lingkungan dan sistem produksi yang berkelanjutan, 6 mendorong petani dan kelompok tani untuk memiliki sikap mental yang bertanggung jawab terhadap
kesehatan dan keamanan diri dan lingkungan, 7 meningkatkan peluang penerimaan oleh pasar internasional dan 8 memberi jaminan keamanan terhadap
konsumen. Sasaran yang akan dicapai adalah terwujudnya keamanan pangan, jaminan mutu, usaha agribisnis hortikultura berkelanjutan dan peningkatan daya
saing. Good Manufacturing Practice
GMP berkaitan dengan pengolahan pasca panen produk dalam hal keamanan pangan, ramah lingkungan dan kesejahteraan
pekerja sedangkan GHP merupakan komponen horizontal antara GAP dan GMP yang memberi jaminan terhadap keamanan pangan tersebut.
Tujuan
Kegiatan magang ini memiliki 2 tujuan yaitu :
1. Tujuan Utama
Tujuan utama dari kegiatan magang adalah untuk memperluas wawasan pengetahuan, meningkatkan kemampuan dalam segi teknik budidaya,
kemampuan manajerial, dan mempersiapkan kemampuan untuk menghadapi proses kerja secara nyata.
2. Tujuan Khusus
Untuk memperoleh informasi tentang budidaya, pengelolaan pasca
panen dan marketing tomat di PT Saung Mirwan.
Untuk memperoleh informasi seberapa jauh seluruh kegiatan budidaya sudah sesuai dengan GAP Good Agriculture Practice untuk
komoditas tomat.
Untuk memperoleh kesesuaian informasi budidaya tomat di PT. Saung Mirwan tersebut dengan program industri ramah lingkungan
METODE
Tempat dan Waktu
Kegiatan magang dilaksanakan di PT. Saung Mirwan yang berlokasi di Desa Sukamanah, Pasir Muncang, Megamendung, Bogor, Jawa Barat. Magang
dilaksanakan selama empat bulan, mulai Februari sampai Juni 2011.
Metode
Kegiatan magang yang dilakukan berupa praktik di lapangan dengan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan yang dilaksanakan perusahaan mulai dari
teknik budidaya, penanganan pascapanen, serta pemasarannya. Kegiatan magang meliputi:
1. Pengumpulan data mengenai pengelolaan usaha dan kondisi umum PT.
Saung Mirwan dilakukan dengan cara mendeskripsikan teknik budidaya tanaman tomat yang dilaksanakan di PT.Saung Mirwan.
Data diperoleh melalui wawancara dengan pekerja dan penanggung jawab perusahaan. Selain itu, data ini juga diperoleh melalui
pengamatan mandiri. Informasi kondisi umum meliputi informasi sejarah dan keadaan wilayah, sarana dan prasarana, struktur organisasi, dan
identifikasi varietas tomat yang dibudidayakan di PT. Saung Mirwan. Kegiatan identifikasi dilakukan pada minggu pertama kegiatan magang
yang bertujuan untuk mengetahui keragaman tomat serta sumber bibit yang diperoleh.
2. Perbandingan kegiatan produksi tanaman tomat dengan program GAP.
Kegiatan yang dilaksanakan adalah semua kegiatan yang ada di lapangan dengan mengikuti sistem kerja di PT. Saung Mirwan. Kegiatan
yang dilakukan adalah seluruh kegiatan budidaya tomat meliputi persiapan lahan, penanaman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, panen,
dan pasca panen. Jurnal kegiatan magang yang melaporkan kegiatan yang
dilaksanakan serta prestasi kerja dibuat setiap hari. Data ini diperoleh melalui kegiatan wawancara dengan penanggung jawab kebun yang
dilengkapi dengan pengisisan kuisioner yang telah disusun. Selain itu, kegiatan ini juga dilakukan dengan cara pengisisan kuisisoner oleh
penanggung jawab kebun serta pengamatan mandiri dengan keikutsertaan dalam diskusi kelompok. Kegiatan ini dilaksanakan pada minggu ke-2
hingga minggu ke-12 pelaksanaan magang. 3.
Pendamping Manajer Kebun. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan aktivitas manajer kebun dan
membantu asisten serta manajer dalam mengamati hasil kegiatan di lapang dan mengevaluasinya. Kegiatan ini dilaksanakan pada minggu ke-13
hingga minggu ke-16 pelaksanaan magang . 4.
Pengumpulan data mengenai produksi dan teknik pasca panen tanaman tomat di PT. Saung Mirwan.
Pengumpulan data dilakukan melalui diskusi ataupun wawancara dengan manajer dan tetap dilakukan pengisisan kuisioner yang telah
disusun. Hal ini bertujuan untuk mengetahui potensi usaha tanaman tomat di PT. Saung Mirwan yang dilaksanakan pada minggu ke-13 dan ke-14
magang. 5.
Evaluasi hasil data primer dan sekunder yang diperoleh dilaksanakan pada minggu ke-15 dan ke-16 pelaksanaan magang.
Pengamatan dan Pengumpulan Data
Pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan metode langsung dan tidak langsung. Data primer diperoleh melalui pengamatan di lapangan dan
wawancara dengan penanggung jawab kegiatan key informan. Hal yang diamati adalah aspek budidaya tanaman tomat yang terkait dengan lokasi lahan pertanian,
struktur lahan pertanian, lingkungan lahan pertanian tanah dan nutrisi, pemeliharaan lahan pertanian pembibitan, penanaman, pemupukan, teknik
irigasi, pengendalian gulma, hama dan penyakit tanaman, pemanenan, teknik pengolahan pasca panen, manajemen pertanian catatan dan pelatihan staf.
Selain itu, juga diamati beberapa karateristik tanaman tomat yang berkaitan dengan produksi, yaitu bobot buah per tanaman dan bobot buah total setiap kali
panen. Data sekunder diperoleh melalui metode observasi dari data perusahaan
yang sudah ada serta berbagai lembaga yang terkait dengan kegiatan produksi perusahaan. Data juga diperoleh melalui studi pustaka budidaya tomat. Data
sekunder meliputi data yang mendukung pelaksanaan teknis lapangan, antara lain kondisi lingkungan kondisi greenhouse, suhu, kelembapan, sanitasi, kebersihan
dan pencahayaan dan kondisi umum perusahaan sejarah, visi dan misi, struktur organisasi, ketersediaan faktor produksi, dan pemasaran.
Analisis Data
Hasil kegiatan magang berupa data primer maupun sekunder dengan berbagai peubah dan rekomendasi teknis yang diterapkan diolah dengan
menggunakan analisis deskriptif.
TINJAUAN PUSTAKA
Botani
Tanaman tomat termasuk tanaman setahun annual yang berarti umur tanaman ini hanya untuk satu kali periode panen. Setelah produksi, kemudian
mati. Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan panjang bisa mencapai 2m. Oleh karena itu, tanaman tomat perlu diberi ajir dari turus bambu atau turus
kayu agar tidak roboh di tanah tetapi tumbuh secara vertikal Wilson and Walter, 1967.
Klasifikasi buah tomat menurut Wilson dan Walter 1967, tomat termasuk dalam divisi spermatophyta tanaman berbiji, subdivisi angiospermae biji berada
dalam buah, kelas dicotyledonae, ordo tubiflorae, familia solanaceae, genus lycopersicon dan spesies Lycopersicon esculentum var. cerasiforme.
Tanaman tomat memiliki akar tunggang yang tumbuh vertikal menembus kedalam tanah dan horizontal berupa akar serabut yang tumbuh menyebar ke arah
samping. Daerah perakarannya dapat mencapai 1.5 m sedangkan ujung akarnya dapat mencapai kedalaman 0.5 m pada kondisi lingkungan yang optimum.
Berdasarkan sifat perakaran ini, tanaman tomat akan dapat tumbuh baik jika ditanam pada lahan yang gembur dan porous Wilson and Walter, 1967.
Batang tanaman tomat mudah patah sewaktu masih muda sedangkan setelah tua menjadi keras hampir berkayu, persegi dan seluruh permukaan
batangnya berbulu halus. Tanaman tomat cherry memiliki pertumbuhan batang indeterminate
, dimana pertumbuhan batangnya tidak diakhiri dengan rangkaian bunga atau buah, arah pertumbuhannya vertikal, periode panen buahnya panjang
atau dapat dipanen sepanjang musim, dan habitus tanaman umumnya tinggi dan akan lemah bila tidak ditopang Opena and Van der Vossen, 1994.
Daun tomat merupakan daun majemuk yang tumbuh berselang-seling atau tersusun spiral mengelilingi batang tanaman. Daun tanaman tomat cherry
umumnya lebar, bersirip dan berbulu, panjangnya antara 20-30 cm atau lebih. Lebar daun sekitar 15-20 cm dan biasanya tumbuh dekat ujung dahan. Tangkai
daun bulat panjang sekitar 7-10 cm dan tebalnya antara 0.3-0.5 cm Opena and Van der Vossen, 1994.
Bunga tanaman tomat berukuran kecil, berdiameter sekitar 2 cm dan berwarna kuning cerah. Bunganya tersusun dalam rangkaian bunga yang jumlah
kuntum bunganya sekitar 30-70 buah tiap clusternya. Jumlah kelopaknya 5 berwarna hijau dan 5 buah mahkota bunganya berwarna kuning yang bagian
dalam dasarnya menyatu, sedangkan bagian atasnya meruncing menyebar, seolah- olah menyerupai bintang. Bagian bunga terdiri atas benang sari stamen dan
kepala sari anther yang didalamnya terdapat tepung sari pollen. Kepala sari berbentuk kubah cone dengan celah menghadap kebawah sedangkan posisi putik
berada di bawah kubah tersebut. Tangkai sarinya pendek dan kantong sarinya memiliki 12 alur, sehingga berbentuk seperti granat. Bunga tomat menyerbuk
sendiri tetapi juga mudah untuk dilakukan penyerbukan silang Rubazky dan Yamaguchi, 1999.
Buah tomat cherry berbentuk bulat dengan diameter 1.5-3 cm. Bobot buah ± 30 gr, memiliki kulit buah tipis. Kulit buah ada yang berwarna merah muda,
merah, oranye atau kuning Opena and Van der Vossen, 1994. Biji tomat dikelilingi oleh bahan gel yang memenuhi rongga buah. Biji tomat berbentuk
pipih dan berwarna krem muda. Biji tomat umumnya memiliki panjang 2-3 mm Rubazky dan Yamaguchi, 1999.
