Lokasi Lahan pertanian Struktur Lahan Pertanian Lingkungan Lahan Petanian Pemeliharaan Pertanian

Lampiran 1. Peraturan Good Agriculture Practice GAP Peraturan Good Agriculture Practices GAP Good Agriculture Practice for Fruits and Vegetable Farming GAP-VF merupakan suatu standar yang dikeluarkan oleh Departemen Pertanian untuk produksi buah dan sayuran. Adapun prinsip-prinsip tersebut ditekankan pada enam bidang usaha yaitu : 1. Lokasi lahan pertanian 2. Struktur lahan pertanian 3. Lingkungan lahan pertanian 4. Pemeliharaan lahan pertanian kesehatan dan kebersihan 5. Teknik usaha pertanian Teknik budidaya yang mencakup manajemen pupuk dan pestisida, hama dan penyakit dan penanganan pasca panen 6. Manajemen pertanian catatan dan pelatihan staf Dasar utama dari Good Agriculture Practice ini adalah menyediakan produk yang aman dan berkualitas bagi konsumen.. Program GAP meliputi produksi, panen dan pasca panen, penanganan buah dan sayuran serta penanganan pasca panen dalam proses pengemasan. Peraturan dan prinsip ini dapat digunakan untuk semua produk tanaman tetapi bukan sertifikasi bagi tanaman organik.

1. Lokasi Lahan pertanian

 Analisis tanah untuk penggunaan lahan pertanian  Mengetahui sejarah penggunaan lahan untuk mengidentifikasi hama dan penyakit  Penilaian terhadap dampak lingkungan dan aspek teknis yang dapat dilakukan dalam usaha pencegahannya

2. Struktur Lahan Pertanian

 Aspek budidaya. Menjaga kebersihan tempat penyimpanan dan pengemasan produk. Membuang limbah, sampah dan gulma dari tempat penyimpanan dengan menggunakan tindakan yang efektif.  Menjaga sistem irigasi  Menjaga dan memelihara semua perlengkapan yang berhubungan dengan produk sayuran misalnya panen, penyimpanan dan penanganan pasca panen.

3. Lingkungan Lahan Petanian

Tanah  Tanah dianalisis setiap 3 tahun sekali untuk mengetahui kontaminasi logam berat  Tanah harus dianalisis ulang setelah dilakukan pergantian sistem budidaya  Logam berat yang teridentifikasi diisolasi agar tidak kembali lagi ke tanah  Tanah yang telah lulus uji dan dinyatakan bersih tidak digunakan untuk penggunaan lain selain pertanian Air  Identifikasi sumber primer dan sekunder a  Jika memungkinkan, dilakukan analisis topografi landskap dan mempelajari aspek-aspek yang dapat mempengaruhi aliran air dan pola curah hujan  Kolam air yang dipergunakan untuk kegiatan pertanian baik irigasi maupun penggunaan pestisida harus berkualitas dan memenuhi kriteria : 1.Kolam tidak boleh berisi sampah ataupun rumput liar 2.Hewan kecuali ikan harus dijauhkan dari kolam 3.Menghindari runoff langsung ke kolam dari daerah budidaya

