masuk ke dalam rongga mulut dan menutupi taste buds sehingga kemungkinan menghalangi interaksi zat-zat makanan ke dalam reseptor pengecap.
3
Kebiasaan menyirih merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi sensitivitas indera pengecap. Hal ini dikarekan partikel-partikel yang terkandung pada
sirih yang terdeposit pada waktu yang lama sehingga mengakibatkan pigmentasi dan penumpukan partikel pada lidah yang dapat menghalangi interpretasi rasa.
23
Oral higiene merupakan faktor yang juga mempengaruhi sensitivitas indera pengecap. Oral higiene yang buruk dapat mengakibatkan penumpukan plak sisa
makanan yang terdeposit pada lidah sehingga menghalangi interpretasi rasa. Di samping itu, oral higiene yang buruk merupakan tempat berkembangnya bakteri dan
flora yang merugikan di rongga mulut.
3
2.3 Rokok Rokok merupakan produk yang berbahaya dan adiktif menimbulkan
ketergantungan karena di dalam rokok terdapat 4000 bahan kimia berbahaya, 400 diantaranya bersifat racun dan 43 senyawa lain diantaranya merupakan zat
karsinogenik.
24
Merokok merupakan masalah kesehatan karena dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit dan merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya beberapa
kelainan rongga mulut. Beberapa dampak dari merokok antara lain meningkatkan insidensi terjadinya penyakit periodontal, lesi mukosa rongga mulut, karies gigi dan
keganasan rongga mulut.
4
Pada tahun 2008 Badan Kesehatan Dunia WHO telah menetapkan Indonesia sebagai negara terbesar ke tiga sebagai pengguna rokok di
dunia.
6
Pengaruh merokok pada mukosa mulut bervariasi, tergantung pada umur, jenis kelamin, etnis, gaya hidup, diet, genetis, jenis, dan cara merokok, serta lamanya
merokok. Perubahan tersebut akibat iritan, toksin dan karsinogen. Selain itu, dapat juga berasal dari efek mukosa yang kering, tingginya temperatur dalam mulut, atau
resistensi terhadap infeksi jamur dan virus yang berubah. Merokok dapat menyebabkan kelainan-kelainan rongga mulut misalnya pada gusi, mukosa mulut, gigi,
langit-langit yang berupa stomatitis nikotina dan infeksi jamur serta pada lidah yang berupa terjadinya perubahan sensitivitas indera pengecap.
3,4
Universitas Sumatera Utara
Merokok secara jelas dapat meningkatkan risiko untuk terkena semua penyakit dan dapat berkembang menjadi berbagai kondisi patologik yang menyebabkan
kematian. Merokok merupakan faktor resiko terjadinya kanker pada beberapa organ, penyakit jantung, penyakit pernafasan, efek reproduksi, dan berbagai efek lain yang
dapat membahayakan tubuh.
25
Berdasarkan data dari The ASEAN Tobacco Control Report tahun 2007, sebuah Komisi ASEAN untuk Pengendalian Tembakau, jumlah
perokok di ASEAN mencapai 124.691 juta orang dan Indonesia menyumbang perokok terbesar, yakni, 57.563 juta orang atau sekitar 46,16 .
5
Rokok merupakan hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tobacum, Nicotiana rustica,
dan spesies lainnya atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.
5
2.3.1 Jenis Rokok Masyarakat Indonesia mengenal berbagai jenis rokok yang dikonsumsi.
Pembedaan ini didasarkan atas bahan pembungkus rokok, bahan baku isi rokok, dan penggunaan filter pada rokok.
26
Rokok berdasarkan bahan pembungkusnya dibagi menjadi 4 yaitu rokok Klobot yaitu rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung. Rokok Kawung
yaitu rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren. Rokok sigaret adalah rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas. Rokok cerutu yaitu rokok yang
bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.
11,27
Rokok mempunyai banyak istilah, menurut bahan yang digunakan, terdapat rokok atau sigaret, kretek, rokok putih, dan juga rokok Klobot. Yang dimaksud
dengan rokok atau sigaret adalah yang terbuat dari daun tembakau. Rokok putih adalah rokok yang murni tembakau, tanpa cengkeh. Kretek adalah rokok dengan
aroma dan rasa cengkeh. Jadi rokok kretek adalah rokok yang dibuat dari daun tembakau yang memiliki kandungan 40 cengkeh dan 60 tembakau.
