BAB 2_Komunikasi Antar Pribadi

(1)

1 | P a g e

BAB 2

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI

Setelah membahas tentang berbagai bentuk dasar dalam komunikasi bisnis baik itu komunikasi verbal dan nonverbal, selanjutnya pada bab ini akan dibahas tentang berbagai hal yang berkaitan dengan komunikasi antar pribadi atau komunikasi antar individu. Secara lebih rinci, di dalam bab ini akan dibahas tentang pengertian komunikasi antar pribadi, tujuan komunikasi antar pribadi, gaya kepemimpinan, kebutuhan manusia, dan mendengarkan sebagai suatu keahlian komunikasi antar pribadi.

A. PENGERTIAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI

Komunikasi antar pribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara individu-individu (Littlejohn, 1990 dalam http://www.slideshare.net/Chataling/modul-pelatihan-kompetensi-komunikasi:110). Bentuk khusus dari komunikasi antar pribadi ini adalah komunikasi yang melibatkan hanya dua orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun non verbal, seperti suami-istri, dua sahabat dekat, guru dengan seorang muridnya, dan sebagainya.

Berdasarkan hal tersebut di atas, paling tidak ada empat hal penting yang perlu diperhatikan, antara lain:

a. Komunikasi dilakukan oleh dua orang atau lebih

b. Menggunakan media tertentu, misalnya telepon atau bertatap muka Tujuan Instruksional Khusus:

Setelah Mempelajari Bab ini, mahasiswa akan dapat: 1. Menjelaskan Pengertian Komunikasi Antar pribadi 2. Memahami Tujuan Komunikasi Antar Pribadi 3. Membedakan aneka Gaya Kepemimpinan 4. Menjelaskan teori kebutuhan manusia


(2)

2 | P a g e c. Bahasa yang digunakan bersifat informal (tidak baku), dapat menggunakan bahasa daerah,

bahasa pergaulan, atau bahasa campuran

d. Tujuan yang ingin dicapai dapat bersifat personal (pribadi) bila komunikasi terjadi dalam suatu masyarakat; dan untuk pelaksanaan tugas pekerjaan bila komunikasi terjadi dalam suatu organisasi.

Komunikasi antar pribadi sangat potensial untuk menjalankan fungsi instrumental sebagai alat untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain. Karena kita dapat menggunakan kelima alat indera kita untuk mempertinggi daya bujuk pesan yang kita komunikasikan kepada komunikan kita. Komunikasi antar pribadi berperan penting hingga kapanpun, selama manusia masih mempunyai emosi. Kenyataannya komunikasi tatap muka ini membuat manusia merasa lebih akrab dengan sesamanya, berbeda dengan komunikasi lewat media massa seperti surat kabar, televisi, ataupun lewat teknologi tercanggih sekalipun.

B. BENTUK DASAR KOMUNIKASI

Seseorang berkomunikasi dengan orang lain tentu saja memiliki tujuan tertentu, termasuk di dalamnya komunikasi antar pribadi. Ada beberapa tujuan yang inigin dicapai dalam komunikasi antarpribadi, antara lain:

1. Menyampaikan Informasi

Komunikasi memberikan informasi yang diperlukan individu dan kelompok untuk mengambil keputusan dengan meneruskan data guna mengenai dan menilai pilihan-pilihan alternatif (Robbins, 2002 : 310-311).

2. Berbagi Pengalaman

Selain menyampaikan, komukasi antar pribadi juga memiliki tujuan untuk saling membagi pengalaman pribadi kepada orang lain mengenai hal-hal yang menyenangkan maupun hal-hal yang menyedihkan.

3. Menumbuhkan Simpati

Simpati adalah suatu sikap positif yang ditunjukkan oleh seseorang yang muncul dari lubuk hati yang paling dalam untuk ikut merasakan bagimana beban derita, musibah, kesedihan, dan kepiluan yang sedang dirasakan oleh orang lain. Komunikasi juga dapat digunakan untuk menumbuhkan rasa simpat seseorang kepada orang lain antara lain dapat dilakuan dalam bnetuk


(3)

3 | P a g e dukungan moril, bantuan dana, obat-obatan, aneka barang kebutuhan pokok, perlengkapan rumah, perlengkapan penerangan, dan menjadi sukarelawan.

