dari nilai �
��
sebesar 2.080sehingga � diterima dan � ditolak, artinya
variabel Return on equity berpengaruh secara parsial terhadap harga saham.
Uji t ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi �
ℎ� ��
dengan ketentuan:
-Jika �
ℎ� ��
�
��
pada α 0.05, maka � ditolak dan � diterima, -Jika
�
ℎ� ��
�
��
pada α 0.05, maka � diterima dan � ditolak.
4.3.4.3 Pengujian Koefisien Determinasi
�
�
Nilai koefisien korelasiR menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien
korelasi dikatakan kuat jika nilai R berada di atas 0.5 dan mendekati nilai 1. Koefisien determinasi
� menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah nol
sampai dengan satu. Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel- variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin
terbatas. Nilai R square memiliki kelemahan yaitu nilai R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, digunakan nilai adjusted R
2
untuk mengevaluasi mana model regresi terbaik.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.10. Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted
Square Std. Error of
the Estimate 1
.927
a
.860 .813
.72210 a. Predictors: Constant, Ln_DPS, Ln_CAR, Ln_NPL, Ln_LDR, Ln_ROE
b. Dependent Variable: Ln_Closing Sumber: Data diolah penulis
Pada model summary di atas, dapat dilihat hasil analisis regresi secara keseluruhan, dimana nilai R sebesar 0.927 yang menunjukkan bahwa korelasi atau
hubungan antara harga saham variabel dependen dengan Capital adequacy ratio, loan to deposit ratio, non-performing loan ratio, return on equity, dividend per share,
variabel independen mempunyai tingkat hubungan yang sedang yaitu sebesar 92,7. Tingkat hubungan yang sedang ini dapat dilihat dari tabel pedoman untuk memberikan
interpretasi koefisien korelasi. Nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0,831. Angka ini mengidentifikasikan
bahwa harga saham variabel dependen mampu dijelaskan oleh Capital adequacy ratio, loan to deposit ratio , non-performing loan ratio , return on equity, dividend per
share, variabel independen sebesar 81,3 sedangkan selebihnya sebesar 18,7 dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Kemudian standard error of the estimate adalah
sebesar 0.72210 dimana semakin kecil angka ini akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi harga saham.
Tabel 4.11.Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien
Tingkat Hubungan 0,00 - 0,199
Sangat Rendah 0,2 - 0,399
Rendah 0,4 - 0,599
Sedang 0,6 - 0,799
Kuat
0,8 – 1
Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono, 2004:183
Universitas Sumatera Utara
4.4. Pembahasan
Hasil penelitian sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya, terlihat bahwa hasil regresi berganda dengan menggunakan uji F tingkat signifikansi
α = 0.05 menunjukkan hasil uji ANOVA atau F test menunjukkan
�
ℎ� ��
sebesar 18,425 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000. Sedangkan
�
��
sebesar 2,90 dicari dengan melihat df pembilang = 4, df penyebut = 21 dan taraf signifikan
α = 0.05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
� diterima dan � ditolak, artinya capital adequacy ratio, loan to deposit ratio, non-performing loan ratio,return on equity, dan
dividend per share, secara simultan berpengaruh signifikan dalam memprediksi harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia karena
�
ℎ� ��
�
��
18,425 2.90 dan signifikansi penelitian lebih kecil dari 0.05 0.000 0.05.
Berdasarkan analisis hasil regresi pada tabel 4.3 dapat dijelaskan bahwa variabel independen capital adequacy ratio mempunyai pengaruh positif terhadap harga
saham, artinya setiap kenaikan capital adequacy ratio akan diikuti dengan peningkatan harga saham. Hasil uji t juga menunjukkan hasil yang sama, LN_CAR menunjukkan
bahwa variabel capital adequacy ratio memiliki nilai signifikansi sebesar 0,009 0.05 dan
�
ℎ� ��
sebesar ----3,022 �
��
-2.080, sehingga capital adequacy ratio secara parsial tidak berpengaruh signifikan dan tidak positif dalam memprediksi harga saham.
Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Crisna 2009, yang menyatakan bahwa capital adequacy ratio berpengaruh signifikan dan positif terhadap harga saham.
Analisis hasil regresi pada tabel 4.3 menjelaskan bahwa variabel independen loan to deposit ratio mempunyai pengaruh negatif terhadap harga saham, artinya setiap
kenaikan loan to deposit ratio akan diikuti dengan penurunan harga saham dan berdasarkan hasil uji t yang dilakukan terhadap variabel loan to deposit ratio diperoleh
Universitas Sumatera Utara