18 jumlah anakan pada tanaman yang diberi perlakuan bahan humat pada tanah lebih
banyak dibandingkan tanaman tanpa bahan humat, dan tanaman dengan perlakuan bahan humat pada tanah dan daun memiliki jumlah anakan lebih banyak
dibandingkan dengan tanaman dengan perlakuan bahan humat pada tanah. Hal ini karena bahan humat tidak hanya dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman secara
tidak langsung melalui akar tetapi juga dapat berperan secara langsung melalui daun.
Pada saat tanaman padi berumur 8 MST, jumlah anakan menjadi berkurang. Hal ini dapat terjadi karena tanaman padi mulai memasuki tahap dimana anakan
maksimal tercapai. Pada tahap ini sebagian anakan mati dan tidak menghasilkan malai. Namun jumlah anakan maksimal yang banyak, tidak menentukan jumlah
anakan produktif yang banyak pula. Terlihat bahwa tanaman tanpa perlakuan bahan humat yang memiliki jumlah anakan lebih banyak dibandingkan tanaman
perlakuan bahan humat pada tanah, tetapi memiliki jumlah anakan produktif paling sedikit. Jumlah anakan produktif terbanyak terdapat pada perlakuan bahan
humat pada tanah dan daun Gambar 6. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian bahan humat pada tanaman padi dapat meningkatkan produktivitas padi.
Gambar 6. Pengaruh Pemberian Bahan Humat terhadap Jumlah Anakan Produktif.
4.2 Pengaruh Pemberian Bahan Humat terhadap Komponen Hasil Padi
Komponen hasil padi yang diamati antara lain jumlah malai, jumlah butir, bobot kering biomassa dan bobot gabah. Komponen hasil tersebut meningkat pada
tanaman yang diberi bahan humat. Rata-rata jumlah malai yang dihasilkan sama dengan jumlah anakan produktif Gambar 6, karena hanya anakan produktif yang
17 19
20
5 10
15 20
25
R ata
-r at
ju m
lah an
akan
p ro
d u
kt if
H0D0 H1D0
H1D1
19 dapat menghasilkan malai. Rata-rata jumlah butirrumpun terbanyak terdapat pada
tanaman dengan perlakuan bahan humat pada tanah dan daun yang disajikan pada Gambar 7. Hal ini karena jumlah malai pada tanaman dengan perlakuan bahan
humat pada tanah dan daun lebih banyak, sehingga menghasilkan jumlah butir lebih banyak pula.
Gambar 7. Pengaruh Pemberian Bahan Humat terhadap Jumlah ButirRumpun. Namun peningkatan jumlah butir juga diikuti oleh peningkatan jumlah butir
hampa sehingga persentase butir hampa juga menjadi tinggi. Tanaman dengan perlakuan bahan humat pada tanah dan daun yang memiliki jumlah butir paling
banyak, tetapi juga memiliki persentase butir hampa paling tinggi meskipun perbedaannya tidak begitu besar. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Pengaruh Pemberian Bahan Humat terhadap Persentase Butir Hampa.
1821 2110
2256
500 1000
1500 2000
2500 3000
R ata
-r ata
ju m
lah
b u
tir r
u m
p u
n
H0D0 H1D0
H1D1
29.45 28.72
30.04
25 26
27 28
29 30
31
R ata
-r ata
b u
tir h
am p
a
H0D0 H1D0
H1D1
20 Butir hampa banyak terdapat pada pangkal malai. Hal ini diduga karena
malai tidak berkembang seutuhnya sampai keluar dari pelepah daun. Pada saat malai seharusnya berkembang sampai keluar daun, tanaman mengalami
kekurangan air, akibatnya gabah yang masih berada di dalam daun tidak mengalami pembungaan dan gabah menjadi kosong.
