Sistem Kepartaian Partai Politik 1. Pengertian Partai Politik

psikologis diantara warga- negara sehingga dapat menciptakan keakraban diantara masyarakat.

6.2.3. Sistem Kepartaian

Pada umumnya sistem kepartaian dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sistem partai tunggal, sistem dwi partai dan sistem multi partai. Penggunaan atas sistem kepartaian ini disesuaikan terhadap negara yang menerapkannya.Negara yang masyarakatnya majemuk seperti Indonesia cenderrung menggunakan sistem multi partai.Hal ini tentu berhubungan dikarenakan terdapat berbagai macam suku, agama, golongan dan kelompok kepentingan dalam negara tersebut. Sehingga setiap kelompok akan membentuk kelompok politiknya sendiri sesuai dengan prinsip yang lebih dekat kepada mereka. Maka oleh sebab itu sistem ini lebih mampu untuk menyalurkan keanekaragaman budaya dan politik dibandingkan sistem kepartaian lainnya. Namun walaupun demikian bukan berarti sistem multi partai tidak mempunyai kelemahan. Kelemahan dari sistem kepartaian seperti adalah terjadinya pertumbuhan politik yang berlebihan dikarenakan banyaknya partai yang tumbuh dengan ideologi yang berbeda- beda. Hal ini kemudian dapat membuat masyarakat semakin terkotak- kotak menurut ideologi partai politik tersebut. Persaingan antar partai juga tidak akan ada habisnya karena setiap partai mempunyai tujuan sama untuk merebut simpati masyarakat untuk kemudian merebut kekuasaan negara pemerintahan. Persaingan antara partai politik ini juga dapat memicu terjadinya persaingan diantara peendukung partai yang dapat menyebabkan konflik horizontal di masyarakat. 6.3.Pemilihan Umum dan Pemilihan Umum Kepala Daerah 6.3.1. Pemilihan Umum Pemilihan umum atau yang disingkat dengan Pemilu merupakan suatu partisipasi politik masyarakat biasa dalam mempengaruhi suatu kebiajakan.Pada hakikatnya Pemilu bertujuan untuk memilih wakil- wakil rakyat untuk menduduki jabatan- jabatan publik.Jabatan- jabatan publik yang dimaksud meliputi wakil- wakil legislatif dan eksekutif baik ditingkat pusat ataupun daerah.Wakil- wakil rakyat ini bertugas untuk menjalankan kedaulatan rakyat yang telah diserahkan kepada mereka. Di Indonesia sendiri, pelaksanaan Pemilu pertama kali dilakukan pada tahun 1955. Dalam perjalanan sejarah pelaksanaan Pemilu di Indonesia, Pemilu tahun 1955 ini dinilai yang paling demokratis karena memiliki jumlah peserta yang paling banyak dibandingkan dengan pemilu- pemilu lainnya. Memasuki masa Orde Baru ada penurunan terhadap jumlah peserta Pemilu.Hal ini tidak terlepas dari kebijakan pemerintah pada saat itu yang melakukan fusi terhadap partai- partai pada Orde Lama.Dalam pemerintahan Orde Baru tercatat hanya ada 3 kompetitor dalam pemilu yaitu Partai Persatuan Pembangunan fusi partai- partai Islam dan Partai Demokrasi Indonesia fusi partai- partai nasionalis dan Kristen.Banyak kalangan menilai bahwa era pemerintahan ini merupakan era pemerintahan yang anti demokrasi karena mengekang kebebasan individu dan kelompok. Gulingnya rezim otoriter Orde Baru yang digantikan oleh Era Reformasi membawa semangat baru bagi pembangunan demokrasi di Indonesia.Hal ini dibuktikan dengan diambilnya kebijakan- kebijakan yang menyokong tonggak demokrasi di Indonesia.Salah satu buktinya adalah dengan adanya pembatasan masa kekuasaan presiden dua periode yang bertujuan untuk menghindari kekuasaan yang otoriter, yakni hanya 2 periode saja. 23 23 Dpr.go.id diunggah tanggal 18 juli 2013 pukul 23.07 Selain itu kebebasan untuk mendirikan organisasi- organisasi politik menjadi sebuah pelepas dahaga akankehidupan demokrasi yang telah di rampas oleh rezim militer orde baru. Kehidupan terus tumbuh di era reformasi sekalipun terkadang terjadi pasang surut dalam perjalanannya. Salah satu produk reformasi yang membawa pencerahan bagi iklim demokrasi adalah dengan diselenggarakannya pemilihan kepala pemerintahan baik di tingkat pusat maupun daerah secara langsung.Sebelumnya pemimpin pemerintahan pusat dan daerah hanya dilakukan oleh lembaga perwakilan saja, namun sekarang telah di serahkan kepada rakyat secara langsung. Ini bertujuan agar rakyat benar- benar terlibat langsung untuk ikut serta dalam menentukan orang individu yang akan memiliki kuasa di pemerintahan pusat maupun daerah. Sekalipun pelaksanaan pemilu langsung sangat menyedot anggaran negara, namun banyak pihak yang memberikan apresiasi atas pemilu langsung ini.

6.3.2. Pemilihan Umum Kepala Daerah

Dokumen yang terkait

Rekrutmen Partai Politik Dalam Pencalonan Pemilu Kepala Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013 (Studi Kasus : Partai Golongan Karya Dewan Pimpinan Daerah Sumatera Utara)

1 59 98

Rekrutmen Calon Legislatif (Studi Tentang Mekanisme Penetapan Calon Legislatif DPRD Provinsi Sumatera Utara 2014 di DPW Partai Nasdem Sumatera Utara)

3 124 98

Rekrutmen Calon Gubernur dan Wakil Gubernur oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Provinsi Lampung Tahun 2013

1 17 79

WACANA IKLAN PEMILIHAN GUBERNUR SUMATERA UTARA 2013 – 2018: KAJIAN SEMIOTIK.

0 3 21

Pengaruh kampanye Politik Calon Gubernur Sumatera Utara terhadap Perilaku Memilih Masyarakat Kecamatan Medan Kota Kota Medan (Studi pada Pemilukada Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013)

0 0 12

Pengaruh kampanye Politik Calon Gubernur Sumatera Utara terhadap Perilaku Memilih Masyarakat Kecamatan Medan Kota Kota Medan (Studi pada Pemilukada Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013)

0 0 2

Pengaruh kampanye Politik Calon Gubernur Sumatera Utara terhadap Perilaku Memilih Masyarakat Kecamatan Medan Kota Kota Medan (Studi pada Pemilukada Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013)

0 0 7

Opini Mahasiswa Kota Medan Terhadap Iklan Politik Calon Gubernur Dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2018

0 0 10

2.1 Sejarah Singkat Berdirinya Partai Nasdem - Rekrutmen Calon Legislatif (Studi Tentang Mekanisme Penetapan Calon Legislatif DPRD Provinsi Sumatera Utara 2014 di DPW Partai Nasdem Sumatera Utara)

0 1 18

Rekrutmen Calon Legislatif (Studi Tentang Mekanisme Penetapan Calon Legislatif DPRD Provinsi Sumatera Utara 2014 di DPW Partai Nasdem Sumatera Utara)

0 0 11