Deposite Ratio LDR, Non Performing Loan NPL, Return on Equity ROE dan Devidend per share DPS terhadap variabel dependen return saham.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian kembali dengan judul
“Analisis Pengaruh Rasio CAMEL, terhadap Harga Saham pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia’’.
1.2 Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang masalah sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalah yaitu apakah capital adequacy ratio CAR, loan to deposit ratio
LDR, non-performing loan NPL, return on equity ROE,dan devidend per share DPS berpengaruh terhadap harga saham secara simultan maupun secara parsial?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh capital adequacy ratio CAR,loan to deposito ratio
LDR, non-performing loan NPL, return on equty ROE, dan devidend per share DPS terhadap harga saham baik secara simultan maupun parsial.
1.3.2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti, bagi investor, bagi manajemen bank, dan bagi penelitian selanjutnya.
1. Untuk menambah dan mengembangkan wawasan pengetahuan penulis khususnya mengenai pengaruh capital adequacy ratio CAR, loan to
deposite ratio LDR, non-performing loan NPL, return on equity ROE, dividend per share DPS terhadap harga saham
Universitas Sumatera Utara
2. Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan atau investor dalam kebijakan pendanaan perusahaan
khususnya hubungan capital adequacy ratio CAR, loan to deposito ratio LDR, non-performing loan NPL, return on equty ROE, dan dividend
per share DPS terhadap harga saham. 3. Bagi manajemen bank, sebagai saran dalam faktor-faktor yang
mempengaruhi harga saham khususnya mengenai capital adequacy ratio CAR, loan to deposito ratio LDR, non-performing loan NPL, return
on equity ROE,dan dividend per share DPS. 4. Sebagai bahan referensi penelitian lanjutan, khususnya penelitian yang
berkaitan dengan masalah capital adequacy ratio CAR, loan to deposite ratio LDR, non performing loan NPL, return on equity ROE, dan
dividend per share DPS terhadap harga saham sehingga nantinya hasil yang diperoleh lebih baik dan dapat diterapkan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Teoritis
2.1.1. Teori Sinyal
Menurut Wolk, et al. 2001 teori sinyal menjelaskan alasan perusahaan menyajikan informasi untuk pasar modal. Teori sinyal
menunjukkan adanya
asimetri informasi
antara manajemen
perusahaan dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi tersebut. Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya perusahaan
memberikan sinyal-sinyal pada pengguna laporan keuangan. Menurut Jama’an 2008 Signaling Theory mengemukakan tentang
bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang
sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa
perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk
mengurangi asimetri informasi. Manajer memberikan informasi melalui laporan keuangan bahwa mereka menerapkan kebijakan akuntansi
konservatisme yang menghasilkan laba yang lebih berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan
membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang tidak overstate.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Maria Immaculatta 2006 kualitas keputusan investor dipengaruhi oleh kualitas informasi yang diungkapkan perusahaan dalam
laporan keuangan. Kualitas informasi tersebut bertujuan untuk mengurangi asimetri informasi yang timbul ketika manajer lebih mengetahui informasi
internal dan prospek perusahaan di masa mendatang dibanding pihak eksternal perusahaan. Informasi yang berupa pemberian peringkat obligasi perusahaan
yang dipublikasikan diharapkan dapat menjadi sinyal kondisi keuangan perusahaan tertentu dan menggambarkan kemungkinan yang terjadi terkait
dengan utang yang dimiliki. Teori signal juga dapat membantu pihak perusahaan agent, pemilik
prinsipal, dan pihak luar perusahaan mengurangi asimetri informasi dengan menghasilkan kualitas atau integritas informasi laporan keuangan. Untuk
memastikan pihak-pihak yang berkepentingan meyakini keandalan informasi keuangan yang disampaikan pihak perusahaan agent, perlu mendapatkan
opini dari pihak lain yang bebas memberikan pendapat tentang laporan keuangan Jama’an, 2008.
2.2.1. Agensi
Teori keagenan dapat dipandang sebagai suatu versi dari game theory Mursalim, 2005, yang membuat suatu model kontraktual antara dua atau
lebih orang pihak, dimana salah satu pihak disebut agent dan pihak yang lain disebut principal. Principal mendelegasikan pertanggungjawaban atas decision
making kepada agent, hal ini dapat pula dikatakan bahwa principal memberikan suatu amanah kepada agent untuk melaksanakan tugas tertentu
Universitas Sumatera Utara
sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati. Wewenang dan tanggungjawab agent maupun principal diatur dalam kontrak kerja atas
persetujuan bersama.
