Barlingmascakeb Prioritas Pembangunan Jawa Tengah Tahun 2018

IV -90 No. Aspek Program Intervensi Indikatif Lokasi c. Kajian Mengenai Penerapan Sanitary Landfill dalam Pengelolaan Sampah; Petanglong d. Sosialisasi Mengenai Penerapan Konsep Pengelolaan Sampah Petanglong e. Penyusunan Mekanisme Kerjasama Antar Daerah dalam Bidang Peningkatan Ekonomi Wilayah; Petanglong

6. Barlingmascakeb

Wilayah Barlingmascakeb meliputi Kabupaten Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, dan Kebumen. Fokus pengembangan wilayah diarahkan sebagai PKN, PKW dan PKL di wilayah Jawa Tengah bagian barat dan selatan. Kota-kota utama di wilayah ini yaitu Purwokerto, Cilacap, Ajibarang, Wangon, Sokaraja, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Bobotsari, Purworejo Klampok, Adipala, Buntu, Maos, Kroya, Majenang, Gombong, Karanganyar, dan Kebumen. Sektor unggulan yang dapat dikembangkan di wilayah ini adalah pertanian, perkebunan, pariwisata, pertambangan, industri dan perikanan, ditunjang oleh agroindustri, kehutanan, peternakan dan perdagangan. Sedangkan potensi regional yang dimiliki wilayah pengembangan Barlingmascakeb adalah: 1 primer berupa perikanan, perkebunan, pasir besi, minyak dan gas; 2 sekunder berupa batik, logam, furniture; dan 3 tersier berupa perdagangan dan pariwisata. Potensi unggulan yang dimiliki dan dapat terus dikembangkan yaitu : a. Kabupaten Banjarnegara: industri unggulan batik, keramik; agropolitan Jakabaya, STA Batur di Kecamatan Batur dengan komoditas sayuran; klaster pariwisata Dieng, keramik Klampok, olahan makanan Barasnack, batik Gumelem; serta destinasi wisata Dieng dan Seruling Mas; b. Kabupaten Purbalingga: industri unggulan knalpot, gula kelapa; agropolitan Bunga Kondang, STA Kejajar di Kecamatan Bukateja dengan komoditas unggulan kelapa, lada, kayu hutan, jeruk, melati gambir, durian, pisang, duku, jagung, padi, kacang tanah, ketela pohon dan kambing; klaster agrowisata Derang, batik, knalpot, dan sapu; serta destinasi wisata Goa Lawa dan Owabong; c. Kabupaten Banyumas: industri unggulan minyak nilam, batik; minapolitan di Kecamatan Kedungbanteng, dengan komoditas unggulan gurami; klaster gula kelapa, minyak atsiri, batik; serta destinasi wisata Kawasan Baturraden; d. Kabupaten Cilacap: industri unggulan sabut kelapa, ikan, gula; agropolitan dengan Kota Tani Utama di Kecamatan Majenang, dengan komoditas unggulan pisang, sukun, karet, sapi dan IV -91 kambing; klaster makanan olahan hasil laut, olahan makanan, sabutret, batik; serta destinasi wisata Nusakambangan, Pantai Teluk Penyu dan Benteng Pendem; e. Kabupaten Kebumen: industri unggulan sabut kelapa, makanan; klaster anyaman pandan, sabut kelapa, batik; serta destinasi wisata Gua Jatijajar, Gua Petruk, Waduk Sempor, Pantai Karangbolong, Logending, Suwuk, dan Wisata Geologi Karangsambung. Pengembangan wilayah Barlingmascakeb diarahkan pada Pengem- bangan Wilayah Barlingmascakeb Berbasis Agropolitan, Industri, dan Pariwisata Berlandaskan Pilar Pembangunan Berkelanjutan. Sasaran yang akan dicapai Barlingmascakeb tahun 2018 sebagaimana tertuang dalam Tabel 4.15. Tabel 4.15. Sasaran Pertumbuhan Ekonomi, Angka Kemiskinan, dan