Latar Belakang Pola Rekrutmen Calon Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013-2018 Pada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pada masa UU No.51974, peranan Presiden dan Mendagri sangat besar dan menentukan. Pejabat-pejabat Sekretariat Kepresidenan, Departemen Dalam Negeri, Mabes ABRI sampai Kodam pun turut ambil peranan. Pada saat UU tersebut digantikan UU No.2 tahun 1999, peranan anggota DPRD “tidak tertandingi”.Dalam hampir setiap Pilkada tercium aroma tidak sedap; politik uang. Selain itu campur tangan elite partai,baik pusat maupun daerah,untuk menentukan calon kepala daerah dan bahkan calon kepala daerah tak terpilih tak terhindarkan. Akibatnya , pilkada menjadi ajang transaksi- dengan pengertian yang luas- yang melibatkan elite-elite politik. 1 Proses politik dibawah Orde Baru bukanlah demokrasi, terbukti dengan pelaksanaan beberapa pemilihan umum sebelumnya yang kerap sekali terjadi penyimpangan- penyimpangan sehingga azas langsung, bebas dan rahasia luber tidak berjalan sebagaimana 1 Joko J. Prihatmoko, Pemilihan Kepala Daerah Langsung: Filosofi, Sistem Dan Problema Penerapan Di Indonesia, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005, hal viii mestinya sehingga boleh disebut tidak memenuhi syarat demokrasi. 2 Salah satu produk reformasi yang dapat dilihat sebagai peningkatan kualitas demokrasi adalah Pemilihan Umum Kepala Daerah Pemilukada. Undang - Undang No. 32 tahun 2004 ditetapkan pada Oktober 2004 memberikan perubahan yang sangat signifikan dalam tata pemerintahan dan bahkan adanya pemilihan kepala daerah secara langsung. Ini berarti semangat untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat daerah untuk berbenah sesuai dengan keinginannya. Dan pada akhirnya setiap kepala daerah akan terasa lebih dekat dengan rakyat. Artinya semua kebijakan yang akan diambil Bergulirnya Era Reformasi yang menggantikan rezim otoriter Orde Baru telah menjadi sebuah batu lompatan bagi perjalanan demokrasi di Indonesia.Terbukti pasca memasuki era Reformasi praktek-praktek demokrasi yang sebelumnya menghadapi jalan buntu di Orde Baru secara perlahan mulai dijalankan.Salah satu contohnya adalah pelaksanaan Pemilu yang lebih demokratis. 2 Adman Nursal, Political Marketing: Strategi Memenangkan Pemilu, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004, hal. 78. kepala daerah benar - benar berdasarkan kebutuhan rakyat yang sesungguhnya 3 Undang - Undang Nomor 12 Tahun 2008 perubahan kedua atas Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dalam Pasal 59 1 Peserta pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah adalah pasangan calon yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik dan pasangan calon perseorangan yang didukung oleh sejumlah orang. Perjalanan sistem politik di Indonesia memasuki babak baru setelah Mahkamah Konstitusi MK pada hari Senin 230707. Tepat pada waktu ini Mahkamah Konstitusi . Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, peserta Pilkada adalah pasangan calon yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik. Ketentuan ini diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 yang menyatakan bahwa peserta pilkada juga dapat berasal dari pasangan calon perseorangan yang didukung oleh sejumlah orang.Undang-undang ini menindaklanjuti keputusan Mahkamah Konstitusi yang membatalkan beberapa pasal menyangkut peserta Pilkada dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004. 3 Zaenalariefin,weebly.com: Legal Opinion calon Independen Pemilukada, diunggah tanggal 18 juli 2013 pukul 21.42 Wib. mengeluarkan Putusan Nomor 5PUU-V2007 tentang putusan perkara permohonan Pengajuan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 yang pada dasarnya merupakan putusan untuk melegitimasi secara tegas posisi calon perseorangan untuk dapat maju dalam sebuah pemilihan kepala daerah gubernur, walikota, dan bupati tanpa partai politik. Putusan MK tersebut merupakan langkah maju dari pelembagaan demokratisasi baik secara nasional maupun lokal. 