Posisi media terhadap isu hak asasi perempuan

53 tinggi dalam persentase terjadi pada jenis berita “feature” dan “opini penulis luar” masing-masing 65 dari berita mendukung kesetaraan gender. Ini dapat diharapkan karena dua jenis berita ini memang bersifat tulisan yang akan memperkenalkan suatu posisi tertentu. Yang mengherankan adalah bahwa 42 dari “straight news” juga memperkenalkan isu yang terkait dengan hak asasi perempuan dengan pandangan yang mendukung kesetaraan gender, walaupun jenis berita “straight news” mesti dianggap sebagai jenis yang biasanya lebih bersifat netral. Pemberitaan yang lebih menggambarkan perspektif patriarkis atau tidak mendukung kesetaraan gender terutama dapat diketemukan pada jenis “tajuk rencana”: 25 dari semua tajuk rencana yang dikaji tidak mendukung perspektif kesetaraan gender. Sedangkan berita yang mengandung posisi netral mudah diketemukan dalam jenis berita straight news, sesuai dengan sifat berita ini yang memang bisa dianggap pelaporan netral tentang suatu keterjadian.

c. Keberpihakan terhadap isu yang diberitakan

Posisi media secara umum terkait dengan isu-isu yang diangkat. Tabel 11 Tabel 10: Dukungan media berdasarkan jenis berita di bawah menunjukkan bahwa tidak semua isu menerima dukungan pro kesetaraan gender yang sama. Jika dilihat dari jumlah artikel, isu yang menerima paling banyak dukungan adalah “pencatatan pernikahan” 68 artikel dari 340 artikel yang pro kesetaraan gender, bersama dengan isu “partisipasi perempuan dalam ranah publik” dan “kekerasan dalam rumah tangga”. Yang menarik, ada pemberitaan berkait isu pencatatan pernikahan namun sekaligus menolak prinsip kesetaraan, terhitung paling tinggi 19 artikel. Juga, 54 isu “pencatatan pernikahan” berskor paling tinggi untuk kategori “tidak jelas”. Itu menunjukkan bahwa dalam fase pemberitaan Januari sampai Maret 2010 terjadi suatu diskusi yang cukup beragam tentang persoalan tersebut. Jika dilihat dari persentase terhadap jumlah total artikel tentang suatu isu tertentu, Tabel 12: Keberpihakan terhadap isu yang diberitakan gambarannya menjadi sedikit berubah. Ternyata, “akses pada pelayanan publik” merupakan isu yang paling sering dilaporkan dengan perspektif yang mendukung kesetaraan gender; terhitung ada 84 artikel dari semua artikel tentang akses pelayanan menunjukkan dukungan. “Eksploitasi perempuan sebagai buruh” dan isu “kesehatan reproduksi” juga menerima banyak dukungan pro kesetaraan gender. Sedangkan pemberitaan yang lebih cenderung netral adalah pelaporan tentang “pernikahan anak” 69 semua artikel tentang isu tersebut, isu “trafficking” 66, dan “kekerasan seksual” yang dialami perempuan 57.