Penelitian Tahap II Penelitian tahap III

cair dengan suhu pirolisis 200 ºC S 1 , 300 ºC S 2 dan 400 ºC S 3 . Bahan pengasap yang digunakan terdiri dari campuran batang ubi kayu Manihot esculenta Cranzt dan tempurung kelapa dengan perbandingan 1 : 1. Untuk melihat kualitas asap cair yang dihasilkan dari campuran bahan pengasap diatas, diproduksi juga asap cair dari masing-masing bahan pengasap batang ubi kayu dan tempurung kelapa secara terpisah. Produksi asap cair dilakukan dengan cara destilasi asap hasil pirolisis kayu. Proses pembuatan asap cair diawali dengan memasukkan bahan pengasap berupa batang ubi kayu yang telah dipotong-potong sepanjang 3-5 cm dan tempung kelapa yang telah dikecilkan ukurannya masing-masing sebanyak 1.5 kg, kemudian tungku ditutup serta rangkaian listrik dan air pendingin disambungkan. Suhu pemanasan dinaikkan secara bertahap dengan mengatur tombol pengatur suhu sampai mencapai suhu perlakuan. Asap yang keluar dari tungku akan mengalir melalui pendingin sehingga mencair. Pirolisis dilakukan selama 5 jam, asap cair yang keluar ditampung kemudian didiamkan 1 minggu, selanjutnya di redestilasi pada suhu 125 ºC selama 70 menit. Penentuan asap cair terbaik dipilih berdasarkan kadar benzopiren, fenol dan asam asetat.

3.3.3. Penelitian Tahap II

Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan bertujuan untuk mendapatkan data awal konsentrasi asap cair. Perlakuan yang diterapkan adalah konsentrasi asap cair 2 A 1 , 6 A 2 dan 10 A 3 dengan waktu perendaman 30 menit. Kemudian dipanaskan dalam oven selama enam jam. Dua jam pertama suhu 40-50 ºC, tiga jam berikutnya suhu dinaikkan 70-80 ºC dan satu jam terakhir suhu diturunkan 60-70 ºC. Selanjutnya dilakukan pengamatan terhadap parameter organoleptik menggunakan uji mutu hedonik. Penelitian Utama Penelitian utama bertujuan mempelajari pengaruh konsentrasi asap cair dan lama perendaman terhadap mutu ikan asap menggunakan dasar konsentrasi pada penelitian pendahuluan. Pada tahap ini ikan yang telah disiangi direndam dalam larutan garam konsentrasi 10 selama 60 menit. Setelah ditiriskan ± 5 menit, ikan tongkol direndam dalam asap cair konsentrasi 0.5 A 1 , 1 A 2 , 1.5 A 3 dan 2 A 4 pada suhu kamar selama 30 B 1 dan 60 B 2 menit. Untuk membandingkan pengaruh asap cair digunakan kontrol A B , dimana ikan hanya direndam dalam larutan garam tanpa asap cair. Selanjutnya di panaskan dalam oven seperti pada tahap pertama. Pengamatan dilakukan terhadap parameter kimiawi meliputi kadar benzopiren, fenol, protein, lemak, kadar abu serta kadar air. Selain itu dilakukan juga analisis organoleptik uji hedonik menggunakan panelis terlatih sebanyak 15 orang.

3.3.4. Penelitian tahap III

Penelitian tahap ini bertujuan mempelajari pengaruh kemasan plastik dan waktu penyimpanan terhadap daya awet ikan asap. Prosedur pengolahan dalam tahap ini menggunakan perlakuan terbaik dari penelitian tahap II. Ikan asap yang dihasilkan kemudian dikemas menggunakan tiga jenis plastik yaitu : low density polyethylene P 1 , polypropilen P 2 dan high density polyethylene P 3 . Selanjutnya produk tersebut disimpan pada suhu ruang selama 0 H , 2 H 2 , 4 H 4 dan 6 H 6 hari. Pengamatan dilakukan terhadap kadar air, Aw, TVB, TBA, total kapang dan bakteri, protein, lemak dan kadar abu. Selain itu dilakukan juga uji mutu hedonik meliputi penampakan, bau, rasa dan konsistensi. Secara lengkap prosedur kerja penelitian tahap I, II dan III disajikan pada Gambar 8. Gambar 8. Diagram alir prosedur kerja penelitian. Analisa proksimat Kupas kulit, pengecilan ukuran dan pengeringan Pirolisis, T = 200, 300, 400ºC Oven selama 6 jam, T= 80 ºC Rendam dalam asap cair konst. 0, 0.5, 1, 1.5, 2. t = 0, 30, 60 menit Perendaman dlm larutan garam 10 selama 60 menit Penyiangan tidak membuang kepala Dikemas dalam plastik LDPE, PP dan HDPE Analisa proksimat Analisa proksimat Asap Cair Redestilasi, T=125ºC, t=70 menit Analisa Analisa Batang ubikayu tempurung kelapa Ikan tongkol segar Asap Cair Redestilasi Ikan Tongkol Asap Simpan selama 0, 2, 4, 6 hari 3.4. Pengamatan 3.4.1. Proksimat kayu TAPPI 1997