Scott 2000 menyatakan bahwa perusahaan mempunyai banyak kontrak, misalnya kontrak kerja antara perusahaan dengan para manajernya
dan kontrak pinjaman antara perusahaan dengan krediturnya. Kontrak kerja yang dimaksud dalam penulisan makalah ini adalah kontrak kerja antara
pemilik modal dengan manajer perusahaan. Dimana antara agent dan principal ingin memaksimumkan utility masing-masing dengan informasi yang dimiliki.
Tetapi di satu sisi, agent memiliki informasi yang lebih banyak full information dibanding dengan principal di sisi lain, sehingga menimbulkan
adanya asimetry information. Informasi yang lebih banyak dimiliki oleh manajer dapat memicu untuk melakukan tindakan-tindakan sesuai dengan
keinginan dan kepentingan untuk memaksimumkan utilitynya. Sedangkan bagi pemilik modal dalam hal ini investor, akan sulit untuk mengontrol secara
efektif tindakan yang dilakukan oleh manajemen karena hanya memiliki sedikit informasi yang ada. Oleh karena itu, terkadang kebijakan-kebijakan
tertentu yang dilakukan oleh manajemen perusahaan tanpa sepengetahuan pihak pemilik modal atau investor.
2.3.1. Asimetri Informasi
Dalam bidang ekonomi, asimetri informasi terjadi jika salah satu
pihak dari suatu transaksi memiliki informasi lebih banyak atau lebih baik dibandingkan pihak lainnya. Sering juga disebut dengan istilah informasi
Universitas Sumatera Utara
asimetrikinformasi asimetris. Umumnya pihak penjual yang memiliki informasi lebih banyak tentang produk dibandingkan pembeli, meski kondisi
sebaliknya mungkin juga terjadi.
Contoh situasi dimana penjual memiliki informasi lebih baik ada banyak, termasuk di dalamnya penjual mobil bekas, pialang saham, agen real
estate, dan asuransi jiwa.
Kondisi ini pertama kali dijelaskan oleh Kenneth J. Arrow dalam satu artikel yang terkenal di bidang penanganan kesehatan 1963 yang berjudul
Uncertainty and the Welfare Economics of Medical Care, di jurnal American Economic Review.
George Akerlof kemudian menggunakan istilah informasi asimetris dalam karyanya tahun 1970: The Market for Lemons Pasar Barang
Kacangan. Ia menyebutkan bahwa, dalam pasar seperti itu, nilai rata-rata dari komoditi cenderung untuk turun, bahkan untuk barang yang tergolong
berkualitas bagus.
Penjual yang tidak berniat baik dapat menipu pembeli dengan cara memberi kesan seakan-akan barang yang dijualnya bagus. Sehingga, banyak
pembeli yang menghindari penipuan menolak untuk melakukan transaksi dalam pasar seperti ini, atau menolak mengeluarkan uang besar dalam
transaksi tersebut. Sebagai akibatnya, penjual yang benar-benar menjual barang bagus menjadi tidak laku karena hanya dinilai murah oleh pembeli, dan
akhirnya pasar akan dipenuhi oleh barang berkualitas buruk.
Universitas Sumatera Utara
2.4.1. Saham
Menurut Darmadji dan Fakhruddin 2006:6, saham dapat didefenisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu
perusahaan. Saham dapat didefenisikan sebagai bukit penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan Brigham, 2006 :
58. Saham berwujud selembar kertas yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang
ditanamkan di perusahaan tersebut. Saham yang diperdagangkan di bursa ada dua jenis yaitu saham biasa
common stock dan saham preferen preferend stock Anoraga, 2003 : 54. a. Saham biasa common stock adalah jenis saham yang paling dikenal
masyarakat. Diantara emiten perusahaan yang menerbitkan surat berharga, saham biasa juga merupakan yang paling banyak digunakan
untuk menarik dana dari masyarakat. Saham biasa merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling yunior atau akhir terhadap pembagian
dividen dan hak atas kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi atau tidak memiliki hak-hak istimewa Darmadji dan
Fakhruddin, 2006 : 7. Karakteristik lain dari saham biasa adalah dividen dibayarkan selama perusahaan memperoleh laba. Setiap pemilik saham
memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham. Pemegang saham biasa memiliki tanggung jawab terbatas terhadap klaim pihak lain sebesar
proporsi sahamnya dan memiliki hak untuk mengalihkan kepemilikan sahamnya kepada orang lain.
