Lokus berita Etika Pemuatan Foto di Media Massa

50 Dari tabel 7 tersebut kita dapat melihat bahwa media massa nasional secara umum lebih melakukan pemberi- taan secara swadaya 61 daripada menumpukan pemberitaan yang datang dari pihak eksternal media. Sedangkan media provinsi dan televisi lebih memper- cayai sumber eksternal untuk mengem- bangkan berita 69 dan 67. Q Q Q Q Q Keberpihakan Media dalam Pemberitaan Bagaimana kecenderungan utama sikap media terhadap masalah hak asasi perempuan? Gambaran ini menjadi inti penelitian ini untuk mengetahui apakah media yang dikaji menunjukkan sikap mendukung kesetaraan gender ataukah cenderung menampilkan pandangan yang lebih berorientasi patriarkis. Pertama, kajian ini akan memberi gambaran umum tentang kecenderungan berpihak dalam pemberitaan. Tabel 8 mengkaji sejauhmana media yang diteliti mendukung kesetaraan gender atau tidak dalam pemberitaan mereka. Secara umum dapat dikatakan bahwa dukungan media massa terhadap isu kesetaraan gender mencapai 50. Pemberitaan yang netral mencapai 39, dan yang menolak kesetaraan gender atau lebih mendukung nilai patriarki ada dalam 38 berita 6. Untuk 6 dari semua berita tim peneliti tidak dapat mengidentifikasi secara jelas posisi media. Tabel 8: Dukungan media terhadap isu kesetaraan gender KG 51 Lebih detil lagi, berita media cetak nasional tercatat yang paling kuat dalam dukungannya terhadap kesetaraan gender, setinggi 54 dari semua berita. Berita yang dianggap netral adalah 36, dan hanya 4 artikel menunjukkan tendensi tidak mendukung atau bernada patriarkis dalam penulisannya. Sedangkan media cetak provinsi mendukung kesetaraan gender pada 50 artikel mereka, dan 35 artikel ditulis dengan posisi yang bisa dianggap netral. Media provinsi juga menunjukkan sifat yang paling tidak mendukung argumentasi kesetaraan gender pada 8 dari semua artikel yang mereka kembangkan. Media televisi bisa dikatakan lebih melaporkan dengan nada netral 60, dan hanya 38 item berita mereka dianggap sebagai pemberitaan yang mendukung kesetaraan gender. Kesimpulannya adalah bahwa media massa yang diteliti rata-rata bisa dianggap cukup peka gender 50, dengan komposisi suratkabar nasional paling mendukung kesetaraan gender 54, sedangkan suratkabar dari provinsi menunjukkan tendensi nonkesetaraan yang paling tinggi 8 dari semua artikel yang disusun.

a. Posisi media terhadap isu hak asasi perempuan

Selanjutnya, Tabel 9 di bawah ini menunjukkan keberpihakan masing-masing media massa yang diteliti. Jika dilihat posisi masing-masing media, ternyata yang paling sensitif gender dari media suratkabar nasional adalah Kompas: 74 dari semua berita yang terkait dengan perkara hak perempuan berpihak dengan kesetaraan gender. Sedangkan yang paling sedikit memperkenalkan perspektif kesetaraan gender dalam penulisannya adalah Suara Pembaruan 43 dari semua penulisan, karena lebih mengambil posisi netral 51. Yang menerbitkan paling banyak tulisan yang bersifat perspektif patriarkis adalah Republika, walaupun 11 tidak dapat dianggap jumlah penerbitan yang sangat signifikan. Ketua Badan Pembina Lembaga Partisipasi Perempuan LP2, sebagai narasumber Workhshop Partisipasi Media Dalam Upaya Menghapus Kekerasan Berbasis Gender di Indonesia, bekerjasama dengan UNFPA, yang dihadiri seluruh wartawan di Landak. ht tp: k apuas pos tl andak .bl ogs pot .c om