170
pengelolaan waktu dan suasana kelas yang terjadi.
c. Aktivitas siswa dalam belajar
matematika disertai
penyajian metafora di kelas VII SMP Negeri 1
Poli-polia Kolaka tergolong baik, ini
ditunjukan dengan
kebanyakan aspek yang diamati berada
pada kategori
baik. Terdapat
dua aspek
yaitu aktivitas bertanya kepada guru
jika ada yang belum jelas dan menyampaikan tanggapan atau
jawaban atas pertanyaan guru yang berkategori kurang. Kedua
aspek yang kurang ini bisa jadi dipengaruhi oleh kebiasaan siswa
pada karakteristik sekolah dan keadaan yang mendukung.
d. Respons siswa kelas VII SMP
Negeri 1 Poli-polia Kolaka dalam pembelajaran matematika disertai
penyajian metafora tergolong baik, ini ditunjukkan oleh kebanyakan
siswa
75 yang
merespon pembelajaran tersebut baik dan
sangat baik. e.
Motivasi siswa
dalam pembelajaran matematika disertai
penyajian metafora dikelas VII SMP Negeri 1 Poli-polia Kolaka
terakumulasi selama
pembelajaran tergolong baik. f.
Dari keseluruhan aspek efektifitas pembelajaran
yang sudah
terpenuhi, maka pembelajaran matematika siswa kelas VII SMP
Negeri 1 Poli-polia sangat efektif jika disertai penyajian metafora.
7. Saran
Pembelajaran matematika
disertai penyajian metafora perlu mendapat
perhatian dari
berbagai pihak,
terutama kepada seluruh pelaku pendidikan di lapangan. Diharapkan
kepada guru matematika agar lebih dapat
mengembangkan berbagai
bentuk penyajian metafora dalam pembelajaran agar dapat lebih mudah
dipahami siswa, memberi semangat belajar dan memotivasi siswa.
Daftar Pustaka
Asep Sapa‟at. 2007. “Penggunaan Metafora Dalam Pembelajaran Matematika”. Centre Of Mathematics Education Deplopment. Vol. 2. Hal: 1-7.
DePorter Bobbi, Hernacki, Mike. 2002. Quantum Learning; Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.
DePorter, Bobbi,dkk. 2007. Quantum Teaching; Mempraktikan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas. Bandung: Kaifa.
Djaali, H. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Endang Mulyana. 2000. Pandangan dan pengetahuan guru inti SLTP tentang
matematika. Prosiding Konfrensi Nasional Matematika IX. Bagian I. hal: 416-426. Gunawan.
2007. Upaya
Meningkatkan Respon
Siswa dalam
Pembelajaran. Online.www.uny.ac.idakademiksharefilefiles27052007174210_elcr.doc
. Diakses 14 Nopember 2009.
Green Andi. 2005. Kreativitas dalam pembelajaran. Jakarta: Erlangga Hamzah B. Uno. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Analisis di bidang Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara. Lisnawati Simanjuntak, dkk. 1993. Metode Mengajar Matematika. Jakarta: Rineka
Cipta. Marhani. 2006. Keefektifan Pemberian Tugas Akhir Setiap Kompetensi Dasar dalam
Meningkatkan Hasil
Belajar Matematika
Siswa Kelas
VIII. Dalam
http:one.indoskripsi.comjudul-skripsipendidikan-matematikakeefektifan-
171
pemberian-tugas-akhir-setiap-kompetensi-dasar-dalam-meningkatkan-hasil- belajar Diakses 11 Januari 2010.
Nurdin. 2007. Model Pembelajaran Matematika yang Menumbuhkan Kemampuan Metakognitif untuk Menguasai Bahan Ajar. Disertasi tidak diterbitkan. Surabaya:
PPs UNESA. Prayogi, Candra, Ade. 2007. Paradigma Pembelajaran Matematika Bermakna dan
Menyenangkan. Dalam http:profiles.friendster.com adechandraprayogi. Diakses 20 September 2009.
Rahayu Karyadinata. 2002. “Pembelajaran Analogi Matematika di Sekolah Menengah Umum SMU” Prosiding Konferensi Nasional Matematika XI. Bagian I. hal:
544-549. Ratumanan Gerson Tanwey. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Surabaya: Unesa
University Press. Ruseffendi. 1988. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya
dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Soedjadi. 2007. Masalah Kontekstual sebagai Batu Sendi Matematika Sekolah. Jakarta: Depdiknas.