IV -90
No. Aspek
Program Intervensi Indikatif Lokasi
c. Kajian Mengenai Penerapan Sanitary
Landfill dalam Pengelolaan Sampah; Petanglong
d. Sosialisasi Mengenai Penerapan Konsep
Pengelolaan Sampah Petanglong
e. Penyusunan Mekanisme Kerjasama Antar
Daerah dalam Bidang Peningkatan Ekonomi Wilayah;
Petanglong
6. Barlingmascakeb
Wilayah Barlingmascakeb meliputi Kabupaten Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, dan Kebumen. Fokus pengembangan
wilayah diarahkan sebagai PKN, PKW dan PKL di wilayah Jawa Tengah bagian barat dan selatan. Kota-kota utama di wilayah ini yaitu
Purwokerto, Cilacap, Ajibarang, Wangon, Sokaraja, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Bobotsari, Purworejo Klampok, Adipala,
Buntu, Maos, Kroya, Majenang, Gombong, Karanganyar, dan Kebumen. Sektor unggulan yang dapat dikembangkan di wilayah ini adalah
pertanian, perkebunan, pariwisata, pertambangan, industri dan perikanan, ditunjang oleh agroindustri, kehutanan, peternakan dan
perdagangan. Sedangkan potensi regional yang dimiliki wilayah pengembangan Barlingmascakeb adalah: 1 primer berupa perikanan,
perkebunan, pasir besi, minyak dan gas; 2 sekunder berupa batik, logam, furniture; dan 3 tersier berupa perdagangan dan pariwisata.
Potensi unggulan yang dimiliki dan dapat terus dikembangkan yaitu :
a. Kabupaten Banjarnegara: industri unggulan batik, keramik;
agropolitan Jakabaya, STA Batur di Kecamatan Batur dengan komoditas sayuran; klaster pariwisata Dieng, keramik Klampok,
olahan makanan Barasnack, batik Gumelem; serta destinasi wisata Dieng dan Seruling Mas;
b. Kabupaten Purbalingga: industri unggulan knalpot, gula kelapa;
agropolitan Bunga Kondang, STA Kejajar di Kecamatan Bukateja dengan komoditas unggulan kelapa, lada, kayu hutan, jeruk, melati
gambir, durian, pisang, duku, jagung, padi, kacang tanah, ketela pohon dan kambing; klaster agrowisata Derang, batik, knalpot, dan
sapu; serta destinasi wisata Goa Lawa dan Owabong;
c. Kabupaten Banyumas: industri unggulan minyak nilam, batik;
minapolitan di Kecamatan Kedungbanteng, dengan komoditas unggulan gurami; klaster gula kelapa, minyak atsiri, batik; serta
destinasi wisata Kawasan Baturraden;
d. Kabupaten Cilacap: industri unggulan sabut kelapa, ikan, gula;
agropolitan dengan Kota Tani Utama di Kecamatan Majenang, dengan komoditas unggulan pisang, sukun, karet, sapi dan
IV -91
kambing; klaster makanan olahan hasil laut, olahan makanan, sabutret, batik; serta destinasi wisata Nusakambangan, Pantai Teluk
Penyu dan Benteng Pendem;
e. Kabupaten Kebumen: industri unggulan sabut kelapa, makanan;
klaster anyaman pandan, sabut kelapa, batik; serta destinasi wisata Gua Jatijajar, Gua Petruk, Waduk Sempor, Pantai Karangbolong,
Logending, Suwuk, dan Wisata Geologi Karangsambung.
Pengembangan wilayah Barlingmascakeb diarahkan pada Pengem- bangan Wilayah Barlingmascakeb Berbasis Agropolitan, Industri, dan
Pariwisata Berlandaskan Pilar Pembangunan Berkelanjutan. Sasaran yang akan dicapai Barlingmascakeb tahun 2018 sebagaimana tertuang
dalam Tabel 4.15.