Syarat Tumbuh
Tanaman tomat dapat tumbuh didataran rendah sampai dataran tinggi dengan lahan yang dapat ditanami adalah lahan bekas sawah dan lahan kering.
Idealnya, tanaman tomat tumbuh di tempat yang dingin, cuaca kering dan dataran tinggi 1000-1250 m dpl, khusus untuk tomat cherry umumnya tumbuh dan
berproduksi dengan baik pada daerah yang mempunyai ketinggian diatas 700 m dpl Suarni, 2006.
Menurut Cahyono 2008, tomat yang cocok ditanam di dataran tinggi antara lain varietas Berlian, Mutiara dan Kada sedangkan untuk dataran rendah
adalah Intan, Ratna, LV, CLN, Zamrud, Opal dan Mirah. Selain itu, ada varietas lain yang cocok ditanam di dataran rendah maupun di dataran tinggi, yaitu
varietas GH2, GH4, Berlian dan Mutiara. Suhu yang optimum untuk pertumbuhan dan pembungaan tomat adalah
25-30 C pada siang hari dan antara 16
C-20 C pada malam hari. Perbedaan harian
yang besar untuk siang dan malam cenderung meningkatkan pembungaan, pertumbuhan dan kualitas buah. Pembentukan buah terbaik antara suhu 18
C dan 24
C, pada suhu dibawah 15 C dan diatas 30
C pembentukan buah berlangsung buruk. Untuk pembentukan buah, suhu malam lebih kritis dari suhu siang. Tomat
cherry memerlukan sinar matahari minimal 8 jam per hari dan curah hujan pada kisaran 750-1250 mm per tahun. Meskipun demikian tanaman ini tidak tahan
terhadap sinar matahari yang terik dan hujan lebat Rubazky dan Yamaguchi, 1999.
Keadaan temperatur dan kelembapan yang tinggi 95, berpengaruh kurang baik terhadap pertumbuhan, produksi dan kualitas buah tomat cherry. Hal
ini terjadi karena kelembapan yang tinggi akan merangsang peningkatan laju transpirasi melalui stomata yang membuka lebih banyak pada kelembapan tinggi.
Selain itu, kelembapan yang tinggi juga dapat merangsang pertumbuhan organisme pengganggu tanaman.
Menurut Opena and Van der Vossen 1994, tomat dapat tumbuh pada berbagai macam jenis tanah, mulai dari tanah berpasir hingga tanah liat yang
mengandung banyak bahan organik. Kisaran pH ideal adalah 6.0-6.5, pH terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat meyebabkan defisiensi mineral dan keracunan.
Menurut Salakpetch 2005, pembagian manajemen mutu dibedakan menjadi 3 bagian. Pembagian ini didasarkan pada HACCP Hazard Analysis and
Critical Control Point dan ISO International Organization for Standardization.
Quality Policy Kebijakan Mutu.Kebijakan mutu ini merupakan kebijakan
yang ditujukan untuk para petani, dimana mereka harus memiliki semboyan “kami berusaha untuk memproduksi buah dan sayuran segar untuk pasar segar
dan akan memberikan kepuasan kepada pelanggan”
Quality Objectives Sasaran Mutu. Sasaran mutu merupakan pelanggan
ataupun konsumen. Sasaran mutu ini bertujuan untuk mengembangkan syarat- syarat utama yang menjadi permintaan konsumen. Hal ini berkaitan dengan
kepuasan konsumen terhadap produk yang ditawarkan yang berkaitan dengan mutu fisik, kimia, biologi dan bebas hama penyakit. Sasaran mutu ini berbeda
menurut jenis komoditas yang ditawarkan, misalnya sasaran mutu durian akan berbeda dengan sasaran mutu mangga.
Quality Plan Perencanaan Mutu. HACCP merupakan analisis ataupun
peraturan yang mengatur suatu kegiatan misalnya budidaya tanaman dengan pemenuhan beberapa komponen yang telah ditetapkan. HACCP membantu dalam
mengidentifikasi kualitas produk yang mungkin dalam pelaksanaannya masih ada faktor-faktor kerusakan yang perlu diseleksi, dihindari atau diminimalkan.
Penerapan Budidaya Terbaik untuk Sayuran
Pemilihan jenis benih dan bibit yang baik akan sangat mempengaruhi keberlanjutan dan keberhasilan dari sebuah usahatani ataupun perusahaan
pertanian. Setiap tanaman pasti memiliki kondisi iklim tertentu agar dapat tumbuh dan berpotensi maksimal sehingga jika kondisi lahan tidak sesuai maka
kita harus menciptakan kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman tersebut. Berdasarkan cara penanamannya, tanaman sayuran dapat dibagi menjadi 3 jenis
yaitu : 1.
Tanaman yang biasanya dipindahtanamkan kubis, brokoli, kembang kol, selada, lada, seledri, tomat, terung
2. Tanaman yang biasanya ditanam langsung melon, labu pahit,
mentimun, buncis, kangkung, bawang merah, jagung manis 3.
Tanaman harus tanam langsung lobak, wortel, bit Tanaman tomat merupakan tanaman yang biasanya dipindahtanamkan
sehingga membutuhkan proses pembibitan. Proses pembibitan harus dapat menciptakan kondisi yang baik terhadap tanaman yang akan ditransplantasi. Hal –
hal yang harus diperhatikan dalam proses pembibitan adalah perlindungan
terhadap hama dan hewan tingkat tinggi seperti ayam, hujan, sinar matahari yang berlebihan dan perlindungan terhadap suhu ekstrim.
Selain itu, hal lain yang harus diperhatikan adalah media tanam yang baik untuk pembibitan. Adapun karateristik dari media tanam yang ideal adalah
memiliki kemampuan menahan air dan aerasi dengan baik. mampu menyerap nutrisi dengan baik serta bebas dari hama dan penyakit.
Berdasarkan hasil penelitian di Filipina yang dilakukan oleh Holmer 1998 dan Trugglemann 2000, pemupukan pada tanaman sayuran akan
memperoleh hasil yang terbaik jika ada pengkombinasian antara pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik seperti pupuk kandang dan kompos berguna
untuk memperbaiki sifat fisik, bioligi dan kimia tanah sedangkan pupuk anorganik seperti urea, NPK, KCl dan sebaginya berguna sebagai sumber bahan organik
yang langsung tersedia dan dapat langsung diserap oleh tanaman. Perbedaan yang mendasar yang terdapat antara pupuk organik dan pupuk anorganik sebenarnya
adalah konsentrasi dan ketersediaannya pada tanaman karena pupuk organik lambat tersedia bagi tanaman melalui proses dekomposisi sedangkan pupuk
anorganik langsung tersedia bagi tanaman. Kombinasi dari kedua jenis pupuk ini akan dapat meningkatkan produksi dan produktivitas dari hasil sayuran.
Aplikasi pupuk ini juga harus dilakukan secara bertahap. Pada tahap awal tahap basal dilakukan pemberian pupuk organik secara keseluruhan pada masa
sebelum tanam dan pada tahp berikutnya diberikan pada 1 ataupun 2 minggu setelah tanam tergantung kondisi dan varietas tanaman.
Pemberian air ataupun irigasi pada tanaman merupakan hal yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dalam budidaya tomat ada
beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu, air dan nitrogen merupakan 2 input yang mempengaruhi produksi tomat, ketersediaan air yang tidak cukup, harga
pupuk yang meningkat, pengelolan air yang baik diperlukan untuk menjaga ketersedian nitrogen di zona perakaran
Penanganan pasca panen merupakan faktor yang paling penting dalam menangani mutu tanaman terlebih tanaman sayuran. Pada dasarnya, penyebab
utama kehilangan hasil pada tanaman sayuran adalah layu, kuning, dan tingkat
respirasi yang tinggi sehingga tanaman cepat busuk. Dalam hal ini, tanaman sayuran juga merupakan tanaman yang sangat cepat kehilangan air. Hal ini akan
sangat merugikan karena selain merusak penampilan produk juga akan menyebabkan susut bobot yang besar. Untuk itu, sebenarnya perlu dikembangkan
teknik-teknik pasca panen yang dapat mengurangi kehilangan hasil pada produk. Hal ini dapat dilakukan dengan cara perlakuan suhu dingin ataupun modifikasi
kemasan sesuai dengan produk yang dihasilkan dengan memperhatikan laju respirasi dan jenis tanaman yang dihasilkan Kader, 2002.