4. Melakukan Kerjasama

Tujuan komunikasi antar pribadi yang lainnya adalah untuk melakukan kerja sama antara seseorang dengan orang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu atau untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi kedua belah pihak.

5. Menceritakan Kekecewaan atau Kekesalan

Komunikasi antar pribadi juga dapat digunakan seseorang untuk menceritakan rasa kecewa atau kekesalan kepada orang lain. Pengungkapan segala bentuk kekecewaan atau kekesalan secara tepat secara tidak langsung akan dapat mengurangi beban pikiran. Komunikasi antar pribadi bukan saja merupakan cara untuk mencurahkan isi hati, tetapi juga merupakan cara mencari jalan keluar atau alternatif solusi masalah yang diahadapi.

6. Menumbuhkan Motivasi

Komunikasi membantu perkembangan motivasi dengan menjelaskan kepada para karyawan apa yang harus dilakukan bagaimana mereka bekerja baik dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja jika itu di bawah standar.

C. GAYA KEPEMIMPINAN

Gaya kepemimpinan pada dasarnya merupakan suatu cara bagaimana seorang pemimpin mempengaruhi, mengarahkan, memotivasi, dan mengendalikan bawahannya dengan cara-cara tertentu, sehingga bawahan dapat menyelesaikan tugas pekerjaannya secara efektif dan efisien.

Dalam dunia bisnis, penerapan gaya kepemimpinan (leadership style) seseorang akan dapat mempengaruhi sikan dan perilaku bawahannya dalam melakukan pekerjaan mereka. Kepemimpinan dalam suatu organisasi terjadi karena adanya interaksi antara tiga komponen penting, yaitu manajer, karyawan, dan situasi atau kondisi lingkungan kerja tertentu.

1) Teori X dan Y

Dikemukakan oleh Douglas McGregor. Teori ini didasarkan pada berbagai asumsi tentang para karyawan dan bagaimana memotivasi mereka.


(4)

4 | P a g e Tabel 2.1. Asumsi Teori X dan Y

Teori X Teori Y

• Karyawan cenerung tidak suka bekerja atau malas bekerja, jika mungkin

menghindarinya

• Karyawan selalu ingin diarahkan • Manajer harus selalu mengawasi kerja

• Karyawan suka bekrja

• Karyawan yang memiliki komitmen pada tujuan organisasi akan dapat mengarahkan dan mengendalikan dirinya sendiri

• Karyawan belajar untuk menerima bahkan mencari tanggung jawab pada saat bekerja

Asumsi yang dikembangkan dalam Teori X pada dasarnya cenderung negatif dan gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam suatu organisasi adalah gaya kepemimpinan petunjuk

(directive leadership style). Gaya kepemimpinan petunjuk sangatlah tepat diterapkan manakala karyawan yang menjadi bawahannya tersebut cenderung pasif, malas bekerja, tidak kreatif, dan tidak inovatif. oleh karena itu, peran pengarahan yang dilakukan oleh manajer suatu organisasi menjadi sangatlah dominan dan penting bagi kemajuan organisasinya tersebut. Tanpa arahan yang jelas dan baik, kinerja karyawan akan buruk, tugas-tugas pekerjaan yang dibebankan tidak dapat diselesaikan tepat waktu, atau kualitas penyelesaian pekerjaannya rendah.

Dalam hal ini, komunikasi yang dikembangkan antara manajer dengan para karyawannya cenderung menjadi komunikasi satu arah yaitu komunikasi dari manajer kepada bawahannya

(top-down communications).

Sementara itu, asumsi yang dikembangkan dalam Teori Y pada dasarnya cenderung positif dan gaya kepemimpinan yang dierapkannya adalah gaya kepemimpinan partisipatif (partisipatif leadership style). Dalam Teori Y diasumsikan bahwa karyawan cenderung berperilaku positif. Karyawan pada dasarnya memiliki semangat kerja yang tinggi, tidak malas bekerja, ingin kerja mandiri, dan memiliki komitmen yang tinggi dalam mencapai tujuan suatu organisasi. Oleh karena itu, gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam situasi tersebut adalah gaya kepemimpinan partisipatif di mana para karyawan dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Komunikasi yang dikembangkan disini adalah komunikasi dua arah.

