Proses Penggilingan Padi Skala Besar

17 Pada proses penyosohan di penggilingan padi skala kecil proses diawali dengan mengangkat dan menuang gabah pecah kulit hasil husking kedalam huller pada polisher. Output dari mesin penyosoh yang masuk kedalam wadah sementara dilihat dan dikontrol kualitasnya. Untuk beras yang belum maksimal kembali dimasukkan kedalam polisher untuk disosoh ulang, sedangkan beras sosoh yang sudah maksimal dimasukkan kedalam karung. Karung yang sudah penuh lalu ditimbang dan diikat dengan menggunakan tali dan jarum. Diagram alir proses penyosohan dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8. Urutan proses penyosohan beras pecah kulit di penggilingan skala kecil Tata letak penggilingan padi pada proses pemecahan kulit dan penyosohan skala kecil Lokasi A dan Lokasi B sama yaitu terdiri dari satu unit husker dan satu unit polisher yang terletak berdampingan dan dikerjakan oleh dua orang pekerja. Tata letak penggilingan kecil dapat dilihat pada gambar 9. Gambar 9. Tata letak proses pemecahan kulit dan penyosohan di penggilingan kecil

4.1.2 Proses Penggilingan Padi Skala Besar

Pada proses penjemuran pada penggilingan besar di PDS, Subang dilakukan pada lantai jemur yang beralas semen berbentuk baris-baris gelombang dengan kapasitas jemur 20 ton seperti terlihat pada Gambar 10. Proses penjemuran diawali dengan pengangkutan karung berisi gabah dari tempat Beras belum maksimal Beras sudah maksimal Pekerja mengangkat dan memuat beras pecah kulit kedalam hopper mesin penyosoh Pekerja mengontrol kualitas beras yang dihasilkan Pekerja mengikat karung beras yang sudah ditimbang Pekerja memasukkan output beras kedalam karun Mulai Selesai g untuk ditimbang Pekerja Tumpukan karung gabah Husker Polisher Pekerja Keterangan : : arah proses 18 penyimpanan karung gabah ke lantai jemur. Karung gabah disusun membentuk baris agar menyebar keseluruh lantai jemur saat ditumpahkan. Karung gabah yang sudah tersebar keseluruh lantai jemur dipotong talinya hingga karung terbuka lalu gabah ditumpahkan ke lantai jemur. Setelah seluruh karung di lantai jemur sudah ditumpahkan lalu diratakan menggunakan alat garuk yang terbuat dari kayu. Perataan gabah menggunakan garuk kayu dilakukan untuk meratakan tumpahan gabah dari karung ke seluruh lantai jemur sehingga penyebaran panas dari sinar matahari pada gabah maksimal. Gambar 10. Lantai jemur bergelombang di penggilingan padi skala besar PDS, Subang Proses yang dilakukan setelah seluruh gabah sudah merata di lantai jemur adalah proses pembalikan gabah. Pembalikan gabah diawali dengan mengumpulkan gabah yang sedang dijemur dengan garuk kayu hingga membentuk tumpukan baris gabah, seperti terlihat pada Gambar 12. Penumpukan gabah mengakibatkan bagian alas semen yang awalnya tertutup gabah basah menjadi terbuka dan terkena panas matahari secara langsung sehingga alas semen menjadi kering dan panas kembali. Pada saat lantai semen sudah dirasa cukup panas maka tumpukan gabah diratakan kembali sehingga gabah yang sebelumnya dibawah atau belum terkena panas matahari menjadi tertukar dengan gabah yang sudah tersinari panas matahari secara langsung, proses perataan gabah dapat dilihat pada Gambar 13. Proses pembalikan gabah dilakukan setiap 40 menit hingga 1 jam sekali atau 6-8 kali sehari dari pukul 8.00 hingga pukul 17.00 dengan tempering time pukul 10.00- 14.00 agar gabah yang terkena panas matahari lebih merata. Diagram proses penjemuran dapat dilihat pada Gambar 11. Gambar 11. Diagram alir proses penjemuran di penggilingan padi skala besar Pekerja mengangkut karung gabah dari penyimpanan ke lantai Pekerja membuka tali karung dan menumpahkan Mulai Pekerja meratakan tumpahan gabah keseluruh lantai jemur Pekerja membalikan gabah dengan cara mengumpul dan menyebar secara Pekerja menyiapkan karung dan memasukan gabah kerin bergantian Pekerja membalikan gabah dengan cara mengumpul dan menyebar secara