Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2013-2033 yang menunjukkan bahwa ketersediaan lahan di Kabupaten Pakpak Bharat berkurang menjadi 24,434 ha
18.04. Ketersediaan lahan pengembangan komoditas unggulan untuk 3 sub sektor pertanian berdasarkan Pola Ruang RTRW Kabupaten Pakpak Bharat
disajikan pada Tabel 38.
Tabel 38. Ketersediaan Lahan Berdasarkan Pola Ruang Kabupaten Pakpak Bharat
No Kecamatan
Pola Ruang Luas ha
1 Kerajaan
Kebun Rakyat 1,515.59
6.20 Perkebunan
515.91 2.11
Pertanian Lahan Basah 682.55
2.79 Pertanian Lahan Kering
3,071.59 12.57
Jumlah 5,785.64
23.68
2 Pagindar
Kebun Rakyat 134.07
0.55 Pertanian Lahan Kering
2,154.09 8.82
Jumlah 2,288.16
9.36
3 Pergetteng-getteng Sengkut
Pertanian Lahan Basah 483.72
1.98 Pertanian Lahan Kering
287.20 1.18
Jumlah 770.94
3.16
4 Salak
Kebun Rakyat 923.93
3.78 Pertanian Lahan Basah
1,155.91 4.73
Pertanian Lahan Kering 1,219.66
4.99
Jumlah 3,299.50
13.50
5 Siempat Rube
Kebun Rakyat 494.29
2.02 Perkebunan
526.47 2.15
Pertanian Lahan Basah 1,221.64
5.00 Pertanian Lahan Kering
1,052.59 4.31
Jumlah 3,294.99
13.49
6 Sitellu Tali Urang Jehe
Kebun Rakyat 790.75
3.24 Pertanian Lahan Basah
163.01 0.67
Pertanian Lahan Kering 2,654.58
10.86
Jumlah 3,608.34
14.77
7 Sitellu Tali Urang Julu
Kebun Rakyat 708.69
2.90 Perkebunan
92.59 0.38
Pertanian Lahan Basah 707.04
2.89 Pertanian Lahan Kering
1,671.76 6.84
Jumlah 3,180.06
13.01
8 Tinada
Kebun Rakyat 496.73
2.03 Perkebunan
203.55 0.83
Pertanian Lahan Basah 676.91
2.77 Pertanian Lahan Kering
829.34 3.39
Jumlah 2,206.53
9.03 Jumlah Keseluruhan
24,434.17 100.00
Berdasarkan Tabel 38 terlihat bahwa luas ketersediaan lahan yang merupakan
merupakan hasil overlay dari Pola Ruang RTRW Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2013-2033 untuk Kebun Rakyat, Perkebunan, Pertanian Lahan Basah, Pertanian
Lahan Kering seluas 24,434.17 ha 18.04, dengan proporsi luasan terluas yaitu 23.16 berada di Kecamatan Kerajaan dan yang paling kecil berada di Kecamatan
Pergetteng-getteng Sengkut dengan persentase 3.72. Pola Ruang untuk Pertanian Lahan Basah tidak hanya dianalisis guna kesesuaian lahan tanaman padi sawah saja,
hal ini dilaksanakan untuk memberi alternatif masukan bagi pemerintah daerah tentang komoditas-komoditas lain yang mungkin dikembangkan selain padi sawah.
Komoditas-komoditas yang dimaksud merupakan komoditas yang unggul secara komparatif dan kompetitif serta merupakan komoditas yang banyak dibudidayakan
masyarakat dan juga memiliki nilai kelayakan usaha yang lebih tinggi. Sehingga dengan luasan APL untuk pengembangan komoditas unggulan yang hanya 18.04
dapat dikembangkan suatu komoditas yang memang mampu menaikkan perekonomian wilayah.