Standar perlindungan pekerja merupakan standar peraturan yang dibuat untuk mengurangi resiko pekerja. Hal ini berkaitan dengan keracunan pestisida
dan cedera pada saat bekerja dilapangan. Peraturan standar pekerja ini harus dilaksanakan oleh seluruh orang yang terkait dengan perusahaan tersebut, baik itu
pemilik, kontraktor maupun manajer. Namun, ketentuan untuk tiap tingkatan pasti berbeda. Misalnya khusus kepada pekerja aplikasi pestisida, diberikan peraturan
tambahan untuk mengikuti pelatihan aplikasi pestisida sebelum mereka turun ke lapangan. Hal ini juga berkaitan dengan label petunjuk penggunaan pestisida yang
terdapat pada kemasan pestisida karena efek dari penggunaan yang tidak tepat atau berlebihan dapat mengakibatkan hama resisten dan akan semakin sulit untuk
dikendalikan. Pengendalian hama juga dapat dilakukan dalam pengendalian penyakit,
hanya saja ada beberapa komponen yang berbeda. Dalam pengendalian penyakit terdapat 3 komponen yng harus diamati yaitu : tanaman inang, lingkungan, dan
patogen yang menyebabkan terjadinya penyakit. Hal ini sering disebut dengan “segitiga penyakit”. Jika lingkungan mendukung bagi perkembangan patogen
maka penyakit akan menyebar. Pengendalian penyakit ini dapat ditangani dengan beberapa cara, antara lain : penanaman varietas tahan, sanitasi pembersihan
lingkungan dari patogen Kuswanto, 2000.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. KEADAAN UMUM
Lokasi
Tabel 1. Data suhu rumah kaca Februari-Juni, 2011
Week Suhu
C Cuaca Kelembapan
RH Min Max
Rata-rata 7 20.8
34.4 27.6 Mendung 75.9
8 20.0 29.0 27.8 Berawan
67.0 9 19.4
30.2 20.6 Hujan 77.2
10 19.6 32.0
25.8 Berawan 71.9
11 24.8 36.0
25.3 Panas 66.3
12 22.0 33.3
27.6 Berawan 74.7
13 24.5 30.0
27.2 Mendung 75.5
14 24.6 31.1
27.9 Mendung 68.8
15 23.0 30.0
26.5 Panas 70.0
16 22.8 31.6
27.2 Berawan 70.0
17 21.6 33.6
27.4 Berawan 76.6
19 20.4 34.2
27.3 Cerah 73.2
20 20.6 34.8
27.7 Mendung 72.5
21 21.5 36.3
28.9 Berawan 75.8
22 19.5 34.2
26.8 Berawan 74.3
23 21.4 34.6
28.0 Panas 67.9
Sumber : Bagian Nutrisi PT.Saung Mirwan, 2011
PT.Saung Mirwan berada pada 106 54’ BT dan 6
41’ LS dengan ketinggian 670 m diatas permukaan laut dpl yang berada di bawah kaki Gunung
Pangarango. Lokasi PT.Saung Mirwan berada di Jalan Cikopo Selatan No. 134 Desa Sukamanah, Kampung Pasir Muncang, Kecamatan Megamendung, Bogor,
Jawa Barat. Sebelah utara desa Sukamanah berbatasan dengan Desa Sukamaja, sebelah timur berbatasan dengan Desa Suka Karya dan Desa Suka Galih, sebelah
barat dengan Desa Jambu Luwuk dan Desa Bojong Murni di sebelah selatan. Suhu tertinggi pada rumah kaca adalah 35-36
C pada siang hari dan suhu terendah 18-24
C pada malam hari dengan kelembapan udara RH 77 pada titik tertinggi dan 66 pada titik terendah. Jenis tanah pada daerah ini adalah
tanah latosol. Ciri-ciri tanah latosol adalah berwarna kecokelatan, liat remah, gembur, mudah menginfiltrasi air, daya dukung air baik dan tahan erosi. Tanah
seperti ini cocok untuk penanaman sayuran dengan topografi yang berbukit-buit, datar dan miring. Tabel 1 merupakan data iklim rata-rata yang diperoleh pada
bulan Februari sampai Juni 2011
Luas Areal dan Tata Guna Lahan
PT. Saung Mirwan merupakan perusahaan sayuran yang memiliki 3 lokasi lahan budidaya. Lahan budidaya ini terdiri dari lahan sendiri dan lahan mitra.
Beberapa lahan yang dimiliki oleh perusahaan ini berada di desa Sukamanah, Garut dan kampung Lemah Neundeut. Lahan budidaya sendiri terdapat di
Sukamanah dan Lemah Neundeut sementara lahan mitra berada di Garut. 1.
Desa Sukamanah, Bogor Desa Sukamanah merupakan pusat produksi PT.Saung Mirwan Lokasi ini
meliputi semua kegiatan produksi, pengemasan, serta penjualan. Oleh karena itu, lokasi ini merupakan wilayah terluas dibandingkan dengan 4
lokasi lahan PT.Saung Mirwan lainnya. Selain itu, bangunan kantor, rumah pemilik, gudang pengemasan, sarana olahraga, mess karyawan,
bengkel, sarana ibadah serta berbagai sarana dan prasarana penunjang lainnya juga berada di tempat ini. Luas daerah ini lebih kurang mencapai
11 ha dan 4 ha diantaranya merupakan bangunan rumah kaca. Lahan di lokasi ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu lahan luar dan
lahan di dalam rumah kaca. Lahan luar ditanami dengan paria, produksi benih edamame, rukulla, dan buncis mini. Lahan dalam rumah kaca
ditanami dengan berbagai jenis tanaman sayuran dan tanaman hias. Tanaman sayuran yang ditanam antara lain tomat cherry Lycopersicon
esculentum var. cerasiforme, tomat biasa Lycopersicon esculentum var. esculentum
, salanova Lactuca sativa L., paprika Capsicum annuum L. cv. group Grossum, timun Cucumis sativus L., dan sisitho
Capsicum annuum
dengan luas lahan sekitar 0.7 ha. Komoditi tanaman hias yang dikembangkan adalah bunga krisan Dendrathema grandiflora Tzvelev
Syn., kastuba Euphorbia pulcherrima , kalandiva Kalanchoe sp. dan kalanchoe Kalanchoe blossfeldiana. Lokasi tanaman induk krisan juga
dibagi menjadi 2 bagian, yaitu induk krisan untuk produksi stek pucuk di pasar lokal seluas 0.5 ha dan induk krisan untuk produksi stek pucuk di
pasar ekspor. Bunga krisan ini, juga dijual dalam bentuk krisan pot dan krisan potong.
Sebagian besar tanaman dibudidayakan di dalam rumah kaca walaupun ada beberapa jenis tanaman yang dibudidayakan di lahan luar.
Rumah kaca ini memiliki tipe ridge an furrow. Jika dilihat tipe rumah kaca yang ada di luar negeri, tipe rumah kaca akan dibuat cukup fleksibel
sehingga dapat menanam secara periodik pada 4 musim yang berbeda untuk memperoleh hasil pertanian yang optimum. Sementara di Indonesia
rumah kaca dibuat agar dapat melindungi tanaman dari hujan agar pupuk yang diberikan kepada tanaman tidak tercuci oleh air hujan. Selain itu,
posisi rumah kaca juga dibuat menghadap utara agar cahaya matahari yang diperoleh dapat merata sepanjang hari Nelson, 1978
Rumah kaca terbuat dari kontruksi besi stall sehingga lebih tahan lama dibandingkan dengan kayu yang memilki umur ekonomis 25 tahun.
Plastik untuk atap merupakan plastik ultraviolet UV 14 setebal 2 milimikron berwarna putih dan memiliki umur teknis 6-12 bulan. Namun,
hal ini juga berantung pada kondisi cuaca dan iklim. Jika banyak angin dan curah hujan tinggi plastik ini akan lebih cepat robek dan rusak.
Rumah kaca ini memilki ukuran standar dengan panjang 36 m dan 40 m dan lebar 12.8 m dengan 2 atap dengan lebar masing-masing 6.4 m
yang dibentuk menjadi 4 bedengan. Setiap rumah kaca terdiri dari 8 bedengan dengan ketinggian dinding 3-5 m.
2. Kampung Lemah Neundet, Bogor
Lahan Lemah Neundet merupakan lahan sewa kepada PTPN VII Gunung-Mas Bogor dengan luas lebih kurang 3.5 ha. Lokasi ini berada
diketinggian yang lebih tinggi daripada desa Sukamanah dan terletak di sebelah tenggara desa Sukamanah yang dapat ditempuh selama 15-20
menit. Lahan di daerah ini digunakan untuk bangunan rumah kaca seluas 1.2 ha. Gambar 1. Merupakan gambar keadaan rumah kaca yang ada di
lokasi Lemah Neundeut dan beberapa jenis tanaman yang dibudidayakan.
Gambar 1. Jenis tanaman dan kondisi greenhouse di Lemah Neundet 3.
Garut Luas lahan di Garut yang disewakan kepada petani sekitar 9 ha
sekitar areal penanaman. Lahan ini berada di Kecammatan Cisurupan, yaitu di Desa Cisurupan, Desa Tambaklaya, Desa Cilame, Desa Barusuda,
dan Desa Baluwangi. Komoditi yang dikembangkan adalah selada Lactuca sativa L., dengan beberapa varitas yaitu butter head, lettuce
head, lettuce romance demiscus, lolorosa A, lolorosa C, radichio Chicorium intybus, endive Cichorium endivia L., kol merah Brassica
oleracea L. cv. group Red Headed Cababage, seledri Apium graveolens,
dan zucchini Cucurbita pepo L. cv. group Zucchini.
Keadaan Tanaman dan Produksi
PT.Saung Mirwan merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi bunga dan sayuran. Perusahaan lokal ini banyak memproduksi komoditas ekspor
yang juga bergerak dalam bidang agribisnis sebagai produsen. Pada awalnya, perusahaan ini merupakan perusahaan yang mengembangkan teknik budidaya
secara hidroponik namun pada tahun 1991 diperluas lagi dengan budidaya stek tanaman hias.
Budidaya tomat di PT Saung Mirwan mulai dikembangkan pada tahun 1995. Tomat dibudidayakan didalam rumah kaca dengan menggunakan media
arang sekam. Adapun jenis tomat yang dikembangkan adalah tomat biasa dan tomat cherry. Khusus untuk tomat cherry, kultivar yang dikembangkan adalah
Sakura, Guindo dan Gang. Tomat cherry merupakan produk ekspor yang dikembangkan untuk
memenuhi permintaan dari beberapa Negara. Varietas Guindo diekspor ke Spanyol sedangkan varietas Sakura diekspor ke Jepang. Penjualan di daerah lokal
adalah penjualan kepada konsumen retail seperti Carrefour, Matahari Foodmart dan Hypermart. Super Indo, Yogya, Ranch Market dan lain-lain.
Tomat chery membutuhkan waktu 12-15 minggu sampai panen sejak dari pembibitan. Pembibitan hanya membutuhkan waktu 2 atau 3 minggu kemudian
dipindahkan ke lapang dan biasanya dibongkar setelah 19 minggu. Saat ini, pengembangan tanaman tomat cherry tidak hanya dari benih tapi juga mulai
dikembangkan melalui stek pucuktunas air yang diambil dari tanaman induk yang berasal dari benih.
Penanaman tomat cherry di PT. Saung Mirwan dilakukan berdasarkan adanya permintaan dari pasar, namun terkadang apabila terdapat lahan kosong dan
tidak digunakan maka ditanami dengan tanaman lain tidak bergantung pada permintaan. Data dibawah menunjukkan bahwa penanaman tomat cherry di
lokasi T BPT mencapai 100 dari target tanam sedangkan pada lokasi Propagation
C, penanaman hanya 97 dari target penanaman. Hal ini disebabkan karena adanya kekurangan benih tomat cherry yang masih tersedia ataupun yang
dapat digunakan. Oleh karena itu, mandor melakukan stek pucuk untuk memperoleh bibit agar dapat memenuhi target tanam. Dalam stek pucuk ini, tidak
semua hasil stek bisa digunakan yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan dan faktor internal lainnya sehingga tidak semua lokasi yang menjadi target
penanaman dapat ditanami. Tabel
2. merupakan data penanaman tomat cherry selama 4 bulan. Pada tabel tersebut kita dapat melihat target dan realisasi tanam tomat cherry selama 4
bulan pada 2 lokasi yaitu lokasi BPT Greenhouse lokasi T dan BRC Propagation lokasi C.
