Tabel 4.1. Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Asuransi Tahun 2007 -2013
Kode Kriteria Sampel No. Saham Nama Emiten 1 2 3 Sampel
1. ABDA Asuransi Bina Dana Arta Tbk √ √ √
1 2. AHAP Asuransi Harta Aman Pratama Tbk
√ √ √ 2
3. AMAG Asuransi Multi Artha Guna Tbk √ √ √
3 4. ASBI Asuransi Bintang Tbk
√ √ √ 4
5. ASDM Asuransi Dayin Mitra Tbk √ √ √
5 6. ASMI Asuransi Mitra Maparya Tbk
- - - -
7. ASJT Asuransi Jasa Tania Tbk √ √ √
6 8. ASRM Asuransi Ramayana Tbk
√ √ √ 7
9. PNIN Paninvest Tbk √ √ √
8 10. LPGI Lippo General Insurance Tbk
√ √ √ 9
11. MREI Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk √ √ √ 10
Sumber : www.idx.co.id
Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 10 perusahaan asuransi , dengan tahun pengamatan selama 7 tahun, jadi total sampel pada penelitian ini sebanyak 10
perusahaan x 7 tahun = 70 data observasi.
4.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan cara mengunduh data sekunder yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia
: www.idx.co.id
. Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media
peranatara. Data yang digunakan adalah data pooling dimana penyajian data dilakukan secara cross section dan time series .
Universitas Sumatera Utara
4.5. Definisi Operasional dan pengukuran Variabel 4.5.1. Variabel Dependen
PER yang merupakan variabel dependen Y , yaitu merupakan perbandingan harga perlembar saham dengan laba perlembar saham yang dimiliki perusahaan. PER
barSaham LabaPerlem
Saham aperlembar
H arg
=
Keterangan : PER = Nilai Perusahaan
Harga = Harga Pasar perlembar saham EPS = Laba perlembar saham
4.5.2. Variabel Independen
DER, variabel Independen X1 Kebijakan pendanaan Debt to Equity Ratio. , adalah rasio yang menunjukkan perbandingan antara pembiayaan dan pendanaan
melalui hutang dengan pendanaan melalui ekuitas Brigham dan Houston, 2001, dengan rumus pengukuran :
DER
as TotalEkuit
g TotalHu tan
=
Keterangan : DER = Debt To Equity
Total Hutang = Jumlah semua Hutang Perusahaan di Neraca sebelah
Pasiva
Total Ekuitas = Jumlah semua modal Perusahaan di Neraca sebelah
Pasiva
Risk Based Capital RBC, variabel Independen X3 adalah ratio tingkat solvabilitas yang harus memenuhi ketentuan pemerintah, yakni bagi perusahaan
asuransi harus minimal diatas 120 . Ukuran perusahaan, variabel Independen X2 adalah jumlah aktiva yang
dimiliki perusahaan pada periode tertentu. Ukuran Perusahan dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
TA sahaan
UkuranPeru =
4.5.3. Variabel Moderating
Universitas Sumatera Utara
Laba perusahaan PR, variabel Moderating X4 adalah selisih penjualan dengan total biaya , dapat diproksi dengan rumus sebagai berikut:
Laba perusahaan = Penjualan – total biaya Secara ringkas, definisi operasional variabel tersebut diatas dapat digambarkan
melalui tabel berikut
Tabel 4.2. Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Operasional Parameter Skala ukuran
Kebijakan Komposisi hutang dengan DER
as TotalEkuit
g TotalHu tan
=
Rasio Pendanaan modal
DER X1 Ukuran Jumlah aktiva yang dimiliki
TA sahaan
UkuranPeru =
Rasio Perusahaan perusahaan pada periode tertentu
TA X
2
Risk Based Selisih antara kekayaan yang Rasio Capital RBC diperkenankan dengan kewajiban Batas tingkat solvabilitas Min.