bergantian g kedalam Pekerja menjahit karung dan mengangkutnya ke tempat penyimpanan Selesai Pada proses pemecahan kulit di penggillingan skala besar PDS, dilakukan proses pemecahan kulit gabah hingga kulit terlepas dan menjadi beras pecah kulit. Pada proses ini gabah dimasukkan kedalam kotak penampung seperti terlihat pada Gambar 14 yang berhubungan langsung dengan elevator lalu gabah masuk kedalam paddy cleaner untuk memisahkan gabah hampa dan kotoran lainnya. Kotoran dipisah dan ditampung dalam karung sedangkan gabah masuk kedalam Rice Husker 1 dan 2 untuk proses pemecahan kulit. Sisa dari hasil pemecahan kulit berupa sekam dipisahkan oleh blower dan ditampung di ruangan penampung sekam melalui pipa. Beras pecah kulit hasil pemecahan lalu diangkat oleh elevator dan masuk kedalam paddy separator untuk memisahkan beras pecah kulit dengan gabah yang tercampur. Gabah yang masih tercampur ditampung dalam wadah lalu dimasukkan kedalam Rice Husker 2 untuk dilakukan proses pemecahan kulit kembali, Rice Husker 1 dan 2 dapat dilihat pada Gambar 15. 19 Pada lokasi penjemuran, suhu cukup tinggi dengan kisaran 30°C - 49°C sehingga dapat ditahan maksimal 1 jam dan jauh diatas tingkat kemampuan fisik dan mental pekerja sesuai dengan Tabel 3. Suhu yang tinggi akan membuat pekerja merasa tidak nyaman dan cepat lelah. Para pekerja sebaiknya menggunakan pakaian yang dapat menutup seluruh tubuh berbahan tipis dan menggunakan penutup kepala seperti topi yang lebar. Pakaian tersebut dimaksudkan agar tubuh pekerja tidak tersengat matahari secara langsung sehingga tidak membuat pekerja kepanasan dan menimbulkan kelelahan fisik. di penggilingan padi skala besar PDS penggilingan padi skala besar PDS Gambar 12. Contoh proses pengumpulan gabah Gambar 13. Contoh proses perataan gabah di Temperatur Akibat yang ditimbulkan ± 49°C Temperatur yang dapat ditahan sekitar 1 jam, tetapi jauh di atas tingkat kemampuan fisik dan mental ± 30°C Aktivitas mental dan daya tanggap mulai menurun dan cenderung untuk membuat kesalahan dalam pekerjaan, timbul kelelahan fisik ± 24°C Kondisi paling nyaman bagi pekerja ± 10°C Kelakuan fisik yang ekstrim mulai muncul Sumber : Nurmianto, Eko 2004 Tabel 3. Pengaruh temperatur terhadap pekerja 20 Hal ini disebabkan rancangan awal penggilingan yang awalnya dirancang untuk menggunakan paddy separator mekanis, namun yang digunakan adalah paddy separator tipe mesh sedangkan paddy separator mekanis sendiri tidak digunakan. Beras pecah kulit yang telah melewati Paddy Separator diangkat elevator dan langsung masuk kedalam Rice Polisher pertama. Proses penyosohan ini memanfaatkan gesekan antar butiran untuk membuang lapisan aleuron yang menempel pada beras agar dihasilkan beras yang bening. Selama penyosohan, terjadi penekanan terhadap butir beras sehingga terjadi butir patah dan menir. Menir merupakan kelanjutan dari butir patah menjadi bentuk yang lebih kecil daripada butir patah Damardjati, 1988. Setelah melewati Rice Polisher pertama, beras kembali diangkat oleh elevator dan masuk kedalam Rice Polisher kedua untuk proses penyosohan kembali agar hasil lebih maksimal dan langsung masuk kedalam Rice Grader untuk memisahkan antara butir kepala dengan butir patah dan menir. Butir kepala selanjutnya masuk ke proses pengemasan sedangkan menir dan butir patah yang dipisahkan ditampung dengan wadah lalu disaring lagi menggunakan mesh untuk memisahkan butir kepala yang tercampur dan beras patah yang masih dapat diterima standar kualitas penggilingan. Beras yang sudah melalui Rice Grader masuk kedalam karung hingga karung terisi penuh. Karung yang sudah penuh kemudian diangkat keatas timbangan untuk diukur beratnya dan karung baru disiapkan sebagai pengganti karung yang Beras pecah kulit yang telah melewati paddy separator tipe mesh seharusnya dapat langsung masuk dan diangkat kembali oleh elevator, namun output dari paddy separator dengan elevator sendiri