Tabel 2. Penanaman tomat cherry selama 4 bulan
Week BPT BRC Total
Target tanam
Realisasi tanam
Target tanam
Realisasi tanam
Target tanam
Realisasi tanam
4 - -
- - -
- - -
- 5
- - -
- - -
- - -
6 - -
- - -
- - -
- 7 240 240
100 - - -
240 240 100
8 800 800 100
800 780 98
1,600 1,580
99 9 480 480
100 - - -
480 480 100
10 - -
- - -
- - -
- 11
- - -
- - -
- - -
12 160 160
100 150 144
96 310 304
98 13
- - -
- - -
- - -
14 - -
- - -
- - -
- 15
- - -
- - -
- - -
16 - -
- - -
- - -
- 17
- - -
- - -
- - -
18 - -
- - -
- - -
- 19
- - -
- - -
- - -
20 - -
- - -
- - -
- 21
- - -
- - -
- - -
22 688 688 100 -
- - 688 688 100
Total 2,368 2,368 100 950 924 97
3,318 3,292 99
Rata- rata
474 474 100
475 462 97
175 173 99
Sumber : Bagian Produksi PT.Saung Mirwan, 2011
Adapun komoditi yang saat ini diproduksi oleh Saung Mirwan dapat dilihat pada tabel 3 dan 4. Komoditi tersebut dibagi menjadi 4 bagian yaitu,
komoditi sayuran daun, komoditi sayuran buah, komoditi herb dan komoditi bunga. Sementara untuk varietas salanova ada beberapa yang dikembangkan yaitu
Baby lettuce, Butter head, Lettuce head, Lettuce romance demiscus, Lolorosa A dan C, Red Batavia, Selada keriting, Selada merah dan Selada oakleaf
Tabel 3. Komoditi Sayuran Buah dan Bunga PT. Saung Mirwan 2011
No Komoditi Sayuran Buah
No Komoditi Bunga
1 Cabai Capsicum annuum 1
Kalanchoe Kalanchoe blossfeldiana
2 Paprika Capsicum annuum L. cv. group
Grossum 2 Kalandiva
Kalanchoe sp. 3
Timun Cucumis sativus L. cv. group Slicing Cucumber
3 Kastuba Euphorbia pulcherrima
4 Tomat Lycopersicon esculentum var.
esculentum 4
Krisan tipe spray Dendrathema grandiflora
Tzvelev Syn. 5
Zucchini Cucurbita pepo L. cv. group Zucchini
5 Krisan tipe standar Dendrathema
grandiflora Tzvelev Syn.
Sumber : Bagian Umum PT. Saung Mirwan, 2011
Tabel 4. Komoditi Sayuran Daun dan Komoditi Herb PT.Saung Mirwan 2011
No Komoditi Herb
No Komoditi
Sayuran Daun
1 Basil Ocimum basilicum 1
Bawang daun Allium fistulosum
2 Chervil Anthriscus cerefolium 2
Endive Cichorium endivia L.
3 Chives Allium tuberosum 3
Kailan baby Brassica oleracea
L. cv. Chinese Kale 4 Coriander
Coriandrum sativum 4 Kol merah Brassica oleracea
L. cv. Red Headed Cababage 5 Dill
Anethum graveolens 5 Radichio
Chicorium intybus. 6 Kemangi
Ocimum americanum 6 Rukulla Eruca vesicaria L.
subsp. Sativa 7 Oregano
Origanum vulgare subsp. hirtum 7 Seledri
Apium graveolens 8 Rosemary
Rosmarinus officinalis 8 Pakchoi baby Brassica rapa
L. cv. Pakchoi 9 Sage
Salivia officinalis 9 Salanova
Lactuca sativa L. 10 Seledri
Apium graveolens 11 Summer
savory Satureja hortenis
12 Sweet Marjoram
Origanum majorana 13 Thyme
Thymus serpyllum Sumber : Bagian umum PT.Saung Mirwan, 2011
Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan
PT.Saung Mirwan merupakan sebuah Perseroan Terbatas yang bergerak dalam bidang budidaya dan kemitraan. PT.Saung Mirwan memiliki seorang
Presiden Direktur utama yaitu Tatang Hadinata yang juga merupakan pemilik perusahaan ini. Presiden Direktur dibantu oleh 2 Wakil Direktur yaitu Wakil
Direktur yang menangani bidang Penjaminan Mutu, Teknik informatika dan Riset dan Pengembangan dan Wakil Direktur yang menangani Bidang Produksi, Bidang
Komersil dan Bidang Umum. Masing-masing bidang ini, dipimpin oleh seorang Manajer.
Bidang produksi membawahi seluruh kegiatan produksi yang terdapat di tiga lokasi yaitu, lokasi Desa Sukamanah, Garut dan Lemah Neundet. Kegiatan
produksi ini dikepalai oleh kepala bagian yaitu, Kepala Bagian untuk Pot, MUM, BCF, Benih LST, Pengemasan, MP Export, Lokal dan HPT. Kepala bagian ini
membawahi Kepala Divisi yang menangani beberapa bagian yang berjumlah 15
orang dan masing-masing bagian akan ditangani oleh Kepala Sub Divisi. Kepala Sub Divisi ini terdiri dari 27 orang yang akan bertanggung jawab terhadap
kegiatan budidaya di lapangan. Bidang komersial memiliki lima Divisi yaitu, Divisi Penjualan Sayur,
Divisi Penjualan Bunga, Divisi Pengadaan. Divisi Pengemasan, dan Divisi Kemitraan. Divisi Penjualan Sayur dibagi menjadi 4 bagian yaitu bagian ekspor,
penjualan, Pendataan dan distribusi. Divisi Penjualan Bunga memiliki dua bagian
yaitu bagian penjualan dan packaging. Divisi Pengadaan dibagi menjadi dua yaitu, bagian pembelian dan administrasi. Divisi Pengemasan dibagi menjadi
empat yaitu, bagian penerimaan sayur, sayuran segar, sayuran segar potong dan bagian umum sedangkan divisi Kemitraan memilki tiga bagian yaitu, bagian mitra
tani, mitra beli dan bagian sortasi dan penerimaan. Bidang Umum memiliki 4 bagian yaitu, Bagian Humas, Bagian
Sumberdaya Manusia, Bagian KeuanganAkutansi, dan Bagian Teknik. Bagian Humas dibagi menjadi bidang umum dan RTK sedangkan bagian Sumberdaya
Manusia memilki dua bagian yaitu, bagian personalia dan bagian pengembangan. Bagian keuanganakutansi memiliki dua bagian yaitu, bagian keuangan dan
bagian akuntansi sedangkan bagian Teknik hanya memiliki 1 bagian yaitu bagian mekanik.
Standar baku untuk jam kerja karyawan dimulai pada pukul 07.30-16.00 WIB dengan satu kali istirahat selama satu jam yaitu pukul 12.00-13.00 WIB
untuk hari Senin-Kamis. Hari Jumat, jam istirahat lebih panjang selama dua jam mulai dari jam 11.00-13.00 WIB kemudian dilanjutkan sampai jam 16.00 WIB.
Hal ini dikarenakan pada hari Jumat staf dan karyawan laki-laki yang muslim melaksanakan sholat Jumat. Untuk hari Sabtu, jam kerja hanya setengah hari yaitu
sampai pukul 13.00 WIB sedangkan untuk hari Minggu diberlakukan jam kerja lembur. Terdapat perbedaan jam kerja untuk karyawan pengemasan sayur yang
bekerja setiap hari Senin sampai Minggu. Namun pembagian kerja ini dilakukan dengan pemberlakuan sift kerja. Sift kerja dibagi menjadi dua yaitu sift
pagi dan sift siang, sift pagi mulai bekerja pukul 07.00-12.00 WIB dengan jam
istirahat yang sama sedangkan sift siang mulai pukul 13.00-17.00 dan dilanjutkan pukul 20.00 sampai selesai, biasanya sampai pukul 03.00 WIB.
Saat ini PT.Saung Mirwan memiliki jumlah total karyawan sebanyak 205 orang. Rincian mengenai jumlah karyawan berdasarkan jabatan, gender dan
pendidikan dapat dilihat pada tabel 5, 6, dan 7. Tabel 5. Jumlah karyawan PT.Saung Mirwan berdasarkan Jabatan
No. Posisi Jumlah
1 Direktur utama
1 2 Direktur
2 3 Manajer
6 4 Kepala
bagian 8
5 Kepala seksi
15 6 Kepala
sub seksi
27 7 Bulanan
72 8 Harian
tetap 48
9 Harian lepas
26 Total
205
Sumber : Bagian Human Resource PT.Saung Mirwan, 2011
Karyawan yang terdapat di PT. Saung Mirwan sebagian besar merupakan karyawan bulanan, karyawan harian tetap dan karyawan harian lepas. Setiap
karyawan ini mempunyai tugas dan tanggung jawab serta memiliki upah yang berbeda-beda. Karyawan bulanan merupakan tenaga kerja tetap yang memiliki
upah dan tunjangan setiap bulan. Karyawan bulanan berhak atas tunjangan kesehatan dan pengobatan, tunjangan jabatan dan hari raya, premi atas lama
pengabdian dan kehadiran serta uang makan. Karyawan bulanan terdiri dari 35.12 dari total seluruh karyawan. Karyawan bulanan ini pada awalnya merupakan
karyawan harian lepas ataupun karyawan harian tetap kemudian berdasarkan rekomendasi mandor dan lama pengabdian
≥ 5 tahun maka karyawan ini dapat diangkat menjadi karyawan bulanan. Biasanya karyawan bulanan bekerja sebagai
mandor dan karyawan di lahan budidaya namun ada juga beberapa yang bekerja di bagian pengemasan. Karyawan harian tetap 23.41 merupakan karyawan
tetap dengan gaji yang disesuaikan dengan standar gaji karyawan per hari dan karyawan ini memperoleh tunjangan. Karyawan harian lepas yang berjumlah
sekitar 12.68 dari total karyawan merupakan tenaga kerja tidak tetap dan upah disesuaikan dengan gaji karyawan tetap per hari namun karyawan harian lepas ini
tidak memperoleh tunjangan apapun dari perusahaan.