b. Saham preferen, meskipun tidak sepopuler saham biasa namun cukup berkembang, merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan
Universitas Sumatera Utara
antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap seperti bunga obligasi. Persamaan saham preferen dengan obligasi
terletak pada 3 tiga hal, antara lain : ada klaim atas laba dan aktiva sebelumnya, dividen tetap selama masa berlaku dari saham, dan memiliki
hak tebus dan dapat diperlukan convertible dengan saham biasa. Saham preferen lebih aman dibandingkan dengan saham biasa karena
memiliki hak klaim terhadap kekayaan perusahaan dan pembagian dividen terlebih dahulu. Saham preferen sulit untuk diperjualbelikan seperti saham
biasa, karena jumlahnya yang sedikit. Motivasi setiap investor dalam melakukan pembelian saham adalah untuk mendapatkan keuntungan dari
transaksi yang mereka lakukan. Bermain saham memiliki potensi keuntungan dalam dua hal, yaitu:
a. Pembagian dividen yang biasanya dilakukan satu tahun sekali. Dividen merupakan keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada semua
pemegang saham. Bentuk dari dividen itu sendiri dapat berupa uang tunai ataupun bentuk penambahan saham.
b. Kenaikan harga saham capital gain, didapat berdasarkan selisih harga saham dengan harga beli dimana keuntungan didapat bila harga jual lebih
tinggi dari harga beli saham. Saham memungkinkan investor untuk mendapatkan Imbal hasil atau
capital gain yang besar dalam waktu singkat. Namun, seiring fluktuasinya harga saham, maka saham juga dapat membuat investor mengalami kerugian
besar dalam waktu singkat Weston dan Van Horne, 2004 : 16.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Darmadji dan Fakhruddin 2006 : 13, ada beberapa risiko yang dihadapi pemodal dengan kepemilikan sahamnya, yaitu tidak mendapat
deviden dan mengalami capital loss. a. Tidak mendapat deviden
Perusahaan akan membagikan dividen jika operasinya menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, perusahaan tidak dapat membagikan dividen
jika mengalami kerugian. Dengan demikian, potensi ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut.
b. Capital Loss Dalam aktivitas perdagangan saham, investor tidak selalu mendapatkan
capital gain atau keuntungan atas saham yang dijualnya. Ada kalanya investor harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga
beli. Dengan demikian, seorang investor mengalami capital loss.Dalam jual beli saham, terkadang untuk menghindari potensi kerugian yang
semakin besar seiring terus menurunnya harga saham, maka seorang investor rela menjual sahamnya dengan harga rendah. Istilah ini dikenal
dengan istilah penghentian kerugian cut loss . Adapun potensi resiko lain yaitu perusahaan bangkrut atau likuidasi,
saham di-delist dari bursa, dan saham dihentikan sementara suspensi. a. Perusahaan bangkrut atau likuidasi
Sesuai dengan peraturan pencatatan saham di Bursa Efek, jika sebuah perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, maka secara otomatis saham
perusahaan tersebut akan dikeluarkan dari bursa atau di-delist. Dalam kondisi perusahaan dilikuidasi, maka pemegang saham akan menempati
posisi lebih rendah dibandingkan kreditor atau pemegang obligasi dalam
Universitas Sumatera Utara
pelunasan kewajiban perusahaan. Artinya, setelah semua aset perusahaan tersebut dijual, terlebih dahulu akan dibagikan kepada kreditor atau
pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa, baru dibagikan kepada para pemegang saham.
b. Saham di-delist dari bursa Risiko lain yang dihadapi oleh para pemodal adalah jika saham perusahaan
di-delist dari bursa umumnya adalah karena kinerja yang buruk , misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan; mengalami
kerugian beberapa tahun; tidak membagikan dividen secara berturut-turut selama beberapa tahun; dan berbagai kondisi lainya sesuai dengan
peraturan pencatatan efek di bursa. c. Saham dihentikan sementarasuspensi
Risiko lain yang juga ‘’menggangu’’ para investor untuk melakukan aktivitasnya adalah jika suatu saham di-suspend atau dihentikan
perdagangannya oleh otoritas Bursa Efek, yang menyebabkan investor tidak dapat menjual sahamnya hingga suspensi tersebut dicabut. Suspensi
biasanya berlangsung dalam waktu singkat, misalnya satu sesi perdagangan, dua sesi perdagangan, namun dapat pula dilakukan otoritas
bursa jika suatu saham mengalami lonjakan harga yang luar biasa, suatu perusahaan dipailitkan oleh kreditornya, atau berbagai kondisi lain yang
mengharuskan otoritas bursa menghentikan perdagangan saham tersebut untuk sementara sampai perusahaan yang bersangkutan memberikan
informasi yang belum jelas tersebut sehingga tidak menjadi ajang spekulasi. Jika telah didapatkan suatu informasi yang jelas, maka suspensi
Universitas Sumatera Utara
atas saham tersebut dapat dicabut oleh bursa dan saham dapat diperdagangkan kembali seperti semula.