TPT Tiap KabupatenKota di Wilayah Barlingmascakeb Tahun 2018 No KabupatenKota Pertumbuhan Ekonomi Angka Kemiskinan TPT 1 Banjarnegara 5,70 – 6,10 14,09 4,02 2 Purbalingga 6,20 – 6,60 13,95 4,20 3 Banyumas 6,20 – 6,60 13,95 5,55 4 Cilacap 5,80 – 6,20 9,07 2,99 5 Kebumen 6,20 – 6,60 14,78 1,97 Guna mencapai sasaran tersebut, dan mendukung arah kebijakan pembangunan daerah tahun 2018, maka strategi pengembangan wilayah Barlingmascakeb sebagai berikut: a. Pengembangan industri hulu-hilir yang terpadu di wilayah Barlingmascakeb; b. Peningkatan produktivitas pertanian dan pariwisata sebagai sektor unggulan di wilayah Barlingmascakeb; c. Peningkatan jaringan jalan untuk konektivitas interwilayah di Barlingmascakeb secara merata; d. Pengembangan transportasi massal regional di wilayah perkotaan Barlingmascakeb; e. Peningkatan kualitas SDM melalui peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan; f. Peningkatan kerjasama regional Barlingmascakeb melalui pengembangan kelembagaan kerjasama antar daerah. Dengan sasaran dan strategi tersebut, kemudian dijabarkan dalam program intervensi pembangunan daerah Provinsi Jawa Tengah yang diarahkan untuk mencapai sasaran pengembangan wilayah dan mendukung tercapainya kebijakan pembangunan daerah tahun 2018, sebagaimana tertuang dalam Tabel 4.16. IV -92 Tabel 4.16. Program Intervensi Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Tengah Di Wilayah Barlingmascakeb No. Aspek Program Intervensi Indikatif Lokasi 1 Ekonomi a. Pengaturan sistem harga yang terjangkau bagi pelaku industri yang menggunakan bahan baku lokal Barlingmascakeb b. Pengembangan produktivitas klaster industri berbasis masyarakat: 1 Klater kerajinan bambu, gula kelapa, sale pisang, sabutret, dan batik Kabupaten Cilacap 2 Klaster minyak atsiri, gula kelapa, dan batik Kaupaten Banyumas 3 Klaster kerajinan logam, bambu, rmbut, gula kelapa, makanan dan minuman, sapu, batu klawing, dan batik Kabupaten Purbalingga 4 Klaster keramik dan logam Kab Banjarnegara 5 Klaster kerajinan bambu, sabut kelapa, anyaman pandan, dan batik Kabupaten Kebumen c. Pemberian informasi dan koneksi yang mudah antar pelaku industri dan pelaku sektor usaha primer Barlingmascakeb d. Pemberian pelatihan ketrampilan berbasis pengolahan potensi lokal bagi masyarakat yang bekerja di sektor sekunder e. Peningkatan kewirausahaan bagi masyarakat guna mendapatkan nilai tambah untuk produk lokal serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat f. Perluasan target pemasaran gula semut yang merupakan produk olahan unggulan di Barlingmascakeb g. Mengoptimalkan pemanfaatan jalur tengah untuk jalur distribusi Barlingmascakeb h. Pengembangan sistem pertanian melalui intensifikasi dan ekstensifikasi Barlingmascakeb i. Perluasan target pemasaran hasil pertanian dengan mengunggulkan citra wilayah j. Peningkatan kualitas jalan-jalan pertanian untuk memeratakan pertumbuhan di wilayah pertanian dan memudahkan aksesibilitas IV -93 No. Aspek Program Intervensi Indikatif Lokasi distribusi produk k. Pengembangan dan pengoptimalan fungsi embung dalam mendukung kegiatan pengairan di wilayah pertanian Barlingmascakeb l. Peningkatan kegiatan