X
3
yang timbul dibanding dengan Batas tingkat Solvabilitas Minimum
Laba perusahaan Selisih penjualan dengan total Laba perusahaan = Rasio PR X4 biaya Penjualan – total biaya
Nilai Perbandingan harga perlembar saham PER
barSaham LabaPerlem
Saham aperlembar
H arg
=
Rasio Perusahaan dengan laba perlembar saham
Y yang dimiliki perusahaan
Universitas Sumatera Utara
4.6. Metode Analisis Data
Analisis data adalah sebuah proses yang berkaitan dengan pengujian data dimana hasil dari pengujian tersebut digunakan sebagai bukti yang memadai untuk
menarik kesimpulan. Untuk penelitian dengan pendekatan kuantatif, maka teknik analisis data ini berkenaan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan
pengujian hipotesis yang diajukan Daulay, 2010. Modal analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah model analisis
regresi linier berganda. Secara umum, analisis regresi pada dasarnya adalah sebuah studi mengenai saling ketergantungan antara variabel dependen dengan satu atau lebih
variabel independen dengan tujuan untuk memprediksi rata-rata populasi atau nilai variabel independen yang di ketahui Ghozali , 2011 .
Seluruh data penelitian yang telah dikumpulkan untuk diolah, kemudian akan dianalisis untuk memperoleh jawaban atas permasalahan yang timbul dalam penelitian
ini. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan program SPSS. Dalam penelitian ini digunakan metode analisis statistik deskriptif yang
memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai minimum , maksimum , mean dan standard deviasi .
4.6.1. Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian ini dilakukan untuk mendeteksi terpenuhinya asumsi-asumsi dalam model regresi dan untuk mengintepretasikan data agar lebih relevan dalam
menganalisis. Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji normalitas, multikolineritas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas.
a. Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel independen dan variabel dependen keduanya mempunyai distribusi normal ataukah
tidak Ghozali, 2011. Model regresi yang baik adalah model yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Normalitas suatu variabel dapat
Universitas Sumatera Utara
dideteksi dengan grafik atau uji statistik. Analisis grafik dapat dilihat melalui grafik normal probability plot dan grafik histogram. Selain dengan Analisis Grafik, uji
Normalitas dapat juga dilihat pada uji Kolmogrov-Smirnov, dimana pedoman yang digunakan dalam pengambilan keputusan ini adalah :
Jika nilai signifikan 0,05 maka distibusi normal Jika nilai signifikan 0,05 maka distribusi tidak normal
b. Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel independen. Jika variabel independen saling
berkorelasi, maka variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol
Gozali, 2011. Model regresi yang baik adalah bebas dari multikolinieritas. Untuk mendeteksinya dapat dilihat dari nilai VIF Variance Inflation Factor dan nilai
toleransi. Regresi yang bebas multikolinieritas adalah jika VIF 10 serta nilai Tolerance 0,1.
c. Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika
variansnya tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas Ghozali, 2011. Heteroskedastisitas dapat dilihat dengan grafik
scatterplot. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka telah terjadi
heteroskedastisitas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas. Selain dengan grafik scatterplot, uji heteroskedastisitas dapat juga dideteksi dengan uji glejser dengan meregresikan nilai absolute resdidual
terhadap variabel independen dengan kriteria sebagai berikut : Jika nilai signifikan 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
Jika nilai signifikan 0,05 maka terjadi heteroskedastisitas. d. Uji autokorelasi ini bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan-kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Untuk menguji ada tidaknya autokorelasi, dalam
penelitian ini menggunakan uji Durbin-Watson DW Test. Menurut Ghozali 2010:110, pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dengan
kriteria sebagai berikut :
Tabel 4.3 Kriteria Uji Durbin Watson
Hipotesis Nol Keputusan
Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi negatif
Tidak ada korelasi negatif Tidak ada korelasi negatif
Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif.
