B. PRESTASI KERJA DALAM KEGIATAN MAGANG
Aspek Teknis Budidaya Tomat Cherry
Persiapan Tanam
Teknik budidaya merupakan faktor penting yang mempengaruhi produksi tanaman. Budidaya tomat cherry pada PT.Saung Mirwan melakukan budidaya
dengan sistem hidroponik sehingga terdapat beberapa perbedaan dengan budidaya secara konvensional baik dalam pemberian pupuk, hara, pestisida dan perlakuan
lainnya.
a b
Gambar 2. a Tray pembibitan tomat cherry, b Pembibitan tomat cherry Pembibitan tanaman tomat cherry dilakukan dalam tray berwarna putih
dan akan dikecambahkan selama 2 atau 3 minggu Gambar 2. Selain bibit dari pembibitan dan perkecambahan benih, dilakukan juga perbanyakan tanaman
dengan stek tunas stek pucuk. Pucuk yang diambil berasal dari tunas air tunas adventif yang terdapat pada tanaman tomat cherry yang tumbuh dari benih. Hal
ini dilakukan karena pada saat ini PT.Saung Mirwan tidak dapat memenuhi kebutuhan benih yang dibutuhkan dilapangan. Namun bibit dari hasil stek pucuk
ini juga cukup baik untuk dikembangkan, setidaknya dapat menggunakan tunas air yang seharusnya tidak digunakan lagi.
Gambar 3. a Hasil stek dalam plastik, b Pengikatan plastik bagian atas tanaman yang distek
Setelah diambil dari batangnya, tunas-tunas air ini kemudian dipotong dan bagian bawah batang diberi suatu bahan aktif untuk menginduksi perakaran
kemudian ditanam dalam pot berwarna putih. Media yang digunakan sama dengan media pembibitan yaitu arang sekam, dalam satu pot terdapat 8 sampai 9 tunas.
Setelah itu pot ini dibungkus dalam plastik putih yang diikat di bagian atasnya Gambar 3. Hal ini dilakukan untuk melindungi tanaman dari serangan berbagai
hama dan menjaga kodisi tanaman tetap basah dan lembab. Plastik yang digunakan adalah plastik putih agar cahaya tetap dapat ditangkap oleh tanaman
untuk membantu proses pertumbuhannya. Bibit ini akan dipindahkan ke lahan setelah berumur 2 sampai 3 minggu, setelah akarnya cukup banyak dan kuat
Gambar 4
Gambar 4. a Tanaman hasil stek berumur 1 minggu dalam plastik, b Bibit stek yang telah berakar, c Bibit stek siap tanam
Persiapan Lahan
Gambar 5. Pembersihan lantai semen dengan menggunakan power sprayer steam
Jika lahan bekas tanaman lain belum diberi mulsa maka akan dilakukan pemasangan mulsa terlebih dahulu. Namun, jika lantai lahan merupakan lantai
semen maka akan dilakukan pembersihan menggunakan power sprayer Gambar 5Dalam pemasangan mulsa ini, terlebih dahulu tanah dibuat dalam beberapa
guludan dengan lebar 60 cm dan lebar antar guludan untuk tempat berjalan 100 cm. Di atas guludan diletakkan batu secara berderetan dengan jarak antar batu 20-
25 cm. Peletakan batu ini dilakukan sebagai tempat peletakan polybag tanaman tomat nantinya. Setelah itu, seluruh lahan ditutup dengan plastik mulsa berwarna
hitam atau perak Gambar 6. Pemberian mulsa ini salah satunya bertujuan untuk mengurangi kegiatan pembersihan gulma. Selain itu, penggunaan mulsa ini juga
dapat meningkatkan kebersihan kebun khususnya di sekitar tanaman.
Gambar 6. Proses pemasangan mulsa pada lantai tanah
Lahan yang telah diberi mulsa tidak lagi membutuhkan kegiatan pemasangan mulsa karena mulsa yang digunakan di PT.Saung Mirwan adalah
untuk dua kali musim tanam. Kegiatan yang perlu dilakukan hanya pembersihan mulsa dari kotoran-kotoran tanaman sebelumnya dan sisa arang sekam yang
mungkin berjatuhan di lantai pada saat membongkar tanaman. Kegiatan ini juga dapat dilakukan dengan cara menyikat lantai untuk membersihkan lumut-lumut
yang menempel pada lantai. Setelah itu akan dilakukan penyiraman dengan air bersih menggunakan power sprayer steam.