Ringkasnya, dalam Teori X dan Y Douglas McGregor berusaha mengungkapkan bagaimana perilaku karyawan dalam bekerja dan sekaligus bagaimana gaya kepemimpinannya yang dapat diterapkan dalam situasi lingkungan kerja yang berbeda, termasuk bagaimana komunikasi antar pribadi (manajer dan bawahan) tersebut dikembangkan dalam lingkungan kerjanya.

2) Empat Gaya Kepemimpinan

Apapun gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam suatu organisasi, maka komunikasi antar pribadi yaitu manajer dan bawahannya harus tetap terjaga dengan baik. Pada dasarnya di


(5)

5 | P a g e dalam setiap gaya kepemimpinan terdapat 2 unsur utama, yaitu unsur pengarahan (directive behavior) dan unsur bantuan (supporting behavior). Dari dua unsur tersebut gaya kepemimpinan dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu otokrasi (directing), pembinaan (coaching), demokrasi (supporting), dan kendali bebas (delegating).

Sumber: http://negativepositivity.wordpress.com/tag/performance-management/ Gambar 2.1. Empat Gaya Kepemimpinan

a) Pengarahan (Directing)

Pada gaya kepemimpinan otokrasi, pemimpin mengendalikan semua aspek kegiatan. Pemimpin memberitahukan sasaran apa saja yang ingin dicapai dan cara untuk mencapai sasaran tersebut, baik itu sasaran utama maupun sasaran minornya. Pemimpin juga berperan sebagai pengawas terhadap semua aktivitas anggotanya dan pemberi jalan


(6)

6 | P a g e keluar bila anggota mengalami masalah. Dengan kata lain, anggota tidak perlu pusing memikirkan apappun. Anggota cukup melaksanakan apa yang diputuskan pemimpin.

Gaya kepemimpinan directing tepat digunakan pada situasi dan kondisi di mana para karyawan belum memiliki pengalaman yang cuup dalam menjalankan suatu tugas tertentu.

b) Pembinaan (Coaching)

Gaya kepemimpinan pembinaan mirip dengan otokrasi. Pada gaya kepemimpinan ini seorang pemimpin masih menunjukkan sasaran yang ingin dicapai dan cara untuk mencapai sasaran tersebut. Namun, pada kepemimpinan ini anggota diajak untuk ikut memecahkan masalah yang sedang dihadapi.

Gaya kepemimpinan ini tepat digunakan pada situasi dan kondisi di mana para karyawan telah memiliki pengalaman yang cukup dalam menyelesaikan pekerjaan. Disamping itu, karyawan memiliki motivasi yang cukup tinggi dalam menyelesaikan setiap pekerjaannya. Dalam hal ini, seorang manajer perlu juga memberikan penjelasan seperlunya terhadap tugas dan pekerjaan yang belum dipahami dengan baik oleh para karyawan.

c) Dukungan (Supporting)

Gaya kepemimpinan ini tepat digunakan pada situasi dan kondisi di mana para karyawan telah mengenal teknik-teknik yang dituntut dan telah mengembangkan hubungan yang baik dengan seorang manajer. Dalam hal ini, seorang manajer lebih banyak terlibat dalam berbagai keputusan kerja dan memperoleh berbagai masukan atau saran-saran dari para karyawan yang sangat berharga bagi peningkatan prestasi kerja.

d) Pendelegasian (Delegating)

Gaya kepemimpinan ini tepat digunakan pada situasi dan kondisi di mana para karyawan telah memahami dengan baik tugas-tugas pekerjaan yang harus diselesaikan, sehingga mereka layak untuk menerima pendelegasian tugas dari seorang manajer. Meskipun telah mendelegasikan sebagian tugas pekerjaannya, seorang manajer juga harus tetap melakukan pemantauan atas kinerja para karyawannya, untuk memastikan bahwa mereka tetap berada pada jalur sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.


(7)

7 | P a g e Kepemimpinan directing cocok untuk anggota yang memiliki kompetensi rendah tapi komitmennya tinggi. Kepemimpinan coaching cocok untuk anggota yang memiliki kompetensi sedang dan komitmen rendah. Kepemimpinan supporting cocok untuk anggota yang memiliki kompetensi tinggi dengan komitmen yang bervariasi. Sementara itu, kepemimpinan delegating

cocok untuk angggota yang memiliki kompetensi dan komitmen tinggi.