27
Suatu studi di Indonesia memperlihatkan bahwa perokok kretek mempunyai risiko 13 – 20 kali lebih besar untuk terjadinya kerusakan paru dibandingkan dengan bukan
perokok.
Kandungan cengkeh pada rokok kretek menimbulkan aroma yang enak yang
Universitas Sumatera Utara
dapat menutupi faktor bahaya tembakau. Akibatnya rokok kretek dihisap lebih dalam daripada rokok biasa. Selain itu cengkeh mengeluarkan zat eugenol yang dapat
mempengaruhi efek sensori, akibatnya adalah hisapan rokok yang lebih dalam lagi. Semakin dalam seseorang menghisap rokoknya, maka akan semakin tinggi efek
perusakan yang diterima orang tersebut.
28,29
Rokok yang terdapat pada masyarakat umumnya terbagi atas rokok putih filter dan rokok kretek non filter dimana pada pangkal rokok filter terdapat gabus
sedangkan rokok non filter tidak menggunakan gabus.
27
Di Indonesia, rokok kretek merupakan jenis rokok yang lebih populer. Perbandingannya, sebanyak 94 merokok
kretek dan hanya 11 yang memilih rokok putih. Dari kelas sosialnya, perokok kretek umumnya kelas menengah.
9
2.3.2 Kandungan Rokok Rokok menghasilkan suatu pembakaran yang tidak sempurna yang dapat
diendapkan tubuh ketika dihisap. Zat kimia yang dikeluarkan ini terdiri dari komponen gas dan partikel. Komponen gas terdiri dari karbonmonoksida,
karbondioksida, hydrogen sianida, amoniak, oksida dari nitrogen dan senyawa hidrokarbon. Adapun komponen partikel terdiri dari tar, nikotin, timah hitam Pb,
benzopiren, fenol, cadmium, dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut dapat bersifat mengiritasi, toksik terhadap mukosa mulut dan bersifat karsinogen.
27
Asap yang dihembuskan para perokok dapat dibagi atas asap utama mainstream smoke dan asap samping side stream smoke. Asap utama merupakan
asap tembakau yang dihirup langsung oleh perokok sedangkan asap samping merupakan asap tembakau yang disebarkan ke udara bebas, yang akan dihirup oleh
orang lain atau perokok pasif.
11
Asap yang dihasilkan ketika merokok merupakan suatu aerosol yang terdiri dari partikel padat yang tersuspensi dalam gas dan juga berbahaya bagi tubuh.
26
Zat kimia yang dikeluarkan ini terdiri atas 90 gas dan 10 partikel. Nikotin, gas
karbonmonoksida, tar, timah hitam adalah sebagian dari beribu-ribu zat yang terkandung dalam rokok.
11
Universitas Sumatera Utara
Agen karsinogenik utama dalam rokok adalah N-nitrosamine, polikrilikhidrokarbon aromatik, nitrosodiethanolamine, nitrosoproline, dan polonium
yang diketahui sebagai faktor penyebab kanker mulut dan orofaring pada rongga mulut.
4
Diantara sekian banyak bahan kimia yang terkandung dalam asap rokok, terdapat empat macam zat yang paling berbahaya yaitu tar, nikotin, karbonmonoksida,
dan timah hitam Pb.
27
Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen padat asap rokok dan bersifat karsinogenik.
28
Pada saat rokok dihisap, tar masuk ke rongga mulut sebagai uap padat yang setelah dingin akan menjadi padat dan membentuk
endapan berwarna coklat pada permukaan gigi, saluran napas, dan paru-paru. Komponen tar mengandung radikal bebas, yang berhubungan dengan risiko timbulnya
kanker. Kadar tar dalam tembakau berkisar antara 0,5-3,5 miligram per batang.
27
Nikotin merupakan bahan yang bersifat toksik terhadap jaringan saraf dan dapat menimbulkan ketergantungan psikis.
11
Selain itu, efek nikotin dapat merangsang hormon kathelokamin adrenalin yang bersifat memicu jantung dan tekanan darah.