Ketersediaan air yang cukup merupakan syarat utama untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan padi sawah secara optimal. Penelitian ini
dilakukan pada musim tanam II yang memiliki kemungkinan cukup tinggi untuk terkena kekeringan. Pada saat tanaman berumur 8-12 MST yang terjadi pada
bulan Juli-Agustus 2012, lahan sawah mengalami kekeringan, meskipun lahan sawah yang digunakan adalah lahan sawah irigasi. Hal ini karena sumber air
irigasi juga mengalami kekeringan akibat hujan tidak turun. Berdasarkan data curah hujan yang dimiliki stasiun Branti yang lokasinya dekat dengan lokasi
penelitian, pada bulan Juli curah hujan hanya 18 mm dan pada bulan Agustus curah hujan dibawah 50 mm. Sedangkan menurut Yoshida 1981 rata-rata curah
hujan yang dibutuhkan tanaman padi yaitu 180-300 mmbulan. Meskipun curah hujan yang terjadi jauh lebih kecil dari curah hujan yang dibutuhkan tanaman
padi, tetapi ketersediaan air tetap ada meskipun jumlahnya tidak mencukupi. Menurut Siregar 1981 kekurangan air pada waktu tanaman berada dalam
keadaan bunting dapat menimbulkan matinya primordial bakal malai atau jika primordial tidak mati, bakal butir gabah akan banyak mengalami kekurangan
makanan yang menyebabkan gabah menjadi hampa. Meskipun memiliki persentase butir hampa paling tinggi, tetapi jika dihitung jumlah butir berisi,
perlakuan bahan humat pada tanah dan daun memiliki jumlah butir berisi paling banyak Gambar 9. Hal ini karena jumlah total butir padi pada tanaman dengan
perlakuan bahan humat pada tanah dan daun lebih banyak.
21
Gambar 9. Pengaruh Bahan Humat terhadap Jumlah Butir BerisiRumpun. Pemberian bahan humat juga berpengaruh meningkatkan bobot kering
biomassa dan bobot gabah. Hal ini disajikan pada Gambar 10 dan Gambar 11 yang menunjukkan bahwa pemberian bahan humat pada tanah menghasilkan
bobot kering biomassa dan bobot gabah lebih tinggi dibanding tanaman tanpa perlakuan bahan humat. Peningkatan bobot kering biomassa dan bobot gabah ini
sejalan dengan peningkatan jumlah malai dan jumlah butir. Menurut Dewi 2012 bobot gabah kering giling cenderung meningkat dengan pemberian bahan humat
dengan dosis 15 lha karena bobot seribu butir akibat perlakuan cenderung lebih tinggi. Hal ini berhubungan dengan kualitas butir karena peningkatan unsur
kalium akibat perlakuan.
Gambar 10. Pengaruh Pemberian Bahan Humat terhadap Bobot Kering Biomassa.
1284 1504
1578
500 1000
1500 2000
R ata
-r ata
ju m
lah b
u tir
b e
ri si
r u
m p
u n
H0D0 H1D0
H1D1
65.86 76.07
77.79
20 40
60 80
100
R ata
-r ata
b o
b o
t ke
ri n
g
b io
m assa
g
H0D0 H1D0
H1D1
22
Gambar 11. Pengaruh Pemberian Bahan Humat terhadap Bobot Gabah kg9 m
2
Simanjuntak 2012 juga menemukan bahwa pemberian bahan humat pada batuan andesit dapat mempercepat pelepasan unsur hara seperti K dan unsur
mikro Cu, Zn, Fe. Kemungkinan terjadi hal yang sama jika bahan humat diberikan pada tanah. Kandungan unsur-unsur hara tersebut di dalam tanah dapat
meningkat karena bahan humat dapat mempercepat pelepasan unsur hara di dalam tanah. Asam humat dapat memperbesar konsentrasi pelepasan hara kalium yang
terfiksasi oleh mineral illit dan montmorillonit Tan, 2003. Kandungan unsur P pada tanaman yang tanahnya diberi bahan humat juga meningkat Simanjuntak,
2012. Hal ini diduga karena P tersedia di dalam tanah meningkat, sehingga tanaman dapat menyerap unsur P lebih banyak.
Kalium merupakan salah satu unsur hara utama yang sangat mempengaruhi tingkat produksi tanaman. Peran kalium dalam tanaman antara lain sebagai
aktivasi enzim, sintesis protein, penyerapan dan pergerakan ion, fotosintesis dan respirasi tanaman. Menurut Aide dan Picker 1996 pemberian kalium yang tepat
pada tanaman padi dapat meningkatkan jumlah anakan, meningkatkan jumlah malai, meningkatkan jumlah butir berisi, meningkatkan serapan nitrogen dan
fosfor, meningkatkan resistensi terhadap hama dan penyakit, memperpanjang dan mempertebal akar, serta menguatkan batang supaya tidak mudah rebah. Fosfor
berfungsi mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman dewasa dan menaikan persentase bunga menjadi buahbiji, membantu
asimilasi dan pernapasan sekaligus mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, biji atau gabah.
