang diteliti (Indrianto dan Supomo , 2002)

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini di lakukan pada perusahaan asuransi yang bertempat di Jalan Jenderal Sudirman, Kav. 52-53 Jakarta, dimana data diperoleh dengan mendownload laporan keuangan tahunan perusahaan asuransi melalui situs resmi. Waktu penelitian dari Juli 2014 sampat Desember 2014.


(48)

4.3 Populasi dan Sampel

Populasi menjelaskan tentang jumlah sumber data dan darimana asal data, sedangkan sampel menjelaskan tentang tehnik sampling yang dipakai untuk menghasilkan jumlah sampel.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan asuransi yang menerbitkan laporan keuangan tahunan (annual report) dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007 - 2013 yang berjumlah 11 perusahaan .

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling. Umar (2007) menyatakan bahwa purposive sampling adalah pemilihan sampel berdasarkan karakteristik tertentu. Adapun kriteria pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.Perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007 - 2013.

2.Perusahaan asuransi yang telah mempublikasikan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit secara teratur selama tahun 2007- 2013.

3.Perusahaan asuransi yang secara teratur melaporkan RBC dalam laporan keuangan tahunannya (annual report) di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara

teratur selama 2007 - 2013.

4.Perusahaan asuransi yang menghasilkan laba selama 2007-2013.

Dari hasil kriteria diatas, perusahaan yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel adalah sebanyak 10 perusahaan, dengan masa penelitian selama 7 tahun. Hasil dari kriteria sampel dan data populasi dapat dilihat dalam Tabel 4.1.


(49)

Tabel 4.1.

Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Asuransi Tahun 2007 -2013 Kode Kriteria Sampel

No. Saham Nama Emiten 1 2 3 Sampel 1. ABDA Asuransi Bina Dana Arta Tbk √ √ √ 1

2. AHAP Asuransi Harta Aman Pratama Tbk √ √ √ 2

3. AMAG Asuransi Multi Artha Guna Tbk √ √ √ 3 4. ASBI Asuransi Bintang Tbk √ √ √ 4 5. ASDM Asuransi Dayin Mitra Tbk √ √ √ 5 6. ASMI Asuransi Mitra Maparya Tbk - - - - 7. ASJT Asuransi Jasa Tania Tbk √ √ √ 6 8. ASRM Asuransi Ramayana Tbk √ √ √ 7 9. PNIN Paninvest Tbk √ √ √ 8 10. LPGI Lippo General Insurance Tbk √ √ √ 9 11. MREI Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk √ √ √ 10

Sumber :

Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 10 perusahaan asuransi , dengan tahun pengamatan selama 7 tahun, jadi total sampel pada penelitian ini sebanyak 10 perusahaan x 7 tahun = 70 data observasi.

4.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan cara mengunduh data sekunder yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia

sekunder adalah data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media peranatara. Data yang digunakan adalah data pooling dimana penyajian data dilakukan secara crosssection dan time series .


(50)

4.5. Definisi Operasional dan pengukuran Variabel 4.5.1. Variabel Dependen

PER yang merupakan variabel dependen (Y) , yaitu merupakan perbandingan harga perlembar saham dengan laba perlembar saham yang dimiliki perusahaan. PER

barSaham LabaPerlem

Saham aperlembar Harg

=

Keterangan :

PER = Nilai Perusahaan

Harga = Harga Pasar perlembar saham EPS = Laba perlembar saham

4.5.2. Variabel Independen

DER, variabel Independen (X1) Kebijakan pendanaan (Debt to Equity Ratio). , adalah rasio yang menunjukkan perbandingan antara pembiayaan dan pendanaan melalui hutang dengan pendanaan melalui ekuitas (Brigham dan Houston, 2001), dengan rumus pengukuran :

DER TotalEkuitas

g TotalHutan

=

Keterangan :

DER = Debt To Equity

Total Hutang = Jumlah semua Hutang Perusahaan di Neraca sebelah Pasiva Total Ekuitas = Jumlah semua modal Perusahaan di Neraca sebelah Pasiva

Risk Based Capital (RBC), variabel Independen (X3) adalah ratio tingkat solvabilitas yang harus memenuhi ketentuan pemerintah, yakni bagi perusahaan asuransi harus minimal diatas 120 % .