Media yang digunakan dalam penanaman tomat cherry ini adalah media arang sekam. Untuk persiapan media, dilakukan pembakaran sekam pada pukul
17.00 WIB sampai keesokan harinya pada pukul 07.00 WIB. Pembakaran ini dilakukan di tempat pembakaran sekam dengan menggunakan tungku api berupa
pipa besi panjang, caranya dengan membakar kayu bakar ataupun arang di dalam pipa besi tersebut, kemudian arang sekam mentah diletakkan secara merata
mengelilingi pipa besi. Api yang berasal dari pipa besi tersebut akan membakar sekam di sekelilingnya dan pada akhirnya semua sekam akan terbakar pada
keesokan harinya Gambar 7. Arang sekam yang telah terbakar terlebih dahulu disiram dengan air bersih agar tidak menjadi abu sekam. Rasio pembakaran dari
sekam mentah menjadi arang sekam yaitu 5 : 2 yang artinya dari 5 karung sekam mentah dapat diperoleh 2 karung arang sekam.
Gambar 7. Proses pembakaran sekam untuk media hidroponik
Wadah yang digunakan untuk tanaman tomat cherry ini adalah polybag berwarna hitam berukuran 35 x 40 cm yang dapat diisi dengan 2-2.5 kg arang
sekam. Untuk penanaman dilakukan pengisian polybag menggunakan arang sekam setinggi 20-25 cm. Setelah itu, polybag-polybag tersebut disusun diatas
batu yang telah diatur sebelumnya. Selain itu, juga dilakukan pemasangan selang irigasi untuk memberikan air dan nutrisi tanaman berupa irigasi tetes drip
irrigation .
Penanaman
Gambar 8. Lahan siap tanam Penanaman tomat cherry dilakukan setelah 2 sampai 3 minggu benih di
persemaian dan langsung ditanam pada lahan siap tanam Gambar 8. Jika bibit berasal dari stek maka harus diperiksa keberadaannya apakah masih layak untuk
ditanam atau tidak. Sebelum melakukan penanaman maka ke dalam media sekam diberikan pupuk dasar. Komposisi pupuk dasar yang diberikan dapat dilihat pada
Tabel 8. Pemberian pupuk dasar ini dilakukan beberapa jam sebelum penanaman
ataupun maksimal 1 hari sebelum penanaman. Hal ini bertujuan agar pada saat penanaman media sekam masih basah sehingga tanaman tidak stres dan langsung
dapat memperoleh hara. Sebelum pemberian pupuk dasar, biasanya arang sekam akan diberi klorin terlebih dahulu 3 hari sebelum tanam untuk membunuh bakteri
yang mungkin ada di dalam arang sekam.
Tabel 8. Komposisi Pupuk Dasar Penanaman Tomat per 1000 liter
Stok Jenis gr
Larutan pekat gr Bak A
HNO
3
16 CaNO
3 2
1.243 Fe 13
7
Bak B
KH
2
PO
4
170 KNO
3
339 K
2
SO
4
13 MgSO
4
554 Mn
2 Zn 1
Borax 4
Sumber : Bagian Nutrisi PT.Saung Mirwan, 2011
Gambar 9. Proses penanaman tomat cherry secara hidroponik Kegiatan penanaman tomat cherry ini dilakukan dengan cara
memindahkan bibit yang ada di tray ke polybag yang telah disiram dengan pupuk dasar. Di dalam 1 polybag akan ditanam 2 bibit cherry dan disesuaikan ukurannya
Gambar 9. Sebelum pemindahan sebaiknya disiram terlebih dahulu agar arang sekam dan akar tanaman dapat dengan mudah dipindahkan dari tray. Pembuatan
lubang tanam dilakukan dengan menggunakan kayu ataupun telunjuk tangan sedalam 5-10 cm. Setelah itu bibit dimasukkan ke dalam lubang tersebut dan
akarnya ditutup dengan menggunakan arang sekam. Berbeda dengan bibit yang berasal dari stek. Bibit ini membutuhkan lubang tanam yang lebih dalam dan lebar
karena bibit dari hasil stek ini memiliki batang yang lebih besar dan akar yang
lebih banyak. Biasanya 1-2 hari setelah penanaman, bibit dari stek ini mengalami stres dan layu namun untuk selanjutnya akan beradaptasi dengan lingkungannya.