Tabel 6. Jumlah karyawan PT.Saung Mirwan berdasarkan Gender
No Gender
Jumlah 1 Pria
137 2
Wanita 68
Total 205
Sumber : Bagian Human Resource PT.Saung Mirwan, 2011
Karyawan pria yang bekerja di PT. Saung Mirwan berjumlah 2 kali lipat dari karyawan wanita. Karyawan pria biasanya bekerja sebagai karyawan bulanan,
kepala seksi, kepala sub seksi dan kepala bagian. Sementara karyawan wanita biasanya bekerja sebagai staf administrasi, karyawan harian tetap dan harias lepas.
Pembagian upah karyawan terdiri dari 2 jenis, yaitu upah bagi karyawan bulanan dan upah mingguan bagi karyawan harian. Pembagian upah ini didasarkan pada
tingkat pendidikan, lama pengabdian, hari orang kerja, jenis kelamin, dan fungsi tanggung jawab.
Tabel 7. Jumlah karyawan PT.Saung Mirwan berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan
Jumlah 1 S1
9 2 D3
6 3 SLTA
40 4 SLTP
20 5 SD
130 Total
205
Sumber : Bagian Human Resource PT.Saung Mirwan, 2011
Berdasarkan tingkat pendidikan, karyawan lulusan SD merupakan kelompok terbesar dari jumlah total karyawan yang ada di PT. Saung Mirwan.
Karyawan lulusan SD biasanya bekerja sebagai karyawan harian lepas dan karyawan harian tetap. Karyawan bulanan minimal merupakan lulusan SD hingga
SLTA dan untuk karyawan yang telah bekerja minimal 5 tahun dapat diangkat sebagai Kasubsi, D3 untuk posisi Kasi dan S1 untuk Kabag dan Manajer.
B. PRESTASI KERJA DALAM KEGIATAN MAGANG
Aspek Teknis Budidaya Tomat Cherry
Persiapan Tanam
Teknik budidaya merupakan faktor penting yang mempengaruhi produksi tanaman. Budidaya tomat cherry pada PT.Saung Mirwan melakukan budidaya
dengan sistem hidroponik sehingga terdapat beberapa perbedaan dengan budidaya secara konvensional baik dalam pemberian pupuk, hara, pestisida dan perlakuan
lainnya.
a b
Gambar 2. a Tray pembibitan tomat cherry, b Pembibitan tomat cherry Pembibitan tanaman tomat cherry dilakukan dalam tray berwarna putih
dan akan dikecambahkan selama 2 atau 3 minggu Gambar 2. Selain bibit dari pembibitan dan perkecambahan benih, dilakukan juga perbanyakan tanaman
dengan stek tunas stek pucuk. Pucuk yang diambil berasal dari tunas air tunas adventif yang terdapat pada tanaman tomat cherry yang tumbuh dari benih. Hal
ini dilakukan karena pada saat ini PT.Saung Mirwan tidak dapat memenuhi kebutuhan benih yang dibutuhkan dilapangan. Namun bibit dari hasil stek pucuk
ini juga cukup baik untuk dikembangkan, setidaknya dapat menggunakan tunas air yang seharusnya tidak digunakan lagi.
Gambar 3. a Hasil stek dalam plastik, b Pengikatan plastik bagian atas tanaman yang distek
Setelah diambil dari batangnya, tunas-tunas air ini kemudian dipotong dan bagian bawah batang diberi suatu bahan aktif untuk menginduksi perakaran
kemudian ditanam dalam pot berwarna putih. Media yang digunakan sama dengan media pembibitan yaitu arang sekam, dalam satu pot terdapat 8 sampai 9 tunas.
Setelah itu pot ini dibungkus dalam plastik putih yang diikat di bagian atasnya Gambar 3. Hal ini dilakukan untuk melindungi tanaman dari serangan berbagai
hama dan menjaga kodisi tanaman tetap basah dan lembab. Plastik yang digunakan adalah plastik putih agar cahaya tetap dapat ditangkap oleh tanaman
untuk membantu proses pertumbuhannya. Bibit ini akan dipindahkan ke lahan setelah berumur 2 sampai 3 minggu, setelah akarnya cukup banyak dan kuat
Gambar 4
Gambar 4. a Tanaman hasil stek berumur 1 minggu dalam plastik, b Bibit stek yang telah berakar, c Bibit stek siap tanam
Persiapan Lahan
Gambar 5. Pembersihan lantai semen dengan menggunakan power sprayer steam
Jika lahan bekas tanaman lain belum diberi mulsa maka akan dilakukan pemasangan mulsa terlebih dahulu. Namun, jika lantai lahan merupakan lantai
semen maka akan dilakukan pembersihan menggunakan power sprayer Gambar 5Dalam pemasangan mulsa ini, terlebih dahulu tanah dibuat dalam beberapa
guludan dengan lebar 60 cm dan lebar antar guludan untuk tempat berjalan 100 cm. Di atas guludan diletakkan batu secara berderetan dengan jarak antar batu 20-
25 cm. Peletakan batu ini dilakukan sebagai tempat peletakan polybag tanaman tomat nantinya. Setelah itu, seluruh lahan ditutup dengan plastik mulsa berwarna
hitam atau perak Gambar 6. Pemberian mulsa ini salah satunya bertujuan untuk mengurangi kegiatan pembersihan gulma. Selain itu, penggunaan mulsa ini juga
dapat meningkatkan kebersihan kebun khususnya di sekitar tanaman.
Gambar 6. Proses pemasangan mulsa pada lantai tanah
Lahan yang telah diberi mulsa tidak lagi membutuhkan kegiatan pemasangan mulsa karena mulsa yang digunakan di PT.Saung Mirwan adalah
untuk dua kali musim tanam. Kegiatan yang perlu dilakukan hanya pembersihan mulsa dari kotoran-kotoran tanaman sebelumnya dan sisa arang sekam yang
mungkin berjatuhan di lantai pada saat membongkar tanaman. Kegiatan ini juga dapat dilakukan dengan cara menyikat lantai untuk membersihkan lumut-lumut
yang menempel pada lantai. Setelah itu akan dilakukan penyiraman dengan air bersih menggunakan power sprayer steam.
Media yang digunakan dalam penanaman tomat cherry ini adalah media arang sekam. Untuk persiapan media, dilakukan pembakaran sekam pada pukul
17.00 WIB sampai keesokan harinya pada pukul 07.00 WIB. Pembakaran ini dilakukan di tempat pembakaran sekam dengan menggunakan tungku api berupa
pipa besi panjang, caranya dengan membakar kayu bakar ataupun arang di dalam pipa besi tersebut, kemudian arang sekam mentah diletakkan secara merata
mengelilingi pipa besi. Api yang berasal dari pipa besi tersebut akan membakar sekam di sekelilingnya dan pada akhirnya semua sekam akan terbakar pada
keesokan harinya Gambar 7. Arang sekam yang telah terbakar terlebih dahulu disiram dengan air bersih agar tidak menjadi abu sekam. Rasio pembakaran dari
sekam mentah menjadi arang sekam yaitu 5 : 2 yang artinya dari 5 karung sekam mentah dapat diperoleh 2 karung arang sekam.
Gambar 7. Proses pembakaran sekam untuk media hidroponik
Wadah yang digunakan untuk tanaman tomat cherry ini adalah polybag berwarna hitam berukuran 35 x 40 cm yang dapat diisi dengan 2-2.5 kg arang
sekam. Untuk penanaman dilakukan pengisian polybag menggunakan arang sekam setinggi 20-25 cm. Setelah itu, polybag-polybag tersebut disusun diatas
batu yang telah diatur sebelumnya. Selain itu, juga dilakukan pemasangan selang irigasi untuk memberikan air dan nutrisi tanaman berupa irigasi tetes drip
irrigation .
Penanaman
Gambar 8. Lahan siap tanam Penanaman tomat cherry dilakukan setelah 2 sampai 3 minggu benih di
persemaian dan langsung ditanam pada lahan siap tanam Gambar 8. Jika bibit berasal dari stek maka harus diperiksa keberadaannya apakah masih layak untuk
ditanam atau tidak. Sebelum melakukan penanaman maka ke dalam media sekam diberikan pupuk dasar. Komposisi pupuk dasar yang diberikan dapat dilihat pada
Tabel 8. Pemberian pupuk dasar ini dilakukan beberapa jam sebelum penanaman
ataupun maksimal 1 hari sebelum penanaman. Hal ini bertujuan agar pada saat penanaman media sekam masih basah sehingga tanaman tidak stres dan langsung
dapat memperoleh hara. Sebelum pemberian pupuk dasar, biasanya arang sekam akan diberi klorin terlebih dahulu 3 hari sebelum tanam untuk membunuh bakteri
yang mungkin ada di dalam arang sekam.
Tabel 8. Komposisi Pupuk Dasar Penanaman Tomat per 1000 liter
Stok Jenis gr
Larutan pekat gr Bak A
HNO
3
16 CaNO
3 2
1.243 Fe 13
7
Bak B
KH
2
PO
4
170 KNO
3
339 K
2
SO
4
13 MgSO
4
554 Mn
2 Zn 1
Borax 4
Sumber : Bagian Nutrisi PT.Saung Mirwan, 2011
Gambar 9. Proses penanaman tomat cherry secara hidroponik Kegiatan penanaman tomat cherry ini dilakukan dengan cara
memindahkan bibit yang ada di tray ke polybag yang telah disiram dengan pupuk dasar. Di dalam 1 polybag akan ditanam 2 bibit cherry dan disesuaikan ukurannya
Gambar 9. Sebelum pemindahan sebaiknya disiram terlebih dahulu agar arang sekam dan akar tanaman dapat dengan mudah dipindahkan dari tray. Pembuatan
lubang tanam dilakukan dengan menggunakan kayu ataupun telunjuk tangan sedalam 5-10 cm. Setelah itu bibit dimasukkan ke dalam lubang tersebut dan
akarnya ditutup dengan menggunakan arang sekam. Berbeda dengan bibit yang berasal dari stek. Bibit ini membutuhkan lubang tanam yang lebih dalam dan lebar
karena bibit dari hasil stek ini memiliki batang yang lebih besar dan akar yang
lebih banyak. Biasanya 1-2 hari setelah penanaman, bibit dari stek ini mengalami stres dan layu namun untuk selanjutnya akan beradaptasi dengan lingkungannya.