promosi pariwisata hingga skala nasional Barlingmascakeb m. Peningkatan kualitas jalur-jalur pariwisata yang memadai Barlingmascakeb n. Pengembangan sektor perdagangan yang mendukung pariwisata Barlingmascakeb o. Peningkatan akomodasi penunjang aktivitas pariwisata yang memadai untuk meningkatkan kualitas pelayanan bagi pengunjung Barlingmascakeb 2 Infrastruktur Wilayah a. Perbaikan jalan-jalan rusak yang merupakan akses penghubung antar kabupaten Barlingmascakeb b. Pengoptimalan Jalur Lintas Selatan untuk meningkatkan konektivitas baik internal maupun eksternal wilayah Barlingmascakeb Jalur Lintas Selatan Jawa Tengah c. Pengembangan SPAM regional di wilayah Barlingmascakeb dengan cakupan seluruh Barlingmascakeb, meliputi SPAM Keburejo, Purbamas, dan Wononegoro Barlingmascakeb d. Peningkatan pelayanan air bersih guna memberikan pemenuhan yang merata di Kabupaten Cilacap Kab Cilacap e. Pengembangan embung-embung dan infrastruktur air bersih lainnya untuk persediaan pasokan air bersih dan menunjang irigasi Kabupaten Banyumas 3 Sosial a. Penyediaan dan pemerataan sarana pendidikan yang dapat dijangkau seluruh wilayah di Barlingmascakeb Barlingmascakeb b. Peningkatan kualitas pada setiap saraa pendidikan sehingga mampu menghasilkan kader lokal yang potensial c. Peningkatan dan pemerataan sarana kesehatan yang berhierarki di wilayah Barlingmascakeb Barlingmascakeb d. Peningkatan kualitas pada setiap hierarki pelayanan kesehatan Barlingmascakeb e. Pemberian pelatihan dan keahlian Barlingmascakeb IV -94 No. Aspek Program Intervensi Indikatif Lokasi berbasi pengelolaan potensi lokal dalam pengembangan pertanian, pariwisata, dan industri kreatif f. Perlibatan masyarakat dalam menunjang aktivitas industri pengolahan di Kabupaten Cilacap Perkotaan Cilacap g. Perlibatan masyarakat dalam penyediaan akomodasi penunjang pariwisata Barlingmascakeb 4 Tata Kelola a. Pengoptimalan kinerja BKPRD dalam menyikapai perkembangan wilayah di Barlingmascakeb Barlingmascakeb b. Koordinasi untuk pembagian wewenang dan tupoksi yang jelas supaya tidak terjadi overlap antara kinerja birokrasi yang berbeda c. Pembentukan badan pengelola yang berperan aktif mendorong pengem- bangan wilayah Barlingmascakeb Barlingmascakeb d. Pengadaan koordinasi rutin guna membahas setiap langkah pengem- bangan wilayah Barlingmascakeb e. Pemberdayaan kader-kader lokal yang potensial sebagai perwakilan badan pengelola pengembangan wilayah Barlingmascakeb f. Pengembangan sekertariat bersama sebagai wadah kerjasama pengembangan wilayah Barlingmascakeb 5 Lingkungan Hidup a. Pelestarian sumber daya air melalui pengendalian lahan terbangun Barlingmascakeb b. Pelestarian sumber daya tanah melalui pengembangan aktivitas di atas lahan sesuai dengan daya tamppung dan kemampuan lahan c. Pelestarian sumber daya hutan melalui konservasi dan peremajaan hutan kritis d. Penertiban kawasan lindung dari aktivitas-aktivitas budidaya Barlingmascakeb e. Meminimalisir aktivitas pada kawasan rawan bencana longsor f. Penyusunan masterplan rawan bencana di seluruh wilayah Barling- mascakeb guna kegiatan limitasi aktivitas pada kawasan rawan bencana IV -95

7. Purwomanggung