GAYA KEPEMIMPINAN BAB 2_Komunikasi Antar Pribadi

3 | P a g e dukungan moril, bantuan dana, obat-obatan, aneka barang kebutuhan pokok, perlengkapan rumah, perlengkapan penerangan, dan menjadi sukarelawan.

4. Melakukan Kerjasama

Tujuan komunikasi antar pribadi yang lainnya adalah untuk melakukan kerja sama antara seseorang dengan orang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu atau untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi kedua belah pihak.

5. Menceritakan Kekecewaan atau Kekesalan

Komunikasi antar pribadi juga dapat digunakan seseorang untuk menceritakan rasa kecewa atau kekesalan kepada orang lain. Pengungkapan segala bentuk kekecewaan atau kekesalan secara tepat secara tidak langsung akan dapat mengurangi beban pikiran. Komunikasi antar pribadi bukan saja merupakan cara untuk mencurahkan isi hati, tetapi juga merupakan cara mencari jalan keluar atau alternatif solusi masalah yang diahadapi.

6. Menumbuhkan Motivasi

Komunikasi membantu perkembangan motivasi dengan menjelaskan kepada para karyawan apa yang harus dilakukan bagaimana mereka bekerja baik dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja jika itu di bawah standar.

C. GAYA KEPEMIMPINAN

Gaya kepemimpinan pada dasarnya merupakan suatu cara bagaimana seorang pemimpin mempengaruhi, mengarahkan, memotivasi, dan mengendalikan bawahannya dengan cara-cara tertentu, sehingga bawahan dapat menyelesaikan tugas pekerjaannya secara efektif dan efisien. Dalam dunia bisnis, penerapan gaya kepemimpinan leadership style seseorang akan dapat mempengaruhi sikan dan perilaku bawahannya dalam melakukan pekerjaan mereka. Kepemimpinan dalam suatu organisasi terjadi karena adanya interaksi antara tiga komponen penting, yaitu manajer, karyawan, dan situasi atau kondisi lingkungan kerja tertentu. 1 Teori X dan Y Dikemukakan oleh Douglas McGregor. Teori ini didasarkan pada berbagai asumsi tentang para karyawan dan bagaimana memotivasi mereka. 4 | P a g e Tabel 2.1. Asumsi Teori X dan Y Teori X Teori Y • Karyawan cenerung tidak suka bekerja atau malas bekerja, jika mungkin menghindarinya • Karyawan selalu ingin diarahkan • Manajer harus selalu mengawasi kerja • Karyawan suka bekrja • Karyawan yang memiliki komitmen pada tujuan organisasi akan dapat mengarahkan dan mengendalikan dirinya sendiri • Karyawan belajar untuk menerima bahkan mencari tanggung jawab pada saat bekerja Asumsi yang dikembangkan dalam Teori X pada dasarnya cenderung negatif dan gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam suatu organisasi adalah gaya kepemimpinan petunjuk directive leadership style. Gaya kepemimpinan petunjuk sangatlah tepat diterapkan manakala karyawan yang menjadi bawahannya tersebut cenderung pasif, malas bekerja, tidak kreatif, dan tidak inovatif. oleh karena itu, peran pengarahan yang dilakukan oleh manajer suatu organisasi menjadi sangatlah dominan dan penting bagi kemajuan organisasinya tersebut. Tanpa arahan yang jelas dan baik, kinerja karyawan akan buruk, tugas-tugas pekerjaan yang dibebankan tidak dapat diselesaikan tepat waktu, atau kualitas penyelesaian pekerjaannya rendah. Dalam hal ini, komunikasi yang dikembangkan antara manajer dengan para karyawannya cenderung menjadi komunikasi satu arah yaitu komunikasi dari manajer kepada bawahannya top-down communications. Sementara itu, asumsi yang dikembangkan dalam Teori Y pada dasarnya cenderung positif dan gaya kepemimpinan yang dierapkannya adalah gaya kepemimpinan partisipatif partisipatif leadership style. Dalam Teori Y diasumsikan bahwa karyawan cenderung berperilaku positif. Karyawan pada dasarnya memiliki semangat kerja yang tinggi, tidak malas bekerja, ingin kerja mandiri, dan memiliki komitmen yang tinggi dalam mencapai tujuan suatu organisasi. Oleh karena itu, gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam situasi tersebut adalah gaya kepemimpinan partisipatif di mana para karyawan dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Komunikasi yang dikembangkan disini adalah komunikasi dua arah. Ringkasnya, dalam Teori X dan Y Douglas McGregor berusaha mengungkapkan bagaimana perilaku karyawan dalam bekerja dan sekaligus bagaimana gaya kepemimpinannya yang dapat diterapkan dalam situasi lingkungan kerja yang berbeda, termasuk bagaimana komunikasi antar pribadi manajer dan bawahan tersebut dikembangkan dalam lingkungan kerjanya. 