Tolak No decision
Tolak No decision
Tidak ditolak 0 d dl
dl d du
4 – dl d 4 4 – du
d 4 – dl du d 4 – du
Universitas Sumatera Utara
4.6.2. Pengujian Hipotesis
4.6.2. Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan uji asumsi klasik terhadap data, selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Adapun persamaan yang dipakai dalam untuk membuktikan hipotesis pertama
dan kedua penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hipotesis Pertama:
Adapun model regresi yang dipakai dalam hipotesis pertama ini adalah sebagai berikut:
PER = α + β
1
.DER+ β
2
.RBC+ β
3
.TA + β
4
.PR + ε
Keterangan: PER
= Nilai perusahaan α
= Konstanta β
1
sd β
4
= Koefisien regresi masing-masing variabel independen DER
= Kebijakan pendanaan RBC
= Risk based Capital TA
= Ukuran perusahaan PR
= laba perusahaan ε
= Error
4.6.2.1. Uji Simultan - F Uji F
Untuk menentukan nilai F hitung tingkat signifikan yang digunakan sebesar 5 dengan derajat df = K-1 dan n-k, kriteria sebagai berikut:
- Jika F
hitung
F
tabel
atau probabilitas taraf Signifikansi 5 = 0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Berarti ada variabel independen secara bersama sama
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
- Jika F
hitung
F
tabel
atau probabilitas taraf Signifikansi 5 = 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Berarti variabel independen secara bersama-sama
mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap variabel dependen.
4.6.2.2. Uji Statistik - t Uji t
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variable independen secara parsial terhadap variabel dependen. Uji t dilakukan dengan membandingkan t
hitung terhadap t tabel dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Ho : β
i
= 0, artinya kebijakan pendanaan, risk based capital, ukuran perusahaan dan laba perusahaan secara simultan berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan yang diukur melalui PER 2. Ha :
β
i
≠ 0, artinya kebijakan pendanaan, risk based capital, ukuran perusahaan dan laba perusahaan secara simultan berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan yang diukur melalui PER Untuk menentukan t tabel, taraf signifikan yang digunakan sebesar 5 dengan
derajat kebebasan df = n-k-1, di mana n merupakan jumlah observasi dan k merupakan jumlah variabel bebas.
Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95 atau taraf Signifikan
5 α =
0,05 dengan kriteria penilaian sebagai berikut : - Jika t
hitung
t
tabel
atau probabilitas taraf Signifikansi 5 = 0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Berarti ada pengaruh yang signifikan dari masing-
masing variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial individu.
- Jika t
hitung
t
tabel
atau probabilitas taraf Signifikansi 5 = 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Berarti ada pengaruh yang tidak signifikan dari masing-
masing variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial individu.
Universitas Sumatera Utara
4.6.2.3. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi adalah suatu nilai yang menunjukkan besarnya perubahan yang tersaji diakibatkan oleh variabel lainnya. Koefisien determinasi
digunakan untuk mengetahui prosentase besarnya keterkaitan antara variabel independent x terhadap variabel dependennya y. Nilai yang mendekati 1 berarti
variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Koefisien determinasi dinyatakan dalam R
2
. Untuk variabel bebas yang lebih dari satu variabel, maka menggunakan Adjusted R
2
.
2. Hipotesis Kedua
Pengujian hipotesis kedua menggunakan uji regresi linier berganda dengan uji interaksi. Uji interaksi bertujuan untuk menentukan apakah variabel yang digunakan
sebagai variabel moderating dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh variabel- variabel independen terhadap variabel dependen dengan membuat perkalian antar
variabel independen. Menurut Ghozali 2009:200, jika variabel moderasi merupakan moderating variabel, maka hasil interaksi antara variabel independen dengan variabel
moderasi harus signifikan pada 0,05 atau 0,10. Dalam penelitian ini, tingkat signifikasi yang digunakan adalah 0,05.
