3 | P a g e
dukungan moril, bantuan dana, obat-obatan, aneka barang kebutuhan pokok, perlengkapan rumah, perlengkapan penerangan, dan menjadi sukarelawan.
4. Melakukan Kerjasama
Tujuan komunikasi antar pribadi yang lainnya adalah untuk melakukan kerja sama antara seseorang dengan orang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu atau untuk melakukan
sesuatu yang bermanfaat bagi kedua belah pihak.
5. Menceritakan Kekecewaan atau Kekesalan
Komunikasi antar pribadi juga dapat digunakan seseorang untuk menceritakan rasa kecewa atau kekesalan kepada orang lain. Pengungkapan segala bentuk kekecewaan atau
kekesalan secara tepat secara tidak langsung akan dapat mengurangi beban pikiran. Komunikasi antar pribadi bukan saja merupakan cara untuk mencurahkan isi hati, tetapi juga merupakan cara
mencari jalan keluar atau alternatif solusi masalah yang diahadapi.
6. Menumbuhkan Motivasi
Komunikasi membantu perkembangan motivasi dengan menjelaskan kepada para karyawan apa yang harus dilakukan bagaimana mereka bekerja baik dan apa yang dapat
dikerjakan untuk memperbaiki kinerja jika itu di bawah standar.
C. GAYA KEPEMIMPINAN
Gaya kepemimpinan pada dasarnya merupakan suatu cara bagaimana seorang pemimpin mempengaruhi, mengarahkan, memotivasi, dan mengendalikan bawahannya dengan cara-cara
tertentu, sehingga bawahan dapat menyelesaikan tugas pekerjaannya secara efektif dan efisien. Dalam dunia bisnis, penerapan gaya kepemimpinan leadership style seseorang akan
dapat mempengaruhi sikan dan perilaku bawahannya dalam melakukan pekerjaan mereka. Kepemimpinan dalam suatu organisasi terjadi karena adanya interaksi antara tiga komponen
penting, yaitu manajer, karyawan, dan situasi atau kondisi lingkungan kerja tertentu.
1 Teori X dan Y
Dikemukakan oleh Douglas McGregor. Teori ini didasarkan pada berbagai asumsi tentang para karyawan dan bagaimana memotivasi mereka.
4 | P a g e
Tabel 2.1. Asumsi Teori X dan Y Teori X
Teori Y
• Karyawan cenerung tidak suka bekerja atau
malas bekerja, jika mungkin menghindarinya
• Karyawan selalu ingin diarahkan
• Manajer harus selalu mengawasi kerja
• Karyawan suka bekrja
• Karyawan yang memiliki komitmen pada
tujuan organisasi akan dapat mengarahkan dan mengendalikan dirinya sendiri
• Karyawan belajar untuk menerima bahkan
mencari tanggung jawab pada saat bekerja
Asumsi yang dikembangkan dalam Teori X pada dasarnya cenderung negatif dan gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam suatu organisasi adalah gaya kepemimpinan petunjuk
directive leadership style. Gaya kepemimpinan petunjuk sangatlah tepat diterapkan manakala karyawan yang menjadi bawahannya tersebut cenderung pasif, malas bekerja, tidak kreatif, dan
tidak inovatif. oleh karena itu, peran pengarahan yang dilakukan oleh manajer suatu organisasi menjadi sangatlah dominan dan penting bagi kemajuan organisasinya tersebut. Tanpa arahan
yang jelas dan baik, kinerja karyawan akan buruk, tugas-tugas pekerjaan yang dibebankan tidak dapat diselesaikan tepat waktu, atau kualitas penyelesaian pekerjaannya rendah.
Dalam hal ini, komunikasi yang dikembangkan antara manajer dengan para karyawannya cenderung menjadi komunikasi satu arah yaitu komunikasi dari manajer kepada bawahannya
top-down communications. Sementara itu, asumsi yang dikembangkan dalam Teori Y pada dasarnya cenderung positif
dan gaya kepemimpinan yang dierapkannya adalah gaya kepemimpinan partisipatif partisipatif leadership style. Dalam Teori Y diasumsikan bahwa karyawan cenderung berperilaku positif.
Karyawan pada dasarnya memiliki semangat kerja yang tinggi, tidak malas bekerja, ingin kerja mandiri, dan memiliki komitmen yang tinggi dalam mencapai tujuan suatu organisasi. Oleh karena
itu, gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam situasi tersebut adalah gaya kepemimpinan partisipatif di mana para karyawan dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Komunikasi
yang dikembangkan disini adalah komunikasi dua arah. Ringkasnya, dalam Teori X dan Y Douglas McGregor berusaha mengungkapkan bagaimana
perilaku karyawan dalam bekerja dan sekaligus bagaimana gaya kepemimpinannya yang dapat diterapkan dalam situasi lingkungan kerja yang berbeda, termasuk bagaimana komunikasi antar
pribadi manajer dan bawahan tersebut dikembangkan dalam lingkungan kerjanya.