Nikotin merupakan alkaloid alam yang bersifat toksis, berbentuk cairan, tidak berwarna, dan mudah menguap. Nikotin mudah berubah warna dan berbau seperti
tembakau jika bersentuhan dengan udara. Satu batang rokok mengandung 15-20 miligram nikotin. Kadar nikotin 4-6 gram yang dihisap oleh orang dewasa setiap hari
dapat membuat seseorang ketagihan karena nikotin memiliki efek adiktif dan psikoaktif.
27
Gas karbonmonoksida CO memiliki kadar yang rendah dalam rokok, tetapi dapat meningkatkan tekanan darah yang akan berpengaruh pada sistem pertukaran
haemoglobin.
11
Hal ini terjadi karena gas CO memiliki afinitas yang lebih kuat daripada oksigen sehingga CO memiliki kecenderungan kuat berikatan dengan
haemoglobin dibanding dengan haemoglobin berikatan oksigen untuk proses pernafasan sel-sel tubuh sehingga darah kekurangan oksigen.
Sel tubuh yang kekurangan oksigen akan melakukan spasme, yaitu menciutkan pembuluh darah. Bila
proses ini berlangsung terus menerus, maka pembuluh darah akan mudah rusak dengan terjadinya proses arterosklerosis penyempitan pembuluh darah. Kadar CO
Universitas Sumatera Utara
dalam darah orang yang tidak merokok kurang dari 1 sementara dalam darah perokok mencapai 4-15.
27
Timah hitam Pb yang dihasilkan sebatang rokok sebanyak 0,5 mikrogram. Sebungkus rokok isi 20 batang yang habis dihisap dalam satu hari menghasilkan 10
mikrogram, sementara ambang batas timah hitam masuk ke dalam tubuh adalah 20 mikrogram per hari. Oleh karena itu zat ini akan sangat berbahaya jika konsumsi
rokok melebihi batas ambang yang dapat diterima oleh tubuh.
11
Gambar 6. Kandungan Zat Berbahaya Pada Rokok
27
Bahaya merokok terhadap kesehatan diakibatkan oleh asap rokok dan kandungan zat-zat yang terkandung dalam rokok tersebut. Efek merugikan dari rokok
ini dapat menyebabkan berbagai macam penyakit diantaranya, gangguan pernafasan, hipertensi, arteriosklerosis, penyakit jantung, impotensi, gangguan kehamilan, dan
kanker. Menurut lembaga internasional untuk riset kanker, rokok memegang peranan penting dalam terjadinya beberapa jenis kanker diantaranya; kanker paru, kanker
kerongkongan, kanker pencernaan, kanker payudara, dan kanker rongga mulut.
27
2.4 Bahaya Rokok terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut
Universitas Sumatera Utara
Rongga mulut sangat mudah terpapar efek yang merugikan akibat merokok.
4
Merokok sebagai faktor etiologi yang mempermudah penumpukan plak pada gigi, yang akhirnya mengalami kalsifikasi menjadi kalkulus.
29
Efek rokok yang timbul dipengaruhi oleh banyaknya jumlah rokok yang dihisap, lamanya merokok, jenis rokok yang dihisap, dan cara merokok.
30
Artinya, makin banyak rokok yang dihisap, makin lama kebiasaan merokok, makin tinggi
kadar tar yang dihisap seseorang, dan makin dalam seseorang menghisap rokoknya maka akan semakin tinggi efek perusakan yang diterima oleh orang tersebut.
31
Semua bentuk tembakau dapat mempengaruhi resiko terjadinya penyakit mulut, perokok memiliki resiko enam kali lebih besar dapat terkena kanker rongga
mulut. Paling sedikit 80 penderita karsinoma mulut adalah perokok. Merokok dapat menyebabkan gusi berwarna coklat atau kusam, halitosis, hilang atau berkurangnya
indera perasa, lesi prekanker sama kepada kanker rongga mulut. Perubahan panas akibat merokok menyebabkan perubahan vaskularisasi dan sekresi kelenjar liur.
4
Perokok beresiko tinggi mengalami komplikasi atau sukarnya penyembuhan setelah pembedahan dan juga dapat menyebabkan hilangnya gigi dan penyakit
periodontal. Pada perokok yang merokok 5-10 batang per hari lebih beresiko tiga kali lebih tinggi untuk dapat terkena periodontitis dibanding yang tidak merokok.
32
Efek merokok yang berkepanjangan dapat memperparah kerusakan jaringan periodontal. Penyakit periodontal antara lain ditandai dengan:
30,32
a. Inflamasi gingiva