Lalu, gaya kepemimpinan yang mana yang sebaiknya dijalankan? Jawaban dari pertanyaan ini adalah tergantung pada kondisi bawahan itu sendiri. Pada dasarnya tiap gaya kepemimpinan hanya cocok untuk kondisi tertentu saja. Dengan mengetahui kondisi nyata bawahannya, seorang pemimpin dapat memilih model kepemimpinan yang tepat. Tidak menutup kemungkinan seorang pemimpin menerapkan gaya yang berbeda untuk divisi atau seksi yang berbeda.

D. KEBUTUHAN MANUSIA

Setiap orang tentunya memiliki berbagai macam kebutuhan hidup dan kehidupan yang berbeda, mulai dari kebutuhan dasar manusia hingga kebutuhan yang tergolong kebutuhan mewah. Oleh karena itu, munculah berbagai macam teori yang mencoba mengupas secara tuntas fenomena tentang aneka kebutuhan hidup manusia tersebut.

1. Teori Hierarki Kebutuhan

Abrham Maslow dengan Teori Hierarki Kebutuhan (Hierarchy of Needs Theory)

mengatakan bahwa, manusia pada dasarnya memiliki lima kebutuhan yang bertingkat-tingkat mulai dari kebutuhan yang paling dasar (asasi) sampai pada kebutuhan aktualisasi diri. Menurut teori ini, untuk menuju pada jenjang kebutuhan yang lebih tinggi, seseorang harus dapat memenuhi kebutuhan yang ada di tingkat bawahnya.

a) Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs)

Merupakan kebutuhan tingkat pertama dan utama untuk mempertahankan hidup dan kebutuhan manusia (survival). Contohnya kebutuhan untuk makan, minum, pakaian, seks dan sejenisnya. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan hidup manusia yang paling dasar dan setiap manusia memerlukannya tanpa kecuali. Oleh karenanya, kebutuhan fisiologis harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan lainnya dapat dipenuhi.

b) Kebutuhan Keamanan (Safety Needs)

Disebut juga dengan “safety needs”. Rasa aman dalam bentuk lingkungan psikologis yaitu terbebas dari gangguan dan ancaman serta permasalahan yang dapat mengganggu ketenangan hidup seseorang.


(8)

8 | P a g e c) Kebutuhan Sosial (Social Needs)

Jenjang ketiga dalam teori Maslow adalah kebutuhan sosial (social needs). Pada dasarnya, kebutuhan sosial berkaitan dengan kegiatan kemasyarakatan, bagaimana seseorang berinteraksi dengan orang lain di dalam suatu kehidupan bermasyarakat.

d) Kebutuhan Status (Status Needs)

Selain pemenuhan akan kebutuhan dasar, manusia juga ingin memenhi kebutuhan akan status dirinya. Kebutuhan manusia akan status (status needs) berkatidan dengan pengakuan, penghargaan, kedudukan dan tingkatan sosial di masyarakat. Manusia ingin diakui, dihargai, dan dinilai segala kegiatannya di dalam bermasyarakat.

e) Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self-Actualizations Needs)

Merupakan tingkatan kebutuhan yang tertinggi menurut Maslow. Disebut juga “self actualization needs”. Setiap orang memiliki potensi dan itu perlu pengembangan dan pengaktualisasian. Orang akan menjadi puas dan bahagia bilamana dapat mewujudkan peran dan tanggungjawab dengan baik. Dalam hal ini yang ditekankan adalah bagaimana seseorang mampu mengaktualisasikan dirinya dalam berbagai kegiatan yang mampu menumbuhkan suatu kreativitas, inovasi-inovasi baru, maupun mampu menunjukkan sikap kearifan dan kebijaksanaan dalam mengambil suatu keputusan-keputusan penting dalam suatu organisasi.

Sumber: filsafat.kompasiana.com, 2010.


(9)

9 | P a g e 2. Teori Dua Faktor

Sementara itu, pendekatan lain yang digunakan untuk mengetahui sumber motivasi seseorang dalam menyelesaikan suatu pekerjaan dikemukakan oleh Frederick Herzberg dengan Teori Dua Faktor/Motivasi Kesehatan Two Factor atau Motivation Hygiene Theory).