2.5.1. Penilaian harga saham
Harga saham selalu mengalami perubahan setiap harinya. Oleh karena itu, investor harus maupun meperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi
harga saham. Faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham dapat berasal dari internal maupun eksternal. Adapun faktor internal, antara lain:
1. Laba perusahaan 2. Pertumbuhan aktiva tahunan
3. Likuiditas 4. Nilai kekayaan total
5. Penjualan Sementara itu, faktor eksternalnya yaitu:
a. Kebijakan pemerintah dan dampaknya, b. Pergerakan suku bunga,
c. Fluktuasi nilai tukar mata uang, d. Rumor dan sentimen pasar,
e. Penggabungan usaha business combination Penilaian harga saham bertujuan untuk menentukan saham mana yang
memberikan tingkat keuntungan yang seimbang dengan modal yang diinvestasikan dalam saham tersebut. Menurut Jones dalam Damardji 2006:
159, penilaian terhadap surat dikelompokkan menjadi dua yaitu: a. Analisis fundamental merupakan salah satu cara melakukan penilaian
saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait kondisi makro ekonomi atau kondisi industri perbankan, termasuk berbagai
Universitas Sumatera Utara
indikator keuangan dan manajemen perusahaan seperti pendapatan; laba; pertumbuhan penjualan; return on equity; profit margin untuk menilai
kinerja perusahaan dan potensi pertumbuhan perusahaan dimasa mendatang.
b. Analisi teknikal salah satu metode yang digunakan untuk menilai saham dimana dalam metode ini para analisis meggunakan data-data statistik yang
dihasilkan dari aktivitas perdagangan saham seperti harga saham dan volume transaksi.
Berdasarkan pernyataan tersebut disimpulkan bahwa dalam menentukan nilai sekuritas dimasa mendatang terdapat dua teknik analisis dimana analisis
fundamental mengacu pada data-data di masa lalu, misalnya laporan keuangan. Analisi teknikal mengutamakan data berupa pengalaman dimasa
lalu. Misalnya dengan menggunakan analisis grafik. Menurut Prakarti 2006:127, teknik analisis investasi yang paling banyak dipakai adalah
analisis fundamental, analisis teknikal, analisis ekonomi dan analisis rasio keuangan.
a. Analisis fundamental adalah analisis yang berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan yang menyangkut data-data historis perusahaan.
Karena pada umumnya harga saham bergantung pada kinerja perusahaan yang bersangkutan.
b. Analisis teknikal adalah analisis yang menggunakan data-data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu dengan mengabaikan hal-hal yang
berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
c. Analisis ekonomi adalah analisis yang menggunakan berbagai indikator yang berkaitan dengan kondisi perekonomian, seperti pengenaan
pajak; tingkat kesejahteraan masyarakat dan variabel ekonomi lainnya. d. Analisis rasio keuangan adalah analisis yang didasarkan hubungan antar
pos dalam laporan keuangan perusahaan yang mencerminkan keadaan keuangan serta hasil dari operasional perusahaan.
Dalam hal ini, analisis ekonomi melihat dari segi perekonomian seperti pendapatan perkapita dan pendapatan kotor suatu negara. Analisis rasio
keuangan merupakan bentuk spesifik dari analisis fundamental. Perbedaannya terletak pada penggunaan rasio keuangan untuk menentukan harga saham di
masa mendatang.
