Pemeliharaan Tanaman Pertanian Penerapan Good Agriculture Practice (GAP) pada produksi tanaman tomat cherry (Lycopersicon esculentum var. cerasiforme) di PT. Saung Mirwan, Megamendung, Bogor, Jawa Barat

a b c Gambar 26. a Emiter, b Springkler irrigation, c Lahan pertanaman yang becek akibat sumbatnya saluran irigasi dan atap yang rusak

3. Pemeliharaan Tanaman Pertanian

Tabel 14. Kesesuaian Pemeliharaan Tanaman Pertanian PT. Saung Mirwan dengan GAP No Komponen pengamatan Kesesuaian dengan GAP Sesuai Belum Sesuai Tidak dilakukan 1 Pemeliharaan ruang penyimpanan dan pengemasan √ 2 Jadwal pembersihan gudang √ 3 Penyediaan toilet dan westafel √ Sumber : Pengamatan Kegiatan pemeliharaan pertanian ini 100 belum sesuai dengan GAP Tabel 14 karena dari ketiga komponen yang ditetapkan, belum ada kegiatan yang dapat memenuhi standar GAP. Kegiatan dalam komponen pemeliharaan pertanian ini sebagian besar berhubungan dengan kebersihan lahan dan lingkungannya. Kebersihan lahan budidaya juga merupakan salah satu bagian yang dapat meningkatkan kualitas produk yang akan dijual. Hal ini termasuk kedalam salah satu aspek yang harus dapat dipenuhi untuk dapat memperoleh kesesuaian dengan GAP. Pada PT.Saung Mirwan, kebersihan ini masih dalam keadaan yang minim karena beberapa produk pertanian seperti tomat dan paprika terkadang kualitas dan kuantitasnya berkurang akibat adanya serangan tikus yang memakan produk siap panen. Keadaan ini juga disebabkan oleh keadaan rumah kaca yang kurang mendukung karena banyak dinding rumah kaca yang sudah lapuk dan koyak sehingga tikus dan hewan lainnya dapat masuk dengan mudah. Selain itu, hewan lain seperti kucing dan kadal juga dapat masuk dengan bebas kedalam lokasi pertanaman yang mengakibatkan lokasi menjadi tidak bersih dan tidak jarang berbau kotoran hewan. Tidak hanya dinding rumah kaca, atap dari rumah kaca yang ada di lokasi ini juga sangat memprihatinkan. Banyak atap yang sudah koyak dan tidak diganti sehingga menyebabkan tanaman yang ada dibawah atap tersebut menjadi mati akibat terkena hujan dan panas terik matahari Gambar 29. Selain itu, pipa untuk mengalirkan air hujan dari atap ke selokan juga ditumbuhi oleh banyak lumut dan tanaman sejenis pakis-pakisan Gambar 29. Pipa ini juga banyak yang telah bocor dan tidak diperbaiki sehingga air hujan dapat masuk ke lokasi pertanaman dan menyebabkan lantai rumah kaca menjadi lembab dan tergenang air Gambar 29. Perbaikan yang dilakukan sangat minim dan menggunakan sisa bahan yang masih ada. Kendala yang paling besar yang menghambat setiap perbaikan rumah kaca ini adalah kurangnya dana untuk mengganti setiap bagian yang telah rusak. Gambar 27. Keadaan rumah kaca PT.Saung Mirwan Beberapa peralatan dan bahan untuk pertanian juga digunakan berulang kali, misalnya polybag dan tali ajir Gambar 30. Setelah satu musim tanam, alat- alat ini akan dicuci dan dikeringkan untuk digunakan kembali pada musim tanam berikutnya. Hal ini sangat memungkinkan penularan penyakit dari satu tanaman ke tanaman berikutnya. Pencucian ini dilakukan dengan menggunakan deterjen dan disikat menggunakan sobekan karung plastik. Setelah itu, akan dibilas dengan air dan dikeringkan kemudian akan digunakan kembali. Alat-alat ini akan dibuang setelah tidak layak pakai, seperti polybag akan dibuang setelah sobek dan rusak sehingga tidak ada ketentuan pemakaian alat untuk berapa kali musim tanam. Gambar 28. Pencucian polibag, pembersihan lahan dengan power sprayer steam dan pengeringan tali ajir yang telah dicuci Pembersihan lokasi lahan pertanian pada awalnya dilakukan setiap minggu dengan menggunakan power sprayer steam yang bertujuan untuk membersihkan lantai dan selokan dari lumut dan tanah yang dapat menyumbat aliran air ke selokan. Kegiatan ini biasanya dilakukan setiap hari sabtu. Namun, sekarang kegiatan ini semakin jarang dilakukan, hanya sekitar satu atau dua bulan sekali. Hal ini megakibatkan lahan pertanaman menjadi kotor dan ditumbuhi banyak lumut serta selokan juga tersumbat sehingga lahan pertanian menjadi kotor dan sulit untuk melakukan pemeliharaan dan panen. Gambar 29. Westafel yang digunakan oleh karyawan Kebersihan juga sangat terkait erat dengan sarana dan parasarana kebersihan seperti toilet dan westafel. Di PT.Saung Mirwan sarana dan prasarana ini sudah disediakan. Setiap rumah kaca memiliki dua toilet dan berada di luar rumah kaca yang letaknya cukup jauh dari rumah kaca sehingga kontaminasi dapat dikurangi. Westafel juga disediakan untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah bekerja Gambar 31. Setiap rumah kaca memiliki 4 tempat mencuci tangan, 1 berupa westafel dan 3 lainnya hanya berupa kran air yang juga digunakan untuk kran penyiraman tanaman pada saat-saat tertentu dan sarana ini berada didalam rumah kaca Gambar 30. Peralatan dalam proses budidaya Kemungkinan kontaminasi antara pupuk, pestisida, kotoran dengan makanan ataupun minuman para pegawai sangat tinggi karena karyawan juga menggunakan air yang digunakan untuk tanaman sebagai air minum. Tempat memasak air ini berada di lokasi lahan dan tempatnya berdekatan dengan westafel dan penyimpanan botol bekas pestisida. Perlengkapan yang digunakan dalam proses budidaya juga pada awalnya disediakan oleh perusahaan seperti ember, gunting, sarung tangan, bangku dan yang lainnya. Setelah kondisi semakin tidak baik, maka kebanyakan fasilitas ini disediakan sendiri oleh karyawan seperti bangku dan ember dimana kondisinya juga semakin tidak terpelihara Gambar 32.

4. Budidaya Tanaman