Tabel 4.15. Sasaran Pertumbuhan Ekonomi, Angka Kemiskinan, dan TPT Tiap
KabupatenKota di Wilayah Barlingmascakeb Tahun 2018
No KabupatenKota
Pertumbuhan Ekonomi
Angka Kemiskinan
TPT
1 Banjarnegara
5,70 – 6,10 14,09
4,02 2
Purbalingga 6,20 – 6,60
13,95 4,20
3 Banyumas
6,20 – 6,60 13,95
5,55 4
Cilacap 5,80 – 6,20
9,07 2,99
5 Kebumen
6,20 – 6,60 14,78
1,97
Guna mencapai sasaran tersebut, dan mendukung arah kebijakan pembangunan daerah tahun 2018, maka strategi pengembangan
wilayah Barlingmascakeb sebagai berikut: a.
Pengembangan industri hulu-hilir yang terpadu di wilayah Barlingmascakeb;
b. Peningkatan produktivitas pertanian dan pariwisata sebagai sektor
unggulan di wilayah Barlingmascakeb; c.
Peningkatan jaringan jalan untuk konektivitas interwilayah di Barlingmascakeb secara merata;
d. Pengembangan transportasi massal regional di wilayah perkotaan
Barlingmascakeb; e.
Peningkatan kualitas SDM melalui peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan;
f. Peningkatan
kerjasama regional
Barlingmascakeb melalui
pengembangan kelembagaan kerjasama antar daerah. Dengan sasaran dan strategi tersebut, kemudian dijabarkan dalam
program intervensi pembangunan daerah Provinsi Jawa Tengah yang diarahkan untuk mencapai sasaran pengembangan wilayah dan
mendukung tercapainya kebijakan pembangunan daerah tahun 2018, sebagaimana tertuang dalam Tabel 4.16.
IV -92
Tabel 4.16. Program Intervensi Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Tengah
Di Wilayah Barlingmascakeb
No. Aspek
Program Intervensi Indikatif Lokasi
1 Ekonomi
a. Pengaturan sistem harga yang
terjangkau bagi pelaku industri yang menggunakan bahan baku lokal
Barlingmascakeb
b. Pengembangan produktivitas klaster
industri berbasis masyarakat: 1
Klater kerajinan bambu, gula kelapa, sale pisang, sabutret, dan
batik Kabupaten Cilacap
2 Klaster minyak atsiri, gula kelapa,
dan batik Kaupaten Banyumas
3 Klaster kerajinan logam, bambu,
rmbut, gula kelapa, makanan dan minuman, sapu, batu klawing,
dan batik Kabupaten
Purbalingga
4 Klaster keramik dan logam
Kab Banjarnegara 5
Klaster kerajinan bambu, sabut kelapa, anyaman pandan, dan
batik Kabupaten Kebumen
c. Pemberian informasi dan koneksi
yang mudah antar pelaku industri dan pelaku sektor usaha primer
Barlingmascakeb
d. Pemberian pelatihan ketrampilan
berbasis pengolahan potensi lokal bagi masyarakat yang bekerja di
sektor sekunder
e. Peningkatan kewirausahaan bagi
masyarakat guna mendapatkan nilai tambah untuk produk lokal serta
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
f. Perluasan target pemasaran gula
semut yang merupakan produk olahan unggulan di Barlingmascakeb
g. Mengoptimalkan pemanfaatan jalur
tengah untuk jalur distribusi Barlingmascakeb
h. Pengembangan sistem pertanian
melalui intensifikasi dan ekstensifikasi
Barlingmascakeb
i. Perluasan target pemasaran hasil
pertanian dengan mengunggulkan citra wilayah
j. Peningkatan kualitas jalan-jalan
pertanian untuk memeratakan pertumbuhan di wilayah pertanian
dan memudahkan aksesibilitas
IV -93
No. Aspek
Program Intervensi Indikatif Lokasi
distribusi produk k.
