21
3. Imbangan Penerimaan dan Biaya BC
Produksi padi atau pendapatan yang tinggi tidak selalu menunjukkan efisiensi yang tinggi, karena ada kemungkinan pendapatan yang besar diperoleh dari biaya investasi yang berlebihan.
Oleh karena itu, analsis pendapatan usahatani selalu diikuti dengan pengukuran efisiensi. Ukuran efisiensi pendapatan dapat dihitung melalui perbandingan penerimaan dengan biaya yang
dikeluarkan BC yang menunjukkan berapa besarnya penerimaan yang akan diterima untuk setiap biaya yang dikeluarkan petani dalam proses produksi.
Nilai BC yang lebih besar dari satu menunjukkan bahwa penambahan biaya satu rupiah akan menghasilkan penambahan penerimaan yang lebih besar dari satu rupiah. Dengan demikian,
usahatani dengan nilai BC lebih besar daripada satu dapat dikatakan menguntungkan secara ekonomi. Sebaliknya jika BC lebih kecil dari satu berarti penambahan biaya satu rupiah akan
menghasilkan penerimaan kurang dari satu rupiah. Dengan demikian, jika nilai BC kurang dari satu, maka usahatani tersebut dapat dikatakan belum menguntungkan.
BC atas Biaya Tunai = .................................................. 3
BC atas Biaya Total = .................................................. 4
4. Analisis Keputusan Adopsi dengan Regresi Logistik
4.1 Variabel dan Indokator Adopsi PHSL
Variabel dan indikator yang digunakan dalam studi ini dikelompokkan berdasarkan aspek yang mempengaruhi petani untuk mengadopsi teknologi PHSL, yaitu :
1. Pendidikan Petani yang berpendidikan tinggi relatif lebih cepat dalam mengadopsi inovasi baru,
begitu juga sebaliknya. Lama pendidikan mempunyai hubungan yang tidak langsung terhadap adopsi inovasi kecuali materi yang diajarkan berhubungan secara langsung dengan inovasi
tersebut. Jika kondisinya tidak demikian maka lama pendidikan diduga hanya menciptakan suasana mental yang kondusif untuk menerima suatu praktik inovasi baru. Hubungan antara
lama pendidikan dengan adopsi inovasi tidak selalu tinggi jika orientasi inovasi tersebut bisa diperoleh dari luar sekolah Basuki 2008.
2. Umur Semakin muda umur petani biasanya mempunyai semangat yang lebih terhadap hal atau
inovasi baru yang belum mereka ketahui sebelumnya, sehingga peluang untuk mengadopsi inovasi baru itu akan semakin tinggi dari pada petani yang lebih tua. Akan tetapi, generasi
muda pada umumnya juga cenderung kurang menyukai bekerja dibidang pertanian khususnya usahatani. Saat ini, pelaksana usahatani seperti padi didominasi oleh petani yang tidak berumur
muda lagi. Perlu diadakan kajian untuk mengetahui apakah hal ini dapat menghambat penerapan suatu inovasi teknologi pertanian Basuki, 2008.
3. Luas Lahan Usahatani Beberapa kemajuan teknologi baru mensyaratkan operasi dalam skala usaha yang besar
dan memerlukan sumberdaya ekonomi substansial untuk menerapkannya. Penggunaan praktik bertani yang modern akan menghasilkan manfaat ekonomi yang memungkinkan petani untuk
memperluas operasi usahatani. Dengan demikian, petani akan lebih mampu secara ekonomi untuk menerapkan praktik usahatani yang lebih modern. Persaingan terus terjadi antara sektor
22
pertanian dengan sektor nonpertanian dalam penggunaan lahan terutama di Pulau Jawa. Alih fungsi lahan dari sektor pertanian ke sektor lain menyebabkan lahan pertanian semakin sempit.
4. Status Kepemilikan Lahan Pada umunya, pemilik lahan mempunyai kontrol yang lebih lengkap daripada penyewa
lahan. Pemilik lahan dapat langsung membuat suatu keputusan dalam mengadopsi praktik baru, tetapi penyewa lahan sering harus mendapat persetujuan dari pemilik lahan sebelum mencoba
atau menerapkan suatu praktik baru tersebut. Secara khusus, hal ini benar apabila penyewa lahan masih membutuhkan beberapa dukungan finansial dari pemilik lahan. Tidak bisa
dipungkiri bahwa selain ada petani penggarap pemilik lahan juga ada petani penggarap bukan pemilik lahan. Dengan kata lain tidak semua lahan yang digunakan untuk usahatani oleh petani
milik petani itu sendiri. Perlu diadakan kajian untuk menilai apakah petani bukan pemilik lahan bisa memberikan respon positif atau mengadopsi terhadap inovasi baru dalam pertanian.
5. Pendapatan Petani yang mempunyai pendapatan lebih tinggi mempunyai kemampuan lebih besar
untuk menanggung biaya usahatani yang biasanya lebih tinggi karena menerapkan suatu inovasi teknologi. Pendapatan usahatani yang berbanding lurus dengan luas lahan usahatani
mempunyai makna bahwa semakin luas lahan usahatani padi maka semakin tinggi pula pendapatan usahatani padi.
4.2 Model Regresi Logistik