Mendengar dalam arti sempit. Mendengar dalam arti yang lebih luas.

Komunikasi yang Efektif 32

1. Mendengar dalam arti sempit.

Mendengarkan, adalah usaha memperoleh pengertian terhadap satu berita atau pesan dengan mempergunakan indera pendengar, terbatas pada penerimaan pesan secara terbatas;

2. Mendengar dalam arti yang lebih luas.

Mendengarkan adalah usaha untuk memperoleh pengertian dengan menggunakan indera pendengaran dan kemampuan pikiran untuk mengadakan interpretasi tarhadap pesan atau berita yang diterima, baik secara lisan maupun tertulis. Dengan demikian mendengar dalam arti sempit adalah terbatas pada komunikasi lisan, sedangkan mendengarkan dalam arti lebih luas dapat terjadi untuk setiap bentuk komunikasi yang baik secara lisan maupun secara tertulis. Drs. Ing. Wursanto, Etika Komunikasi Kantor, Penerbit Kanisius, 1989. Ing. Wursanto selanjutnya mengatakan dalam bukunya Etika Komunikasi Kantor, ada dua cara mendengarkan yang efektif yaitu: 1. Cara mendengarkan dengan sikap kurang perhatian atau disebut cara mendengarkan secara marginal, atau mendengarkan dengan sikap masa bodoh. Misalnya; mendengarkan dengan menulis, mencari sesuatu, atau sambil mendengarkan berbicara juga dengan orang lain, atau seakan- akan mendengarkan akan tetapi sebenarnya memikirkan hal lain dan tidak berminat mendengarkan. Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 33 2. Cara mendengarkan dengan sikap sungguh-sungguh atau empati. Cara mendengarkan seperti ada dua macam yaitu: a. Mendengarkan dengan evaluatif, lebih baik dibandingkan dengan cara mendengarkan yang marjinal. Dalam proses mendengarkan seperti ini, pendengar sekaligus melakukan evaluasi terhadap kata-kata yang diucapkan oleh pembicarakamunikator. Hasil evaluasi itu dituangkan dalam berbagai macam bentuk, misalnya menolak, menerima, menyanggah, atau kritik, menurut pengertian dari pendengar. Dalam cara mendengar evaluatif, bisa terjadi tidak terdapat suatu pengertian, akan tetapi bisa terdapat dua pengertian, satu pengertian menurut pembicara, dan satu pengertian lain menurut pendengar. b. Mendengarkan secara proyektif, pendengar harus berusaha memproyeksikan dirinya ke dalam alam pikiran pembicara. Pendengar berusaha betul-betul memahami apa yang dikatakan pembicara, tanpa memberi komentar atau penilaian sebelum pembicara selesai berbicara, dan pendengar hendaknya memahami isi ucapan pembicara. Agus M. Hardjana, 100 memberikan beberapa petunjuk agar kita dapat mendengarkan secara efektif yaitu: a. Bermotivasi being motivated, bermotivasi berarti mempunyai dorongan dari dalam untuk mau mendengarkan dan berusaha mau mendengarkan dengan baik. Komunikasi yang Efektif 34 b. Mengadakan kontak mata making eye contact. Mengadakan kontak mata membantu kita untuk memusatkan perhatian, mengurangi kemungkinan terganggu oleh hal yang ada disekitar, dan mendorong pembicara berminat berbicara. Jika tidak mengadakan kontak mata, maka orang yang berbicara dengan kita akan menafsirkan bahwa kita tidak tertarik untuk berbicara dengannya, dan kemudian akan mengambil jarak dengan kita. c. Menujukkan minat showing interest. Kita menujukkan bahwa kita tertarik pada apa yang dikatakan orang, perasaan-perasaan yang menyertainya dan kebutuhan- kebutuhan yang terkandung dalam pembicaraan, yang diungkapkan dalam bahasa non verbal yaitu raut wajah, gerak mata, gerak-gerik, kecondongan tubuh dan jarak tempat duduk. d. Menghindari tindakan-tindakan yang mengganggu distracting actions Bentuk tindakan yang mengganggu antara lain, setiap kali melihat jam, memain-mainkan benda seperti pensil atau kertas. Tindakan-tindakan seperti ini membuat pembicara merasa bahwa kita bosan atau tidak tertarik pada isi pembicaraannya, dan kurang menaruh perhatian pada apa yang disampaikannya. e. Tidak memotong pembicaraan interupting. Memotong pembicaraan adalah pendengar mengatakan sesuatu sebelum pembicara menyelesaikan pembicaraannya. Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 35 f. Bersikap wajar being natural. Bersikap wajar berarti tidak berlebihan dalam usaha mau dan berminat untuk mendengar dengan melebih-lebihkan bahasa tubuh. Bersikap berlebihan dapat mengurangi rasa percaya orang yang berbicara terhadap ketulusan pendengar untuk mendengarkan.

B. Berbicara dengan Efektif