97
hari Selasa untuk gang 1,2,3, sedangkan sisanya pada hari Kamis untuk gang 4,5,6, dan Malang. Hari-hari selain itu, mereka gunakan untuk mencari
klien di depan wisma. Sedangkan kegiatan pilihan untuk menambah keterampilan WPS dapat mengikuti latihan merias di salon, menjahit dan
memasak. Pembinaan dan pendidikan yang dilakukan oleh tim Rehabilitasi Sosial
memberi dampak positif kepada WPS di Sunan Kuning. Materi pembinaan yang diberikan setiap minggunya berbeda-beda, terdapat materi tentang
siraman rohani keagamaan, keamanan, kesejahteraan, dan kesehatan, khususnya kesehatan seksual. Sebelum pembinaan dari Departemen
Agama, Kapolsek, Dinas Sosial Kota Semarang dan LSM Griya ASA, WPS mendapat suntikan vitamin dan pengobatan khusus IMS dari Puskesmas
Lebdosari. Di lokalisasi Sunan Kuning terdapat klinik IMS dan VCT yang sering
disebut dengan Klinik Griya Asa. Klinik ini dikelola oleh LSM ASA PKBI yang melakukan penjangkauan pada wanita pekerja seks. Keberadaan klinik
tersebut memberi manfaat bagi WPS karena dapat memperoleh layanan pengobatan IMS dan melakukan konsultasi mengenai IMS, serta melakukan
konseling dan testing HIV.
B. KARAKTERISTIK SOSIODEMOGRAFI RESPONDEN 1. Umur
Total sampel dalam penelitian ini berjumlah 90 WPS dengan umur berkisar antara 17 – 43 tahun. Rata-rata umur responden dalam penelitian ini
98
26 tahun. Sebanyak 37,8 responden berusia dibawah 24 tahun, yang berarti masih dalam usia remaja.
Tabel 4.1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan kelompok umur
Kelompok Umur Jumlah
Persentase
18 tahun 6
6, 7 19 – 23 tahun
28 31,1
24 – 28 tahun 28
31,1 29 – 33 tahun
15 16,7
34 – 38 tahun 8
8,9 39 tahun
5 5,5
Jumlah 90 100
2. Status Pernikahan
Tabel 4.2 menunjukkan status pernikahan dari responden. Status pernikahan 66,7 responden adalah cerai hidupcerai mati. 8,9
responden dengan status menikah dan 24,4 responden belum menikah.
Tabel 4.2. Distribusi frekuensi responden berdasarkan status pernikahan
Status pernikahan Jumlah
Persentase
Belum menikah 22
24,4 Menikah 8
8,9 Cerai hidupmati
60 66,7
Jumlah 90 100
3. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan responden dapat dikatakan tergolong cukup rendah, 35,6 dengan pendidikan terakhir tidak tamattamat SD dan 45,6 dengan
pendidikan terakhir tamat SMP. Hanya 18,9 responden dengan pendidikan
99
terakhir tamat SMA. Tidak terdapat responden dengan pendidikan tamat akademiperguruan tinggi.
Tabel 4.3. Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pendidikan
Tingkat Pendidikan Jumlah
Persentase
Tidak tamat tamat SD 32
35,6 Tamat SMP
41 45,6
Tamat SMA 17
18,9 Tamat AkademiPT
- -
Jumlah 90 100
4. Lama Bekerja
Sesuai dengan umur responden yang sebagian besar masih tergolong muda, 46,7 responden telah bekerja sebagai WPS selama kurang dari 1
tahun. 31,1 responden bekerja sebagai WPS antara 1 – 2 tahun, 15,6 responden telah bekerja selama 2 – 4 tahun sebagai WPS, 6,6 responden
telah bekerja sebagai WPS selama lebih dari 4 tahun. Rata-rata lama bekerja responden sebagai WPS adalah 21 bulan.
Tabel 4.4. Distribusi frekuensi responden berdasarkan lama bekerja sebagai WPS
Lama bekerja sebagai WPS Jumlah
Persentase
Kurang dari 1 tahun 42
46,7 1 – 2 tahun
28 31,1
2 – 4 tahun 14
15,6 4 – 6 tahun
2 2,2
Lebih dari 6 tahun 4
4,4 Jumlah 90
100
100
5. Praktik VCT ulang
Praktik VCT ulang responden dikategorikan menjadi 2 dua, yaitu responden yang tidak melakukan VCT ulang dalam 3 bulan terakhir dan
responden yang melakukan VCT ulang dalam 3 bulan terakhir. Sebesar 42,2 WPS dalam penelitian ini tidak melakukan VCT ulang dan 57,8 WPS
melakukan VCT ulang.
Tabel 4.5. Distribusi frekuensi responden berdasarkan praktik VCT ulang
Praktik VCT ulang Jumlah
Persentase
Tidak melakukan VCT ulang dalam 3 bulan terakhir
38 42,2 Melakukan VCT ulang dalam 3 bulan
terakhir 52 57,8
Jumlah 90 100
6. Tempat VCT terakhir
Tempat VCT terakhir responden terdistribusi cukup merata. Sebanyak 38,9 WPS melakukan VCT terakhir di rumah sakit. 28,9 WPS
melakukan VCT terakhir di klinik VCT swasta yang terdapat di lingkungan resosialisasi Sunan Kuning. Sebanyak 32,2 responden melakukan VCT di
tempat lain. Tempat lain tersebut adalah gedung Resosialisasi Sunan Kuning. Didapatkan informasi dari WPS dan pengurus resosialisasi bahwa
pada pertengahan tahun 2008 pernah diadakan VCT di gedung resosialisasi tersebut.
101
Tabel 4.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tempat VCT terakhir
Tempat terakhir VCT Jumlah
Persentase
Klinik VCT swasta 26
28,9 Rumah sakit
35 38,9
Tempat lain 29
32,2 Jumlah 90
100 50 responden yang melakukan VCT terakhir di klinik VCT swasta
melakukan VCT ulang dalam 3 bulan terakhir. Sebanyak 54,3 responden yang melakukan VCT terakhir di rumah sakit dan 69 WPS yang melakukan
VCT terakhir di tempat lain merupakan VCT ulang. Tabel 4.7 Tabulasi silang antara tempat terakhir VCT dengan praktik
responden dalam VCT ulang
Tidak VCT ulang dalam 3
bulan terakhir
VCT ulang dalam 3
bulan terakhir
Total Tempat terakhir VCT
n n n
Klinik VCT swasta 13
50 13
50 26
100 Rumah sakit
16 45,7
19 54,3
35 100
Tempat lain 9
31 20
69 29
100 Pada kelompok responden yang tidak melakukan VCT dalam 3 bulan
terakhir, 34,2 melakukan VCT terakhir di klinik VCT swasta, 42,1 melakukan VCT terakhir di rumah sakit dan 23,7 melakukan VCT terakhir
di tempat lain, seperti digambarkan dalam gambar berikut.
102
Gambar 4.1 Diagram pie dari tempat VCT terakhir pada kelompok respoden yang tidak melakukan VCT ulang
Tempat lain 23,7
Rumah sakit 42,1
Klinik VCT swasta
34,2
C. ANALISIS UNIVARIAT