2 Empat Gaya Kepemimpinan Apapun gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam suatu organisasi, maka komunikasi antar pribadi yaitu manajer dan bawahannya harus tetap terjaga dengan baik. Pada dasarnya di 5 | P a g e dalam setiap gaya kepemimpinan terdapat 2 unsur utama, yaitu unsur pengarahan directive behavior dan unsur bantuan supporting behavior. Dari dua unsur tersebut gaya kepemimpinan dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu otokrasi directing, pembinaan coaching, demokrasi supporting, dan kendali bebas delegating. Sumber: http:negativepositivity.wordpress.comtagperformance-management Gambar 2.1. Empat Gaya Kepemimpinan a Pengarahan Directing Pada gaya kepemimpinan otokrasi, pemimpin mengendalikan semua aspek kegiatan. Pemimpin memberitahukan sasaran apa saja yang ingin dicapai dan cara untuk mencapai sasaran tersebut, baik itu sasaran utama maupun sasaran minornya. Pemimpin juga berperan sebagai pengawas terhadap semua aktivitas anggotanya dan pemberi jalan 6 | P a g e keluar bila anggota mengalami masalah. Dengan kata lain, anggota tidak perlu pusing memikirkan apappun. Anggota cukup melaksanakan apa yang diputuskan pemimpin. Gaya kepemimpinan directing tepat digunakan pada situasi dan kondisi di mana para karyawan belum memiliki pengalaman yang cuup dalam menjalankan suatu tugas tertentu. b Pembinaan Coaching Gaya kepemimpinan pembinaan mirip dengan otokrasi. Pada gaya kepemimpinan ini seorang pemimpin masih menunjukkan sasaran yang ingin dicapai dan cara untuk mencapai sasaran tersebut. Namun, pada kepemimpinan ini anggota diajak untuk ikut memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Gaya kepemimpinan ini tepat digunakan pada situasi dan kondisi di mana para karyawan telah memiliki pengalaman yang cukup dalam menyelesaikan pekerjaan. Disamping itu, karyawan memiliki motivasi yang cukup tinggi dalam menyelesaikan setiap pekerjaannya. Dalam hal ini, seorang manajer perlu juga memberikan penjelasan seperlunya terhadap tugas dan pekerjaan yang belum dipahami dengan baik oleh para karyawan. c Dukungan Supporting Gaya kepemimpinan ini tepat digunakan pada situasi dan kondisi di mana para karyawan telah mengenal teknik-teknik yang dituntut dan telah mengembangkan hubungan yang baik dengan seorang manajer. Dalam hal ini, seorang manajer lebih banyak terlibat dalam berbagai keputusan kerja dan memperoleh berbagai masukan atau saran-saran dari para karyawan yang sangat berharga bagi peningkatan prestasi kerja. d Pendelegasian Delegating Gaya kepemimpinan ini tepat digunakan pada situasi dan kondisi di mana para karyawan telah memahami dengan baik tugas-tugas pekerjaan yang harus diselesaikan, sehingga mereka layak untuk menerima pendelegasian tugas dari seorang manajer. Meskipun telah mendelegasikan sebagian tugas pekerjaannya, seorang manajer juga harus tetap melakukan pemantauan atas kinerja para karyawannya, untuk memastikan bahwa mereka tetap berada pada jalur sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. 7 | P a g e Kepemimpinan directing cocok untuk anggota yang memiliki kompetensi rendah tapi komitmennya tinggi. Kepemimpinan coaching cocok untuk anggota yang memiliki kompetensi sedang dan komitmen rendah. Kepemimpinan supporting cocok untuk anggota yang memiliki kompetensi tinggi dengan komitmen yang bervariasi. Sementara itu, kepemimpinan delegating cocok untuk angggota yang memiliki kompetensi dan komitmen tinggi. Lalu, gaya kepemimpinan yang mana yang sebaiknya dijalankan? Jawaban dari pertanyaan ini adalah tergantung pada kondisi bawahan itu sendiri. Pada dasarnya tiap gaya kepemimpinan hanya cocok untuk kondisi tertentu saja. Dengan mengetahui kondisi nyata bawahannya, seorang pemimpin dapat memilih model kepemimpinan yang tepat. Tidak menutup kemungkinan seorang pemimpin menerapkan gaya yang berbeda untuk divisi atau seksi yang berbeda.

D. KEBUTUHAN MANUSIA