Teori Dua Faktor dari Herzberg ini pada dasarnya merupakan pengembangan dari Teori Kebutuhan Maslow. Menurut teori ini, dalam menunaikan tugas/pekerjaannya, karyawan sangat dipengaruhi oleh dua faktor penting, yaitu faktor dissatisfiers/hygiene dan faktor

motivator. Dissatisfiers factor atau faktor kesehatan (Hygiene factor) merupakan faktor yang mempertahankan/menjaga tingkat motivasi kerja karyawan jika faktor tersebut diberikan secara tepat. Jika faktor tersebut diberikan tidak tepat, justru akan berdampak pada menurunnya semangat atau motivasi kerja karyawan. Sementara itu, faktor pendorong

(Motivator factor) merupakan faktor penting yang mampu memberikan dorongan atau motivasi kerja bagi para karyawannya.

Gambar 2.3.

Sumber Kepuasan dan Ketidakpuasan dalam Teori Dua Faktor Herzberg (Schermerhorn dkk, 2002:158)

E. MENDENGARKAN SEBAGAI KEAHLIAN ANTARPRIBADI

Salah satu komponen dari proses komunikasi adalah bagian menerima pesan, salah satunya dengan cara mendengarkan. Mendengarkan bukan hanya secara harfiah menggunakan alat pendengaran (telinga), tetapi memiliki arti yang lebih luas dengan penggunaan alat penerima


(10)

10 | P a g e pesan lainnya. Perbedaan istilah mendengarkan dengan mendengar adalah untuk membedakan pengertian seperti halnya istilah dalam bahasa Inggris yang membedakan “listen/listening”

dengan “hear/hearing”

Dalam bahasa Inggris listen berpadanan dengan “pay attention” atau memberikan perhatian terhadap sesuatu, dan bukan terhadap suara semata. Adakalanya proses komunikasi menggunakan bahasa tubuh, di mana proses mendengarkan bukan menggunakan telinga sebagai alat penerima pesan, melainkan menggunakan mata sebagai alat penerima pesan, yang selanjutnya informasi visual tersebut akan diterjemahkan menjadi pesan yang dapat dimengerti.

Sumber: Djoko Purwanto, 2006:31

Gambar 2.4. Mendengar dengan aktif

Gambar 2.4. di atas menggambarkan bagaimana mendengar dengan aktif melalui pikiran, emosi, dan bahasa tubuh. Dengan pikiran, seseorang dapat memilih kata-kata yang tepat untuk disampaikan kepada pihak lain, sehingga dapat dipahami dengan baik dan benar. Dengan emosi, seseorang dapat mengungkapkan perasaannya (suka, duka, yakin atau ragu-ragu) dalam mengadakan hubungan komunikasi dengan orang lain. Dengan bahasa tubuh, seseorang dapat lebih meyakinkan apa yang telah disampaikan dengan kata-kata dan perasaannya, yang diungkapkan dalam bentuk tindakan tertentu yang dapat dipahami oleh orang lain.

RINGKASAN

Komunikasi antar pribadi merupakan salah satu bentuk komunikasi yang dilakukan antara individu yang satu dengan individu yang lain baik yang terjadi dalam suatu masyarakat umum maupun dalam suatu orgnaisasi bisnis maupun non bisnis. Namun, dalam hal ini komunkasi antar pribadi lebih difokuskan pada komunkasi yang ada adalam suatu orgnaisasi bisnis maupun non bisnis yaitu antara manajer dengan karyawan atau pegawai.

Pikiran Emosi Bahasa Tubuh

Kata-kata Perasaan Tindakan

Pemahaman Mengadakan Hubungan


(11)

11 | P a g e Komunikasi antar pribadi memiliki berbagai macam tujuan, antara lain: untuk menyampaikan informasi, berbagi pengalaman, melakukan kerja sama, memotivasi, menumbuhkan simpati, dan melampiaskan kekecewaan dan kekesalan kepada orang lain.

Dalam komunikasi antar pribadi, suatu organisasi bisnis maupun non bisnis tidak dapat dilepaskan dengan gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh seorang manajer. Ada berbagai macam gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan oleh seorang manajer. Berbagai macam gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam suatu organisasi, antara lain: teori X dan Y yang dikemukakan oleh Douglas McGregor, directing, coaching, supporting, dan delegating, yang dikemukakan oleh Ludlow dan Paton.

Dalam komunikasi antar pribadi juga perlu dipahami tentang bagaimana kebutuhan hidup manusia . sebagaimana diketahui bahwa kebutuhan manusia sangatlah bervariasi. Untuk memahami bagaimana kebutuhan hidup manusia yang sangat beragam teresebut, maka munculah berbagai teori, misalnya teori tentang hierarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham Maslow, teori dua faktor yang dikemukakan oleh Herzberg.

