5
2.1.2 Peranan Bahan Humat
Humus dan bahan humat adalah komponen tanah yang sangat penting. Bersama-sama dengan klei, senyawa humat diketahui berperan terhadap sejumlah
reaksi-reaksi kimia dalam tanah. Senyawa ini terlibat dalam reaksi-reaksi kompleks dan secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman. Secara tidak langsung, diketahui senyawa humat dapat meningkatkan kesuburan tanah dengan memodifikasi kondisi-kondisi fisik, kimia
dan biologi tanah. Secara langsung senyawa humat dapat merangsang pertumbuhan tanaman melalui pengaruhnya terhadap metabolisme dan sejumlah
proses-proses fisiologis. Persenyawaan humat juga berpartisipasi dalam proses pembentukan tanah dan berperan serta dalam translokasi atau mobilisasi klei,
aluminium dan besi yang menjurus kepada pengembangan horizon spodik dan argilik Tan, 1993.
Tan 2003 menyebutkan bahwa bahan humat dapat mempengaruhi sifat- sifat tanah baik secara fisik, kimia, maupun biologi yang diuraikan sebagai
berikut: 1.
Peran Bahan Humat terhadap Sifat Fisik Tanah. Pengaruh bahan humat terhadap sifat fisik tanah antara lain memperbaiki
struktur tanah. Struktur tanah yang baik akan berpengaruh menyeimbangkan tiga komponen pembentuk tanah padatan, air dan udara. Pengaruh bahan
humat terhadap stuktur tanah yaitu membentuk dan mempertahankan struktur yang stabil dan dapat memberikan ruang pori dalam jumlah yang tepat untuk
menyimpan air dan oksigen. Bahan humat juga berperan sebagai agen sementasi dalam pembentukan struktur tanah, terutama pada tanah berpasir.
Pada tanah berliat bahan humat berperan membentuk struktur granular, sehingga kondisi fisik tanah liat yang kurang menguntungkan seperti
terhambatnya aerasi, penetrasi dan pertumbuhan akar dapat dikurangi. 2.
Peran Bahan Humat terhadap Sifat Kimia Tanah. Bahan humat dapat mempengaruhi sifat kimia tanah dengan berbagai cara
karena bahan humat dapat menimbulkan berbagai reaksi kimia di dalam tanah. Reaksi kimia bahan humat secara umum dikendalikan oleh dua gugus
6 fungsional yaitu gugus -OH karboksil dan -OH fenolik. Senyawa humat
memiliki nilai kapasitas tukar kation KTK yang tinggi. Senyawa humat mampu mengkelat logam beracun di dalam tanah. Aluminium dalam jumlah
besar di dalam tanah dapat dikelat oleh senyawa humat, sehingga mampu mengurangi bahaya keracunan Al pada tanaman. Oleh karena itu, senyawa
humat dapat berperan mengurangi dampak buruk dari logam berat dan zat beracun seperti pestisida dan xenobiotik lainnya.
3. Peran Bahan Humat terhadap Sifat Biologi Tanah.
Perbaikan sifat kimia dan fisik tanah menciptakan situasi yang kondusif untuk menstimulasi perkembangan mikroorganisme tanah. Bahan humat merupakan
bahan yang kaya energi dan memainkan peran penting dalam pertumbuhan tanaman dan siklus mikroba di dalam tanah. Perubahan yang ditimbulkan oleh
bahan humat pada proses biokimia yaitu aktivitas dan perkembangan mikroba. Dua contoh penting peran bahan humat terhadap sifat biologi tanah yaitu pada
siklus karbon dan siklus nitrogen. Bahan humat memainkan peran aktif dalam fiksasi dan pelepasan karbon organik. Dengan fiksasi karbon organik oleh
bahan humat, maka karbon organik di dalam tanah tetap terjaga sehingga dapat mengurangi produksi CO
2
. Bahan humat memiliki kandungan karbon 50-57 yang sebagian besar relatif lebih tahan terhadap degradasi oleh mikroba. Bahan
humat juga memiliki peran aktif dalam mempengaruhi siklus nitrogen. Berbagai senyawa nitrogenous misalnya asam amino, amina, peptida yang
merupakan bagian dari sintesis bahan humat dilepaskan. Beberapa penulis menyebut hal ini sebagai proses immobilisasi.
Selain berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah, bahan humat juga berpengaruh terhadap fisiologi tanaman. Sejumlah penemuan mengindikasikan bahwa bahan
humat secara umum dapat merangsang respirasi dan fotosintesis pada tanaman. Penyemprotan bahan humat pada tanaman dapat meningkatkan respirasi pada
beberapa tanaman seperti tomat, jagung, gandum dan labu. Bahan humat dapat meningkatkan pelepasan CO
2
, sehingga tanaman dapat lebih banyak menyerap CO
2.
Bahan humat juga berpengaruh terhadap fotosintesis tanaman. Pemberian bahan humat mampu meningkatkan kandungan klorofil daun. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa pemberian bahan humat pada tanaman bit gula dan tomat
7 dapat meningkatkan jumlah klorofil daun. Dengan meningkatnya kandungan
klorofil, maka proses fotosintesis dapat berjalan dengan baik dan mencegah terjadinya klorosis Tan, 2003. Menurut Lestri 2006, semaian padi yang diberi
bahan humat dengan dosis yang tepat memiliki tinggi tanaman yang lebih baik. Namun jika diberi secara berlebihan akan mengganggu pertumbuhan tanaman.
2.2 Padi 2.2.1 Morfologi dan Klasifikasi Tanaman Padi