137
Dorongan yang muncul secara terus menerus dari orang-orang yang terkait akan mempunyai pengaruh yang besar terhadap praktik VCT ulang
WPS. Beberapa diantaranya mempunyai pengaruh yang lebih besar dibanding dorongan dari pihak lain. Diantaranya adalah dorongan dari
sesama WPS, dari mucikari dan dari petugas kesehatan.
E. MOTIVASI MENGIKUTI DORONGAN ORANG LAIN UNTUK MELAKUKAN VCT
Motivasi mengikuti dorongan orang lain merupakan bagian dari norma subyektif yang dimiliki oleh WPS. Serupa dengan dorongan yang WPS
dapatkan untuk melakukan VCT, sebagian besar WPS mempunyai motivasi yang baik untuk mengikuti dorongan tersebut, yang diwujudkan dengan
melakukan VCT ulang. Sebaliknya, seluruh WPS yang kurang mempunyai motivasi mengikuti
dorongan orang lain, tidak melakukan VCT dalam 3 bulan terakhir. Hasil yang hampir sama ditunjukkan pada penelitian tentang pencarian test HIV di
rumah sakit di Provinsi Chiang Mai, Thailand Utara pada tahun 1995 – 1999. Dari kelompok wanita yang melakukan VCT atas dorongan orang lain, 24
memutuskan tidak menjalani tes HIV dan 18,9 memutuskan untuk melakukan tes HIV tetapi hasil tes HIV tidak diambil.
24
Hasil analisis statisik bivariat dan multivariat mendukung Theory of Reason Action bahwa motivasi WPS untuk mematuhi anjuran orang lain
untuk melakukan VCT akan menentukan praktik WPS dalam melakukan VCT ulang. Hasil analisis menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara motivasi mengikuti dorongan orang lain dengan perilaku WPS dalam
138
melakukan VCT ulang. Motivasi tersebut juga berperan menentukan praktik WPS untuk tidak melakukan VCT ulang.
Dorongan orang lain akan mempengaruhi motivasi untuk melakukan VCT. Pada kelompok WPS yang mempunyai motivasi rendah untuk
mengikuti dorongan orang lain, dorongan dari pengurus yang muncul dalam bentuk paksaan untuk melakukan VCT secara bersama-sama dengan WPS
lain, justru tidak akan meningkatkan motivasi WPS. Pemaksaan tersebut akan menyebabkan mengurangi motivasi WPS, jika pada saat yang
bersamaan WPS sudah merencanakan untuk melakukan kegiatan lainnya. WPS kurang mempunyai motivasi untuk mengikuti dorongan dari
pelanggan, pasanganpacar dan keluarga. Kurangnya motivasi tersebut berhubungan dengan kurangnya rasa segan atau menghormati dari diri
WPS terhadap subyek-subyek tersebut. Motivasi WPS untuk melakukan VCT menjadi baik jika subyek yang memberi dorongan adalah mucikari, petugas
kesehatan dan petugas outreach. WPS di lokalisasi Sunan Kuning mempunyai norma subyektif positif yang
mendukung praktik VCT ulang. Keyakinan normatif WPS dan motivasi untuk mematuhi apa yang orang lain inginkan membentuk norma subyektif.
16
Semua subyek yang ada di sekitar WPS mendorong WPS untuk melakukan VCT, dan WPS mempunyai motivasi untuk mematuhi setelah memproses
informasi dari subyek-subyek tersebut. Jika WPS mematuhi dorongan subyek-subyek tersebut, maka akan memperoleh keuntungan-keuntungan
dan penghargaan dari tindakan yang telah dilakukannya.
28
Penguatan yang bersifat positif tersebut juga akan membawa individu untuk bergabung dengan kelompok subyek-subyek yang mendukung VCT
139
sebagai salah satu cara pencegahan penularan HIV.
28
Sehingga akan mampu mendorong individu lain untuk ikut melakukan perubahan dengan
melakukan VCT ulang secara rutin.
F. PRAKTIK ORGANISASI KLINIK VCT