Ketika komunikasi antar pribadi terjadi, maka mendengarkan memiliki peran yang sangat penting bagi tercapainya suatu pemahaman yang benar dalam suatu percakapan dengan orang lain. Mendengarkan dalam hal ini merupakan kegiatan mendengar secara aktif dan dinamis yang memerlukan suatu konsentrasi secara penuh dan utuh tanpa diinterupsi adanya gangguan dalam berkomunikasi.

TUGAS

1) Setiap orang tentu saja memiliki berbagai macam kebutuhan hidup yang harus dipenuhi untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Coba identifikasi berbagai kebutuhan hidup Anda sebagaimana teori yang dikemukakan oleh Maslow. Buatlah dalam bentuk piramida.

2) Cara menunjukkan rasa simpati atas terjadinya musibah atau bencana di suatu daerah dapat dilakukan berbagai macam cara. Menurut Anda, bagaimana masyarakat di daerah Anda menunjukkan rasa simpatinya kepada orang lain yang sedang ditimpa musibah atau bencana teresebut. Berikan contohnya.


(12)

12 | P a g e REFERENSI:

http://filsafat.kompasiana.com.

http://negativepositivity.wordpress.com/tag/performance-management/ http://www.slideshare.net/Chataling/modul-pelatihan-kompetensi-komunikasi

Modul Interpersonal Skill. 2007.Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Jakarta.

Purwanto, Djoko. 2006. Komunikasi Bisnis Edisi Ketiga. Erlangga. Jakarta

Schermerhorn. Jr., J.C. Hunt, J.G., & Osborn, R.N. 2002. Organizational Behavior. NY: John Willey & Sons Inc.


(1)

7 | P a g e Kepemimpinan directing cocok untuk anggota yang memiliki kompetensi rendah tapi komitmennya tinggi. Kepemimpinan coaching cocok untuk anggota yang memiliki kompetensi sedang dan komitmen rendah. Kepemimpinan supporting cocok untuk anggota yang memiliki kompetensi tinggi dengan komitmen yang bervariasi. Sementara itu, kepemimpinan delegating cocok untuk angggota yang memiliki kompetensi dan komitmen tinggi.

Lalu, gaya kepemimpinan yang mana yang sebaiknya dijalankan? Jawaban dari pertanyaan ini adalah tergantung pada kondisi bawahan itu sendiri. Pada dasarnya tiap gaya kepemimpinan hanya cocok untuk kondisi tertentu saja. Dengan mengetahui kondisi nyata bawahannya, seorang pemimpin dapat memilih model kepemimpinan yang tepat. Tidak menutup kemungkinan seorang pemimpin menerapkan gaya yang berbeda untuk divisi atau seksi yang berbeda.

D. KEBUTUHAN MANUSIA

Setiap orang tentunya memiliki berbagai macam kebutuhan hidup dan kehidupan yang berbeda, mulai dari kebutuhan dasar manusia hingga kebutuhan yang tergolong kebutuhan mewah. Oleh karena itu, munculah berbagai macam teori yang mencoba mengupas secara tuntas fenomena tentang aneka kebutuhan hidup manusia tersebut.

1. Teori Hierarki Kebutuhan

Abrham Maslow dengan Teori Hierarki Kebutuhan (Hierarchy of Needs Theory) mengatakan bahwa, manusia pada dasarnya memiliki lima kebutuhan yang bertingkat-tingkat mulai dari kebutuhan yang paling dasar (asasi) sampai pada kebutuhan aktualisasi diri. Menurut teori ini, untuk menuju pada jenjang kebutuhan yang lebih tinggi, seseorang harus dapat memenuhi kebutuhan yang ada di tingkat bawahnya.

a) Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs)

Merupakan kebutuhan tingkat pertama dan utama untuk mempertahankan hidup dan kebutuhan manusia (survival). Contohnya kebutuhan untuk makan, minum, pakaian, seks dan sejenisnya. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan hidup manusia yang paling dasar dan setiap manusia memerlukannya tanpa kecuali. Oleh karenanya, kebutuhan fisiologis harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan lainnya dapat dipenuhi.

b) Kebutuhan Keamanan (Safety Needs)

Disebut juga dengan “safety needs”. Rasa aman dalam bentuk lingkungan psikologis yaitu terbebas dari gangguan dan ancaman serta permasalahan yang dapat mengganggu ketenangan hidup seseorang.