2.6.1. Capital Adequacy Ratio CAR
Modal merupakan faktor yang sangat penting dalam rangka pengembangan usaha dan untuk menampung risiko kerugiannya. Modal juga
berfungsi untuk membiayai operasi, sebagai instrument untuk mengantisipasi rasio, dan sebagai alat untuk ekspansi usaha. Penelitian aspek permodalan
suatu bank lebih dimaksudkan untuk mengetahui bagaiman atau apakah modal bank tersebut telah memadai untuk menunjang kebutuhan. Artinya,
permodalan yang dimiliki oleh bank yang sidasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank Dendawijaya, kecukupan modal dalam
model CAMEL dianalisis dengan menggunakan leverage ratio dan core capital to asset ratio. Dalam hal ini, penilaian didasarkan kepada capital
adequacy ratio CAR yang telah ditetapkan Bank Indonesia. Sesuai ketentuan
Universitas Sumatera Utara
yang telah ditetapkan yang telah ditetapkan pemerintah, maka capital adequacy ratio CAR perbankan minimal harus 8 Dendawijaya, 2004 :
121 Bagi Bank yang memiliki capital adequacy ratio CAR dibawah 8
harus segera memperoleh perhatian dan penanganan yang serius untuk segera diperbaiki. Penambahan capital adequacy ratio CAR untuk mencapai seperti
yang ditetapkan memerlukan waktu, sehingga pemerintah juga memberikan waktu sesuai dengan ketentuan. Apabila sampai waktu yang telah ditentukan,
target capital adequacy ratio CAR tidak tercapai maka bank yang bersangkutan akan dikenai sanksi Suhardjono 2002 : 153
2.7.1. Loan to Deposite Ratio LDR
Rasio loan to deposite ratio LDR berkaitan dengan likuiditas sebuah industri bank. Likuiditas menunjukkan ketersediaan dana dan sumber dana
bank pada saat ini dan masa yang akan datang. Pengaturan likuiditas bank terutama dimaksudkan agar bank setiap saat dapat memenuhi kewajiban-
kewajiban yang harus dibayar terutama kewajiban jangka pendek yang ada dibank antara lain adalah simpanan masyarakat seperti tabungan, giro, dan
deposito. Bank juga harus mampu memenuhi semua permohonan kredit yang layak dibiayai. Berdasarkan pakfeb 1991, bank wajib memelihara
likuditasnya yang didasarkan pada rasio loan to deposite ratio yaitu perbandingan antara kredit yang diberikan terhadap dana pihak ketiga,
termasuk pinjaman yang diterima dengan jangka waktu 3 bulan. Sesuai dengan ketentuan yang ditetapkanoleh pemerintah, maka rasio loan to deposite ratio
LDR harus dibawah 89,8 Hasibuan S. P. Melayu 2007
Universitas Sumatera Utara
2.8.1. Non-Performing Loan ratio NPL
Rasio non-performing
loan menunjukkan
bahwa kemampuan
manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas
kredit bank yang menyebabkan jumlah bermasalah semakin besar maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar dan
memungkinkan pencapaian laba semakin rendah Naser, 2003. Kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit
kepada bank lain. Kredit yang digolongkan sebagai non-performing adalah kredit dengan
kolektibilitas kurang lancar tunggakan pokokbunga diatas 90 hari sampai dengan 120 hari,diragukan tunggakan pokok bunga diatas 120 hari sampai
dengan 180 hari dan macet tunggakan pokok bunga diatas 180 hari. Kredit dalam kategori ini adalah kredit yang kemungkinan tertagih sangat tipis.
Kredit juga merupakan aktiva produktif dari suatu bank, jadi jika aktiva ini kurang produktif atau bermasalah akan menghambat kinerja suatu bank.
Aktiva produktif adalah penanaman modal baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk kredit, efek, penempatan dana pada bank lain,
penyertaan dan lain-lain. Oleh karena itu, para investor juga akan menilai suatu perbankan yang berujung pada keputusan investasi yang dapat
mempengaruhi tingkat harga saham standar yang digunakan. Tingkat non- performing loan yang ditetapkan pemerintah adalah sebesar 5
Universitas Sumatera Utara
2.9.1. Return On Equity ROE
Rasio return on equity digunakan untuk mengukur kinerja manajemen bank dalam mengelola modal yang tersedia untuk menghasilkan laba setelah
pajak. Semakin besar ROE, semakin besar pula tingkat keuntungan yang yang dicapai bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah
semakin kecil. Laba setelah pajak adalah laba bersih dari kegiatan operasional setelah dikurangi pajak sedangkan rata-rata total ekuitas adalah rata-rata modal
inti yang dimiliki bank, perhitungan modal inti dilakukan berdasarkan ketentuan kewajiban modal minimum yang berlaku Darmadji dan
Fakhruddin, 2006 : 6 Rasio return on equity ROE sering digunakan untuk melihat tingkat
pengembalian dari dana yang diinvestasikannya. Oleh karena itu, peningkatan dan penurun return on equity ROE mempengaruhi minat dari para investor
yang akan berakhir pada putusan investasi yang diambil. Hal ini akan mampu mempengaruhi harga pasar saham.