Ukuran perusahaan, variabel Independen (X2) adalah jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan pada periode tertentu. Ukuran Perusahan dapat dihitung dengan menggunakan rumus : UkuranPerusahaan=TA


(51)

Laba perusahaan (PR), variabel Moderating (X4) adalah selisih penjualan dengan total biaya , dapat diproksi dengan rumus sebagai berikut:

Laba perusahaan = Penjualan – total biaya

Secara ringkas, definisi operasional variabel tersebut diatas dapat digambarkan melalui tabel berikut

Tabel 4.2.

Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Operasional Parameter Skala ukuran Kebijakan Komposisi hutang dengan DER TotalEkuitas

g TotalHutan

=

Rasio Pendanaan modal

(DER) (X1)

Ukuran Jumlah aktiva yang dimiliki UkuranPerusahaan=TA Rasio Perusahaan perusahaan pada periode tertentu

(TA) (X2)

Risk Based Selisih antara kekayaan yang Rasio Capital (RBC) diperkenankan dengan kewajiban Batas tingkat solvabilitas Min.

(X3) yang timbul dibanding dengan Batas tingkat Solvabilitas Minimum

Laba perusahaan Selisih penjualan dengan total Laba perusahaan = Rasio (PR) X4 biaya Penjualan – total biaya

Nilai Perbandingan harga perlembar saham PER

=

HLabaPerlemargaperlembarbarSahamSaham Rasio Perusahaan dengan laba perlembar saham


(52)

4.6. Metode Analisis Data

Analisis data adalah sebuah proses yang berkaitan dengan pengujian data dimana hasil dari pengujian tersebut digunakan sebagai bukti yang memadai untuk menarik kesimpulan. Untuk penelitian dengan pendekatan kuantatif, maka teknik analisis data ini berkenaan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan pengujian hipotesis yang diajukan (Daulay, 2010).

Modal analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah model analisis regresi linier berganda. Secara umum, analisis regresi pada dasarnya adalah sebuah studi mengenai saling ketergantungan antara variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen dengan tujuan untuk memprediksi rata-rata populasi atau nilai variabel independen yang di ketahui (Ghozali , 2011) .

Seluruh data penelitian yang telah dikumpulkan untuk diolah, kemudian akan dianalisis untuk memperoleh jawaban atas permasalahan yang timbul dalam penelitian ini. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan program SPSS.

Dalam penelitian ini digunakan metode analisis statistik deskriptif yang memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai minimum , maksimum , mean dan standard deviasi .

4.6.1. Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian ini dilakukan untuk mendeteksi terpenuhinya asumsi-asumsi dalam model regresi dan untuk mengintepretasikan data agar lebih relevan dalam menganalisis. Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji normalitas, multikolineritas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas.

a. Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel independen dan variabel dependen keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak (Ghozali, 2011). Model regresi yang baik adalah model yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Normalitas suatu variabel dapat


(53)

dideteksi dengan grafik atau uji statistik. Analisis grafik dapat dilihat melalui grafik normal probability plot dan grafik histogram. Selain dengan Analisis Grafik, uji Normalitas dapat juga dilihat pada uji Kolmogrov-Smirnov, dimana pedoman yang digunakan dalam pengambilan keputusan ini adalah :

* Jika nilai signifikan > 0,05 maka distibusi normal * Jika nilai signifikan < 0,05 maka distribusi tidak normal

b. Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol (Gozali, 2011). Model regresi yang baik adalah bebas dari multikolinieritas. Untuk mendeteksinya dapat dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan nilai toleransi. Regresi yang bebas multikolinieritas adalah jika VIF < 10 serta nilai Tolerance > 0,1.

c. Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variansnya tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2011). Heteroskedastisitas dapat dilihat dengan grafik

scatterplot. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Selain dengan grafik scatterplot, uji heteroskedastisitas dapat juga dideteksi dengan uji glejser dengan meregresikan nilai absolute resdidual terhadap variabel independen dengan kriteria sebagai berikut :


(54)

* Jika nilai signifikan < 0,05 maka terjadi heteroskedastisitas.

d. Uji autokorelasi ini bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan-kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk menguji ada tidaknya autokorelasi, dalam penelitian ini menggunakan uji Durbin-Watson (DW Test). Menurut Ghozali (2010:110), pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dengan kriteria sebagai berikut :

Tabel 4.3

Kriteria Uji Durbin Watson

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada korelasi negatif Tidak ada korelasi negatif Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif.

Tolak No decision

Tolak No decision Tidak ditolak

0 < d < dl

dl d du

4 – dl < d < 4

4 – du d 4 – dl


(55)

4.6.2. Pengujian Hipotesis

4.6.2. Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan uji asumsi klasik terhadap data, selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Adapun persamaan yang dipakai dalam untuk membuktikan hipotesis pertama dan kedua penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hipotesis Pertama:

Adapun model regresi yang dipakai dalam hipotesis pertama ini adalah sebagai berikut:

PER = α + β1.DER+ β2.RBC+ β3.TA+ β4.PR + ε Keterangan:

PER = Nilai perusahaan

α = Konstanta

β1s/d β4 = Koefisien regresi masing-masing variabel independen DER = Kebijakan pendanaan

RBC = Risk based Capital

TA = Ukuran perusahaan PR = laba perusahaan

ε = Error

4.6.2.1. Uji Simultan - F (Uji F)

Untuk menentukan nilai F hitung tingkat signifikan yang digunakan sebesar 5 % dengan derajat (df) = (K-1) dan (n-k), kriteria sebagai berikut:

- Jika F hitung > F tabel atau probabilitas < taraf Signifikansi 5% = 0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Berarti ada variabel independen secara bersama sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.


(56)

- Jika F hitung < F tabel atau probabilitas > taraf Signifikansi 5% = 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Berarti variabel independen secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap variabel dependen.

4.6.2.2. Uji Statistik - t (Uji t)

Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variable independen secara parsial terhadap variabel dependen. Uji t dilakukan dengan membandingkan t hitung terhadap t tabel dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Ho : βi = 0, artinya kebijakan pendanaan, risk based capital, ukuran perusahaan dan laba perusahaan secara simultan berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan yang diukur melalui PER

2. Ha : βi ≠ 0, artinya kebijakan pendanaan, risk based capital, ukuran perusahaan dan laba perusahaan secara simultan berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan yang diukur melalui PER

Untuk menentukan t tabel, taraf signifikan yang digunakan sebesar 5 % dengan derajat kebebasan (df) = (n-k-1), di mana n merupakan jumlah observasi dan k merupakan jumlah variabel bebas.

Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% atau taraf Signifikan5% (α =

0,05) dengan kriteria penilaian sebagai berikut :

- Jika t hitung > t tabel atau probabilitas < taraf Signifikansi 5% = 0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Berarti ada pengaruh yang signifikan dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial (individu).

- Jika t hitung < t tabel atau probabilitas > taraf Signifikansi 5% = 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Berarti ada pengaruh yang tidak signifikan dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial (individu).


(57)

4.6.2.3. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi adalah suatu nilai yang menunjukkan besarnya perubahan yang tersaji diakibatkan oleh variabel lainnya. Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui prosentase besarnya keterkaitan antara variabel independent (x) terhadap variabel dependennya (y). Nilai yang mendekati 1 berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Koefisien determinasi dinyatakan dalam R2. Untuk variabel bebas yang lebih dari satu variabel, maka menggunakan Adjusted R2.