6.100 6.425
7.075
1.000 2.000
3.000 4.000
5.000 6.000
7.000 8.000
9.000 10.000
R at
a -r
at a
b o
b o
t gab
ah
k g
9 m
2
H0D0 H1D0
H1D1
23 Pada Gambar 10 dan 11 juga dapat dilihat bahwa tanaman dengan perlakuan
bahan humat pada tanah dan daun memiliki bobot kering biomassa dan bobot gabah yang paling tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan produksi padi
tidak hanya dipengaruhi oleh peningkatan serapan hara dari tanah. Terdapat faktor lain yang belum diketahui, yang menyebabkan produksi padi pada tanaman yang
diberi bahan humat pada tanah dan daun menjadi paling tinggi. Tanaman dengan perlakuan bahan humat pada tanah meningkatkan bobot
gabah sebesar 5.32 terhadap tanaman tanpa bahan humat, tanaman dengan perlakuan bahan humat pada tanah dan daun meningkatkan bobot gabah sebesar
10 terhadap tanaman perlakuan bahan humat pada tanah dan 15.98 terhadap tanaman tanpa bahan humat. Jika disetarakan dalam satu hektar produksi gabah
pada tanaman tanpa perlakuan bahan humat setara dengan 6.7 tonha, tanaman perlakuan bahan humat pada tanah setara dengan 7.14 tonha dan tanaman
perlakuan bahan humat pada tanah dan daun setara dengan 7.86 tonha. Dapat dikatakan bahwa perlakuan pemberian bahan humat pada tanah mampu
meningkatkan bobot gabah setara dengan 440 kgha, sedangkan perlakuan pemberian bahan humat pada tanah dan daun mampu meningkatkan bobot gabah
setara 1,16 tonha. Secara ekonomi, penggunaan bahan humat pada tanaman padi juga dapat
meningkatkan keuntungan bagi petani. Harga gabah pada saat penelitian dilaksanakan yaitu Rp. 4.500kg. Jika diasumsikan harga bahan humat adalah
Rp. 50.000l, maka keuntungan yang diperoleh dapat dirincikan sebagai berikut: 1. Tanaman dengan perlakuan bahan humat pada tanah.
a Peningkatan hasil produksi : 440 kgha.
b Peningkatan biaya produksi : Rp. 50.000 x 15 l = Rp. 750.000
c Keuntungan yang diperoleh = peningkatan hasil produksi – peningkatan
biaya produksi = 440 kg x Rp. 4.500
– Rp. 50.000 x 15 l = Rp. 1.980.000
– Rp. 750.00 = Rp. 1.230.000ha.
24 2.
Tanaman dengan perlakuan bahan humat pada tanah dan daun. Pada perlakuan ini, bahan humat yang digunakan sebanyak 75 lha yaitu untuk tanah 15 lha
dan untuk daun 15 l ha yang diberikan sebanyak empat kali 2,4,6,8 MST. a
Peningkatan hasil produksi : 1,16 tonha atau 1.160 kgha. b
Peningkatan biaya produksi : Rp. 50.000 x 75 lha = Rp. 3.750.000 c
Keuntungan yang diperoleh = peningkatan produksi – peningkatan biaya produksi
= 1160 kg x Rp. 4.500 – Rp. 50.000 x 75 l
= Rp. 5.220.000 – 3.750.000
= Rp. 1.470.000 Meskipun tanaman dengan perlakuan bahan humat pada tanah dan daun
dapat meningkatkan hasil produksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman dengan perlakuan bahan humat pada tanah, namun keuntungan yang
diperoleh antara kedua perlakuan ini tidak jauh berbeda. Hal ini karena pada tanaman yang diberi perlakuan bahan humat pada tanah dan daun menggunakan
lebih banyak bahan humat, sehingga biaya produksinya juga meningkat.
25
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pemberian bahan humat berpengaruh meningkatkan pertumbuhan dan produksi padi. Tinggi tanaman dan jumlah anakan meningkat pada tanaman yang
diberi bahan humat. Komponen hasil yaitu jumlah malai, jumlah butir, bobot kering biomassa dan bobot gabah meningkat dengan perlakuan bahan humat.
Hasil terbaik terdapat pada tanaman dengan perlakuan pemberian bahan humat pada tanah dan daun.
5.2 Saran
Perlu diadakan penelitian lanjutan mengenai dosis optimum bahan humat untuk tanaman padi pada berbagai tipologi lahan sawah.