memiliki jarak sehingga perlu ada pekerja tambahan untuk menarik dan mendorong output gabah masuk kedalam elevator menggunakan alat garuk kayu seperti terlihat pada Gambar 16. penggilingan padi PDS, Subang PDS, Subang Gambar 14. Kotak Penampung Gabah di Gambar 15. Husker 1 dan 2 penggilingan padi Gambar 16. Mendorong gabah kedalam elevator di penggilingan padi PDS, Subang 21 penuh. Berat beras disesuaikan dengan berat yang ditentukan dengan mengurangi beras jika berat lebih dan menambah beras jika berat kurang. Beras yang ditambahkan diambil dari beras yang tercecer pada saat pergantian karung. Karung yang sudah berisi beras dengan berat yang ditentukan lalu dijahit bagian penutupnya dengan alat jahit semi mekanis. Karung beras yang sudah dijahit lalu diangkut dan disusun dengan susunan kunci lima di tempat penyimpanan sementara sebelum diangkut menggunakan truk atau container. Diagrarm alir proses pemecahan kulit hingga pengemasan dapat dilihat pada Gambar 17 dan tata letak pekerja dapat dilhat pada Gambar 18. Beras Karung Beras Pengemasan Selesai Penyusunan karung beras Penimbangan Dedak Dedak Sekam Sekam Beras pecah ukuran besar Sampah dan kotoran GKG Mulai Paddy Cleaner Paddy Separator Polisher 1 Gabah Pecah kulit Husker 1 Husker 2 Menir dan beras pecah Mesh Polisher 2 dan Rice grader Gambar 17. Diagrarm alir proses pemecahan kulit hingga pengemasan : Arah proses : Hasil samping Keterangan : Gabah pecah kulit yang belum sempurna Menir dan beras pecah ukuran kecil 22 Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja Tumpukan karung beras Tumpukan karung gabah Penampung gabah Paddy cleaner Husker 1 Husker 2 Polisher 2 Rice grader Timbangan Polisher 1 : Arah proses Paddy separator tipe mesh Keterangan : : Elevator 23 Gambar 18. Tata letak proses pemecahan kulit dan penyosohan di penggilingan besar Daerah sekitar Rice Husker memiliki intensitas debu halus cukup besar dikarenakan lubang pemasukan pipa pembuangan sisa pemecahan kulit kedalam penampung terlalu besar sehingga debu dapat keluar pada saat proses pemecahan kulit berlangsung. Debu juga dapat beterbangan di udara karena adanya benturan sesama bulir padi ataupun adanya benturan antara padi dengan dasar inlet huller rice. Debu yang terhirup oleh pekerja dapat menyebabkan gangguan pada fungsi paru dan kemungkinan mengidap penyakit menular ISPA infeksi saluran pernafasan atas. Debu yang dihasilkan dari proses pemecahan kulit padi perlu dihilangkan untuk menghindarkan tenaga kerja dari penurunan fungsi paru. Salah satu cara untuk menurunkan debu adalah menggunakan wet scrubber. Suatu scrubber berbentuk silender dengan tinggi 70 cm dan diameter 5 cm yang di dalamnya ditambahkan media berpori dan penyemprotan embun air dapat menurunkan partikel yang berbentuk aerosol Ciborowski dan Hulewich, 1970. Partikel kecil yang berbentuk powder telah berhasil diturunkan dalam udara dengan menggunakan air yang disemprotkan melalui nozzle Rambali, 2002. Cara yang lain juga dapat dilakukan dengan mengisolasi ruangan penampung sisa pemecahan kulit dengan ruangan penggilingan. Pekerja sebaiknya menggunakan masker khusus yang dapat menyaring debu dan tidak mempersulit bernafas. Ruangan pemecahan kulit beralaskan keramik dan semen yang selalu terasa getaran pada saat proses berlangsung. Getaran tersebut berasal dari getaran yang dihasilkan mesin terutama engine berbahan bakar solar sebagai sumber tenaga penggerak utama mesin penggilingan. Menurut Wignjosoebroto 2003 ruangan yang selalu bergetar dirasa kurang baik karena dapat menghilangkan konsentrasi pekerjanya bila terlalu lama berada di ruangan tersebut. Getaran yang dirasakan pekerja dalam jangka waktu yang lama tersebut mengakibatkan tubuh pekerja merasa selalu bergetar. Untuk mengurangi getaran sebaiknya engine dan bagian transmisi diberi dudukan engine mounting menggunakan material elastis yang dapat meredam getaran.

4.2 ANALISIS GERAKAN DAN WAKTU