Hipotesis kedua yaitu laba perusahaan dapat memperkuat atau memperlemah hubungan kebijakan pendanaan yang diproxikan oleh DER, risk based capital, ukuran
perusahaan terhadap nilai perusahaan yang diukur melalui PER pada perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Adapun model regresi yang dipakai dalam hipotesis kedua ini adalah sebagai berikut:
PER = α + β
1
.DER + β
2
.RBC + β
3
.TA + β4.PR + β5.DER.PR + β
6
.RBC.PR + β
7
.TA.PR +
ε
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: PER
= Nilai perusahaan α
= Konstanta β
1
sd β
9
= Koefisien regresi masing-masing variabel independen DER
= Kebijakan pendanaan RBC
= Risk Based Capital TA
= Ukuran perusahaan PR
= Laba perusahaan DER_PR = Interaksi kebijakan pendanaan dengan laba perusahaan
RBC_PR = Interaksi Risk Based Capital dengan laba perusahaan TA_PR = Interaksi Ukuran perusahaan dengan laba perusahaan
ε = Error
Universitas Sumatera Utara
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Deskriptif Data Penelitian
Data yang diperoleh dari analisis deskriptif menunjukkan nilai tertinggi maximum, nilai terendah minimum, rata-rata mean, dan standar deviasi dari setiap
variabel yang diteliti yaitu Kebijakan pendanaan DER, Risk Based Capital RBC, Ukuran perusahaan TA, variabel dependen yaitu Nilai Perusahaan PER , dan
variabel moderating yaitu Laba Perusahaan PR. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation DER Ratio
70 .03
5.89 1.5241
1.28504 RBC
70 46.72
3269.46 314.5949
414.88791 TA Rp.M
70 6.81
2153.35 515.9218
478.52211 PR Rp.M
70 .31
155.40 30.4028
36.16122 NILAI PERUSAHAAN Ratio
70 .72
98.09 7.8396
12.23612 Valid N listwise
70
Sumber : Hasil Penelitian, 2014 data diolah
Berdasarkan Tabel 5.1 dapat disimpulkan bahwa Kebijakan hutang DER perusahaan asuransi yang terdaftar di BEI pada tahun 2007-2013 memiliki nilai
terendah 0,03, dan nilai tertinggi sebesar 5,89. Rata-rata kebijakan hutang adalah sebesar 1,5241 dengan nilai standar deviasi sebesar 1,28504. Emiten yang memiliki
nilai DER minimum adalah Asuransi Multi Artha Guna Tbk AMAG pada tahun 2011.Danemiten yang memiliki nilai maksimum adalah Asuransi Ramayana Tbk
ASRM pada tahun 2012. Risk Based Capital RBC perusahaan asuransi yang terdaftar di BEI pada tahun
2007-2013 memiliki nilai terendah 46,72 dan nilai tertinggi sebesar 3269,46. Rata-rata
Universitas Sumatera Utara
RBC sebesar 314,5949 dengan nilai standar deviasi sebesar 414,88791 Emiten yang memiliki nilai RBC minimum adalah Asuransi Jasa Tania Tbk ASJT pada tahun
2009.Dan emiten yang memiliki nilai maksimum adalah Lippo General Insurance Tbk pada tahun 2009.
Ukuran perusahaan TA perusahaan asurasni yang terdaftar di BEI pada tahun 2007-2013 memiliki nilai terendah 6,81 dan nilai tertinggi sebesar 2153,35. Rata-rata
total utang sebesar 515,9218 dengan nilai standar deviasi sebesar 478,52211. Emiten yang memiliki nilai Size minimum adalah Paninvest Tbk PNIN pada tahun 2008.Dan
emiten yang memiliki nilai maksimum adalah Asuransi Bina Dana Artha Tbk ABDA pada tahun 2013.
Laba perusahaan PR perusahaan perusahaan asuransi yang terdaftar di BEI pada tahun 2007-2013 memiliki nilai terendah 0,31, dan nilai tertinggi sebesar 155,4.
Rata-rata laba perusahaan sebesar 30,4028 dengan nilai standar deviasi sebesar 36,16122. Emiten yang memiliki nilai Profit minimum adalah PaninvestTbk PNIN
pada tahun 2008. Dan emiten yang memiliki nilai maksimum adalah Asuransi Multi Artha GunaTbk AMAG pada tahun 2012.
Nilai perusahaan PER perusahaan asuransi yang terdaftar di BEI pada tahun 2007-2013 memiliki nilai terendah 0,72 dan nilai tertinggi sebesar 098,09 Rata-rata nilai
perusahaan sebesar 7,8396dengan nilai standar deviasi sebesar 12,23612 Emiten yang memiliki nilai PER minimum adalah Asuransi RamayanTbk ASRM pada tahun
2008.Dan emiten yang memiliki nilai maksimum adalah Asuransi Harta Aman PratamaTbk AHAP pada tahun 2007.
5.2. Pengujian Asumsi Klasik