seseorang mempengaruhi tindakan seseorang. Dorongan dari orang lain dan perilaku petugas kesehatan menjadi faktor yang memperkuat terjadinya
tindakan. Ketersediaan sumber daya yang mendukung dalam suatu pelayanan kesehatan juga akan menjadi faktor pemungkin yang
menyebabkan terjadinya suatu tindakan. Theory of Reasoned Action menjelaskan hubungan antara beliefs
behavioral dan normatif, sikap, niat intentions dan perilaku. Determinan perilaku yang paling penting adalah niat. Determinan langsung dari niat
berperilaku seseorang adalah sikap dan norma subyektif yang berhubungan dengan perilaku tersebut. Sikap dipengaruhi oleh keyakinan individu tentang
hasil atau penghargaan yang muncul akibat perilaku tersebut dan diperkuat oleh evaluasi dari hasil atau penghargaan tersebut. Norma subyektif
dipengaruhi oleh keyakinan normatif dan diperkuat oleh motivasi untuk mematuhi apa yang dilakukan oleh orang lain sebagai rujukan.
16
Sebagai salah satu populasi berisiko tinggi , WPS merupakan pengunjung klinik VCT dengan prosentase terbanyak di Kota Semarang pada tahun 2006.
Sampai saat ini belum banyak diketahui prevalensi WPS yang melakukan VCT ulang. Dengan melihat banyaknya pengaruh dari berbagai figur dalam
profesi WPS, penelitian ini ingin mengetahui lebih lanjut faktor-faktor yang berhubungan dengan praktik Wanita Pekerja Seks WPS dalam VCT ulang di
lokalisasi Sunan Kuning, Semarang.
B. PERUMUSAN MASALAH
WPS merupakan salah satu populasi berisiko tinggi terinfeksi HIV dan IMS lainnya akibat seringnya berhubungan seks berganti-ganti pasangan dan
seringkali hubungan seks tersebut dilakukan secara tidak aman, seperti tidak menggunakan kondom ketika melayani klien. Data KPA Kota Semarang pada
tahun 2007 menunjukkan bahwa persentase penularan HIV tertinggi berdasar risiko pekerjaan adalah pelanggan WPS dan WPS.
Untuk menghindari terjadinya penularan HIV, WPS harus melakukan konseling dan testing HIV secara periodik untuk mengetahui status HIV
dirinya. Kelompok resiko tinggi sebaiknya melakukan VCT secara rutin setiap 3 tiga bulan sekali. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya periode
jendela, dimana seseorang telah terinfeksi HIV tetapi belum menampakkan adanya reaksi ketika dilakukan test HIV.
Dalam lingkungan WPS, terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi WPS untuk menjalani VCT secara periodik, baik yang berasal dari dalam diri
WPS sendiri seperti keyakinan dan evaluasi atas pengalaman VCT maupun dari luar seperti pengaruh dari orang-orang yang setiap hari ditemui, antara
lain mucikari, sesama WPS, pelanggan dan petugas outreach. Praktik pelayanan dan ketersediaan sumber daya dalam klinik VCT juga dapat
mempengaruhi tindakan WPS dalam melakukan VCT ulang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang
berhubungan dengan praktik Wanita Pekerja Seks WPS dalam VCT ulang di lokalisasi Sunan Kuning, Semarang.
C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan praktik WPS dalam VCT ulang di lokalisasi
Sunan Kuning, Semarang.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik sosiodemografi pada WPS yang melakukan VCT ulang.
b. Mengetahui distribusi frekuensi responden berdasarkan : 1 praktik VCT ulang dalam 3 bulan terakhir
2 keyakinan mengenai manfaat VCT 3 nilai dengan mengetahui status HIV dirinya
4 dorongan orang lain untuk melakukan VCT 5 motivasi mengikuti dorongan orang lain untuk melakukan VCT
6 praktik organisasi klinik VCT 7 lingkungan organisasi klinik VCT
c. Mengetahui hubungan antara praktik WPS dalam VCT ulang dengan keyakinan mengenai manfaat VCT.
d. Mengetahui hubungan antara praktik WPS dalam VCT ulang dengan nilai yang diperoleh dengan mengetahui status HIV.
e. Mengetahui hubungan antara praktik WPS dalam VCT ulang dengan dorongan dari orang lain untuk melakukan VCT.
f. Mengetahui hubungan antara praktik WPS dalam VCT ulang dengan motivasi untuk mengikuti dorongan orang lain melakukan
VCT. g. Mengetahui hubungan antara praktik WPS dalam VCT ulang
dengan praktik organisasi klinik VCT. h. Mengetahui hubungan antara praktik WPS dalam VCT ulang
dengan faktor lingkungan organisasi klinik VCT. i. Mengetahui kekuatan hubungan berbagai variabel yang
menyebabkan dilakukannya praktik VCT ulang pada WPS.
D. MANFAAT PENELITIAN