2.10.1. Dividen
Stice et al. 2004:902 menyatakan bahwa dividen adalah pembagian kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proposal sesuai dengan
jumlah lembar saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik. Dividen yang didistribusikan kepada pemegang saham dapat dibedakan menjadi
dividen tunai, dividen saham, dividen properti dan dividen likuidasi. 1. Dividen tunai cash dividen, yaitu dividen yang dibagikan kepada
pemegang saham dalam bentuk kas tunai
Universitas Sumatera Utara
2. Dividen saham stock dividen, yaitu dividen yang dibagikan perusahaan bukan dalam bentuk tunai melainkan dalam bentuk saham perusahaan
tersebut. 3. Deviden properti properti dividen, yaitu dividen yang dibagikan dalam
bentuk aktiva lain selain kas atau saham, misalnya aktiva tetap dan surat- surat berharga
4. Dividen likuidasi liquidating dividend, yaitu dividen yang dibagikan kepada pemegang saham sebagai akibat likuidasi kannya perusahaan.
Deviden yang dibagikan adalah selisih antara nilai realisasi aset perusahaan dikurangi dengan semua kewajibannya.
Besar kecilnya dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham tergantung dari kebijaksanaan dividen masing-masing perusahaan dan
ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Dari segi perusahaan, membagikan dividen kepada para investor memerlukan
pertimbangan yang mendalam karena perusahaan juga harus memikirkan kelangsungan pertumbuhan perusahaan. Kebijakan dividen dividen policy
adalah keputusan pihak manajemen pihak manajemen untuk menentukan perlakuan terhadap earning after tax EAT, apakah dibagikan sebagai
dividen; diinvestasikan kembali; atau sebagian dividen dan sebagian diinvestasiakan kembali ke perusahaan Sugiyarso dan Winarni, 2005:101
2.2. Hipotesis Effisiensi Pasar Efficient Market Hypotesis
Effisiensi pasar adalah kecepatan dan kelengkapan suatu harga sekuritas dalam merespon informasi yang relevan, Dalam pasar modal yang effisien, harga suatu saham
pasti telah mencerminkan seluruh informasi yang berkaitan dengan aktivitas manajemen dan prospek di masa yang akan datang dan ketika muncul informasi baru
Universitas Sumatera Utara
tentang perusahaan tersebut maka harga saham akan spontan berubah mencerminkan adanya informasi baru tersebut. Wild, et al 2005:49 mendefenisikan pasar efisien
dalam tiga bentuk. Bentuk pertama adalah pasar efisien dalam bentuk lemah weak form dimana
harga sekuritas telah mencerminkan seluruh data historis yang relevan. Dengan kata lain, informasi historis tersebut seperti harga dan volume perdagangan di masa lalu
tidak bisa lagi digunakan untuk memprediksi perubahan harga di masa lalu tidak bisa lagi digunakan untuk memprediksi perubahan harga di masa yang akan datang karena
sudah tercermin pada harga saat ini. Implikasinya adalah bahwa investor tidak akan bisa memprediksikan nilai pasar saham di masa datang dengan menggunakan historis.
Indonesia penganut pasar efisien dalam bentuk lemah. Bentuk kedua adalah pasar efisien dalam bentuk setengah-kuat semi-strong
market dimana harga sekuritas telah mencerminkan seluruh informasi relevan yang dipublikasikan. Artinya harga saham yang terbentuk saat ini disamping pengaruh dari
data pasar harga saham dan volume perdagangan masa lalu juga dipengaruhi oleh semua informasi yang di publikasikan seperti earning, dividen, pengumuman stock
plit, penerbitan saham baru, dan kesulitan keuangan yang dialami perusahaan. Harga yang digunakan pada pasar dalam tingkatan ini adalah average price atau harga rata-
rata. Bentuk ketiga adalah pasar efisien dalam bentuk kuat strong form dimana
harga sekuritas telah mencerminkan seluruh informasi penting baik yang telah dipublikasikan maupun yang belum dipublikasikan. Dalam tingkatan ini, penurunan
laba yang tidak terduga pada suatu kuartal akan direspon oleh harga penurun laba tersebut dan ciri pasar dalam bentuk kuat adalah menggunakan harga pada awal periode
Universitas Sumatera Utara
laporan keuangan. Dalam bentuk efisien kuat ini tidak akan ada seorang investor pun yang bisa memperoleh return abnormal
2.3. Tinjauan Penelitian Terdahulu