BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hutan sebagai sumber daya alam yang memiliki multifungsi perlu dijaga dan dilestarikan. Tindakan eksploitasi hutan akibat kebutuhan penduduk yang
terus meningkat berdampak terhadap kelestarian hutan. Salah satu upaya pelestarian hutan ditekankan pada masalah sosial ekonomi masyarakat desa hutan,
sehingga pendekatannya harus memperhatikan keberlanjutan ekosistem hutan dan masyarakat sekitar hutan.
Tekanan masyarakat terhadap hutan akibat kebutuhan yang terus meningkat, menimbulkan respon positif dan negatif masyarakat terhadap hutan.
Respon negatif masyarakat terhdap hutan timbul akibat tidak adanya rasa memiliki masyarakat terhadap hutan. Respon negatif masyarakat terhadap hutan
ditunjukan dengan adanya sebagian masyarakat yang mengambil hasil hutan secara illegal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, antara lain: kebutuhan akan
pangan, bahan bangunan, lahan untuk permukiman, dan sebagainya. Respon positif masyarakat terhadap hutan timbul akibat adanya rasa memiliki masyarakat
terhadap hutan. Respon positif masyarakat terhadap hutan ditunjukan dengan timbulnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kelestariaan fungsi dan manfaat
hutan, sehingga sebagian masyarakat membangun hutan rakyat dan sebagian lagi melakukan rehabilitasi hutan yang rusak, sehingga bisa dikelola bersama antara
pemerintah dengan masyarakat. Keterlibatan masyarakat yang tinggal di dalam dan sekitar hutan dalam
berbagai kegiatan yang mendukung terwujudnya program pelestarian hutan, akan merangsang masyarakat untuk turut berupaya menjaga kelestarian hutan dan
mengikuti aturan-aturan yang ditetapkan oleh Perum Perhutani. Mulai tahun 1982 dikembangkan program Pembinaan Masyarakat Desa Hutan PMDH yang
kegiatannya mencakup baik di dalam maupun di luar kawasan hutan. Kegiatan ini ditunjukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa hutan sekaligus
perbaikan lingkungan dan kelestariannya.
Seiring perjalanan waktu yang disertai dengan berbagai tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup, maka dalam bidang kehutanan telah dikeluarkan
Surat Keputusan Ketua Dewan Perum Perhutanan Nomor.136KPTSDIR2001 tentang Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat, selanjutnya disingkat PHBM.
Program ini menyertakan masyarakat dalam pengelolaan dan pemanfaatan hutan lestari sesuai dengan fungsi dan peruntukannya. PHBM adalah suatu sistem
pengelolaan sumberdaya hutan yang dilakukan bersama dengan jiwa berbagi antara Perum Perhutani, masyarakat desa hutan dan pihak yang berkepentingan,
sehingga kepentingan bersama untuk mencapai keberlanjutan fungsi dan manfaat sumberdaya hutan dapat diwujudkan secara optimal dan proporsional
Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang harus kita lestarikan. Namun dengan bergulirnya reformasi di negeri ini pada tahun 1998, masyarakat
banyak memaknainya sebagai suatu bentuk kebebasan yang tidak terbatas. Hal ini berakibat pada timbulnya penjarahan kayu dan lahan, baik di hutan konservasi
maupun hutan produksi yang selama ini dikelola oleh Perum Perhutani. Pemaknaan yang salah terhadap reformasi tersebut juga terjadi di Desa
Buniwangi Kabupaten Sukabumi. Dengan melihat kenyataan tersebut, sejak tahun 2000 Desa Buniwangi
mulai mecoba mengembangkan program PHBM. Program PHBM dikembangkan oleh pihak Perum Perhutani KPH Sukabumi, masyarakat dengan sebuah bantuan
LSM dan Pemerintah Desa dengan tujuan membangun kembali hutan yang telah gundul tersebut.
Desa Buniwangi merupakan sebuah desa yang berada di Kabupaten Sukabumi yang secara geografis letaknya dikelilingi oleh kawasan hutan lindung
dan hutan yang dikelola oleh pihak Perum Perhutani KPH Sukabumi. Kawasan hutan di Buniwangi ini juga merupakan kawasan penangkap air dan kawasan
penyeimbang lingkungan hidup untuk wilayah Pelabuhan Ratu. Desa Buniwangi memiliki ketinggian ± 200 meter dpl di atas permukaan laut dan memiliki curah
hujan 2500 – 4000 mmtahun. Dikarenakan letak dan kondisinya itulah, Desa
Buniwangi memiliki posisi yang strategis sebagai daerah penyedia tata lingkungan yang lestari dimasa yang akan datang.
Desa Buniwangi yang memiliki luas wilayah 2.515,895 Ha. Sebagian besar berupa lahan kering yang dikelola untuk perladangan 1.165,9 Ha, lahan
perkebunan negara 138,040 Ha, perkebunan swasta 179,640 Ha, perkebunan rakyat 88,785 Ha, serta lahan kawasan hutan negara seluas 739,135 Ha yang
berupa hutan produksi dan hutan lindung yang dikelola oleh Perum Perhutani KPH Sukabumi.
1.2. Tujuan Penelitian