Pemeliharaan
Pemeliharaan yang dilakukan terhadap tomat cherry ini sebenarnya sama saja dengan tanaman tomat pada umumnya. Kegiatan yang dilakukan antara lain,
penyiraman, pemberian pupuk, pengajiran, pemangkasan, penyerbukan dan pewiwilan. Hanya saja untuk tomat cherry pewiwilan dilakukan lebih intensif
sampai 3 kali seminggu karena tunas tomat cherry lebih cepat tumbuh dan berkembang sehingga apabila tidak dikendalikan akan mengganggu pertumbuhan
tanaman . Untuk penyiraman dan pemberian pupuk dilakukan secara bersamaan dengan menggunakan saluran irigasi berupa drip irrigation.
1. Penyiraman dan Pemupukan
Penyiraman tanaman tomat cherry dilakukan setiap hari dengan menggunakan irigasi tetes. Penyiraman yang dilakukan disesuaikan dengan
keadaan cuaca. Jika cuaca panas dan kering maka penyiraman dilakukan sebanyak 8 kali dengan penyiraman setiap jam selama jam kerja, namun apabila
cuaca mendung dan berawan maka penyiraman dapat dikurangi tergantung kondisi tanaman. Penyiraman dilakukan oleh pihak yang bertugas pada bagian
nutrisi dengan komposisi yang telah ditetapkan dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Larutan Nutrisi Pekat Tomat per 27 000 liter
Stok Jenis Jumlah
gr Bak A
CaNO
3 2
kg 29.2
Fe13 gr 175
KH
2
PO
4
kg 4.6
Bak B KNO
3
kg 12.3
K
2
SO
4
kg 2.4
MgSO
4
kg 10
Mn gr 46
Zn gr 39
Borax gr 77
Cu gr 5
NaMo gr 3
Sumber : Bagian Nutrisi PT.Saung Mirwan, 2011
Pertama air dimasukkan dari pusat setelah itu akan dialirkan ke bak penampung yang berisi 3000 l. Sebelumnya, terlebih dahulu disiapkan pupuk
pekat yang diaduk dengan air sebanyak 90 l untuk setiap bak bak A dan bak B. Semua larutan akan dicampurkan dan dimasukkan kedalam bak A dan bak B
Gambar 10.
Gambar 10. Bak Irigasi Setelah itu, larutan pupuk akan masuk ke mesin supply melalui
despriter saringan pasir. Saringan pasir ini berguna untuk menyaring pupuk agar
dapat dialirkan 100 ke tanaman. Pembersihan saringan ini dilakukan dengan cara memasukkan air dari bagian bawah kemudian dikuras dan air yang kotor
akan keluar dan dibuang dari atas. Saringan ini dikuras sampai air yang keluar dari pipa sudah berwarna bening dan bersih. Dari saringan pasir, pupuk akan
masuk ke dalam rumah kaca melalui filter Gambar 11 yang terdiri dari 2 bagian.. Untuk pembersihan selang dan semua pipa yang digunakan dilakukan
setiap 6 bulan sekali. Pembersihan ini dilakukan dengan cara memasukkan asam nitrat pada sore hari kemudian pada keesokan harinya dibersihkan dan dibilas
dengan menggunakan air bersih.
Gambar 10. Saringan pasir air irigasi
Dosis pupuk per tanaman tidak lebih dari 2 l per hari 8 kali penyiraman. Untuk tanaman muda dalam sekali penyiraman diberikan 150 cc ataupun selama 3
menit sedangkan untuk tanaman dewasa diberikan pupuk sebanyak 200 cc setiap kali penyiraman atau lebih kurang selama 5 menit.