Pengembangan dan pengoptimalan fungsi embung dalam mendukung
kegiatan pengairan di wilayah pertanian Barlingmascakeb
l. Peningkatan kegiatan promosi
pariwisata hingga skala nasional Barlingmascakeb
m. Peningkatan kualitas jalur-jalur
pariwisata yang memadai Barlingmascakeb
n. Pengembangan sektor perdagangan
yang mendukung pariwisata Barlingmascakeb
o. Peningkatan akomodasi penunjang
aktivitas pariwisata yang memadai untuk meningkatkan kualitas
pelayanan bagi pengunjung Barlingmascakeb
2 Infrastruktur
Wilayah a.
Perbaikan jalan-jalan rusak yang merupakan akses penghubung antar
kabupaten Barlingmascakeb
b. Pengoptimalan Jalur Lintas Selatan
untuk meningkatkan konektivitas baik internal maupun eksternal
wilayah Barlingmascakeb Jalur Lintas Selatan
Jawa Tengah
c. Pengembangan SPAM regional di
wilayah Barlingmascakeb dengan cakupan seluruh Barlingmascakeb,
meliputi SPAM Keburejo, Purbamas, dan Wononegoro
Barlingmascakeb
d. Peningkatan pelayanan air bersih
guna memberikan pemenuhan yang merata di Kabupaten Cilacap
Kab Cilacap
e. Pengembangan embung-embung dan
infrastruktur air bersih lainnya untuk persediaan pasokan air bersih dan
menunjang irigasi Kabupaten Banyumas
3 Sosial
a. Penyediaan dan pemerataan sarana
pendidikan yang dapat dijangkau seluruh wilayah di Barlingmascakeb
Barlingmascakeb
b. Peningkatan kualitas pada setiap
saraa pendidikan sehingga mampu menghasilkan kader lokal yang
potensial
c. Peningkatan dan pemerataan sarana
kesehatan yang berhierarki di wilayah Barlingmascakeb
Barlingmascakeb
d. Peningkatan kualitas pada setiap
hierarki pelayanan kesehatan Barlingmascakeb
e. Pemberian pelatihan dan keahlian
Barlingmascakeb
IV -94
No. Aspek
Program Intervensi Indikatif Lokasi
berbasi pengelolaan potensi lokal dalam pengembangan pertanian,
pariwisata, dan industri kreatif
f. Perlibatan masyarakat dalam
menunjang aktivitas industri pengolahan di Kabupaten Cilacap
Perkotaan Cilacap
g. Perlibatan masyarakat dalam
penyediaan akomodasi penunjang pariwisata
Barlingmascakeb
4 Tata Kelola
a. Pengoptimalan kinerja BKPRD dalam
menyikapai perkembangan wilayah di Barlingmascakeb
Barlingmascakeb
b. Koordinasi untuk pembagian
wewenang dan tupoksi yang jelas supaya tidak terjadi overlap antara
kinerja birokrasi yang berbeda
c. Pembentukan badan pengelola yang
berperan aktif mendorong pengem- bangan wilayah Barlingmascakeb
Barlingmascakeb
d. Pengadaan koordinasi rutin guna
membahas setiap langkah pengem- bangan wilayah Barlingmascakeb
e. Pemberdayaan kader-kader lokal yang
potensial sebagai perwakilan badan pengelola pengembangan wilayah
Barlingmascakeb
f. Pengembangan sekertariat bersama
sebagai wadah kerjasama pengembangan wilayah
Barlingmascakeb
5 Lingkungan
Hidup a.
Pelestarian sumber daya air melalui pengendalian lahan terbangun
Barlingmascakeb b.
Pelestarian sumber daya tanah melalui pengembangan aktivitas di
atas lahan sesuai dengan daya tamppung dan kemampuan lahan
c. Pelestarian sumber daya hutan
melalui konservasi dan peremajaan hutan kritis
d. Penertiban kawasan lindung dari
aktivitas-aktivitas budidaya Barlingmascakeb
e. Meminimalisir aktivitas pada kawasan
rawan bencana longsor f.
Penyusunan masterplan rawan bencana di seluruh wilayah Barling-
mascakeb guna kegiatan limitasi aktivitas pada kawasan rawan
bencana
IV -95
7. Purwomanggung