Pemeliharaan
Pemeliharaan yang dilakukan terhadap tomat cherry ini sebenarnya sama saja dengan tanaman tomat pada umumnya. Kegiatan yang dilakukan antara lain,
penyiraman, pemberian pupuk, pengajiran, pemangkasan, penyerbukan dan pewiwilan. Hanya saja untuk tomat cherry pewiwilan dilakukan lebih intensif
sampai 3 kali seminggu karena tunas tomat cherry lebih cepat tumbuh dan berkembang sehingga apabila tidak dikendalikan akan mengganggu pertumbuhan
tanaman . Untuk penyiraman dan pemberian pupuk dilakukan secara bersamaan dengan menggunakan saluran irigasi berupa drip irrigation.
1. Penyiraman dan Pemupukan
Penyiraman tanaman tomat cherry dilakukan setiap hari dengan menggunakan irigasi tetes. Penyiraman yang dilakukan disesuaikan dengan
keadaan cuaca. Jika cuaca panas dan kering maka penyiraman dilakukan sebanyak 8 kali dengan penyiraman setiap jam selama jam kerja, namun apabila
cuaca mendung dan berawan maka penyiraman dapat dikurangi tergantung kondisi tanaman. Penyiraman dilakukan oleh pihak yang bertugas pada bagian
nutrisi dengan komposisi yang telah ditetapkan dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Larutan Nutrisi Pekat Tomat per 27 000 liter
Stok Jenis Jumlah
gr Bak A
CaNO
3 2
kg 29.2
Fe13 gr 175
KH
2
PO
4
kg 4.6
Bak B KNO
3
kg 12.3
K
2
SO
4
kg 2.4
MgSO
4
kg 10
Mn gr 46
Zn gr 39
Borax gr 77
Cu gr 5
NaMo gr 3
Sumber : Bagian Nutrisi PT.Saung Mirwan, 2011
Pertama air dimasukkan dari pusat setelah itu akan dialirkan ke bak penampung yang berisi 3000 l. Sebelumnya, terlebih dahulu disiapkan pupuk
pekat yang diaduk dengan air sebanyak 90 l untuk setiap bak bak A dan bak B. Semua larutan akan dicampurkan dan dimasukkan kedalam bak A dan bak B
Gambar 10.
Gambar 10. Bak Irigasi Setelah itu, larutan pupuk akan masuk ke mesin supply melalui
despriter saringan pasir. Saringan pasir ini berguna untuk menyaring pupuk agar
dapat dialirkan 100 ke tanaman. Pembersihan saringan ini dilakukan dengan cara memasukkan air dari bagian bawah kemudian dikuras dan air yang kotor
akan keluar dan dibuang dari atas. Saringan ini dikuras sampai air yang keluar dari pipa sudah berwarna bening dan bersih. Dari saringan pasir, pupuk akan
masuk ke dalam rumah kaca melalui filter Gambar 11 yang terdiri dari 2 bagian.. Untuk pembersihan selang dan semua pipa yang digunakan dilakukan
setiap 6 bulan sekali. Pembersihan ini dilakukan dengan cara memasukkan asam nitrat pada sore hari kemudian pada keesokan harinya dibersihkan dan dibilas
dengan menggunakan air bersih.
Gambar 10. Saringan pasir air irigasi
Dosis pupuk per tanaman tidak lebih dari 2 l per hari 8 kali penyiraman. Untuk tanaman muda dalam sekali penyiraman diberikan 150 cc ataupun selama 3
menit sedangkan untuk tanaman dewasa diberikan pupuk sebanyak 200 cc setiap kali penyiraman atau lebih kurang selama 5 menit.
2. Pengajiran
Pengajiran merupakan pemberian tali ajir pada tanaman agar dapat tumbuh tegak dan menopang buah. Pengajiran pada tomat cherry dilakukan setelah
tanaman berumur 2-3 minggu di lapangan. Tali yang digunakan adalah benang kasur. Pengajiran ini dilakukan dengan cara mengikatkan tali ajir pada batang
tanaman dan melilitkan tali tersebut pada cabang tanaman dari kiri ke kanan Gambar 12. Khusus untuk tanaman tomat, bagian atas tali ajir dikaitkan pada
sebuah besi yang berbentuk huruf S dan digantungkan pada kawat melintang. Besi yang berbentuk huruf S ini dibuat dari kawat dengan menggunakan tang. Tujuan
pemberian besi ini untuk mempermudah penggeseran tanaman ketika ajir dinaikkan. Ajir tanaman akan dinaikkan mulai pada saat tanaman berumur 5,7,9
dan12 MST dan dilakukan penurunan tanaman pada saat seminggu sebelum panen. Penurunan tanaman ini dilakukan bersamaan dengan penaikan ajir, ketika
ajir tanaman dinaikkan maka tanaman akan diturunkan kearah kanan. Tujuan penurunan tanaman ini yaitu untuk mempermudah pewiwilan dan pemangkasan
tanaman . Penurunan ini akan tetap dilakukan sampai tanaman siap dibongkar
Gambar 11. Proses Pengajiran pada tomat cherry
3. Pemangkasan
Gambar 12. Tanaman tomat cherry yang telah dipangkas Pemangkasan dilakukan setelah ajir dinaikkan dan batang diturunkan.
Tujuan dari pemangkasan ini adalah untuk membuang bagian daun yang sudah menguning dan yang terserang hama dan penyakit. Selain itu, pemangkasan ini
juga bertujuan untuk menghindari pertumbuhan vegetatif yang terlalu maksimal sehingga dapat menghambat pertumbuhan generatif tanaman buah.
Pemangkasan dilakukan dengan menggunakan gunting dan bagian yang dipangkas adalah dua daun atau lebih dari daun yang paling bawah dan sudah tua
atau menguning Gambar 13. Untuk pemangasan pucuk pemotongan titik tumbuh dilakukan 3 minggu sebelum tanaman dibongkar. Hal ini dilakukan
untuk menghentikan pertumbuhan vegetatif sehingga nutrisi yang diberikan digunakan untuk memaksimalkan pertumbuhan buah agar mencapai ukuran yang
normal. Umur ekonomis tanaman tomat cherry biasanya mencapai 24 minggu.
4. Penyerbukan
Penyerbukan pada tomat cherry pada dasarnya merupakan penyerbukan sendiri. Penyerbukan ini dilakukan setiap pagi setelah cuaca cukup panas dan
matahari cukup terik, biasanya dilakukan pada pukul 08.00-09.00 WIB. Penyerbukan dilakukan dengan cara memukul-mukul batang tomat cherry dengan
menggunakan kayu pemukul Gambar 14 yang dilapisi dengan busa agar tidak terjadi kerusakan pada batang.
Gambar 14. Alat penyerbuk 5.
Pewiwilan Pewiwilan adalah pembuangan tunas adventif pada tanaman agar tidak
menghambat pertumbuhan batang utama. Tunas adventif Gambar 15 yang biasa disebut dengan tunas air merupakan tunas yang tumbuh pada tempat yang tidak
semestinya biasanya pada ketiak batang atau pada ujung bunga. Tunas adventif yang dibiarkan tumbuh akan dapat menghambat intersepsi cahaya matahari di
sela-sela daun. Tunas ini tidak berfungsi dan juga tidak akan menghasilkan buah sehingga harus dibuang untuk mengurangi persaingan memperoleh nutrisi pada
batang utama. Di PT.Saung Mirwan, tunas air ini juga digunakan sebagai bibit tanaman yang diperoleh melalui stek pucuk
Gambar 13. Tunas air yang akan dibuang diwiwil Pewiwilan ini dilakukan 2 atau 3 minggu setelah tanam. Biasanya
pewiwilan ini dilakukan bersamaan dengan pengajiran tanaman. Pada pewiwilan
pertama bagian yang dibuang adalah tunas air dan daun pertama yang berada pada dasar batang. Setelah itu, pewiwilan dilakukan tergantung pada pertumbuan
tanaman. Untuk tomat cherry biasanya diakukan 2-3 kali dalam seminggu.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit tanaman merupakan suatu faktor yang tidak dapat dihindari dari sistem budidaya tanaman. Pada PT.Saung Mirwan khususnya
tanaman tomat cherry, pengendalian hama dan penyakit secara kimiawi masih sangat besar yaitu dengan penyemprotan pestisida dan bahan kimia lainnya.
Penyemprotan pestisida ini dilakukan secara rutin yaitu 2-3 kali dalam seminggu tergantung berat atau ringannya jenis serangan. Biasanya penyemprotan ini
dilakukan pada sore hari hari yaitu pada saat suhu berada dibawah 30 C dan
kelembapan minimal 60. Hal ini harus diperhatikan karena apabila penyemprotan dilakukan dalam suhu dan kelembapan yang tidak sesuai maka
akan menyebabkan toksisitas pada tanaman. Ada beberapa jenis hama dan penyakit yang sering menyerang pertumbuhan tanaman tomat cherry, antara lain :
1. White Fly Bemisia tabaci
Gambar 14. Hama white fly Hama ini merupakan hama yang menyerang bagian daun tanaman dengan
cara menghisap cairan daun dan menghasilkan embun madu sehingga daun akan terlihat keriput dan kecokelatan. Adapun gejala yang ditimbulkan dari seranga
hama ini adalah adanya bercak klorosis kekuningan pada daun, daun kering dan
mati dan secara umum daun menjadi layu dan gugur Gambar 16. Selain itu, juga timbul jelaga hitam pada daun dan batang. Pengendalian untuk hama jenis ini
biasanya dilakukan dengan pengendalian kimia yaitu dengan cara penyemprotan insektisida dengan bahan aktif metomil 25,
2. Leafminer Liriomyza trifolli
Hama ini merupakan salah satu jenis hama yang menyerang pada stadium larva dewasa dengan cara membuat alur gerakan pada bagian bawah epidermis
sehingga menyebabkan daun berwarna kekuningan Gambar 17. Pengendalian yang dilakukan adalah dengan dengan penyemprotan pestisida
dengan bahan aktif abamektin.
Gambar 15. Hama Leafminer
3. Thrips
Thrips ini merupakan hama yang menyerang bagian daun muda, bunga dan buah dan berada di bawah daun. Gejala yang ditimbulkan adalah adanya
perubahan warna pada daun serta bagian antara tulang-tulang daun berwarna kelabu sehingga akhirnya akan terbentuk bercak kering Gambar 18.
Pengendaliannya adalah dengan penyemprotan pestisida dengan bahan aktif imidakloprid 200 grl
Gambar 16. Hama thrips 4.