2. Pengajiran
Pengajiran merupakan pemberian tali ajir pada tanaman agar dapat tumbuh tegak dan menopang buah. Pengajiran pada tomat cherry dilakukan setelah
tanaman berumur 2-3 minggu di lapangan. Tali yang digunakan adalah benang kasur. Pengajiran ini dilakukan dengan cara mengikatkan tali ajir pada batang
tanaman dan melilitkan tali tersebut pada cabang tanaman dari kiri ke kanan Gambar 12. Khusus untuk tanaman tomat, bagian atas tali ajir dikaitkan pada
sebuah besi yang berbentuk huruf S dan digantungkan pada kawat melintang. Besi yang berbentuk huruf S ini dibuat dari kawat dengan menggunakan tang. Tujuan
pemberian besi ini untuk mempermudah penggeseran tanaman ketika ajir dinaikkan. Ajir tanaman akan dinaikkan mulai pada saat tanaman berumur 5,7,9
dan12 MST dan dilakukan penurunan tanaman pada saat seminggu sebelum panen. Penurunan tanaman ini dilakukan bersamaan dengan penaikan ajir, ketika
ajir tanaman dinaikkan maka tanaman akan diturunkan kearah kanan. Tujuan penurunan tanaman ini yaitu untuk mempermudah pewiwilan dan pemangkasan
tanaman . Penurunan ini akan tetap dilakukan sampai tanaman siap dibongkar
Gambar 11. Proses Pengajiran pada tomat cherry
3. Pemangkasan
Gambar 12. Tanaman tomat cherry yang telah dipangkas Pemangkasan dilakukan setelah ajir dinaikkan dan batang diturunkan.
Tujuan dari pemangkasan ini adalah untuk membuang bagian daun yang sudah menguning dan yang terserang hama dan penyakit. Selain itu, pemangkasan ini
juga bertujuan untuk menghindari pertumbuhan vegetatif yang terlalu maksimal sehingga dapat menghambat pertumbuhan generatif tanaman buah.
Pemangkasan dilakukan dengan menggunakan gunting dan bagian yang dipangkas adalah dua daun atau lebih dari daun yang paling bawah dan sudah tua
atau menguning Gambar 13. Untuk pemangasan pucuk pemotongan titik tumbuh dilakukan 3 minggu sebelum tanaman dibongkar. Hal ini dilakukan
untuk menghentikan pertumbuhan vegetatif sehingga nutrisi yang diberikan digunakan untuk memaksimalkan pertumbuhan buah agar mencapai ukuran yang
normal. Umur ekonomis tanaman tomat cherry biasanya mencapai 24 minggu.
4. Penyerbukan
Penyerbukan pada tomat cherry pada dasarnya merupakan penyerbukan sendiri. Penyerbukan ini dilakukan setiap pagi setelah cuaca cukup panas dan
matahari cukup terik, biasanya dilakukan pada pukul 08.00-09.00 WIB. Penyerbukan dilakukan dengan cara memukul-mukul batang tomat cherry dengan
menggunakan kayu pemukul Gambar 14 yang dilapisi dengan busa agar tidak terjadi kerusakan pada batang.
Gambar 14. Alat penyerbuk 5.
Pewiwilan Pewiwilan adalah pembuangan tunas adventif pada tanaman agar tidak
menghambat pertumbuhan batang utama. Tunas adventif Gambar 15 yang biasa disebut dengan tunas air merupakan tunas yang tumbuh pada tempat yang tidak
semestinya biasanya pada ketiak batang atau pada ujung bunga. Tunas adventif yang dibiarkan tumbuh akan dapat menghambat intersepsi cahaya matahari di
sela-sela daun. Tunas ini tidak berfungsi dan juga tidak akan menghasilkan buah sehingga harus dibuang untuk mengurangi persaingan memperoleh nutrisi pada
batang utama. Di PT.Saung Mirwan, tunas air ini juga digunakan sebagai bibit tanaman yang diperoleh melalui stek pucuk
Gambar 13. Tunas air yang akan dibuang diwiwil Pewiwilan ini dilakukan 2 atau 3 minggu setelah tanam. Biasanya
pewiwilan ini dilakukan bersamaan dengan pengajiran tanaman. Pada pewiwilan
pertama bagian yang dibuang adalah tunas air dan daun pertama yang berada pada dasar batang. Setelah itu, pewiwilan dilakukan tergantung pada pertumbuan
tanaman. Untuk tomat cherry biasanya diakukan 2-3 kali dalam seminggu.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit tanaman merupakan suatu faktor yang tidak dapat dihindari dari sistem budidaya tanaman. Pada PT.Saung Mirwan khususnya
tanaman tomat cherry, pengendalian hama dan penyakit secara kimiawi masih sangat besar yaitu dengan penyemprotan pestisida dan bahan kimia lainnya.
