Gaya Berbicara KOMUNIKASI YANG EFEKTIF12

Komunikasi yang Efektif 38 seseorang dapat berbicara lebih baik daripada apa yang menjadi perkiraan pendengar, maka pembicaraannya akan mendapat dukungan dan penghargaan. Ucapkan kata-kata dengan jelas dan perlahan lahan. Berikan aksentuasi tekanan untuk hal-hal yang dianggap penting. Bicara dengan wajar Paling tidak seperti biasanya berbicara. Jangan terkesan seperti penyair atau sedang berdeklamasi, juga sebagai pemain drama. Atur irama dan tekanan suara, dan jangan monoton. Gunakan tekanan dan irama tertentu untuk menampilkan poin-poin tertentu, misalnya marah, dengan nada tinggi, sedih dengan suara memelas dst. Tapi hindarkan kesan sebagai pemain drama. Menarik napas dalam-dalam Tariklah napas 2 sampai 3 kali untuk mengurangi ketegangan. Mengatur napas secara normal dan jangan terkesan seperti orang yang sedang dikejar-kejar. Bila mana perlu, menghentikan pembicaraan, selain untuk mengambil napas juga berfungsi menarik perhatian. Hindari sindrom EM, AH, ANU, APA .... dst. Jika terpojok dan kehabisan bicara atau lupa cukup berhenti sebentar. Cara ini seakan-akan menunjukkan bahwa kita sedang berpikir dan akan berdampak positip dibanding mengatakan apa ya, eh... apa ya. Saya pikir. Membaca paragraf yang dianggap penting dari teks tulisan. Jangan merasa malu melakukan hal ini, karena pendengar Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 39 akan berpikir bahwa kita hanya menekankan point pembicaraan tertentu agar lebih lengkap. Siapkan air minum Air minum akan banyak membantu pada saat kita berbicara terutama di depan orang banyak dan terutama bagi mereka yang sering kali kehabisan napas jika berbicara. Selain berfungsi membasahi kerongkongan yang kering, juga membantu pembicara berhenti sejenak.

D. Gaya Berbicara

Gaya berbicara ialah cara berbicara yang dapat menimbulkan daya tarik para pendengar. Gaya berbicara dapat digolongkan menjadi: a. Gaya berbicara dengan menghubungkan suara dengan kata- kata, atau disebut gaya bahasa. Gaya bahasa aksidenton. Pembicara berusaha agar penerima pesan memperhatikan seluruh kalimat yang diucapkan, bukan pada bagian-bagian dari kalimat. Gaya bahasa polisidenton. Pembicara berusaha agar penerima pesan mengarah kan perhatiannya terarah pada kalimat demi kalimat Gaya bahasa klimaks Pembicara berusaha agar pendengar tertarik akan pembicaraannya dan memperoleh perbandingan yang mendalam. Komunikasi yang Efektif 40 Gaya bahasa anti klimaks. Pembicara berusaha agar pendengar tertarik akan pembicaraannya pada akhir pembicaraannya. Gaya bahasa hiperbola. Pembicara berusaha menarik perhatian pendengar dengan menggunakan bahasa yang menyangkatkan. Misalnya: Pak Karto bekerja keras membanting tulang untuk menghidupi keluarganya, Zhi-zhi belajar dengan memeras otak agar dapat naik kelas, Pak Bonar bekerja memeras keringat untuk membiayai sekolah anaknya yang semata wayang. b. Gaya berbicara dengan gerak air muka mimik. Pembicara tidak mengeluarkan kata-kata, tidak juga diam, akan tetapi dengan gerak air muka, dengan mengedipkan mata kanankiri yang mungkin berarti supaya orang lain diam saja, rnemelototkan mata kepada anaknya yang berarti melarang melakukan sesuatu. c. Gaya berbicara dengan gerak anggota badan panto mimik. Pembicara tidak mengeluarkan kata-kata, akan tetapi membuat gerakan-gerakan pada bagian tubuhnya membuat kode dengan jaridan tangan yang berarti istirahat, mengangkat bahu yang berarti tidak tahu, menggelengkan kepala yang berarti tidak mau d. Gaya berbicara dengan gerak gerik panto mimik dan mimik. Pembicara menyampaikan pesannya dengan gerak muka berbarengan dengan gerak anggota badan. Gerak gerik Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 41 bukan hasil kebudayaan semata-mata akan tetapi tumbuh sendiri sebagai alat komunikasi.

E. Meningkatkan Efektifitas Komunikasi