4 Sistem baru calon independen ini akan membuka ruang demokrasi arus lokal yang melahirkan persaingan sehat sebagai upaya mencari figur pemimpin berkualitas, guna menjawab tantangan daerah di tengah arus global. Persaingan melalui calon independen berimplikasi positif sebagai solusi atas pembangunan lokal di saat dukungan sumber daya alam kita yang saat ini semakin terbatas. Secara sederhana pengertian calon independen yang dimaksud di dalam keputusan Mahkamah Konstitusi adalah calon perseorangan yang dapat berkompetisi dalam rekrutmen pencalonan kepala daerah dan wakil kepala daerah melalui mekanisme pilkada tanpa mempergunakan partai politik sebagai media perjuangannya. 4 Zaenalariefin.weebly.com: legal opinion calon independen pemilukada, diunggah tanggal 18 juli 2013 pukul 22.05 Pemilukada mempunyai tujuan agar setiap warga daerah dapat memilih kepala pemerintahan daerah secara langsung tanpa proses perwakilan. Pemilihan kepala daerah yang dimaksud adalah pemilihan kepala daerah tingkat I Gubernur dan kepala daerah tingkat II Bupati Walikota.Azas langsung yang terdapat dalam Pemilukada merupakan semangat baru dalam demokrasi di Indonesia.Karena dalam pelaksanaan Pemilu sebelumnya warga daerah tidak dapat memilih kepala daerah secara langsung melainkan melalui wakil-wakil rakyat di tingkat daerah DPRD. Dalam sebuah pelaksanaan Pemilu partai politik menjadi salah satu instrumen yang paling penting.Partai politik berperan sebagi peserta pemilu yang saling berkompetisi untuk memenangkan pemilu tersebut.Berbeda halnya dengan pemilu Presiden, pemilu Kepala Daerah tidak hanya diikuti oleh calon dari wakil partai politik melainkan juga calon dari perseorangan Independen.Diperbolehkannya calon perseorangan dalam Pemilukada membuat kompetisi Pemilu semakin menarik.Karena dengan demikian calon kepala daerah tidak hanya berasal dari partai politik melainkan juga dapat berasal dari perorangan ataupun sekelompok orang yang berada diluar partai politik.Namun walaupun jalur perorangan di Pemilukada telah dibuka, kemenangan dalam Pemilukada selalu didominasi oleh calon- calon dari partai politik.Hal ini membuktikan bahwa partai politik menjadi faktor yang sangat penting dalam memenangkan sebuah pemilukada. Sekalipun faktor Partai Politik merupakan faktor penting dalam memenangkan sebuah Pemilukada, faktor individu juga menjadi faktor yang tidak kalah pentingnya. Yang dimaksud dengan faktor partai politik adalah meliputi faktor ideologi partai hingga mesin politik partai tim pemenangan pemilu. Sedangkan yang dimaksud dengan faktor individu adalah karakteristik ataupun kepribadian calon yang diusung oleh partai politik tersebut. Jadi adalah sebuah hal penting bagaimana sebuah partai politik mengambil sebuah kebijakan yang tepat dalam menentukan calon yang akan diusung dalam Pemilukada. Rekrutmen politik dalam menentukan calon yang akan diusung tentunya harus menentukan faktor kesamaan visi- misi terhadap partai politik hingga faktor kepribadian calon dimata masyarakat. Namun dalam era politik modern seperti sekarang ini faktor perorangan lebih dominan dibandingkan dengan faktor partai politik. Dengan kata lain masyarakat lebih melihat faktor perorangan dari pada faktor partai politik yang mengusungnya sebagai bahan pertimbangannya dalam menentukan pilihan. Dengan demikian calon yang lebih familiar dimata masyarakat memiliki peluang yang lebih besar untuk memenangkan pemilukada. Inilah yang terkadang membuat partai politik lebih memilih calon yang berada diluar partainyabukan kader untuk diusung dalam pemilukada dan memilih calon lain yang bukan kader yang dianggap lebih familiar dan dianggap lebih menjual secara politis di mata masyarakat. Setiap partai politik tentunya memiliki cara yang berbeda dalam mengambil kebijakan untuk menentukan calon yang diusung dalam pemilukada. Namun pada umumnya setiap partai politik memulai rekrutmen politik dengan tahapan yang sama yaitu dengan membuka pendaftaran secara umum bagi kandidat-kandidat yang mau bertarung dalam Pemilukada 5 5 Hasil pengamatan selama PKL di DPD PDIP Sumatera Utara . Selanjutnya nama- nama yang mendaftar tersebut digodok dikelola di jajaran pengurus partai untuk kemudian ditentukan siapa kandidat yang dinilai paling layak dan mempunyai peluang paling besar untuk mendapat respon positif dari masyarakat pemilih. Tentunya setiap partai politik mempunyai indikator tersendiri dalam proses penggodokan nama- nama calon yang mendaftar. Untuk menguji tingkat kelayakan para calon, setiap partai politik pada dasarnya akan melakukan evaluasi terhadap nama- nama calon tersebut. Pentingnya sosok calon dalam menarik perhatian masyarakatpemilih