Penyemprotan pestisida ini dilakukan secara rutin yaitu 2-3 kali dalam seminggu tergantung berat atau ringannya jenis serangan. Biasanya penyemprotan ini
dilakukan pada sore hari hari yaitu pada saat suhu berada dibawah 30 C dan
kelembapan minimal 60. Hal ini harus diperhatikan karena apabila penyemprotan dilakukan dalam suhu dan kelembapan yang tidak sesuai maka
akan menyebabkan toksisitas pada tanaman. Ada beberapa jenis hama dan penyakit yang sering menyerang pertumbuhan tanaman tomat cherry, antara lain :
1. White Fly Bemisia tabaci
Gambar 14. Hama white fly Hama ini merupakan hama yang menyerang bagian daun tanaman dengan
cara menghisap cairan daun dan menghasilkan embun madu sehingga daun akan terlihat keriput dan kecokelatan. Adapun gejala yang ditimbulkan dari seranga
hama ini adalah adanya bercak klorosis kekuningan pada daun, daun kering dan
mati dan secara umum daun menjadi layu dan gugur Gambar 16. Selain itu, juga timbul jelaga hitam pada daun dan batang. Pengendalian untuk hama jenis ini
biasanya dilakukan dengan pengendalian kimia yaitu dengan cara penyemprotan insektisida dengan bahan aktif metomil 25,
2. Leafminer Liriomyza trifolli
Hama ini merupakan salah satu jenis hama yang menyerang pada stadium larva dewasa dengan cara membuat alur gerakan pada bagian bawah epidermis
sehingga menyebabkan daun berwarna kekuningan Gambar 17. Pengendalian yang dilakukan adalah dengan dengan penyemprotan pestisida
dengan bahan aktif abamektin.
Gambar 15. Hama Leafminer
3. Thrips
Thrips ini merupakan hama yang menyerang bagian daun muda, bunga dan buah dan berada di bawah daun. Gejala yang ditimbulkan adalah adanya
perubahan warna pada daun serta bagian antara tulang-tulang daun berwarna kelabu sehingga akhirnya akan terbentuk bercak kering Gambar 18.
Pengendaliannya adalah dengan penyemprotan pestisida dengan bahan aktif imidakloprid 200 grl
Gambar 16. Hama thrips 4.
Penyakit embun tepung powdery mildew Adapun gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini adanya bercak nekrotik
berwarna kekuningan pada permukaan daun atas dan apabila daun dibalik maka akan terlihat tepung berwarna putih keabu-abuan Gambar 19.
Serangan ini biasanya dimulai dari daun yang tua dan menular kedaun muda. Daun yang terserang penyakit ini juga biasanya ditumbuhi oleh cendawan
Peronospora parasitica sehingga menghambat fungsi daun untuk
berfotosintesis. Pengendalian yang dilakukan adalah dengan pembuangan daun yang telah terserang dan juga dengan penyemprotan fungisida dengan
bahan aktif klorotalonil 500 grl. Menurut Rukmana 1999 pengendalian penyakit ini juga dapat dilakukan dengan cara rotasi tanaman, perlakuan benih
sebelum tanam yaitu dengan perendaman selama 15-30 menit dengan air hangat 55-60
C, menjaga kebersihan kebun, dan penyemprotan fungisida
Gambar 17. Hama embun tepung.
5. Layu Fusarium Fusarium oxysporum
Penyakit ini biasanya akan menyerang bibit di persemaian dan tanaman dewasa. Patogen ini masuk kedalam tanaman melalui akar kemudian
menyerang jaringan pembuluh sehingga tanaman akan layu dan akhirnya mati. Bagian yang terserang akan lunak dan berair tetapi tidak mengeluarkan cairan
lendir berwarna putih dari bagian yang busuk tersebut Gambar 20. Penyakit ini sebenarnya dapat dicegah dengan cara mencelupkan akar bibit tanaman
kedalam larutan fungisida sebelum tanam Rahmat Rukmana, 1999. Untuk pengendaliannya dapat dilakukan dengan cara pemberian Previkur-N 0.3ccl
serta diupayakan agar sirkulasi udara tetap lancar dan tidak ada air yang tergenang pada lokasi penanaman.