(2)

8 | P a g e c) Kebutuhan Sosial (Social Needs)

Jenjang ketiga dalam teori Maslow adalah kebutuhan sosial (social needs). Pada dasarnya, kebutuhan sosial berkaitan dengan kegiatan kemasyarakatan, bagaimana seseorang berinteraksi dengan orang lain di dalam suatu kehidupan bermasyarakat.

d) Kebutuhan Status (Status Needs)

Selain pemenuhan akan kebutuhan dasar, manusia juga ingin memenhi kebutuhan akan status dirinya. Kebutuhan manusia akan status (status needs) berkatidan dengan pengakuan, penghargaan, kedudukan dan tingkatan sosial di masyarakat. Manusia ingin diakui, dihargai, dan dinilai segala kegiatannya di dalam bermasyarakat.

e) Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self-Actualizations Needs)

Merupakan tingkatan kebutuhan yang tertinggi menurut Maslow. Disebut juga “self actualization needs”. Setiap orang memiliki potensi dan itu perlu pengembangan dan pengaktualisasian. Orang akan menjadi puas dan bahagia bilamana dapat mewujudkan peran dan tanggungjawab dengan baik. Dalam hal ini yang ditekankan adalah bagaimana seseorang mampu mengaktualisasikan dirinya dalam berbagai kegiatan yang mampu menumbuhkan suatu kreativitas, inovasi-inovasi baru, maupun mampu menunjukkan sikap kearifan dan kebijaksanaan dalam mengambil suatu keputusan-keputusan penting dalam suatu organisasi.

Sumber: filsafat.kompasiana.com, 2010.


(3)

9 | P a g e 2. Teori Dua Faktor

Sementara itu, pendekatan lain yang digunakan untuk mengetahui sumber motivasi seseorang dalam menyelesaikan suatu pekerjaan dikemukakan oleh Frederick Herzberg dengan Teori Dua Faktor/Motivasi Kesehatan Two Factor atau Motivation Hygiene Theory). Teori Dua Faktor dari Herzberg ini pada dasarnya merupakan pengembangan dari Teori Kebutuhan Maslow. Menurut teori ini, dalam menunaikan tugas/pekerjaannya, karyawan sangat dipengaruhi oleh dua faktor penting, yaitu faktor dissatisfiers/hygiene dan faktor motivator. Dissatisfiers factor atau faktor kesehatan (Hygiene factor) merupakan faktor yang mempertahankan/menjaga tingkat motivasi kerja karyawan jika faktor tersebut diberikan secara tepat. Jika faktor tersebut diberikan tidak tepat, justru akan berdampak pada menurunnya semangat atau motivasi kerja karyawan. Sementara itu, faktor pendorong (Motivator factor) merupakan faktor penting yang mampu memberikan dorongan atau motivasi kerja bagi para karyawannya.

Gambar 2.3.

Sumber Kepuasan dan Ketidakpuasan dalam Teori Dua Faktor Herzberg (Schermerhorn dkk, 2002:158)

E. MENDENGARKAN SEBAGAI KEAHLIAN ANTARPRIBADI

Salah satu komponen dari proses komunikasi adalah bagian menerima pesan, salah satunya dengan cara mendengarkan. Mendengarkan bukan hanya secara harfiah menggunakan alat pendengaran (telinga), tetapi memiliki arti yang lebih luas dengan penggunaan alat penerima


(4)

10 | P a g e pesan lainnya. Perbedaan istilah mendengarkan dengan mendengar adalah untuk membedakan pengertian seperti halnya istilah dalam bahasa Inggris yang membedakan “listen/listening” dengan “hear/hearing”

Dalam bahasa Inggris listen berpadanan dengan “pay attention” atau memberikan perhatian terhadap sesuatu, dan bukan terhadap suara semata. Adakalanya proses komunikasi menggunakan bahasa tubuh, di mana proses mendengarkan bukan menggunakan telinga sebagai alat penerima pesan, melainkan menggunakan mata sebagai alat penerima pesan, yang selanjutnya informasi visual tersebut akan diterjemahkan menjadi pesan yang dapat dimengerti.