2. Hipotesis Kedua

Pengujian hipotesis kedua menggunakan uji regresi linier berganda dengan uji interaksi. Uji interaksi bertujuan untuk menentukan apakah variabel yang digunakan sebagai variabel moderating dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel-variabel dependen dengan membuat perkalian antar variabel independen. Menurut Ghozali (2009:200), jika variabel moderasi merupakan moderating variabel, maka hasil interaksi antara variabel independen dengan variabel moderasi harus signifikan pada 0,05 atau 0,10. Dalam penelitian ini, tingkat signifikasi yang digunakan adalah 0,05.

Hipotesis kedua yaitu laba perusahaan dapat memperkuat atau memperlemah hubungan kebijakan pendanaan yang diproxikan oleh DER, risk based capital, ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan yang diukur melalui PER pada perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Adapun model regresi yang dipakai dalam hipotesis kedua ini adalah sebagai berikut:

PER = α + β1.DER + β2.RBC + β3.TA + β4.PR + β5.DER.PR + β6.RBC.PR + β7.TA.PR


(58)

Keterangan:

PER = Nilai perusahaan

α = Konstanta

β1s/d β9 = Koefisien regresi masing-masing variabel independen DER = Kebijakan pendanaan

RBC = Risk Based Capital

TA = Ukuran perusahaan PR = Laba perusahaan

DER_PR = Interaksi kebijakan pendanaan dengan laba perusahaan RBC_PR = Interaksi Risk Based Capital dengan laba perusahaan TA_PR = Interaksi Ukuran perusahaan dengan laba perusahaan

ε = Error


(59)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Deskriptif Data Penelitian

Data yang diperoleh dari analisis deskriptif menunjukkan nilai tertinggi (maximum), nilai terendah (minimum), rata-rata (mean), dan standar deviasi dari setiap variabel yang diteliti yaitu Kebijakan pendanaan (DER), Risk Based Capital (RBC), Ukuran perusahaan (TA), variabel dependen yaitu Nilai Perusahaan (PER) , dan variabel moderating yaitu Laba Perusahaan (PR). Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DER (Ratio) 70 .03 5.89 1.5241 1.28504

RBC (%) 70 46.72 3269.46 314.5949 414.88791

TA (Rp.M) 70 6.81 2153.35 515.9218 478.52211

PR (Rp.M) 70 .31 155.40 30.4028 36.16122

NILAI PERUSAHAAN (Ratio) 70 .72 98.09 7.8396 12.23612

Valid N (listwise) 70

Sumber : Hasil Penelitian, 2014 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 5.1 dapat disimpulkan bahwa Kebijakan hutang (DER) perusahaan asuransi yang terdaftar di BEI pada tahun 2007-2013 memiliki nilai terendah 0,03, dan nilai tertinggi sebesar 5,89. Rata-rata kebijakan hutang adalah sebesar 1,5241 dengan nilai standar deviasi sebesar 1,28504. Emiten yang memiliki nilai DER minimum adalah Asuransi Multi Artha Guna Tbk (AMAG) pada tahun 2011.Danemiten yang memiliki nilai maksimum adalah Asuransi Ramayana Tbk (ASRM) pada tahun 2012.

Risk Based Capital (RBC) perusahaan asuransi yang terdaftar di BEI pada tahun 2007-2013 memiliki nilai terendah 46,72 dan nilai tertinggi sebesar 3269,46. Rata-rata


(1)

b. UJI PARSIAL (UJI t) Setelah transform data

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta

Toleranc

e VIF

1 (Constant) 2.213 1.198 1.847 .069

lnx1 -.174 .122 -.190 -1.422 .160 .686 1.457

lnx2 -.374 .168 -.297 -2.226 .030 .685 1.459

lnx3 .518 .178 .872 2.904 .005 .136 7.371

lnx4 -.545 .162 -.986 -3.370 .001 .143 6.994


(2)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta

Toleranc

e VIF

1 (Constant) 2.213 1.198 1.847 .069

lnx1 -.174 .122 -.190 -1.422 .160 .686 1.457

lnx2 -.374 .168 -.297 -2.226 .030 .685 1.459

lnx3 .518 .178 .872 2.904 .005 .136 7.371

lnx4 -.545 .162 -.986 -3.370 .001 .143 6.994


(3)

