Keterangan: DS
ij
= Differential Shift lokasi kecamatan i untuk komoditas j X
.j
= Nilai total komoditas tertentu secara agregat X
ij
= Nilai wilayah ke-i dan aktivitas ke-j t
1
= Titik tahun akhir tahun 2015 t
= Titik tahun awal tahun 2010 Metode analisis DS pada penelitian ini menggunakan data komoditas
pertanian pada tahun 2010 dan 2015 yang dibudidayakan di Kabupaten Pakpak Bharat. Data yang digunakan bersumber dari Dinas Pertanian dan Perkebunan
Kabupaten Pakpak Bharat yang telah dikompilasi oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat.
Differential Shift yang bernilai positif diasosiasikan dengan perkembangan suatu komoditas tertentu pada suatu wilayah terhadap dua titik waktu. Hasil analisis
tersebut diinterpretasikan sebagai berikut: a.
Jika nilai0, maka komoditas ke-j di kecamatan ke-i mempunyai tingkat pertumbuhan di atas tingkat pertumbuhan rata-rata komoditas ke-j di Kabupaten
Pakpak Bharat. Hal itu juga menunjukkan bahwa komoditas tersebut mempunyai nilai persaingan yang tinggi;
b. Jika nilai0, maka hal tersebut menunjukkan bahwa komoditas yang dimaksud
mempunyai tingkat persaingan yang rendah dibandingkan dengan komoditas yang lain. Komoditas di kecamatan ke-i yang mempunyai nilai negatif berarti
bahwa komoditas tersebut tingkat pertumbuhannya di bawah komoditas yang sama secara umum di Kabupaten Pakpak Bharat. Oleh karenanya pengembangan
komoditas tersebut di kecamatan ke-i tidak akan menguntungkan karena tidak mampu bersaing dengan kecamatan lain dalam kabupaten.
Analisis Kelayakan Usaha Komoditas Unggulan
Dua macam analisis digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui kelayakan usaha dari suatu komoditas pertanian yaitu Analisis RC Ratio dan
analisis finansial. Analisis RC Ratio digunakan untuk mengetahui kelayakan usaha dari komoditas unggulan yang tidak menggunakan dana pinjaman dari lembaga
keuangan atau bank. Analisis finansial digunakan untuk mengetahui kelayakan usaha komoditas unggulan yang menggunakan dana pinjaman dari lembaga
keuangan atau bank.
1. Analisis RC Ratio
Variabel yang digunakan untuk analisis kelayakan usahatani guna mengkaji komoditas unggulan yang menguntungkan untuk dikembangkan merujuk kepada
penelitian yang telah dilaksanakan oleh Wijayanti dan Saefudin 2012 serta Ngamel 2012 ialah:
a.
Biaya tetap adalah biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu masa produksi, misalnya penyusutan alat seperti cangkul, parang, gunting. Biaya
penyusutan alat-alat pertanian diperoleh dengan memperhitungkan biaya pembelian dibagi dengan umur teknis dari alat-alat tersebut Rpth.
b. Biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya sangat tergantung pada skala
produksi. Contoh biaya tidak tetap adalah biaya sarana produksi yaitu
pembelian bibit, biaya pupuk, biaya pestisida, biaya tenaga kerja adalah biaya yang dikeluarkan untuk upah tenaga kerja, biaya ini dihitung berdasarkan upah
yang berlaku di lokasi penelitian berdasarkan Hari Orang Kerja HOK yang dikonversikan setara pria dewasa Rpth.
c. Penerimaan adalah satuan rupiah yang dihitung berdasarkan jumlah produksi
output yang terjual dengan harga yang berlaku di tingkat petani Rpth. d.
Pendapatan adalah selisih antara total penerimaan dari usahatani dikurangi biaya yang dikeluarkan selama setahun Rpth.
e. Harga adalah harga jual di tingkat petani di lokasi penelitian Rpkg.
f. Biaya lainnya adalah biaya yang dikeluarkan petani dalam memasarkan hasil
pertanian seperti biaya transportasi Rp. g.
Efisiensi ekonomi adalah imbangan penerimaan dan biaya. RC ratio suatu usahatani menunjukkan perbandingan antara nilai produksi
penerimaan dengan total biaya usahatani Soekartawi, 2005. Menurut Simatupang 2002 dalam Saragih 2008 analisis RC ratio digunakan untuk
menghitung kelayakan usahatani komoditas setahun tanaman pangan dan hanya menggunakan modal swadaya petani dengan persamaan sebagai berikut:
Rasio RC = Total PenerimaanTotal Biaya Produksi Keterangan :
Total penerimaan : merupakan perkalian dari harga dengan jumlah produksi Rpha
Total biaya produksi : total biaya usahatani yang terdiri dari biaya input
tradeable yang merupakan jumlah total harga terhadap kuantitas dan non tradeable yang merupakan jumlah
total biaya terhadap kuantitas Rpha
Kriteria usahatani yang layak untuk dikembangkan ialah: a.
Jika RC Ratio1, usaha yang dilakukan secara ekonomi dikatakan efisien, ini berarti usaha tersebut menguntungkan.
b. Jika RC Ratio1, usaha yang dilakukan secara ekonomi dikatakan tidak
efisien, ini berarti usaha tersebut tidak menguntungkan. c.
Jika RC Ratio = 1, usaha yang dilakukan secara ekonomi dikatakan impas
2. Analisis Finansial