Identitas Responden Konsep Pola Pengelolaan PHBM

4.2 Identitas Responden

Responden yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 50 orang, terdiri dari kelompok peserta PHBM kelompok A 30 orang dan kelompok bukan peserta PHBM kelompok B 20 orang. Mata pencaharian responden umumnya masih tergantung pada sektor pertanian, baik sebagai petani maupun buruh atau pedagang hasil-hasil pertanian Untuk peserta PHBM, variasi penguasaan lahan garapan antara 0,25 , 0.5 dan diatas 0,5 ha. Luasan lahan garapan ini dibandingkan dengan ketentuan yang tercantum dalam nota kesepahaman yaitu 0,25 ha untuk setiap peserta. Tabel 1 Karakteristik responden N0 Uraian Kelompok A Kelompok B Rata-rata 1 2 3 4 5 Rata-rata umur Jumlah anggota keluarga Jumlah anak Mata pencaharian pokok  Tani  Buruh  Dagang  Lain-lain Mata pencaharian sampingan  Tani  Lain-lain  Tidak ada 44,75 4,50 3,75 43,75 40,63 12,50 3,12 40,63 25,01 34,56 39,20 5,00 2,50 22,22 66,67 5,56 5,55 22,22 13,89 63,89 41,975 4,75 3,125 32,98 53,65 9,03 4,33 31,41 19,45 49,12 Sumber : Data primer

4.3 Konsep Pola Pengelolaan PHBM

Sebagai sebuah pola pengelolaan hutan, PHBM memiliki perbedaan yang cukup mendasar dibandingkan dengan social forestry. PHBM dicanangkan oleh Perum Perhutani sebagai tonggak transformasi Perum Perhutani menuju perubahan. Pengelolaan hutan Perum Perhutani tidak lagi berorientasi kepada produk kayu saja, melainkan kepada semua komponen sumberdaya hutan. Kemudian pola manajemen yang dulunya state based forest management berubah menjadi community based forest management, artinya proses pengelolaan hutan Perum Perhutani dilaksanakan bersama masyarakat dengan prinsip saling berbagi, kesetaraan dan keterbukaan. Prinsip berbagi yang dimaksud adalah pembagian peran, tanggungjawab dan faktor produksi bahkan hingga pembagiaan hasil. Pengelolaan ruang yang semula diperuntukan bagi tanaman masyarakat hanya seluas 3m 2 jarak tanam 3m x 1m, sekarang dengan adanya pola PHBM jarak tanam menjadi 12m 2 jarak tanam 6m x 2m. Masyarakat memiliki keleluasaan dalam mengelola ruang tanaman setelah adanya PHBM. Pengelolaan waktu yang semula hanya 3 sampai 4 tahun saja namun pada pola PHBM masyarakat dapat melakukan pengelolaan hutan hingga satu daur umur tanaman pokok. Sebagai ilustrasi dapat dicontohkan, jika tanaman pokok ditebang pada umur 30 tahun, maka selama 30 tahun itu juga masyarakat masih diperkenankan mengelola hutan. Pengelolaan produk merupakan bentuk kegiatan dalam PHBM yang tidak hanya berorientasi produk kayu namun juga mengembangkan berbagai jenis produk selain kayu. Melalui kegiatan PHBM seluruh sumberdaya dan potensi hutan termasuk jasa lingkungan dapat dikerjasamakan. Pengelolaan peran yaitu dalam kegiatan PHBM masyarakat memiliki peran sebagai pelaku utama disamping perum perhutani. Masyarakat memiliki peran yang sangat besar mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi hingga proses permanenan hasil. Hal ini untuk meningkatkan kualitas kerjasama dalam melaksanakan pengelolaan hutan. Pengelolaan pembagian hasil yaitu mekanisme pembagian keuntungan dari proses kegiatan PHBM. Besarnya nilai pembagian hasil dalam pelaksanaan kegiatan PHBM dituangkan dalam Surat Keputusan Direksi Perum Perhutani Nomer 001 Tahun 2002. Dalam surat keputusan ini, masyarakat akan memperoleh pembagian hasil dari tanaman pokok sebesar 25, sementara Perum Perhutani memperoleh sebesar 75.

4.4. Proses Implementasi PHBM di Desa Buniwangi

Dokumen yang terkait

STUDI KEBERHASILAN AGROFORESTRY TANAMAN VANILI (Vanilla planifolia Andrews) PADA POLA PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT RPH SROYO KPH BANYUWANGI BARAT

0 16 1

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERUM PERHUTANI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT SEKITAR HUTAN (Studi Di Wilayah Perum Perhutani KPH Malang)

1 8 17

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN

0 4 12

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN

0 4 3

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN (Studi Evaluasi Program Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat di Lembaga Masyarakat Desa Hutan Artha Wana Mulya Desa Sidomulyo Kabupaten

0 2 14

Pemanfaatan Sumberdaya Hutan Oleh Masyarakat Desa Buniwangi, Kecamatan Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi

0 6 137

Partisipasi Masyarakat Desa Hutan dalam Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat di KPH Cepu Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah

0 9 114

PEMBERIAN HAK KELOLA LAHAN OLEH PERHUTANI KEPADA MASYARAKAT DESA HUTAN MELALUI PROGRAM PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM) DI PERUM PERHUTANI KPH BLORA.

0 0 1

PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT Di KPH BANYUMAS TIMUR PURWOKERTO (Studi Kasus di Desa Karangreja, Kabupaten Purbalingga Tahun 2001-2008).

0 1 20

Implementasi Kebijakan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) di KPH Pasuruan BKPH Lawang Barat

1 1 4