4. Pemeliharaan Pertanian

 Lahan budidaya baik ruang penyimpanan maupun ruang kemasan bebas dari segala jenis hewan  Pembuatan jadwal pembersihan gudang dan area pengemasan sesuai dengan prosedur  Penyediaan toilet bagi para pekerja dan karyawan. Tempat ini sebaiknya jauh dari sumber air dan tempat yang dapat menyebabkan kontaminasi. 5. Budidaya Tanaman Penggunaan bahan tanam :  Bahan tanaman yang digunakan bebas dari penyakit  Bahan tanaman berasal dari sumber yang jelas Penggunaan pestisida Penggunaan pestisida selama produksi sayuran harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :  Orang yang berhak melaksanakan dan mengawasi penggunaan pestisida adalah orang-orang yang memiliki sertifikat  Pestisida yang digunakan adalah pestisida yang terdaftar dalam perencanaan awal teknik budidaya  Aplikasi pestisida dosis, waktu dan frekwensi sesuai dengan rekomendasi  Operator pestisida mengerti dan memahami semua aspek yang berkaitan dengan penggunaan dan aplikasi pestisida  Pestisida diberi label dan disimpan dalam di tempat yang aman.  Pembuangan wadah bekas pestisida sesuai dengan instruksi pada label  Catatan pembelian, aplikasi dan pembuangan disimpan selama produksi tanaman  Pemeliharaan alat aplikasi pestisida untuk memastikan bahwa peralatan dapat beroperasi pada kondisi optimum sehingga aplikasi bisa dilakukan dengan efektif untuk menghindari kebocoran pada saat penggunaan  Memperhatikan rentang waktu aplikasi pestisida dengan pemanenan  pelatihan tentang penggunaan pestisida yang kepada operator pestisida. Selain itu juga dilakukan pelatihan untuk pengoperasian dan pemeliharaan peralatan untuk meningkatkan keefektifan dalam penyemprotan  Tidak dianjurkan penyimpanan pestisida lebih dari satu tahun sebelum digunakan  Air yang digunakan dalam campuran aplikasi pestisida merupakan air yang berkualitas untuk menghindari kontaminasi mikroba Penggunaan pupuk  Tidak dianjurkan penggunaan pupuk kandang mentah dan kotoran manusia dalam produksi sayuran  Penggunaan pupuk kandang harus dibatasi dan peralatan yang kontak langsung dengan pupuk kandang harus dibersihkan dengan air bertekanan tinggi sebelum digunakan di area produksi  Pengomposan pupuk kandang unggas dan bahan organik lainnya sebelum penggunaan  Kontak langsung antara pupuk alami dengan sayuran harus diperhatikan, minimal 2 minggu 14 hari sebelum panen  Pencatatan mengenai pemupukan. Hal ini berkaitan dengan sumber bahan kompos, hasil uji mikroba pada kompos, tanggal aplikasi pupuk, jumlah, metode aplikasi serta orang yang bertanggung jawab dalam pemupukan tersebut  Pupuk disimpan terpisah dengan pestisida di tempat yang sejuk dan kering  Tempat penyimpanan pupuk diisolasi untuk mencegah kontaminasi terutama dari tempat pengemasan  Untuk tanaman hidroponik, dilakukan pengujian terhadap nilai gizi dan terbebas dari logam berat  Hasil analisis laboratorium dilampirkan dalam laporan pengamatan Penggunaan bahan kimia lainnya  Penggunaan bahan kimia seperti deterjen, sanitizer berdasarkan rekomendasi  Bahan kimia ini harus disimpan secara terpisah dengan pupuk dan pestisida dan diberi label yang jelas Manajemen pestisida dan penyakit tanaman  Manajemen hama dan penyakit dilakukan berdasarkan data historis dan kecenderungan kondisi saat ini  Hama yang terdeteksi diisolasi dan dilakukan pengamatan yang intensif dan akan dilakukan tindakan pengendalian hama terpadu PHT Pemanenan  Proses pemanenan harus dilakukan dengan cepat untuk meminimalisasi kerusakan  Setelah panen, produk sayuran dihindarkan dari sinar matahari secara langsung. Hal ini untuk mencegah kerusakan produk akibat kelayuan  Fasilitas pencucian harus lengkap dan berada pada kondisi yang kondusif bagi produk sayuran  Air yang digunakan dalam proses pencucian harus benar-benar bebas dari mikroba : 1. air yang digunakan untuk pencucian hanya air bersih 2. air pencucian harus sering diganti 3. penggunaan desinfektan diizinkan jika diperlukan  Jika klorin digunakan untuk membersihkan tempat pengolahan maka perlu diperhatikan keadaan tempat pengolahan yang bebas dari klorin selama penggunaan. Sampel harus diambil setiap jam untuk mengetahui konsentrasi klorin. Sirkulasi air juga harus dijaga dengan baik untuk meyakinkan penggunaan air bersih  Permukaan sayuran harus kering sebelum pengemasan Pengemasan  Packers harus mencuci tangan dengan deterjen sebelum dan sesudah pengemasan  Packers tidak boleh makan, minum ataupun merokok pada saat proses pengemasan karena kemungkinan banyak bakteri yang terdapat dalam mulut yang dapat mengkontaminasi produk. Selama proses pengemasan packers harus menggunakan masker dan sarung tangan  Peralatan dan mesin packing harus dicuci dan didesinfeksi secara teratur sebelum dan sesudah packing sesuai dengan prosedur  Container atau peti yang berisi sayuran harus disimpan jauh dari penyimpanan pupuk dan pestisida  Ruangan packing harus terpisah dari toilet dan kondisi ruangan harus dijaga kebersihannya dengan ventilasi yang baik  Sayuran yang dikemas adalah sayuran yang bebas dari tanah dan harus dipastikan bahwa sayur yang dikemas dan dikirim hanya sayuran yang bersih  Penggunaan media pengemasan yang masih baru  Setiap kemasan sayuran harus diberi label yang jelas sesuai dengan peraturan pelabelan dan memiliki dokumentasi yang lengkap Penyimpanan dingin  Fasilitas penyimpanan harus bersih dan bebas dari penyakit  Sayuran harus disimpan diruangan dingin setelah dikemas. Peralatan yang digunakan harus berada pada kondisi yang baik. Penyimpanan dalam ruangan sejuk dianjurkan pada suhu 5-10 ° C dengan kelembaban relatif 95-99.  Bila pendingin yang digunakan merupakan pendingin udara maka udara harus tetap dijaga tetap bersih dan bebas dari patogen  Air yang digunakan untuk membuat es sebagai pendingin harus merupakan air bersih dan bebas patogen.  Peralatan pendingin harus sering diperiksa. Pemeliharaan peralatan ini juga penting untuk menjamin keselamatan pekerja

6. Manajemen pertanian