membuat partai politik menjadi sangat selektif dalam menentukan calon yang akan diusungnya. Sehingga tidak heran apabila nama kandidat calon yang akan diusung oleh partai politik baru diumumkan menjelang batas akhir pendaftaran yang diselenggarakan oleh lembaga penyelenggara Pemilu Komisi Pemilihan Umum. Ini menunjukan bahwa penentuan calon yang akan diusung memiliki serangkaian kebijakan politik yang kompleks yang sebelumnya telah dielaborasi di tingkat jajaran pengurus partai politik. Kebijakan penentuan calon yang akan diusung adalah sebuah hal serius bagi partai politik. Karena apabila calon yang diusung telah terbukti familiar dimata masyarakat dan mendapat respon positif dari pemilih maka kemungkinan untuk memenangkan pemilu menjadi lebih terbuka. Menjadi pemenang dalam setiap Pemilukada merupakan salah satu tujuan utama setiap partai politik. Hal ini tentu berkaitan tentang keinginan setiap partai politik yang ingin berkuasa dalam pemerintahan.Persaingan dalam merebut kekuasaan inilah kemudian yang menjelma menjadi sebuah kompetisi.Kemenangan dalam Pemilukada berarti membuka peluang untuk meraih kekuasaan di tingkat pusat.Karena kekuasaan di tingkat pusat sangat ditentukan oleh akumulasi dari kekuasaan yang dipegang di tiap daerah.Oleh sebab itu ajang Pemilukada selalu mendapat perhatian serius bagi setiap partai politik.Bahkan hampir setiap calon yang diusung oleh partai poltik dalam pemilukada tidak hanya sekedar melibatkan pengurus partai ditingkat daerah melainkan juga melibatkan kebijakan pengurus partai ditingkat pusat. Pada tahun 2013 Sumatera Utara Sumut sebagai salah satu daerah tingkat I Provinsi di Indonesia melaksanakan Pemilukada.Seperti halnya dalam Pemilukada-Pemilukada terdahulu setiap partai politik telah sibuk menjaring calon-calon yang layak diusung untuk bertarung dalam Pemilukada tersebut.Tujuannya jelas untuk mencari calon terbaik yang dianggap mempunyai nilai yang paling menjual dalam kesempatan memenangkan Pemilukada.Indikator yang biasanya digunakan mulai dari tingkat popularitas calon, tingkat kapasitas dan kapabilitas calon, hingga mengikutsertakan faktor finansial yang dimiliki oleh calon tersebut. Faktor-faktor tersebut jelas sangat berhubungan dalam mendukung strategi yang akan digunakan partai politik dalam memenangkan Pemilukada, tak terkecuali PDI Perjuangan. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan sebenarnya dapat dikategorikan sebagai partai yang cukup lama dalam sejarah pepolitikan di Indonesia. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan sebenarnya kelanjutan dari Partai Demokrasi Indonesia yang berdiri pada tanggal 10 Januari 1973. 6 Sebagai partai yang memiliki keterwakilan besar ditingkat pusat dan ditingkat daerah Sumatera Utara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan sudah pasti ingin memenangkan Pemilukada Sumut yang akan dilaksanakan pada tahun 2013. Partai ini juga mempunyai kesempatan besar untuk memenangkan Pemilukada Sumut karena mempunyai nama besar dan kader yang loyal, walaupun partai ini juga harus berkoalisi dengan partai-partai agar memenuhi syarat Partai “Wong cilik” ini mengikuti Pemilu pertamanya ditahun 1999 yang menjadi pemilu pertama pasca digulirkannya era reformasi. Sekalipun partai ini menjadi pemenang dalam pemilu legislatif pada saat itu partai ini hanya mampu mendudukan calon presiden yang diusung menjadi wakil presiden saja pada tahun 1999. 6 Hasil laporan PKL di DPD PDIP Sumatera Utara tahun 2010 untuk mencalonkan wakilnya. Oleh sebab itu partai ini menjadi begitu selektif dalam menentukan calon yang akan diusung dalam Pemilukada Sumut agar mampu meraup suara terbanyak. Seperti yang kita ketahui bahwa Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi terbesar di Indonesia dan memiliki keberagaman baik etnisitas maupun agama, toleransi masyarakat masih sangat terjaga dalam setiap sendi sosial.Bisa dikatakan bahwa Sumut merupakan barometer kerukunan di republik ini.Sehingga sangat menarik untuk meneliti Provinsi Sumatera Utara ini. Dari penjelasan-penjelasan yang telah diurakan diatas adalah menjadi hal menarik bagi penulis untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan politik PDI Perjuangan dalam menentukan pasangan Calon Gubernur Cagub dan Calon Wakil Gubernur Cawagub yang akan diusung dalam Pemilukada Sumatera Utara.

2. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Rekrutmen Partai Politik Dalam Pencalonan Pemilu Kepala Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013 (Studi Kasus : Partai Golongan Karya Dewan Pimpinan Daerah Sumatera Utara)

1 59 98

Rekrutmen Calon Legislatif (Studi Tentang Mekanisme Penetapan Calon Legislatif DPRD Provinsi Sumatera Utara 2014 di DPW Partai Nasdem Sumatera Utara)

3 124 98

Rekrutmen Calon Gubernur dan Wakil Gubernur oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Provinsi Lampung Tahun 2013

1 17 79

WACANA IKLAN PEMILIHAN GUBERNUR SUMATERA UTARA 2013 – 2018: KAJIAN SEMIOTIK.

0 3 21

Pengaruh kampanye Politik Calon Gubernur Sumatera Utara terhadap Perilaku Memilih Masyarakat Kecamatan Medan Kota Kota Medan (Studi pada Pemilukada Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013)

0 0 12

Pengaruh kampanye Politik Calon Gubernur Sumatera Utara terhadap Perilaku Memilih Masyarakat Kecamatan Medan Kota Kota Medan (Studi pada Pemilukada Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013)

0 0 2

Pengaruh kampanye Politik Calon Gubernur Sumatera Utara terhadap Perilaku Memilih Masyarakat Kecamatan Medan Kota Kota Medan (Studi pada Pemilukada Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013)

0 0 7

Opini Mahasiswa Kota Medan Terhadap Iklan Politik Calon Gubernur Dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2018

0 0 10

2.1 Sejarah Singkat Berdirinya Partai Nasdem - Rekrutmen Calon Legislatif (Studi Tentang Mekanisme Penetapan Calon Legislatif DPRD Provinsi Sumatera Utara 2014 di DPW Partai Nasdem Sumatera Utara)

0 1 18

Rekrutmen Calon Legislatif (Studi Tentang Mekanisme Penetapan Calon Legislatif DPRD Provinsi Sumatera Utara 2014 di DPW Partai Nasdem Sumatera Utara)

0 0 11