Ketersediaan lahan berdasarkan Pola Ruang Kabupaten Pakpak Bharat seluas 24,437.17 Ha 18.04 selanjutnya di-overlay dengan Peta Penutupan Lahan
Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2015 guna mendapatkan ketersediaan lahan eksisting. Luas Kabupaten Pakpak Bharat yang berada di Areal Penggunaan Lain
dan Pola Ruang yang sesuai untuk peruntukan pengembangan pertanian dan telah dikurangi dengan luasan sawah dan pemukiman eksisiting serta tidak berada dalam
lahan yang telah dibebani izin ialah 24,319.41 ha atau 17.95. Ketersediaan lahan berdasarkan penggunaan lahan eksisting tahun 2015 untuk pengembangan
komoditas unggulan untuk 3 sub sektor pertanian seluas 24,319.41 ha. Ketersediaan lahan untuk pengembangan 3 sub sektor pertanian di Kabupaten Pakpak Bharat
disajikan pada Tabel 39 dan Gambar 14.
Gambar 14. Ketersediaan Lahan Kabupaten Pakpak Bharat Hasil dari kajian ini memperlihatkan bahwa luas lahan yang berpotensial
untuk pengembangan komoditas unggulan untuk 3 sub sektor pertanian di Kabupaten Pakpak Bharat adalah seluas 24,319.41 ha atau 17.95 dengan proporsi
luasan terluas berada di Kecamatan Kerajaan yang mencapai 23.79 disusul dengan Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu dengan proporsi luas ketersediaan lahan
mencapai 14.83. Kecamatan dengan proposi luas ketersediaan lahan paling kecil tetap berada di Kecamatan Pergetteng-getteng Sengkut dengan persentase 3.16.
Tabel 39. Ketersediaan Lahan untuk Pengembangan Komoditas Unggulan
No Kecamatan
Jenis Tutupan Luas ha
1 Kerajaan
Hutan lahan kering sekunder 291.61
1.19 Pertanian lahan kering
5,463.75 22.46
Semak belukar 23.19
0.09 Tanah terbuka
7.08 0.03
Jumlah 5,785.64
23.79
2 Pagindar
Hutan lahan kering sekunder 176.47
0.72 Pertanian lahan kering
1,210.03 4.97
Pertanian lahan kering campur semak
2.79 0.01
Semak belukar 892.27
3.66 Tanah terbuka
6.58 0.03
Jumlah 2,288.15
9.40
3 Pergetteng-getteng
Sengkut Hutan lahan kering sekunder
28.85 0.11
Pertanian lahan kering 690.95
2.84 Pertanian lahan kering campur
semak 0.75
0.01 Tanah terbuka
48.66 0.20
Jumlah 769.22
3.16
4 Salak
Hutan lahan kering sekunder 736.57
3.02 Pertanian lahan kering
2,470.81 10.15
Semak belukar 64.98
0.26 Tanah terbuka
16.14 0.06
Jumlah 3,288.51
13.52
5 Siempat Rube
Hutan lahan kering sekunder 379.48
1.56 Hutan tanaman
8.11 0.03
Pertanian lahan kering 2,314.98
9.51 Pertanian lahan kering campur
semak 8.53
0.03 Semak belukar
512.29 2.10
Jumlah 3,223.41
13.25
6 Sitellu Tali Urang
Jehe Hutan lahan kering sekunder
409.43 1.68
Hutan tanaman 60.44
0.24 Pertanian lahan kering
3,134.82 12.89
Tanah terbuka 3.62
0.01
Jumlah 3,608.34
14.83
7 Sitellu Tali Urang
Julu Hutan lahan kering sekunder
958.35 3.94
Pertanian lahan kering 1,942.23
7.98 Semak belukar
249.00 1.02
Jumlah 3,149.58
12.95
8 Tinada
Hutan lahan kering sekunder 514.26
2.11 Hutan tanaman
0.17 0.01
Pertanian lahan kering 1,671.67
6.87 Pertanian lahan kering campur
semak 4.58
0.02 Semak belukar
9.28 0.04
Tanah terbuka 6.53
0.03
Jumlah 2,206.53
9.07 Jumlah Keseluruhan