Sumber: Djoko Purwanto, 2006:31

Gambar 2.4. Mendengar dengan aktif

Gambar 2.4. di atas menggambarkan bagaimana mendengar dengan aktif melalui pikiran, emosi, dan bahasa tubuh. Dengan pikiran, seseorang dapat memilih kata-kata yang tepat untuk disampaikan kepada pihak lain, sehingga dapat dipahami dengan baik dan benar. Dengan emosi, seseorang dapat mengungkapkan perasaannya (suka, duka, yakin atau ragu-ragu) dalam mengadakan hubungan komunikasi dengan orang lain. Dengan bahasa tubuh, seseorang dapat lebih meyakinkan apa yang telah disampaikan dengan kata-kata dan perasaannya, yang diungkapkan dalam bentuk tindakan tertentu yang dapat dipahami oleh orang lain.

RINGKASAN

Komunikasi antar pribadi merupakan salah satu bentuk komunikasi yang dilakukan antara individu yang satu dengan individu yang lain baik yang terjadi dalam suatu masyarakat umum maupun dalam suatu orgnaisasi bisnis maupun non bisnis. Namun, dalam hal ini komunkasi antar pribadi lebih difokuskan pada komunkasi yang ada adalam suatu orgnaisasi bisnis maupun non bisnis yaitu antara manajer dengan karyawan atau pegawai.

Pikiran Emosi Bahasa Tubuh

Kata-kata Perasaan Tindakan

Pemahaman Mengadakan Hubungan


(5)

11 | P a g e Komunikasi antar pribadi memiliki berbagai macam tujuan, antara lain: untuk menyampaikan informasi, berbagi pengalaman, melakukan kerja sama, memotivasi, menumbuhkan simpati, dan melampiaskan kekecewaan dan kekesalan kepada orang lain.

Dalam komunikasi antar pribadi, suatu organisasi bisnis maupun non bisnis tidak dapat dilepaskan dengan gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh seorang manajer. Ada berbagai macam gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan oleh seorang manajer. Berbagai macam gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam suatu organisasi, antara lain: teori X dan Y yang dikemukakan oleh Douglas McGregor, directing, coaching, supporting, dan delegating, yang dikemukakan oleh Ludlow dan Paton.

Dalam komunikasi antar pribadi juga perlu dipahami tentang bagaimana kebutuhan hidup manusia . sebagaimana diketahui bahwa kebutuhan manusia sangatlah bervariasi. Untuk memahami bagaimana kebutuhan hidup manusia yang sangat beragam teresebut, maka munculah berbagai teori, misalnya teori tentang hierarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham Maslow, teori dua faktor yang dikemukakan oleh Herzberg.

Ketika komunikasi antar pribadi terjadi, maka mendengarkan memiliki peran yang sangat penting bagi tercapainya suatu pemahaman yang benar dalam suatu percakapan dengan orang lain. Mendengarkan dalam hal ini merupakan kegiatan mendengar secara aktif dan dinamis yang memerlukan suatu konsentrasi secara penuh dan utuh tanpa diinterupsi adanya gangguan dalam berkomunikasi.

TUGAS

1) Setiap orang tentu saja memiliki berbagai macam kebutuhan hidup yang harus dipenuhi untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Coba identifikasi berbagai kebutuhan hidup Anda sebagaimana teori yang dikemukakan oleh Maslow. Buatlah dalam bentuk piramida.

2) Cara menunjukkan rasa simpati atas terjadinya musibah atau bencana di suatu daerah dapat dilakukan berbagai macam cara. Menurut Anda, bagaimana masyarakat di daerah Anda menunjukkan rasa simpatinya kepada orang lain yang sedang ditimpa musibah atau bencana teresebut. Berikan contohnya.


(6)

12 | P a g e REFERENSI:

http://filsafat.kompasiana.com.

http://negativepositivity.wordpress.com/tag/performance-management/ http://www.slideshare.net/Chataling/modul-pelatihan-kompetensi-komunikasi

Modul Interpersonal Skill. 2007.Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Jakarta.

Purwanto, Djoko. 2006. Komunikasi Bisnis Edisi Ketiga. Erlangga. Jakarta

Schermerhorn. Jr., J.C. Hunt, J.G., & Osborn, R.N. 2002. Organizational Behavior. NY: John Willey & Sons Inc.