Penyakit embun tepung powdery mildew Adapun gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini adanya bercak nekrotik
berwarna kekuningan pada permukaan daun atas dan apabila daun dibalik maka akan terlihat tepung berwarna putih keabu-abuan Gambar 19.
Serangan ini biasanya dimulai dari daun yang tua dan menular kedaun muda. Daun yang terserang penyakit ini juga biasanya ditumbuhi oleh cendawan
Peronospora parasitica sehingga menghambat fungsi daun untuk
berfotosintesis. Pengendalian yang dilakukan adalah dengan pembuangan daun yang telah terserang dan juga dengan penyemprotan fungisida dengan
bahan aktif klorotalonil 500 grl. Menurut Rukmana 1999 pengendalian penyakit ini juga dapat dilakukan dengan cara rotasi tanaman, perlakuan benih
sebelum tanam yaitu dengan perendaman selama 15-30 menit dengan air hangat 55-60
C, menjaga kebersihan kebun, dan penyemprotan fungisida
Gambar 17. Hama embun tepung.
5. Layu Fusarium Fusarium oxysporum
Penyakit ini biasanya akan menyerang bibit di persemaian dan tanaman dewasa. Patogen ini masuk kedalam tanaman melalui akar kemudian
menyerang jaringan pembuluh sehingga tanaman akan layu dan akhirnya mati. Bagian yang terserang akan lunak dan berair tetapi tidak mengeluarkan cairan
lendir berwarna putih dari bagian yang busuk tersebut Gambar 20. Penyakit ini sebenarnya dapat dicegah dengan cara mencelupkan akar bibit tanaman
kedalam larutan fungisida sebelum tanam Rahmat Rukmana, 1999. Untuk pengendaliannya dapat dilakukan dengan cara pemberian Previkur-N 0.3ccl
serta diupayakan agar sirkulasi udara tetap lancar dan tidak ada air yang tergenang pada lokasi penanaman.
Gambar 18. Penyakit layu fusarium
6. Layu bakteri Pseudomonas solanacearum
Selama 4 bulan pengamatan, penyakit ini merupakan penyakit utama yang menyerang tanaman tomat cherry. Hal ini disebabkan karena bibit tanaman
yang ditanam merupakan bibit yang berasal dari stek pucuk. Sebelum penanaman bibit tersebut tidak diberi perlakuan apapun, hanya dengan
pemberian rooton dan kemudian ditanam dalam polybag. Selain itu, pada saat
penyetekan tanaman mengalami pelukaan sehingga bakteri sangat mudah untuk masuk ke dalam tanaman. Adanya penyakit ini juga menyebabkan
penularan terhadap tanaman yang berasal dari benih sehingga PT.Saung Mirwan mengalami kerugian yang besar karena produksi tanaman yang
berkurang dan tanaman harus dibongkar sebelum waktunya. Penyakit ini disebabkan oleh patogen yang menyerang jaringan pengangkut air sehingga
translokasi air dan hara terganggu. Gejala yang ditimbulkan dari penyakit ini adalah tanaman layu, kuning, kerdil dan akhirnya mati Gambar 21. Bagian
yang mengalami pembusukan akibat penyakit ini mengeluarkan cairan berwarna putih seperti lendir. Jika sudah terserang, hal pertama yang harus
dilakukan adalah pembuangan tanaman yang terserang kemudian dibuang sejauh mungkin agar tidak menular pada tanaman lain karena apabila sudah
menyebar maka penyakit ini tidak dapat dikendalikan lagi. Selain itu, juga sering dilakukan penyemprotan bakterisida dengan bahan aktif streptomisin
sulfat 20 . Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan tanaman dan lingkungan penanaman serta perlakuan pergiliran tanaman.
Gambar 19. Penyakit layu bakteri
7. Busuk ujung buah Blossom end rot
Kerusakan ini disebabkan oleh adanya kekurangan unsur Ca dalam tanaman. Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini adalah adanya bercak
pada ujung buah dan warna kulit menjadi cokelat tua Gambar 22. Bercak tersebut menandakan jaringan yang berada dibawahnya mati sehingga
mengakibatkan bagian tersebut cenderung lebih cepat matang. Penyakit ini juga dapat disebabkan oleh kelebihan unsur K yang mengakibatkan
kekurangan Ca. Menurut Untung 2000, penyakit ini sebenarnya timbul akibat defisiensi unsur K pada buah itu sendiri bukan karena kandungan
kalsium dalam nutrisi. Hal ini dapat diakibatkan oleh beberapa faktor antara lain stress air, defisiensi kalsium, EC tinggi, ketidakseimbangan komposisi
nutrisi, lingkungan yang tidak mendukung atau kombinasi dari beberapa faktor tersebut. Selain itu, kelembapan yang tinggi juga dapat menyebabkan
adanya penyakit ini karena penguapan yang sedikit akan mengakibatkan transportasi air ke daun menjadi lambat sehingga aliran kalsium melalui xylem
ke jaringan buah juga berkurang. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan penyemprotan CaNO
3 2
5-7gl. Menurut Pantastico danVenter 1986, penyakit ini juga dapat dikurangi dengan penyemprotan CaCl
2
.
Gambar 20. Penyakit busuk ujung buah Selain beberapa penyakit diatas, kemungkinan penularan penyakit bisa
saja terjadi pada benih tanaman sebelum ditanam. Menurut Kuswanto 2000, kemungkinan penularan penyakit pada benih dapat dibagi menjadi beberapa
bagian, yaitu benih tertular penyakit pada waktu prosesing dan pengemasan benih, ketika benih berada dalam penyimpanan atau di rantai pemasaran
sebelum sampai ke tangan petani dan benih tertular penyakit di tangan petani sebelum benih dipakai untuk usaha tani.
Pemanenan
Pemanenan merupakan pengumpulan hasil tanaman yang telah sesuai dengan kriteria kematangan yang diinginkan oleh konsumen. Pemanenan yang
dilakukan pada tanaman tomat cherry adalah pemanenan dengan kriteria kematangan 80. Tomat cherry biasanya sudah dapat dipanen setelah berumur
12-15 MST. Pemanenan dilakukan setiap 2 hari sekali. Pemanenan dilakukan pada pagi hari yaitu sekitar pukul 08.00 WIB.
Cara pemanenan tomat cherry adalah dengan memetik buah secara hati- hati dan tetap menjaga agar buah tersebut tidak rusak atau pecah. Tomat cherry
tidak memiliki produk BS, hanya dilakukan pemisahan kepada buah yang busuk dan terserang penyakit.
Pengolahan Hasil
Pengolahan hasil produk yang dihasilkan dari lahan akan dilakukan diruang packing. Ruang packing di PT.Saung Mirwan terdiri dari 2 bagian yaitu,
packing untuk sayuran dan packing untuk bunga khususnya krisan. Packing sayuran terdiri dari 2 ruangan yaitu packing biasa dan packing
untuk sayuran segar potong dengan suhu 4 C. Ruangan ini digunakan untuk
proses perajangan yang dilakukan pada beberapa komoditi misalnya tomat dan bawang Bombay.
Proses pembuatan sayuran segar potong ini dimulai dari proses perajangan terlebih dahulu Gambar 23. Perajangan dilakukan dengan mencacah produk
menggunakan pisau kemudian akan dimasukkan ke dalam mesin perajangan untuk dicacah lebih kecil lagi. Setelah keluar dari mesin perajangan maka hasil
rajangan akan dicuci dengan air bersih. Pencucian ini dilakukan 2 kali agar produk yang dijual nantinya merupakan produk yang benar-benar bersih. Setelah
dicuci, produk ini akan dikeringkan terlebih dahulu dengan menggunakan mesin pengeringan selama 3-5 menit. Produk yang sudah kering akan dikemas dalam
plastik, masing-masing sebanyak 200 gr. Plastik yang telah terisi produk ini kemudian dimasukkan ke dalam mesin pres untuk memadatkan produk dalam
kemasan dan mengeluarkan semua udara yang terdapat dalam kemasan sehingga produk dapat tahan lebih lama.
Gambar 21. Proses perajangan dan pemackingan komoditi tomat dan bawang Bombay
Packing krisan merupakan pengemasan produk mother plan yang akan diekspor. Tanaman yang dikemas merupakan krisan yang siap tanam dengan
panjang 10-15 cm tanpa akar. Pengemasan ini dilakukan dengan mengumpulkan tanaman yang akan dikemas terlebih dahulu di dalam boks. Setelah itu, tanaman
akan dikepruk dipukul-pukul dengan tangan untuk mengeluarkan hama trips yang sering terdapat pada tanaman. Kemudian krisan ini akan disusun dalam
sebuah plastik dan setiap plastik terdapat 52 tanaman siap tanam. Setelah itu, kemasan ini akan dimasukkan kedalam boks karton dan siap untuk
didistribusikan.
Aspek Manajerial 1.
Karyawan Harian
Kegiatan pelaksanaan magang dilaksanakan selama 4 bulan di PT.Saung Mirwan. Satu bulan pertama, penulis bekerja sebagai karyawan harian yang
bertugas di lapangan untuk membantu dan mengerjakan pekerjaan sebagai karyawan harian. Kegiatan yang dilaksanakan sebagian besar merupakan kegiatan
yang berhubungan dengan budidaya tomat cherry mulai dari pembibitan, penanaman, pemeliharaan pewiwilan, penyerbukan, pemupukan, pengendalian
hama dan penyakit, pengajiran, panen dan pasca panen. Selama bekerja sebagai karyawan harian, rata-rata jumlah jam kerja penulis adalah 6 jam kerja dari 7 jam
kerja normal karyawan. Hal ini disebabkan karena penulis setiap hari melaksanakan pengamatan tersendiri mengenai topik khusus tentang GAP
sebelum melaksanakan pekerjaan sebagai karyawan. Karyawan harian bekerja selama 7 jam dalam sehari. Setiap karyawan
diwajibkan untuk mengisi daftar hadir setiap harinya dan kepala subdivisi akan menjelaskan tugas dan kegiatan yang akan dilaksanakan. Kegiatan rutin setiap
harinya adalah panen, pewiwilan, pemberian air dan hara tanaman dan penyemprotan pestisida. Seluruh karyawan akan bertanggung jawab terhadap
pekerjaan yang mereka kerjakan kepada Kepala subdivisi. Banyak pelajaran dan pengetahuan mengenai sistem budidaya tomat cherry yang diperoleh oleh penulis
selama menjadi karyawan harian yang dibimbing oleh Kepala Divisi, Kepala Subdivisi dan para karyawan lainnya.