Gambar 18. Penyakit layu fusarium
6. Layu bakteri Pseudomonas solanacearum
Selama 4 bulan pengamatan, penyakit ini merupakan penyakit utama yang menyerang tanaman tomat cherry. Hal ini disebabkan karena bibit tanaman
yang ditanam merupakan bibit yang berasal dari stek pucuk. Sebelum penanaman bibit tersebut tidak diberi perlakuan apapun, hanya dengan
pemberian rooton dan kemudian ditanam dalam polybag. Selain itu, pada saat
penyetekan tanaman mengalami pelukaan sehingga bakteri sangat mudah untuk masuk ke dalam tanaman. Adanya penyakit ini juga menyebabkan
penularan terhadap tanaman yang berasal dari benih sehingga PT.Saung Mirwan mengalami kerugian yang besar karena produksi tanaman yang
berkurang dan tanaman harus dibongkar sebelum waktunya. Penyakit ini disebabkan oleh patogen yang menyerang jaringan pengangkut air sehingga
translokasi air dan hara terganggu. Gejala yang ditimbulkan dari penyakit ini adalah tanaman layu, kuning, kerdil dan akhirnya mati Gambar 21. Bagian
yang mengalami pembusukan akibat penyakit ini mengeluarkan cairan berwarna putih seperti lendir. Jika sudah terserang, hal pertama yang harus
dilakukan adalah pembuangan tanaman yang terserang kemudian dibuang sejauh mungkin agar tidak menular pada tanaman lain karena apabila sudah
menyebar maka penyakit ini tidak dapat dikendalikan lagi. Selain itu, juga sering dilakukan penyemprotan bakterisida dengan bahan aktif streptomisin
sulfat 20 . Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan tanaman dan lingkungan penanaman serta perlakuan pergiliran tanaman.
Gambar 19. Penyakit layu bakteri
7. Busuk ujung buah Blossom end rot
Kerusakan ini disebabkan oleh adanya kekurangan unsur Ca dalam tanaman. Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini adalah adanya bercak
pada ujung buah dan warna kulit menjadi cokelat tua Gambar 22. Bercak tersebut menandakan jaringan yang berada dibawahnya mati sehingga
mengakibatkan bagian tersebut cenderung lebih cepat matang. Penyakit ini juga dapat disebabkan oleh kelebihan unsur K yang mengakibatkan
kekurangan Ca. Menurut Untung 2000, penyakit ini sebenarnya timbul akibat defisiensi unsur K pada buah itu sendiri bukan karena kandungan
kalsium dalam nutrisi. Hal ini dapat diakibatkan oleh beberapa faktor antara lain stress air, defisiensi kalsium, EC tinggi, ketidakseimbangan komposisi
nutrisi, lingkungan yang tidak mendukung atau kombinasi dari beberapa faktor tersebut. Selain itu, kelembapan yang tinggi juga dapat menyebabkan
adanya penyakit ini karena penguapan yang sedikit akan mengakibatkan transportasi air ke daun menjadi lambat sehingga aliran kalsium melalui xylem
ke jaringan buah juga berkurang. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan penyemprotan CaNO
3 2
5-7gl. Menurut Pantastico danVenter 1986, penyakit ini juga dapat dikurangi dengan penyemprotan CaCl
2
.
Gambar 20. Penyakit busuk ujung buah Selain beberapa penyakit diatas, kemungkinan penularan penyakit bisa
saja terjadi pada benih tanaman sebelum ditanam. Menurut Kuswanto 2000, kemungkinan penularan penyakit pada benih dapat dibagi menjadi beberapa
bagian, yaitu benih tertular penyakit pada waktu prosesing dan pengemasan benih, ketika benih berada dalam penyimpanan atau di rantai pemasaran
sebelum sampai ke tangan petani dan benih tertular penyakit di tangan petani sebelum benih dipakai untuk usaha tani.
Pemanenan
Pemanenan merupakan pengumpulan hasil tanaman yang telah sesuai dengan kriteria kematangan yang diinginkan oleh konsumen. Pemanenan yang
dilakukan pada tanaman tomat cherry adalah pemanenan dengan kriteria kematangan 80. Tomat cherry biasanya sudah dapat dipanen setelah berumur
12-15 MST. Pemanenan dilakukan setiap 2 hari sekali. Pemanenan dilakukan pada pagi hari yaitu sekitar pukul 08.00 WIB.
Cara pemanenan tomat cherry adalah dengan memetik buah secara hati- hati dan tetap menjaga agar buah tersebut tidak rusak atau pecah. Tomat cherry
tidak memiliki produk BS, hanya dilakukan pemisahan kepada buah yang busuk dan terserang penyakit.