C. KOEFISIEN DETERMINASI (R

2

)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .416a .173 .080 11.73948

a. Predictors: (Constant), x3.x4, DER (Ratio), RBC (%), SIZE (Rp.M), PROFIT (Rp.M), x1.x4, x2.x4

b. Dependent Variable: NILAI PERUSAHAAN (Ratio)

KOEFISIEN DETERMINASI (R

2

) Setelah transform data

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .452a .205 .156 .75126

a. Predictors: (Constant), lnx4, lnx1, lnx2, lnx3 b. Dependent Variable: lny


(4)

15.

HASIL UJI HIPOTESIS KEDUA

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 22.825 4.944 4.616 .000

DER (Ratio) -4.352 2.973 -.457 -1.464 .148

RBC (%) -.018 .007 -.616 -2.423 .018

SIZE (Rp.M) -.006 .007 -.220 -.773 .443

PROFIT (Rp.M)

-.406 .144 -1.199 -2.820 .006

x1.x4 .107 .081 .532 1.318 .192

x2.x4 .001 .000 .770 1.865 .067

x3.x4 6.536E-5 .000 .315 .729 .469

a. Dependent Variable: NILAI PERUSAHAAN (Ratio)

17.

Setelah Transformasi Logaritma

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 17.248 8.124 2.123 .038

lnx1 -.826 1.311 -.395 -.630 .531

lnx2 -2.156 1.091 -.749 -1.976 .053

lnx3 -.460 .696 -.339 -.661 .511

lnx4 -4.600 2.495 -3.640 -1.844 .070

lnx1.lnx4 .241 .345 .392 .699 .487

lnx2.lnx4 .669 .373 3.069 1.794 .078

lnx3.lnx4 .132 .150 .722 .878 .384


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Profitabilitas Dan Umur Perusahaan Terhadap Audit Delay Dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderating

0 1 9

PENGARUH KEBIJAKAN PERUSAHAAN DAN HUMAN CAPITALTERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KINERJA Pengaruh Kebijakan Perusahaan dan Human Capital Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kinerja Perusahaan Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris Pada Perusahaan Consum

0 5 17

PENGARUH KEBIJAKAN PERUSAHAAN DAN HUMAN CAPITALTERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KINERJA Pengaruh Kebijakan Perusahaan dan Human Capital Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kinerja Perusahaan Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris Pada Perusahaan Consum

0 3 17

PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Kepemilikan Manajemen Sebagai Variabel Moderating Pengaruhkeputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan (Studi

0 1 14

PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Kepemilikan Manajemen Sebagai Variabel Moderating Pengaruhkeputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan (Studi

0 0 15

Pengaruh Kebijakan Pendanaan, Risk Based Capital dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan Asuransi dengan Laba Perusahaan sebagai Variabel Moderating

0 0 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori - Pengaruh Kebijakan Pendanaan, Risk Based Capital dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan Asuransi dengan Laba Perusahaan sebagai Variabel Moderating

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan pasar modal yang demikian pesat, terutama - Pengaruh Kebijakan Pendanaan, Risk Based Capital dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan Asuransi dengan Laba Perusahaan sebag

0 0 10

PENGARUH KEBIJAKAN PENDANAAN, RISK BASED CAPITAL DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN ASURANSI DENGAN LABA PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING TESIS

0 0 15

PENGARUH UMUR PERUSAHAAN, KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN, UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP INTELLECTUAL CAPITAL DISCLOSURE DENGAN LEVERAGE SEBAGAI VARIABEL MODERATING - Perbanas Institutional Repository

0 0 16