2 Empat Gaya Kepemimpinan
Apapun gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam suatu organisasi, maka komunikasi antar pribadi yaitu manajer dan bawahannya harus tetap terjaga dengan baik. Pada dasarnya di
5 | P a g e
dalam setiap gaya kepemimpinan terdapat 2 unsur utama, yaitu unsur pengarahan directive behavior dan unsur bantuan supporting behavior. Dari dua unsur tersebut gaya kepemimpinan
dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu otokrasi directing, pembinaan coaching, demokrasi supporting, dan kendali bebas delegating.
Sumber: http:negativepositivity.wordpress.comtagperformance-management
Gambar 2.1. Empat Gaya Kepemimpinan a
Pengarahan Directing
Pada gaya kepemimpinan otokrasi, pemimpin mengendalikan semua aspek kegiatan. Pemimpin memberitahukan sasaran apa saja yang ingin dicapai dan cara untuk mencapai
sasaran tersebut, baik itu sasaran utama maupun sasaran minornya. Pemimpin juga berperan sebagai pengawas terhadap semua aktivitas anggotanya dan pemberi jalan
6 | P a g e
keluar bila anggota mengalami masalah. Dengan kata lain, anggota tidak perlu pusing memikirkan apappun. Anggota cukup melaksanakan apa yang diputuskan pemimpin.
Gaya kepemimpinan directing tepat digunakan pada situasi dan kondisi di mana para karyawan belum memiliki pengalaman yang cuup dalam menjalankan suatu tugas
tertentu.
b Pembinaan Coaching
Gaya kepemimpinan pembinaan mirip dengan otokrasi. Pada gaya kepemimpinan ini seorang pemimpin masih menunjukkan sasaran yang ingin dicapai dan cara untuk
mencapai sasaran tersebut. Namun, pada kepemimpinan ini anggota diajak untuk ikut memecahkan masalah yang sedang dihadapi.
Gaya kepemimpinan ini tepat digunakan pada situasi dan kondisi di mana para karyawan telah memiliki pengalaman yang cukup dalam menyelesaikan pekerjaan. Disamping itu,
karyawan memiliki motivasi yang cukup tinggi dalam menyelesaikan setiap pekerjaannya. Dalam hal ini, seorang manajer perlu juga memberikan penjelasan seperlunya terhadap
tugas dan pekerjaan yang belum dipahami dengan baik oleh para karyawan.
c Dukungan Supporting
Gaya kepemimpinan ini tepat digunakan pada situasi dan kondisi di mana para karyawan telah mengenal teknik-teknik yang dituntut dan telah mengembangkan hubungan yang
baik dengan seorang manajer. Dalam hal ini, seorang manajer lebih banyak terlibat dalam berbagai keputusan kerja dan memperoleh berbagai masukan atau saran-saran dari para
karyawan yang sangat berharga bagi peningkatan prestasi kerja.
d Pendelegasian Delegating
Gaya kepemimpinan ini tepat digunakan pada situasi dan kondisi di mana para karyawan telah memahami dengan baik tugas-tugas pekerjaan yang harus diselesaikan, sehingga
mereka layak untuk menerima pendelegasian tugas dari seorang manajer. Meskipun telah mendelegasikan sebagian tugas pekerjaannya, seorang manajer juga harus tetap
melakukan pemantauan atas kinerja para karyawannya, untuk memastikan bahwa mereka tetap berada pada jalur sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
7 | P a g e
Kepemimpinan directing cocok untuk anggota yang memiliki kompetensi rendah tapi komitmennya tinggi. Kepemimpinan coaching cocok untuk anggota yang memiliki kompetensi
sedang dan komitmen rendah. Kepemimpinan supporting cocok untuk anggota yang memiliki kompetensi tinggi dengan komitmen yang bervariasi. Sementara itu, kepemimpinan delegating
cocok untuk angggota yang memiliki kompetensi dan komitmen tinggi. Lalu, gaya kepemimpinan yang mana yang sebaiknya dijalankan? Jawaban dari
pertanyaan ini adalah tergantung pada kondisi bawahan itu sendiri. Pada dasarnya tiap gaya kepemimpinan hanya cocok untuk kondisi tertentu saja. Dengan mengetahui kondisi nyata
bawahannya, seorang pemimpin dapat memilih model kepemimpinan yang tepat. Tidak menutup kemungkinan seorang pemimpin menerapkan gaya yang berbeda untuk divisi atau seksi yang
berbeda.
D. KEBUTUHAN MANUSIA