Pengolahan Hasil
Pengolahan hasil produk yang dihasilkan dari lahan akan dilakukan diruang packing. Ruang packing di PT.Saung Mirwan terdiri dari 2 bagian yaitu,
packing untuk sayuran dan packing untuk bunga khususnya krisan. Packing sayuran terdiri dari 2 ruangan yaitu packing biasa dan packing
untuk sayuran segar potong dengan suhu 4 C. Ruangan ini digunakan untuk
proses perajangan yang dilakukan pada beberapa komoditi misalnya tomat dan bawang Bombay.
Proses pembuatan sayuran segar potong ini dimulai dari proses perajangan terlebih dahulu Gambar 23. Perajangan dilakukan dengan mencacah produk
menggunakan pisau kemudian akan dimasukkan ke dalam mesin perajangan untuk dicacah lebih kecil lagi. Setelah keluar dari mesin perajangan maka hasil
rajangan akan dicuci dengan air bersih. Pencucian ini dilakukan 2 kali agar produk yang dijual nantinya merupakan produk yang benar-benar bersih. Setelah
dicuci, produk ini akan dikeringkan terlebih dahulu dengan menggunakan mesin pengeringan selama 3-5 menit. Produk yang sudah kering akan dikemas dalam
plastik, masing-masing sebanyak 200 gr. Plastik yang telah terisi produk ini kemudian dimasukkan ke dalam mesin pres untuk memadatkan produk dalam
kemasan dan mengeluarkan semua udara yang terdapat dalam kemasan sehingga produk dapat tahan lebih lama.
Gambar 21. Proses perajangan dan pemackingan komoditi tomat dan bawang Bombay
Packing krisan merupakan pengemasan produk mother plan yang akan diekspor. Tanaman yang dikemas merupakan krisan yang siap tanam dengan
panjang 10-15 cm tanpa akar. Pengemasan ini dilakukan dengan mengumpulkan tanaman yang akan dikemas terlebih dahulu di dalam boks. Setelah itu, tanaman
akan dikepruk dipukul-pukul dengan tangan untuk mengeluarkan hama trips yang sering terdapat pada tanaman. Kemudian krisan ini akan disusun dalam
sebuah plastik dan setiap plastik terdapat 52 tanaman siap tanam. Setelah itu, kemasan ini akan dimasukkan kedalam boks karton dan siap untuk
didistribusikan.
Aspek Manajerial 1.
Karyawan Harian
Kegiatan pelaksanaan magang dilaksanakan selama 4 bulan di PT.Saung Mirwan. Satu bulan pertama, penulis bekerja sebagai karyawan harian yang
bertugas di lapangan untuk membantu dan mengerjakan pekerjaan sebagai karyawan harian. Kegiatan yang dilaksanakan sebagian besar merupakan kegiatan
yang berhubungan dengan budidaya tomat cherry mulai dari pembibitan, penanaman, pemeliharaan pewiwilan, penyerbukan, pemupukan, pengendalian
hama dan penyakit, pengajiran, panen dan pasca panen. Selama bekerja sebagai karyawan harian, rata-rata jumlah jam kerja penulis adalah 6 jam kerja dari 7 jam
kerja normal karyawan. Hal ini disebabkan karena penulis setiap hari melaksanakan pengamatan tersendiri mengenai topik khusus tentang GAP
sebelum melaksanakan pekerjaan sebagai karyawan. Karyawan harian bekerja selama 7 jam dalam sehari. Setiap karyawan
diwajibkan untuk mengisi daftar hadir setiap harinya dan kepala subdivisi akan menjelaskan tugas dan kegiatan yang akan dilaksanakan. Kegiatan rutin setiap
harinya adalah panen, pewiwilan, pemberian air dan hara tanaman dan penyemprotan pestisida. Seluruh karyawan akan bertanggung jawab terhadap
pekerjaan yang mereka kerjakan kepada Kepala subdivisi. Banyak pelajaran dan pengetahuan mengenai sistem budidaya tomat cherry yang diperoleh oleh penulis
selama menjadi karyawan harian yang dibimbing oleh Kepala Divisi, Kepala Subdivisi dan para karyawan lainnya.
2. Pendamping Kepala Divisi