17 Sementara itu Sulistyo-Basuki 1991 : 8 menguraikan bahwa “pengguna dapat
dibedakan sebagai pengguna yang aktif dan yang tidak aktif”. Dalam istilah yang lebih luas pengguna dapat dikatakan sebagai orang yang berhubungan dengan
perpustakaan, baik langsung maupun tidak langsung dalam rangka mencari informasi yang dibutuhkan.
Selanjutnya Sulistyo-Basuki 2004 : 399-400 juga mengkategorikan pemakai informasi ilmiah menjadi tiga kelompok, yaitu :
1. Ilmuwan peneliti, yang bergerak dalam penelitian dasar dan eksperimental dalam ilmu-ilmu dasar.
2. Insinyur engineers, rekayasawan, spesialis praktis, bergerak dalam bidang disain eksperimental, proyeksi dan aktivitas operasional dalam berbagai
bidang teknologi dan industri. 3. Manajer dalam ruang lingkup sains, teknologi dan ekonomi nasional.
Dengan demikian, berdasarkan penjelasan definisi di atas dapat dirumuskan bahwa pengguna perpustakaan adalah seseorang yang datang ke perpustakaan karena
membutuhkan informasi dengan cara menggunakan jasa perpustakaan. Adanya pengguna perpustakaan datang ke perpustakaan karena didorong oleh kebutuhan
informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan ataupun memecahkan masalah yang sedang dihadapi.
2.8.1 Mahasiswa Baru
Mahasiswa baru masih banyak yang merasa asing dengan perpustakaan, dan belum mengetahui secara baik fungsi dan manfaat perpustakaan dalam program
pendidikan yang diikutinya. Oleh sebab itu perlu sekali adanya program pendidikan pemakai bagi mereka agar mahasiswa baru tersebut mengetahui fungsi dan manfaat
perpustakaan.
2.8.2 Mahasiswa Lama
Bagi mahasiswa lama, kebutuhan akan informasi bertambah besar jumlahnya dan tingkat pengetahuan yang dibutuhkan pun lebih tinggi. Memanfaatkan sumber-
sumber informasi di perpustakaan untuk menunjang pendidikannya mengenai cara-
18 cara penggunaan alat bantu penelusuran informasi, seperti kartu catalog, koleksi
referens, dan lain-lain. Mengingat kemampuan dalam menelusuri informasi di perpustakaan merupakan aspek penting dalam menunjang kegiatan belajar mahasiswa
dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan seumur hidup, karena mahasiswa akan selalu belajar dan belajar.
2.8.3 Staf Pengajar
Staf pengajar yang dimaksud disini adalah tenaga pendidik dosen, dosen muda, baik itu staf pengajar yang lama ataupun staf pengajar yang baru. Yang ingin
mencari sumber-sumber informasi yang dibutuhkan.
2.8.4 Bimbingan insidentil
Bimbingan insidentil yang dimaksud disini adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling face to face oleh seorang ahli disebut
konselor kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah disebut konseling yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi konseling serta
dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang ada, sehingga individu atau kelompok individu itu dapat memahami dirinya sendiri untuk mencapai
perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat merencanakan masa depan yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan hidup. Dan berbeda dengan kegiatan
mengajar.
19
BAB III Gambaran Umum Perpustakaan Unimed
3.1 Sejarah
UPT Perpustakaan Universitas Negeri Medan berdiri seiring dengan berdirinya Institusi induk yaitu IKIP Medan. Pada awalnya merupakan perpustakaan Fakultas
FKIP USU. Pada tahun 1959 Perpustakaan dipimpin oleh Ny. Fondoh Hoeres. Pada tahun 1969 perpustakaan baru menempati gedung tersendiri dengan ukuran 800 m
2
berlantai dua. Unsur pimpinan berganti pada tahun 1962 dipimpin oleh Ny. Hajani Adnan. Pada tahun 1963 beralih kepada Drs. M. Simatupang dan pada tahun 1965
pimpinan diserahkan kepada Drs. J. Tumanggor serta pada tahun 1977 pimpinan perpustakaan dijabat oleh Drs. M. Tambunan.
Sesuai dengan keluarnya PP 30 tahun 1980 maka status perpustakaan menjadi Unit Pelaksana Teknis, dimana Kepala UPT Perpustakaan bertanggung jawab
langsung kepada Rektor dengan pembinaan sehari-hari dilakukan oleh Pembantu Rektor I.
Pada bulan Agustus 1984 Kepala Perpustakaan saat itu, Drs. M. Tambunan, mengikuti tugas belajar ke Amerika Serikat maka perpustakaan dipimpin oleh Drs.
Belling Siregar. Dan sejak bulan Mei 1986 setelah Drs. M. Tambunan kembali dari tugas belajar kepala UPT Perpustakaan IKIP Medan kembali dipimpinnya.
Tahun 1987 UPT Perpustakaan IKIP Medan pindah ke lokasi kampus baru Jl. Willem Iskandar Pasar V Medan Estate, dengan menempati gedung seluas 3.000 m
2
berlantai tiga. Karena kampus IKIP Medan menempati tiga tempat yaitu kampus lama Jl. Merbau, kampus Jl. Pelajar dan Kampus baru Jl. Willem Iskandar Pasar V maka
UPT Perpustakaan mengambil kebijakan, sejak tahun 1990 membuka Perpustakaan di tiap-tiap fakultas yang ada dengan sebutan Ruang Baca Fakultas, hal ini dimasudkan
untuk mendekatkan koleksi kepada pemakai perpustakaan terutama bagi pengguna yang masih jauh dari UPT Perpustakaan di kampus baru.