2. Pendamping Kepala Divisi
Pendamping Kepala Divisi dilaksanakan oleh penulis selama 2 bulan yang dimulai pada bulan kedua sampai bulan ketiga kegiatan magang. Selama bekerja
sebagai pendamping Kepala Divisi, penulis mempelajari dan mengerjakan tugas- tugas Kepala Divisi seperti pengawasan terhadap pekerjaan Kepala Sub Divisi,
mengecek stok pupuk, benih, memperhatikan keadaan rumah kaca, dan bekerjasama dengan bidang pengadaan untuk menyediakan berbagai kebutuhan
yang diperlukan untuk kegiatan produksi. Selain itu, penulis juga mempelajari kegiatan administrasi yang dilaksanakan di kantor.
Dalam priode magang yang dilaksanakan di PT.Saung Mirwan Kepala Divisi juga berperan dalam kegiatan kemitraan yang ada di Garut. Hal ini
dilakukan dengan kunjungan yang dilaksanakan oleh Kasi setiap hari rabu dan kamis ke lahan produksi yang terdapat di Garut. Secara umum, tugas Kasi adalah
bersama kepala bagian membuat perencanaan kegiatan budidaya, mengawasi pelaksanaannya dan melakukan evaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan.
3. Pendamping Kepala Bagian
Kegiatan sebagai pendamping kepala bagian dilaksanakan pada bulan keempat magang selama 1 bulan. Dalam kegiatan ini penulis mempelajari
kegiatan manajemen untuk produksi tomat cherry melalui diskusi dengan manajer umum. Tugas manajer secara umum adalah bertanggung jawab terhadap
keseluruhan kegiatan produksi hingga pemasaran komoditas yang diusahakan. Manajer juga bertanggung jawab kepada direktur dan pemilik perusahaan.
PT.Saung Mirwan memiliki 3 bagian utama dalam mengatur seluruh kegiatan budidaya yang terdapat dalam perusahaan ini. Setiap bagian dipimpin
oleh seorang manajer yang memiliki tugas yang berbeda-beda yakni bagian produksi, komersil dan bagian umum yang memiliki manajemen saling terkait.
a. Bidang Produksi
Bidang produksi merupakan salah satu bidang yang menjadi tolak ukur keberhasilan penanaman suatu jenis tanaman. Hal ini disebabkan
karena bagian produksi merupakan bidang yang bertugas untuk membuat perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan pengarahan
terhadap kegiatan budidaya yang akan dilaksanakan di lahan. Kegiatan ini mencakup seluruh kebun yang dikelola oleh PT.Saung Mirwan
yaitu yang berada di Sukamanah, Lemah Neundet, dan Garut. Perencanaan yang dibuat oleh bidang produksi berdasarkan data
yang diperoleh dari bagian penjualan sales. Bagian penjualan akan
bekerjasama dengan bidang produksi untuk menyusun program penanaman jenis tanaman yang sesuai dengan data jumlah permintaan.
Bagian produksi memiliki tanggung jawab dalam mempersiapkan lahan, bahan tanam, dan input produksi kegiatan budidaya.
Penyusunan program ini dilakukan setiap bulan, namun jika ada perubahan dapat dilakukan revisi setiap minggu pada rapat masing-
masing bidang. Untuk bagian produksi rapat dilaksanakan setiap hari senin yang membahas tentang keberhasilan suatu program tanam yang
telah dilaksanakan. Rapat ini akan dihadiri hanya oleh kepala divisi, kepala bagian dan manajer karena dalam rapat ini juga akan dibahas
masalah interen perusahaan. Seluruh kegiatan budidaya ini akan berada dibawah pengawasan
bidang produksi yang bertugas untuk melihat, mengontrol dan juga memberi pengarahan kepada karyawan jika ada kegiatan yang tidak
sesuai dengan perencanaan. b.
Bagian Komersil Bagian komersil merupakan perpanjangan tangan dari hasil yang
diproduksi oleh bagian produksi. Artinya, bagian komersil bertanggungjawab untuk menjual produk yang telah dihasilkan dari
bagian produksi. Hal ini berkaitan dengan mencari peluang pasar, melakukan promosi, pengadaan, dan mengatur distribusi untuk
menyalurkan barang agar dapat sampai ke tangan konsumen dan sesuai dengan permintaan konsumen. Pemenuhan target permintaan
konsumen ini juga dapat dipenuhi dari jalinan kemitraan dengan petani mitra yang tersebar di beberapa daerah.
c. Bagian Umum
Bagian umum memiliki beberapa tanggung jawab yang cukup penting dalam pengelolaan usaha di PT.Saung Mirwan. Hal-hal yang
harus ditangani oleh bagian umum adalah pengelolaan keuangan, tenaga kerja, fasilitas dan properti serta penelitian yang berguna untuk
pengembangan usaha. Bagian umum juga bertanggungjawab untuk
meningkatkan soft skill para karyawan dengan mengadakan pelatihan ataupun training.
Prestasi kerja penulis selama 4 bulan magang dapat dilihat pada Tabel 10. Keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh penulis belum
memenuhi standar HOK yang ditetapkan di PT. Saung Mirwan. Hal ini disebabkan karena penulis juga melakukan pengamatan untuk topik
GAP 1-2 jam setiap harinya. Selain itu, penulis juga belum cukup berpengalaman dalam melakukan pekerjaan yang ada di lapangan.
Namun, untuk beberapa kegiatan seperti penyemaian, pengajiran, pengisian polybag, pewiwilan, penanaman dan pemanenan, penulis
dapat melakukan 80-90 dari standar yang ditetapkan. Untuk kegiatan lainnya seperti penyemprotan, penulis belum dapat mencapai prestasi
kerja 50 karena penyemprotan hanya dilakukan oleh karyawan pria dan sudah berpengalaman. Sementara untuk bagian pengemasan dan
pemangkasan, penulis hanya mencapai standar 50 karena pengemasan tomat cherry dilakukan pada malam hari pukul 20.00-
03.00 WIB dan kegiatan pemangkasan biasanya dilakukan oleh karyawan pria karena termasuk pekerjaan yang berat.
Tabel10 Prestasi Kerja Penulis Selama 4 Bulan Magang
Keterangan : HOK per orang dalam sehari dihitung 7 jam
No Jenis Kegiatan Satuan
Penulis Karyawan Volume dalam
HOK Prestasi dalam per
jam Volume dalam
HOK Prestasi dalam per
jam 1
Penyemaian baki
105 15 168 24 2
Pengisian polibag polibag
490 70 630 90 3
Pindah tanam tray
21 3 35 5 4
Penanaman polibag 2800
400 2940
420 5
Pengajiran polibag 1050
150 1260
180 6
Pewiwilan polibag
700 100 840 120 7
Pemangkasan polibag 420
60 840
120 8
Penyemprotan polibag 126
180 4200
600 9
Pemanenan polibag
210 30 280 40 10 Sortasi dan grading
kg 105 15 126 18
11 Pengemasan pack
210 30 420 60
KEGIATAN BUDIDAYA 1.
Lokasi Lahan Pertanian
PT.Saung Mirwan mengembangkan dua metode penanaman tanaman sayuran yaitu dengan metode konvensional dan hidroponik. Metode hidroponik
merupakan penanaman tanaman pada media inert atau sering juga dikatakan penanaman tanaman pada media bukan tanah.
Gambar 22. Sterilisasi Tanaman hidroponik dibudidayakan dalam rumah kaca agar dapat
mengontrol iklm mikro karena tanaman hidroponik lebih rentan terhadap hama dan penyakit daripada tanaman yang ditanam secara konvensional. Setiap pintu
masuk rumah kaca dilengkapi dengan satu tempat sterilisasi sebelum memasuki rumah kaca. Tempat ini diberi larutan steril yang terdiri dari air dan
bahan aktif karbonil yang dilapisi dengan kain kapas didalamnya Gambar 24. Sebelum
memasuki wilayah rumah kaca seluruh karyawan, staf dan tamu diwajibkan untuk menginjakkan kaki di tempat ini agar hama atau penyakit yang terbawa, mati dan
tidak menular pada tanaman lain. Larutan ini diganti seminggu sekali agar larutan tersebut masih berfungsi dengan baik.
Tomat cherry di PT.Saung Mirwan juga dibudidayakan dengan metode hidroponik, sehingga tidak dilakukan analisis tanah untuk penanamannya. Media
yang digunakan adalah arang sekam dan hanya digunakan untuk sekali musim tanam. Setelah itu, arang sekam dibuang ke luar rumah kaca dan diganti dengan
arang sekam yang baru untuk penanaman berikutnya.
Tabel 11. Kesesuaian Lokasi Lahan Pertanian PT. Saung Mirwan dengan GAP
Sumber : Pengamatan
Tabel 11 menunjukkan bahwa tidak ada 0 kegiatan yang berhubungan dengan lokasi lahan pertanian yang telah sesuai dengan GAP. Kegiatan yang telah
dilakukan namun tidak sesuai dengan GAP sebanyak 66.7 yaitu kegiatan penelusuran dan sejarah penggunaan lahan, sementara kegiatan yang tidak
dilakukan yaitu kegiatan pencatatan 33.3. Sejarah penggunaan lahan di PT. Saung Mirwan tidak terlalu diperhatikan.
Penanaman dilakukan sesuai dengan permintaan pasar sehingga rotasi tanaman tidak teratur. Semua bekas tanaman yang telah dibongkar ataupun tanaman yang
berpenyakit dikomposkan dan dijadikan pupuk dasar untuk tanaman yang dikembangkan secara konvensional. Untuk tanaman tomat, baik tanaman tomat
cherry maupun jenis lainnya, sisa tanaman yang telah dibongkar ataupun tanaman yang berpenyakit dikumpulkan di lahan luar dan kemudian dikomposkan Gambar
25. Setelah itu, kompos dijadikan sebagai pupuk dasar dalam penanaman tanaman edamame dan salanova.
Gambar 23. Lokasi luar rumah kaca yang dijadikan tempat pengomposan
No
Komponen pengamatan Kesesuaian dengan GAP
Sesuai Belum Sesuai
Tidak dilakukan
1
Penelusuran traceability √
2
Pencatatan record keeping
√
3
Sejarah penggunaan lahan √
2. Lingkungan pertanian